CAKEP |VKOOK

Por Tomorrow_Kafka

68.8K 8.8K 1.6K

ini Jakarta bukan Seoul. ini Indonesia bukan Korea... Ini tentang Jungkook Rajakala yang heran kenapa abangn... Mais

Jungkook Rajakala Jentara
Taehyung Radeleo Jentara
Episode 2 : Bohong
Episode 3 : challenge
Episode 4 : Ansos
Episode 5 : Obrolan martabak.
Episode 6 : Ayam goreng
Episode 7 : Polusi udara
Episode 8 : keluarga Mingyu
Episode 9 : Drama picisan
Episode 10 : Jajan
Episode 11 : Bunda
Episode 12 : Nyesel mampus
Episode 13 : Berita menyebar.
Episode 14 : Temen tidak mesra
Episode 15 : Jungbo
Episode 16 : MPASI
Episode 17: Hanya perasaan
Episode 18: Keadilan sosial
Episode 19: Jangan lupa pulang.
Pre-order
Episode 20 : Retak
Episode 21: Konspirasi kerusakan [PDF]
Episode 22 : Sebuah Jarak. [PDF]
Episode 23 : Sebuah titik balik? [PDF]
Mau ngomong sebentar
Episode 24; Pembuangan akhir [Pdf]
Episode 25: Bukan pilihan ( PDF)
Episode 26: Agresi (PDF)
Episode 27: Titik awal (PDF)
Episode 28: Panorama berbeda(PDF)
Episode 29: Musuh dari masa lalu(PDF)
Episode 30: Sebuah batas kesabaran(PDF)
Episode 32: Sebuah Titik terang(PDF)
Episode 33: penipu ulung (PDF)
Episode 34: Jebakan (PDF)
Episode 35: Sebuah akhir yang pantas (PDF)
Episode 36: Chat
(Open Ready stok PDF Cakep)
Episode 37: culture shock
Episode 38: Need distraksi

Episode 1 : Segelas Susu

6K 721 113
Por Tomorrow_Kafka

Rasanya tuh capek. Pengennya rebahan aja kalau tidak ingat malu. Padahal masih di dalam lift, masih banyak orang juga, tapi sumpah tenaga Jungkook kayak baru di serap sama Dementor. Sudah lewat dari magrib, hampir isya saat dia sampai di depan pintu apartemen. Langsung memasukan password, sudah hampir ngeglosor di lantai kalau tidak tiba-tiba denger suara ribut di dapur. Jadi langkahnya dia paksakan lagi menuju dapur.

"Lho, Abang." Sebenarnya terkejut, tapi karena capek banget malah kesannya malah kayak nyapa. Di dapur ada abangnya yang sedang masak. Lengkap pake clemek, juga beberapa menu yang udah rapi di atas meja. Kayak mimpi, deh. Soalnya Taehyung lebih sering pulang di atas jam dua belas malam. Artis mah banyak acara.

"Kenapa baru pulang?" Menaruh piring terakhir di aats meja, terus membuka clemek untuk kemudian di taruh asal. "Udah mau Isya, terus itu muka kenapa kusut banget?"

Pundak Jungkook merosot. "Abang bisa satu-satu nggak nanyanya? Capek, pengen rebahan." Membawa kepalanya buat tiduran di meja.

"Eh, kok malah tiduran di meja. Mandi dulu, bau asep Bus tau!" Mencoba menarik Jungkook untuk bangun. Tapi nihil sama sekali. Taehyung jadi menghela napas, merasa agak kasian soalnya Jungkook keliatan kayak capek banget. Lalu dia berakhir ngelus rambut adeknya lembut. "Bangun dulu, mandi. Abis itu terserah mau tidur atau rebahan, deh."

"Tapi laper. Belum makan dari siang."

Taehyung menahan napas. Menatap wajah melas adiknya sebelum kemudian ikut ambil duduk dengan hembusan napas yang ketara kesal. Menyibak rambut lepek sosok di depannha sambil pasang ekspresi pasrah. "Abang udah chat buat ngingetin makan. Di baca aja enggak. Bisa nggak sih sekali-kali sempetin baca chat Abang? Nggak buang tenaga juga, kan? Terus sekarang ngeluh laper belum makan. Abang nggak suka kamu telat makan. Ini magh kamu kalo kumat mau di apain lagi? Mau di rawat lagi kayak Minggu lalu? Bisa nggak sih sekali-kali nggak bikin Abang khawatir? Abang--"

"Astagfirullah, Abang! Itu nasehatin atau baca teks undang-undang dasar, sih?! Panjang, Bang! Laper, capek, pengen tidur, pengen mandi, pengen makan, ngerti nggak, sih!" Jungkook melepas paksa jemari Taehyung yang tadi masih elus-elus rambutnya. Kesel banget. Oke ngomongnya alus tapi panjangnya kayak rel kereta api Jakarta-Bangdung. "Aku nggak bales karena aku sibuk. Temen-temen aku nggak becus ngurus acara, jadi aku yang turun tangan. Emangnya aku mau kayak gini? Kelaperan, pulang malem, bau Bus udah kayak gembel gini?!"

"Kamu ngomongnya juga panjang, Jungkook." Si Abang menarik napas sabar.

Jungkook merengut tak suka. "Abisnya abang bikin kesel."

Mengalah. Si Abang berusaha mengalah. Jungkook dalam mode kesel seperti ini bukanlah tandingannya. Jadi dia mencoba mengerti, kembali membawa jemarinya buat ngasih usapan lembut. "Lain kali kalau pulang malem chat Abang, ya. Kalau Abang sempet, kan bisa jemput. Atau kalau enggak biar Bang Jimin yang jemput. Padahal tadi Abang juga chat, loh nawarin Jemputan ke kamu."

"Nggak, nggak ada jemput-jemputan."

"Kenapa, sih kamu tuh nggak mau Abang jemput?

Menatap Abangnya datar. "Abang udah jelas tau jawabannya."

"Karena Abang artis." Taehyung menjatuhkan bahu. Agak nampilin ekspresi kesel. "Abang, tuh kerja khalal, loh. Bukan pengedar narkoba atau jual perawan orang. Tapi kenapa kamu tuh ogah banget punya Abang artis."

"Ya ogah lah! Bayangin kalo satu Indonesia tau aku Adek Taehyung Radeleo, sumpah aku nggak mau bayangin." Mendengus serta menggelengkan kepala agar bayang-bayang di kepalanya hilang. "Privasiku bakal ilang, semua tingkah laku aku bakal di pantau dan hidup aku nggak bakal tenang."

"Ya..itu resiko." Taehyung menjawab enteng.

Sontak Jungkook melotot kesal. "Resiko Abang bilang?" Mendengus tak percaya. Terkadang Abangnya ini rada-rada polos. Terkesan enteng dalam menjalani hidup. "Itu resiko Abang, bukan resiko aku. Lagian udah kesepakatan kita, kan tentang ini? Terserah Abang dengan dunia artis Abang dan jangan nyampurin itu dengan kehidupan aku."

"Loh, kok jadi serius gini?" Taehyung merengut, menangkap raut dingin adiknya."Hei,Rajakala. Abang cuma pengen punya waktu banyak kayak kakak-kakak lainnya. Bisa liat perkembangan Adeknya, bisa punya waktu buat Adeknya, salah gitu Abang pengen anter jemput kamu?"

Jungkook mengeleng. Wajah dinginnya melunak. "Nggak salah, Bang." Ucapnya lirih. Lantas membuat Taehyung hampir mengukir senyum kalau tidak kembali mendengar lanjutan. "Posisi Abang aja yang nggak tepat buat itu." Ekspresinya ketara sendu. Menatap Abangnya lagi, "Udah, ya Bang jangan di perpanjang. Aku capek kalo Abang minta macem-macem. Bukannya nggak boleh tapi emang nggak bisa. Di sini aku lagi berusaha buat nerima pekerjaan Abang karena aku tau itu yang Abang suka, tapi Abang juga harus sadar banget kalo salah satu resiko Abang jadi artis ya nggak bisa leluasa sama aku."

Menarik napas dalam sebelum beranjak meninggalkan Taehyung. Sedangkan yang di tinggalkan mendadak pusing setengah mati di meja makan. Sudah tiga tahun dia terjun ke dunia Entertainment, sudah tiga tahun pula dia tinggal hanya berdua dengan Jungkook setelah kedua orangtuanya bercerai. Ayah dan Ibu yang kini hidup terpencar lalu Taehyung lebih memilih membawa Jungkook untuk tinggal bersama alih-alih terpisah. Tidak mudah hidup bersama remaja dengan segala gejolak yang ada.

Adiknya itu sangat berbeda dengannya. Bagai bumi dan langit. Kalau dia kayak langit, kesannya adem, lembut, damai. Kalau adiknya itu kayak bumi yang keras dan kuat. Segala hal tetang mereka itu sangat bertolak belakang. Apa yang Taehyung suka jelas tidak akan di sukai Jungkook, juga sebaliknya. Beruntung Taehyung itu tipe Abang yang sadar diri, tipe yang paham kalau Abang itu ya takdirnya mengalah sama adiknya. Apalagi sayangnya kepalang setengah mati jadi apapun soal Jungkook selalu jadi prioritasnya.

Hanya saja kadang dia juga punya hal yang juga ingin dia perjuangkan. Salah satunya itu jadi artis. Jadi sejak viral kemudian dapet tawaran tampil, sebenernya di tentang keras oleh Jungkook. Dia nggak mau punya Abang Artis karena itu merepotkan. Jadi Taehyung pernah bikin kesepakatan kalau itu nggak bakal ngeganggu Jungkook.

Semuanya emang berjalan lancar. Karir nanjak, Adiknya juga baik-baik aja. Tapi lama kelamaan malah Taehyung yang merasa kesal sendiri. Kadang kesal karena pulang Adiknya udah tidur, kadang kesal juga berangkat tapi Jungkook belum bangun, juga kesal liat adiknya bahkan lebih milih naik Bus atau angkot dari pada di anter. Sedangkan dia juga nggak ngebolrhin Jungkook pake kendaraan sendiri karena inget pengalaman nakalnya Jungkook dulu. Jungkook terlalu sederhana sejak dulu, nggak kaya dia yang hobi mantengin situs jual beli barang-barang branded. Intinya dia kesal kehilangan banyak moment sebagai Abang buat Jungkook. Jadi kadang sikapnya, ya kayak tadi, suka tanpa sadar minta aneh-aneh yang bikin Jungkook kesel karena jelas itu ngelanggar kesepakatan.

Jadi hal-hal kayak gini sering terjadi. Berakhir dengan Jungkook yang ngambek.

Makan malamnya pun akhirnya di lewati tanpa ngobrol. Super kilat, terus nggak ada ucapan selamat malam. Jungkook melenggang aja ke kamar. Bahkan dia belum buatin susu. Taehyung mengehela napas. Menengok jam yang nggak punya bosen namplok dinding. Udah hampir Jam sepuluh malem. Besok dia punya jadwal syuting pagi, jadi dia mutusin buat masuk kamar. Ada beberapa skrip yang harus dia hapalin buat besok. Lewat lima belas menit telinganya nakep sesuatu. Semacam sendok jatuh juga lain-lain. Akhirnya mutusin turun dari kasur, ngebuka pintu sedikt buat ngintip. Tapi kemudian ada suara pintu ke tutup, terus ruangan kosong, hening. Dia mutusin buat keluar, menatap sebentar kamar Adeknya sebelum jalan lagi ke dapur.

Ada gelas kosong sama kardus susu di atas meja. Liat dari gelasnya jelas itu belum ke pakai. Taehyung ambil kardus susu vanilla yang biasa Jungkook minum. Kosong dan dia baru inget kalau susu Jungkook emang abis, kemarin malem stok terakhir dan dia lupa beli. Pasti suara gaduh tadi itu suara Jungkook yang mau bikin susu. Adeknya tidak akan tidur nyenyak tanpa susu hangat saat malam hari. Akhirnya Taehyung mutusin Turun ke minimarket depan Apartemen. Beruntungnya 24 jam.

Segelas susu hangat sudah selesai di buat. Di beranjak ke kamar Jungkook. Ngetuk sekali. "Dek, udah tidur?"

Tapi nggak ada jawaban. Padahal Taehyung yakin bener kalau Jungkook belum tidur. Akhirnya dia mutusin masuk karena emang nggak di kunci. Di atas kasur, Jungkook udah selimutan munggungin dia. Menghela napas sejenak terus ngambil duduk setelah naruh susu di nakas. "Susunya di minum dulu."

Tapi Jungkook nggak bergerak sama sekali. Dia yakin Jungkook akan terus pura-pura tidur kalau dia masih ada di sana. Jadi Taehyung lansung berdiri. Melenggang ke kamar mandi Jungkook buat ngambil baju-baju kotor Jungkook yang pas dia temuin udah menggunung di kamar mandi. Bahkan beberapa udah berserakan. Taehyung lupa lagi buat ngecek ini. Meskipun punya mesin cuci tapi Taehyung nggak sempet buat nyuci baju-bajunya atau pun milik Jungkook. Juga adeknya itu nggak bisa bermain dengan mesin cuci. Jadi biasanya dia nganter ke laundry.

Satu persatu di pungut. Di masukan ke tas besar yang juga dia sediain di kamar mandi. Kemudian keluar dengan sedikit menyeret tas isi baju-baju kotor yang lumayan berat, apalagi lebih banyak jins di dalem. Jadi rada ekstra. Hampir nyeret ke pintu tapi mendadak berhenti pas nemuin adeknya udah pules dengan gaya terlentang di tambah iler panjang di ujung bibir. Susu di nakas udah tandas, padahal cuma sepuluh menit lebih dia tinggal. Taehyung berakhir ketawa kecil. Ninggalin tas yang dia seret buat ngambil duduk di kasur. Selimut yang nggak sempurna dia tarik buat nutupin tubuh Jungkook. Ilernya di lap pake lengan baju dia tanpa jijik sama sekali. Kepala Jungkook berakhir di elus-elus. Rambut yang tadi lepek sudah halus dan lembut. Pipi tembam Jungkook di tepuk-tepuk lembut.

Rasanya hangat sekali cuma dengan ngeliat adeknya tidur pules. "Maafin Abang, ya." Ucapnya penuh sesal. "Sehat-sehat, ya Dek, biar Abang bahagia terus." Ucapnya tulus. Dia sangat tau dengan pasti kalau Jungkook itu sumber utama kebahagian dia.[]








































Say hai sama mas Radeleo....









*aku nulis ini karena pengen nulis teelit yang aku pikir gampang banget secara nulis bisa santai gak baku2 amat. Tapi aku malah jatuhnya kayak kesulitan banget karena biasa pake baku.

Jadi maaf kalau rada aneh. Aku lagi belajar.





Continuar a ler

Também vai Gostar

7.2K 989 23
Kana, seorang detektif muda yang punya ambisi kuat ingin memecahkan kasus 20 tahun yang lalu. Namun saat menjalankan misi, ia harus terjebak dengan p...
13.2K 1.9K 19
Liburan yang seharusnya menjadi hari-hari menyenangkan malah membawanya pada tragedi yang tak terduga. Note : • Bahasa semi baku
50.2K 4.9K 18
Tidak semua yang terlihat adalah kenyataan. Tidak semua yang ditampilkan adalah kebenaran. Terkadang kenyataan menempatkanmu dalam posisi sulit. Terk...
298K 28.3K 62
Yoongi itu galak, tapi gabisa galakin Jungkook. Udah gitu aja deskripsinya.