You Don't Understand My Heart

By paracetamol31

34.5K 3.3K 661

As long as I'm right by your side I don't have to miss you the time only use for reminiscing I want to be by... More

零 ( 0 )
一 ( 1 )
二 ( 2 )
三 ( 3 )
四 ( 4 )
五 ( 5 )
六 ( 6 )
七 ( 7 )
八 ( 8 )
九 ( 9 )
十 ( 10 )
十一 ( 11 )
十二 ( 12 )
十三 ( 13 )
十五 ( 15 )
十六 (16)
十七 ( 17 )

十四 ( 14 )

1.4K 176 16
By paracetamol31

WARNING !!

- Typo!
- KookV / VKook ( Vottom ) Slight KookMin
DLDR!

Disclaimer  : Hanya sebuah cerita fiktif.

- Jeon Jungkook = Silla
- Kim Taehyung = Silla ( Baekje )
- Wang Yibo = Tiongkok
- Park Jimin = Silla ( Goguryeo )
- Park Bogum = Balhae ( Goguryeo )

====================================
十四










.

.

.
" Terimakasih ... " cicit Taehyung.

Mereka berdua berjalan beriringan dengan Jungkook yang masih menggendong Younghoon kecil, jangan lupa tangan mungil bocah itu memegang ikan hasil pancingannya, sedangkan akar lotus yang tadinya ada di genggaman Jungkook kini berpindah ke Taehyung.

Jungkook menoleh pada sosok Taehyung yang kebetulan sedang menatap dirinya. " Untuk ? "

Taehyung tersenyum, kedua janinnya beralih menatap sang putra yang sepertinya sangat nyaman dalam gendongan Jungkook. " Untuk membawa pulang malaikat kecilku kembali " balas Taehyung sambil mengusap pipi gempil Younghoon, si kecil tersenyum lebar seolah mengerti maksud Taehyung.
" Aku khawatir sekali tadi ... hhh , aku tidak tahu bagaimana nantinya kalau sampai terjadi sesuatu padanya " kedua manik itu meredup seiring pikiran kehilangan sang putra membayanginya. Younghoon kecil nampaknya bisa merasakan kesenduan Taehyung, terbukti kini kedua sudut bibirnya tertarik kebawah.
" Aku tidak akan memaafkan diriku sendiri kalau - "

" Sssttt " satu jari telunjuk Jungkook tempelkan di permukaan bibir Taehyung, supaya berhenti berkata-kata.

Jungkook membawa tangannya yang menganggur 'tuk menghalangi kedua mata Younghoon kecil, menyembunyikan pandangan Younghoon kecil supaya tidak menyaksikan apa yang selanjutnya akan ia lakukan terhadap Taehyung.

Cup

" Uh- mmph "

Taehyung terkejut, namun tak ada niatan untuk menolak ciuman yang di berikan Jungkook untuknya.

Jungkook masih menahan kedua manik Younghoon.

●●●

Dari ambang pintu jTaehyung menyodorkan sepasang busana hangat kepada Jungkook tanpa mengarahkan maniknya kearah sang Suami. Karena ia masih kepikiran tentang ciuman yang beberapa lalu terjadi diantara mereka berdua, itu membuatnya merasa canggung dan malu.

" Pakailah ini, meskipun tidak semahal pakaian istana tetapi anda perlu memakai ini " ucapnya. Sesaat setelah kembali ke pondok, Taehyung memang sudah lebih dahulu membersihkan diri dan berganti pakaian, begitupun dengan Younghoon. Tetapi Jungkook belum, karena Jungkook tidak membawa pakaian lebih. Toh tujuan awal dia hanya berkunjung sehari atau paling tidak dua hari lalu pulang kembali ke istana, ia pikir baju ganti bisa beli di pasar nanti-nanti, tidak tahunya bajunya malah basah dan kotor sebelum dia kepikiran membeli baju di pasar. Maklum, namanya Kaisar keseringan di layani jadinya kurang profesional jadi rakyat biasa.

Jungkook yang tak kunjung menerimanya membuat Taehyung memilih tindakan berani dengan memasuki kamar Jungkook dan berniat meletakkan busana itu di atas futon Jungkook lalu pergi setelahnya, namun Jungkook sepertinya enggan membebaskan Taehyung semudah itu, buktinya setelah Taehyung memasuki kamar yang notabene menjadi tempat peristirahatan dirinya dengan Jimin, ia justru menutup pintunya.

Taehyung menggemakan napasnya. " Buka pintunya! Saya tadi sedang memanaskan sup lotus di tungku! " kata Taehyung sambil berusaha meraih handle pintu yang ditahan oleh Jungkook dengan tenaganya yang tak main-main. Ketahuilah saat ini Jungkook masih dengan bajunya yang basah.

" Aku ingin kau yang membantuku menggantikannya! " kata Jungkook.

" Apa ? Me-menggantikan ... ma-maksud anda ... baju anda ? "

" Kau pikir apa lagi ? "

" Tidak. Anda punya dua tangan yang masih sehat, jadi gunakan itu sekarang karena saya punya pekerjaan yang lebih penting. Ah,atau minta bantuan saja pada Park Jimin " balas Taehyung.

Jungkook mengulas senyuman di wajahnya kala mendengar jawaban Taehyung yang terkesan cemburu.

Jungkook melangkahkan kakinya mendekat pada sosok Taehyung, tentu di balas langkah mundur oleh si manis sampai akhirnya tak ada jalan lagi karena tepat di belakangnya adalah dinding kayu pondoknya.
Jungkook memenjarakan Taehyung diantara kedua lengan kekarnya. " Katakan padaku, kau cemburu ? "

Taehyung mengerti " Cemburu ? Itu bukan keahlianku. Aku hanya kecewa, tapi toh itu tak berguna kalaupun aku katakan padamu. Menyingkir! "

" Aku tidak akan pergi "

" Setidaknya ganti pakaianmu yang basah ini lalu bergabunglah dengan yang lainnya di ruang makan! Kau bisa sakit kalau pakai pakaian basah terus menerus! "

" Aku sudah bilang bukan, aku mau kau yang membantuku menggantinya "

Jungkook menyunggingkan senyuman kemenangannya ketika melihat Taehyung mulai menyerah dan membawa jemari lentiknya ke ikat pinggang Jungkook, mecoba melepas ikatan tersebut dengan cara yang benar. Ikat pinggang terlepas dan kedua sisi kainnya tersingkap hingga menampilkan dada bidang serta perut terlatihnya di hadapan Taehyung. Pemandangan sepertinya pernah menjadi objek penglihatan Taehyung beberapa tahun yang lalu sebelum ia melangkahkan kaki pergi dari Istana, dan setelah sekian lama akhirnya ia melihatnya lagi, jujur Taehyung merasa canggung, terlebih dengan tatapan Jungkook yang terus terarah padanya.

Tanpa pikir panjang lagi, Taehyung kembali melanjutkan kegiatannya. Ia meminta Jungkook menurunkan kedua tangan yang memenjarakannya tadi supaya memudahkannya meluruhkan atasan Jungkook yang basah tersebut.

Jungkook sudah setengah telanjang dan Taehyung semakin canggung karena tinggal bagian bawah saja yang harus di lepas, sedangkan Taehyung terlalu malu untuk melakukannya .

" A-anda bisa melepaskannya sendiri bukan ? Sa-saya rasa cukup sampai sini saya membantu anda- "

Jungkook memenarik telapak tangan Taehyung dan meletakkannya tepat diatas kulit dada bidangnya. " Kalau Suamimu memintamu untuk tetap menemaninya dikamar maka itu artinya sudah kewajibanmu untuk menemaninya, Taehyung! "

Kedua manik mereka saling membagikan tatapan kerinduan yang selama ini mereka simpan baik-baik.






Younghoon terdiam setelah tak sengaja mendengarkan penuturan Jungkook. Mulanya ia berniat menyusul Taehyung yang tak kunjung kembali ke ruang makan, namun ia justru mendengar kenyataan bahwa ia masih memiliki  Ayah yang lain, namun orang itu tidak pernah mengatakan kejujuran itu walaupun Younghoon ada dihadapannya.

●●●


" Younghoon, kenapa hanya dipandangi saja? Ayo dimakan, nanti keburu dingin, Sayang, " kata Taehyung tat kala hanya mendapati sang Putra hanya duduk tenang memandangi sup miliknya tanpa berniat memakannya padahal yang lain sudah mulai makan.

" Younghoon, kalau kau tidak suka kemarikan saja! Aku akan memakannya, " ujar Jihoon bersemangat, Jimin langsung menjewer telinga bocah itu karena berbicara saat sedang makan.

Younghoon mengangkat kepalanya kearah Taehyung, tatapan sendu terpancar di manik bocah malang itu. Taehyung lekas meletakkan alat makannya dan membingkai kedua sisi wajah sang anak dengan kedua telapak tangannya yang halus. " Younghoon, ada apa hm? Ada yang sakit? " tanya Taehyung, namun Younghoon enggan memberi tanggapan. Dipeluknya Taehyung dengan kedua lengan mungilnya dan suara isak tangis dari bocah itu terdengar setelahnya. Taehyung kebingungan, " Sayang, ada apa hm? Jangan buat ayah khawatir, Sayang. Ada yang sakit? Yang mana? Sebentar ayah ambilkan alat tulismu ya? " Younghoon menggeleng kencang. " Younghoon — " Taehyung terkejut kala Younghoon beranjak dari dekapannya dan membawa kaki kecilnya itu berlari kearah Jungkook yang menyaksikannya dengan seksama.

" Huks ... " bocah itu masih terisak, lengan mungilnya menyapu air matanya yang terjatuh dengan polosnya. Bocah itu menangis di hadapan Jungkook, bak seorang anak yang sedang mengadu pada sang Abeoji setelah di jahili oleh teman bermainnya, setidaknya itulah yang ada dimata Taehyung. Air mata Taehyung tak kuasa ditahan lagi kala Younghoon yang pada dasarnya tak bisa berbicara seolah memaksakan suaranya untuk keluar saat ini, dihadapan Jungkook. Dengan isakan yang semakin menjadi-jadi, Younghoon berusaha berbicara yang justru seperti seorang bocah yang frustasi.

Perasaan Taehyung bagaikan diremas akan sesuatu yang tak kasat oleh mata mendengar ocehan Younghoon yang disertai tangis tersebut. Younghoon adalah putranya, yang ia kandung selama sembilan bulan lamanya di dalam rahimnya, yang ia lahirkan dan ia besarkan dengan sepenuh hatinya, tentulah ia memahami apa makna dari tangisan serta ocehan Younghoon dihadapan Jungkook kali ini.

" A ... huks ... Beo ... huks ... J-jii, " dengan berusaha keras, bocahpun bisa menyuarakan kata 'Abeoji' walaupun terbata-bata.

Grep

Jungkook belum mempersiapkan dirinya akan pelukan erat yang tiba-tiba saja ia dapatkan dari Younghoon, putra kandungnya yang tidak diharapkan. Kedua tangannya yang bergetar menyentuh kedua sisi bahu bocah yang menangis di ceruk lehernya itu, mungkin berniat menghentikan pelukan itu, namun saat itu terjadi Younghoon mengeratkan kedua lengan mungilnya, seakan tak ingin dipisahkan dari Jungkook. Kedua manik Jungkook menoleh pada Taehyung seolah meminta bantuan padanya supaya Younghoon melepas pelukannya, namun Taehyung justru membalas tatapan itu dengan tatapan memohon agar Jungkook menerima dan membiarkan pelukan itu lebih lama lagi, selama yang Younghoon mau.

Jimin? Ada rasa bersalah yang ia rasakan, namun ego masih menguasainya. Memaksa dirinya melupakan rasa mengasihani, tidak, ia tidak seharusnya mengasihani orang lain jika ingin tujuannya tercapai. Bagaimanapun juga sudah sejauh ini ia melangkah dan ia tak ingin ia melangkah diluar jalur hanya karena mengasihani orang lain terlebih itu Taehyung, Jungkook maupun Younghoon. Kedua maniknya memandangi sosok Younghoon yang masih menangis memeluk Jungkook, ada rasa sesak dan tanpa ia sadari entah sejak kapan ada air mata yang jatuh dari pelupuk matanya, secepat mungkin ia menghapusnya dan merutuki dirinya yang menjadi lemah hanya karena perkara itu. " Apa ini sedang ada opera? Yah, kita sedang makan! " celetuk Jimin bernada menyindir.

Jihoon ? Bocah itu ikut menangis seperti halnya Younghoon, insting anak kecil yang polos, jika temannya menangis maka ia anak ikutan menangis juga. Jimin yang merasa pening mendengar tangisan bocah-bocah  itu akhirnya memilih beranjak dari tempatnya.

" Pangeran, sihir yang aku kirimkan pada putra Pangeran Jeon Taehyung hanya akan terputus apabila Yang Mulia Jeon Jungkook dapat menerima panggilan jiwa seorang ayah dari Yang Mulia Jeon Jungkook sendirilah yang akan memutus sihir itu. "

Rembulan bersinar terang, bagaikan sedang mengejek seorang Park Jimin yang kini terancam, tentunya ia tak akan membiarkan hal itu terjadi begitu saja.

" Jika Silla belum hancur maka aku tidak akan bisa tidur dengan tenang. " sumpahnya.

●●●












" Aku akan pergi esok pagi. "

" Apa ... apa Younghoon mengetahuinya? "

" Aku tidak bisa mengatakan padanya— "

" Kau tidak ingin mengatakannya karena kau tidak tega padanya ataukah kau tidak ingin mengatakannya karena kau memang belum bisa menerimanya? Jawab aku! "

" Aku — "

" Tidak perlu kau jawab. Salah besar kalau aku berpikir kau sudah menerima Younghoon sebagai anak kita. Darah dagingmu. Salah besar, toh sampai kapanpun dia tetaplah anakku seorang. Aku jadi berpikir, betapa malangnya nasib putraku yang memiliki seorang Kaisar sebagai Abeojinya, namun hanya memikirkan derajat, kekusaan, serta tahtanya semata. "

Kecewa. Untuk kesekian kalinya Taehyung merasa kecewa pada Jungkook.

" Pergilah! Kalau perlu, tak usah lagi kau cari kami berdua. Setelah ini kami akan pergi dari tempat ini— "

" Taehyung, kau memiliki tanggung jawab besar bagi Silla, kau harus kembali ke Kerajaan! Hentikan egomu itu! "

Taehyung tertawa miris. " Aku ... aku menyerah... ambil saja, cabut saja posisiku, biarkan aku hidup bahagia, tenang  dan jauh darimu bersama putraku. Jika hidup bersamamu artinya aku harus mengorbankan putraku, maka aku tidak akan sanggup tidur dengan tenang setelahnya. Biarkan aku membesarkan putra yang ku kandung dan ku lahirkan sepenuh hati sendirian ... " ucapnya.

Lagi-lagi mereka melupakan hadirnya sosok kecil yang mencuri dengar perdebatan mereka, hati nuraninya terluka, untuk pertama kali dalam hidupnya ia mengutuk kekurangan yang ia miliki, ia pikir kekurangannya ini adalah penyebab dari menghilangnya Jungkook selama ini dan juga penyebab Jungkook tidak memberitahu kenyataan bahwa Younghoon adalah putranya.

" Kenapa aku lahir seperti ini? " batinnya.
" Kalau saja aku bisa berbicara seperti Jihoon, pasti Abeoji tidak menghilangkan ? Andai saja aku bisa sembuh dan berbicara, pasti Abeoji akan terus bersama kami kan? Maafkan aku, Ayah ... pasti ayah sedih karena tidak bersama Abeoji kan? Ini semua karena Younghoon, " air matanya kembali menetes, namun sekuat tenaga ia berusaha tidak terisak.

●» to be continued

a/n : Terimakasih saya ucapkan jikalau ada komentar yang anda sekalian tinggalkan. Mohon maaf kalau saya belum bisa memberi respon cepat.

Semoga kalian semua senantiasa dalam lindunganNya. Tetap jaga kesehatan kalian masing-masing demi kebaikan kalian dan keluarga kalian.
Tetap dirumah sesuai anjuran, dan jika diperlukan untuk keluar pakailah masker. Pakailah masker kain supaya tenaga medis kita tidak kekurangan stok medical mask  yang kian langka🙏

Wearing FACE MASK is better than wearing VENTILATOR MASK

Staying in your HOME is better than staying in ICU

Washing your HAND is better than washing your LIFE away

PRAYING is better than COMPLAINING rn

Continue Reading

You'll Also Like

104K 8.7K 84
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...
95.8K 8.6K 21
Ernest Lancer adalah seorang pemuda kuliah yang bertransmigrasi ke tubuh seorang remaja laki-laki bernama Sylvester Dimitri yang diabaikan oleh kelua...
782K 79.8K 55
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...
61.6K 5.5K 33
° WELLCOME TO OUR NEW STORYBOOK! ° • Brothership • Friendship • Family Life • Warning! Sorry for typo & H...