🆃🅰🅼🅰🆃 Sangat Membenci Me...

By iu3a17

130K 6.9K 1.2K

[WARNING: TERDAPAT CERITA EXPLISIT BAGI YANG TIDAK SUKA SILAHKAN JANGAN MEMBACA. DISARANKAN UNTUK PENGGEMAR C... More

Kata Pengantar Penerjemah Abal-Abal
Curhatan Mimin Selama Menerjemahkan
Introduction
Chapter II Perang Dimulai
Chapter III Keduanya Memanas
Chapter IV Cara untuk Membalas
Chapter V Menyaksikan Sendiri
Chapter VI Seseorang yang Sok Kuat
Chapter VII Menempelkan Daun Emas ke Belakang Patung Buddha
Chapter VIII Perubahan Sudut Pandang
Chapter IX Di Waktu Malam
Chapter X Perasaan yang Menuntun
Chapter XI Dibawah Guyuran Air Dingin
Chapter XII Mati Akibat Ucapan
Chapter XIII Di Tengah Situasi Buruk
Chapter XIV Perasaan yang Terucap
Chapter XV Menelan Kata-Katanya Sendiri
Chapter XVI Sekali Saja Tidak akan Cukup
Chapter XVII Kedua Kalinya Telah Dimulai
Chapter XVIII Mulut yang Berkata Tidak...
Chapter XIX ...Tapi Setiap Waktu Selalu Selesai
Chapter XX Sebenarnya, Hanya Merasa Takut?
Chapter XXI Beginikah Teman?
Chapter XXII Aku Tidak Akan Berbaikan!
Chapter XXIII Status Hubungan
Chapter XXIV Saat Memutar Sumbu yang Hampir Terlepas
Chapter XXV TTM Bukan Pacar, Tidak Berhak Bertindak Posesif
Chapter XXVI Berhenti Di Tempat yang Sama
Chapter XXVII Tiba Pada Titik Memutuskan Hubungan
Chapter XXVIII Menyalahkan
Chapter XXIX Ketika Type Telah Memiliki Status Hubungan
Chapter XXX Pulang ke Rumah
Chapter XXXI Harus Berpikiran Terbuka
Chapter XXXII Cara Berpikir Pria Buruk Itu
Chapter XXXIII Seseorang yang Egois
Chapter XXXIV Ulang Tahun Bersama Seseorang di Masa Lalu
Chapter XXXV Tidak Terlihat akan Dicampakkan
Chapter XXXVI Harga untuk Menahan Sebuah Kenyataan
Chapter XXXVII Ketika Dia Meminta Putus
Chapter XXXVIII Cerita Kala itu
Chapter XXXIX Sungguh, Seseorang yang Lebih Tinggi
Chapter XL Milikku!
Chapter XLI Huft, Dia Benar-benar Jahat
Chapter XLII Menghimpun Tentara, Jangan Gila...
Chapter XLIII Rasanya Benci, Bagaimanapun Juga, Aku Mencintainya
Chapter XLIV Di Atas Panggung
Chapter XLV Bercinta di Malam Hari
Chapter XLVI Kebahagiaan Ini Akankah Berlanjut ?
Chapter XLVII Di Belakang Cintanya
Chapter XLVIII Ketika Sang Mantan Kembali
Chapter XLIX Tolong, Kembalilah
Chapter L Harga Sebuah Kebohongan Merupakan Awal Masalah Besar
Chapter LI Mantan VS Pacar
Chapter LII Karena Cinta, Sehingga Takut
Chapter LIII Penyebab Berjanji
Chapter LIV Penyebab Sebenarnya
Chapter LV Kebenaran Di Bawah Dusta
Chapter LVI Investasi yang Tidak Terbayarkan
Chapter LVII Menghancurkan Topeng
Chapter LVIII Pernyataan yang Tidak Sesuai Harapan
Chapter LIX Api di Atas Sekotak Es
Chapter LX Pertarungan Panas di Lautan antara Mertua dengan Menantu
[END]Chapter XLI Akhir Pertempuran Tak Terduga

Chapter I Katanya Semakin Membenci Sesuatu, Semakin Sulit untuk Menghindar

3.2K 184 20
By iu3a17

Pemahaman terjemahan di tempat ini menggunakan alat penerjemah online serta bantuan pencarian google untuk informasi tambahan. Jika pemilihan kata, maksud cerita tidak sesuai, atau pemberian informasi kurang tepat dari bahasa aslinya. Bisa berikan saran atau masukan dengan baik-baik pada penerjemah abal-abal ini. Terima kasih (=')

++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Byurr!

Zaaaa!

Kolam air yang luas sudah seperti sebuah kaca raksasa yang memantulkan birunya langit, seketika itu terpecah menjadi buih berwarna putih saat sekelompok mahasiswa fakultas olahraga menyelam masuk ke dalam air yang dingin, terdengar suara seorang dosen yang sedang menjelaskan tentang mata kuliah, diikuti oleh suara berisik beberapa mahasiswa tahun pertama. Sudah bisa dipastikan, anak-anak tahun pertama ini terlihat gembira, disaat hari begitu panas mendapatkan air dingin, bukankah sudah jelas memberikan kegembiraan bagi mereka.

Sama seperti Tuan Thiwat alias Type yang saat ini langsung bertingkah seperti seorang pencari ikan saat berenang di dalam air, ketika dosen sudah mengijinkan mahasiswanya untuk melompat ke dalam kolam, dia dengan senang hati menceburkan dirinya setelah beberapa saat menghilang di dalam sana, kemudian muncul kembali.

Mata kuliah berenang merupakan mata kuliah wajib untuk semua mahasiswa tahun pertama yang belajar di fakultas olahraga. Siapapun orang yang bisa berenang bisa dipastikan akan gembira, sedangkan mereka yang tidak bisa, paling tidak harus merasakan latihan yang sedikit terasa kejam, karena mau bagaimanapun juga, setelah menjalani latihan ini, di akhir semester kamu harus berenang, meskipun dengan gaya sendiri... Seperti gaya anjing yang menceburkan diri ke dalam kolam, hm?

"Gaya berenang Type benar sekali, dia telah mempelajari dasarnya. Ikuti saja dasar berenang seperti yang Type lakukan. Bagi yang tidak bisa berenang, jangan cuma bertingkah pintar mendinginkan diri sambil memegangi pinggir kolam dan mengobrol"

Karena ini mata kuliah wajib, jelas terdapat paksaan, hasilnya anak-anak ini memang harus berlatih melakukannya, jadi Type mengitari kolam untuk bertemu dengan Techno... Sahabatnya sejak SMA.

Jika menjelaskan bagaimana keduanya bisa bertemu dimasa itu, sejujurnya semua itu gara-gara pertandingan olahraga SMA. Saat itu Type mengambil jurusan IPA sedangkan Techno mengambil jurusan seni. Ditambah lagi, keduanya merupakan satu tim dalam pertandingan futsal.

Di sekolah yang lama, demi pertandingan olahraga, anak-anak tahun pertama akan mendapatkan jatah 10 warna, tapi hanya ada 5 warna yang bisa diperhitungkan, karena alasan ini akan selalu ada pengundian warna siapa saja yang akan terpilih, karena mendapatkan undian yang sama jadi mereka berdua diharuskan berada dalam satu tempat yang sama. 

Awalnya mereka tidak begitu dekat tapi saat kenaikan kelas, sekolah mereka kekurangan atlit. Jadi karena diminta, mau tidak mau mereka berdua harus bermain bersama, karena lama berada di bidang yang sama pada akhirnya merekapun menjadi sahabat dekat karena permainan sepak bola. Setelah bersama-sama turun ke lapangan, tahun itu mereka dapat memenangkan beberapa pertandingan, sekaligus menyapu bersih hadiah untuk setiap kategori. 

Meskipun setiap saat mereka terlihat saling menuding dan menjatuhkan, tapi pada dasarnya hubungan mereka berdua cukup harmonis. Dan mungkin saja, ini yang mendasari mereka ingin belajar di fakultas olahraga. Baiklah, sepertinya cukup. Pokoknya Type dan Techno merupakan sahabat karib sejak SMA. Begitulah. Techno memang pandai bermain sepak bola, tapi soal renang.... Dia tidak bisa.

"Menyedihkan"

Type menggeleng kepalanya, tertawa sambil menatap seseorang yang sedang memegangi pinggir kolam, masih berusaha menjejakkan kakinya. Bisa dibilang saat ini anak laki-laki dihadapannya sedang belajar berenang dari level yang paling bawah.

"Mau bertanding denganku dengan tendangan seperti menendang bola begitu."

Anak laki-laki yang ada dihadapannya sudah bertingkah seperti ulat sayuran, berusaha sebaik mungkin untuk berbalik, kemudian bicara;

"Merepotkan, kenapa aku harus bertanding dimana aku sendiri tahu akan kalah, jangan bodoh"

Saat bicara, remaja berkulit gelap itu terkekeh sambil berusaha sekuat tenaga untuk menyeimbangkan gerakan kedua kakinya ke samping, terlihat sangat bersemangat mengikuti arahan dosen yang sedang menjelaskan gaya berenang, meskipun terlihat bodoh tapi dia memang tidak sebodoh itu, toh dia merupakan permain terbaik dalam sepak bola.

Saat ini Type ikut berada di pinggir kolam, sama sekali tidak ingin mengatakan apapun saat berada di dalam air dingin ditengah terik matahari yang menyengat, karena suasana ini terasa begitu menyenangkan untuknya. Setelah sesaat terdengar suara dari sebelah tubuhnya, menanyakan sebuah pertanyaan padanya;

"Kamu mau 'kan bergabung di tim sepak bola untuk bermain bersamaku"

"Malas, kamu tahu kemampuanku tidak sebagus itu dalam bermain sepak bola, cuma bisa bermain"

Type menjawab sesuai dengan kenyataan, mendengar ini kawannya ini hanya tertawa, kemudian meneruskan bicara;

"Kalau begitu, kamu bisa jadi perancang strategi, oke 'kan"

"Hoh~, kalau aku yang bicara memangnya kamu mau mendengarkanku? Paling-paling kamu hanya bersikap keras kepala sambil ingin aku menedang bola"

"Tapi yang penting menang 'kan"

Techno masih saja melanjutkan perdebatan. Jika diingat lagi, saat pertandingan olahraga waktu itu, mereka juga pernah merencanakan strategi, tapi ketika mereka berada di dalam lapangan, kawannya ini sudah merebut bola, membuat Type mendapatkan posisi gelandang, sejujurnya keberadaannya hanya untuk menjadi penjaga bola, sekaligus orang yang memastikan si penyerang dapat berlari dan menyelesaikan misinya.

"Ayolah, aku akan memberikan posisi penyerang"

Nafas mereka mulai menjadi berat, tentu saja berada di dalam air seperti ini sama beratnya berlari dan menendang bola di lapangan, kedua tangan yang menyentuh pinggir kolam sudah terlihat memutih. Pada akhirnya Type-pun mengangguk, kemudian bicara;

"Kalau aku bosan, aku keluar"

"Tidak akan bosan, okey, masuk saja. Biarkan aku mempertahankan penampilan terkeren selama setahun, aku punya rencana ingin mengendalikan penuh tim sepak bola itu kedepannya"

Jadi beginilah, sebuah kebenaran akhirnya terucap.

Kalau menyangkut soal sepak bola, No ini selalu berubah menjadi serius, setiap orang pasti sangat heran saat menemukan mengapa dia tidak mengambil mata kuliah wajib sepak bola yang dikuasainya malah ikut kelas renang. Alasan si kunyuk ini benar-benar jauh diluar dugaan saat menjawab;

"Waktu memilih mata kuliah, aku salah memasukkan kodenya."

Jangan pernah berpikir untuk mengatakan pada orang lain di depannya tentang masalah ini, apalagi bertanya pada Type tentang alasan konyol Techno, bisa dipastikan orang yang kepo akan menerima tendangan darinya, bagaimanapun juga alasannya ini merupakan sesuatu yang begitu kejam baginya.

"Oh ya Type, setelah ospek nanti siang, kita makan-makan yuk"

"Nggak bisa, aku sudah berpikir untuk membeli makanan dan memakannya di dalam ruangan, ini demi teman sekamarku. Selama ini aku bergantung nasi padanya, sudah cukup banyak aku makan makanan darinya"

"Eeh~! Jangan-jangan kamu..."

Ketika ingin melanjutkan tiba-tiba saja;

"A... AH... TYPE! TO..TOLONG!!!"

Padahal Techno masih belum selesai bicara, tangan yang dari tadi menopang tubuh bagian atasnya agar bisa mengambang di air telah terlepas dari tempatnya, memang pada awalnya tangannya masih memegangi pinggir kolam, alih-alih bersikap pintar dengan menjenjakkan kaki agar bisa muncul ke permukaan air, malah bertindak seperti orang bodoh dengan kaki yang perlahan-lahan tenggelam, sambil berteriak dan berusaha untuk menangkap udara. 

Saat menemukan kesulitan bernafas di dalam air, serta menelan air kolam sedangkan mata dan telinga kemasukan air sampai menghujam dada. Dengan cepat Techno muncul dan berseru;

"Ha!!!"

"Hei! No, jangan naik ke tubuhku, tetaplah diam!"

"Tenggelam, tenggelam, sangat buruk!"

Orang itu sekarang merebut leher Type sambil berteriak tenggelam, kepalanya sudah muncul dan hilang dari dalam air, anak ini bahkan hampir membuat sahabatnya sendiri ketakutan dengan membuatnya tenggelam, pada akhirnya terdengar suara teriakan dari Type;

"Kalau tenggelam tetaplah diam, dasar idiot"

Teriakan mereka bergema di sekitar kolam, orang-orang yang mendengar mengalihkan pandangan, sekarang semua mata mahasiswa yang ikut kelas renang menatap pada mereka berdua, sedangkan dosen olahraga buru-buru mendekat dengan sikap panik.

"Ada apa?"

"Ini gara-gara si idiot Bu Dosen"

Type menjawab dengan nada sengit, meskipun begitu dia memperlihatkan ekspresi senyum cerah bagaikan sinar matahari sambil memegangi kawannya, membuat salah satu tangan kawannya memegang sisi kolam. No hanya tertawa garing, setelah itu terlihat bersikap lebih hati-hati. Tubuhnya baru saja di lepaskan ke dalam air oleh sahabatnya sendiri, jelas ini sangat menjengkelkan baginya. Sebelum tubuh Techno dilepaskan di pinggir kolam,Type menunjukkan senyuman lemah yang malu-malu. Melihat penampilannya, bu dosen muda itu tersenyum;

"Materi yang baru saja kamu lakukan ini jelas cara yang diperlukan untuk membantu orang tenggelam. Begitulah cara yang akan ibu ajarkan, jika ada seseorang tenggelam pegangi dia dan jangan dilepaskan, dan kamu pun sadar soal ini bukan, ingatlah kegiatan berenang jangan dibuat bercanda"

Setelah meninggalkan beberapa wejangan, dosen itu pada akhirnya berenang ke sisi lain kolam, untuk memastikan setiap mahasiswa yang berlatih baik-baik saja, Type mempertahankan senyuman bodohnya sampai giginya kering.

"Maaf"

"Em, aku minta waktu beberapa detik, kalau tadi kamu membiarkanku sampai benar-benar menghilang ke dalam air, dapat kupastikan, aku akan menendang ginjalmu sampai rusak"

Type menggelengkan kepala, bersumpah lain waktu benar-benar akan mengajarinya berenang, asalkan tetap menjaga jarak, atau kalau tidak angin puyuh yang seharusnya berada di daratan, akan berubah menjadi berada di dalam kolam renang.

"Oh iya, tadi kamu mau bertanya padaku apa?"

"Lupa"

"Perkembanganmu sangat bagus, sepertinya air klorin bisa membuat seseorang menderita pikun"

Type menggeleng kepalanya sambil bicara, setelah itu memperhatikan dosen yang sekarang sedang mengajari setiap orang, sedangkan sahabatnya hanya menggaruk kepala karena mendengar ucapannya. Padahal Techno mulanya ingat tetang sebuah permasalah penting yang harus dikatakan pada Type, tetang seseorang. Tapi karena mata kuliah berenang, ditambah lagi kelas saat ini dicampur bersama dengan anak dari beberapa fakultas, dan kejadian yang baru saja menimpanya. Hasilnya, dia mulai tidak mengingatnya.

Apa yang ingin kukatakan pada Type ya? Barusan padahal sudah ada di otak, masalah apa ya?

Kali ini Techno berusaha untuk mengingat masalah yang rasanya sangat penting ini.

***

"Hoh~, lihatlah badan Champ rasanya lebih ramping"

"Ahahaha, di sebelah rumahku sebenarnya ada kelas Muay Thai, aku berlatih tendangan dan pukulan di sana. Beginilah Efek latihannya"

"Tidak juga... Beberapa orang melakukan peningkatan otot seperti itu di ruang fitnes"

Di dalam ruang ganti, Type berdiri sambil menggosok rambutnya, mengkritik dengan memegangi kepalanya sambil berkumpul bersama kawan lainnya. Mereka saling berteriak, padahal banyak topik seperti membicarakan tentang masalah wanita, ataupun topik lain yang lebih menarik. Tapi sepertinya kelompok itu malah mengalihkan pandangan pada setiap postur tubuh orang-orang yang hadir di sana, berbicara bahwa postur tubuhnya tidak begitu bagus, dan mengalihkan pandangan ke tubuh Champ yang ada di sana sambil membahasnya. 

Champ merupakan teman yang baru saja dikenalnya, tinggi tubuhnya tidak lebih tinggi dari Type ataupun dari No. Bisa dilihat dengan jelas tubuhnya memang lebih berisi dari mereka berdua. Tidak heran jika dia memang pernah ikut kelas Muay Thai sebelumnya, penampilannya jelas memperlihatkan akan cukup merepotkan jika memang harus beradu tendangan dengannya. Siapapun pasti tidak akan berani berhenti dihadapannya dan jelas lebih memilih melarikan diri.

"Ngomong-ngomong soal fitnes, sampai sekarang aku masih tidak ingin ikut fitnes yang bagus"

"Memang kenapa?"

"Jangan-jangan memikirkan ini membuat pantatmu sakit ya?"

Salah satu teman bertanya pada Champ sambil memakai kaos dalamnya, setelah ini Champ menjawab dengan sikap main-main;

"Bukan begitu, mau setampan apapun penampilannya, semuanya pasti meminta maaf. Padahal sesama pria saat mandi bersama, tidak ada yang berani membungkuk mengambil sabun yang jatuh, karena punyaku benar-benar berwarna sangat hitam, tidak seperti buah matang, sama sekali tidak lembut, Aku takut, aku yang akan merasa sakit hati"

"Hahaha"

Kata-katanya ini jelas memancing tawa teman-teman yang ada di sekitar, tapi Type merasa pemikirannya ini salah dan hanya menggelengkan kepalanya, sama sekali tidak tertawa. Dia mengerti ucapannya ini hanya menurut pandangan yang dimengerti oleh kawannya saja, tapi jika memandang dengan pandangan obyektif, saat mendengar kata-kata 'perasaan sakit di pantat' , sebenarnya membuat seluruh tubuhnya gemetar ketakutan, darahnya berubah mendidih, sedangkan keringat dingin tiba-tiba meluncur. 

Rasa takut yang dirasakan akan lebih menakutkan daripada rasa takut seorang gadis yang diambil keperawanannya.

Apapun yang terjadi, jangan pernah merasakannya.

"OH IYA! AKU INGAT SEKARANG!"

Ketika setiap orang tertawa dengan candaan seseorang, anak yang baru saja terkena serangan pikun berteriak dengan sangat keras, membuat mata setiap orang yang ada di sana berpaling padanya, sedangkan kawan dekatnya hanya jadi orang yang satu-satunya terlihat sangat enggan memutar kepalanya.

"Apalagi sekarang, apa air klorin sudah merusak otakmu?"

"Bukaannn, Type, ini menyangkut sesuatu yang sangat penting untukmu"

Di saat seperti ini Techno terlihat tidak sedang bermain-main, sedang orang lain yang sedang menatapnya masih menggelengkan kepala, saat Techno bermaksud untuk bertanya langsung, dia terhenti sejenak dan menatap ke arah sahabatnya, lalu menarik handuk yang melingkar di leher Type kemudian mengajaknya untuk berjalan di ujung ruangan.

"Ada apa sih?"

Si pendengar ini sekarang sudah membuat ekspresi wajah yang sedikit tidak nyaman saat bertanya.

"Aku ingin bertanya, apa kamu masih belum memikirkan untuk pindah ruangan"

"Pindah ruangan? Kenapa aku harus pindah?"

Type mulai bertanya dengan perasaan curiga sekarang. Saat memutuskan tinggal di asrama dia memang ingin mencari sahabat, walaupun sejujurnya tidak ingin sih tapi karena orang rumah yang tidak mengijinkan, jadi dia memang tidak tertarik dengan apapun. Dia tahu, tinggal di asrama memang tidak mudah. Kali ini No melihat ke kanan dan ke kiri, memastikan bahwa tidak ada yang dapat mendengarkan bisikannya, kemudian dia mulai berbisik;

"Apa benar teman sekamarmu bernama Tharn?"

"Iya, Namanya memang Tharn, kenapa memangnya dengan Tharn?"

Tuan Thiwat ini mengangguk sambil memikirkan si tampan yang sedang dibicarakan, saat gambaran pria itu muncul dia merasa tidak ada masalah sejauh ini, kali ini dia mulai mendengar No bicara apa yang diketahuinya;

"Aku mendapatkan kabar dia sering bermain musik di atas panggung sejak SMA karena memang sangat berbakat..."

"Ohh, kupikir apa. Em bukankah itu bagus, dia mendapatkan posisi drum. Apa kamu pernah melihat penampilannya, nama band-nya Season Change, caranya memutar pemukul drum bisa membuat para gadis tergoda padanya, jangan lupa dengan tampangnya yang blasteran...."

Kali ini Techo menimpali;

"Bukan cuma itu"

Saat mengatakannya, Techo mengulurkan tangan untuk raih leher Type, kemudian mendekatkan mulutnya sambil bersikap seperti sedang membicarakan sebuah rahasia besar, membuat orang yang mendengarkan memicingkan matanya, secara naluri merasa merasa waspada dengan kata yang akan terucap, jelas ini bukanlah sesuatu yang ingin didengarnya.

"Jangan-jangan..."

Kali ini Techno mengangguk, kemudian berbicara sambil terlihat enggan;

"Aku dengar, dia gay"

"! ! !"

Begitulah, saat si pendengar ini mendengarkan kata-kata sahabatnya, Matanya langsung terbelalak, bibirnya terbuka, sedangkan otaknya masih mengolah perkataan bahwa teman sekamarnya merupakan gay... 

Jadi selama ini dia tinggal bersama dengan seorang gay yang seharusnya dijauhinya...

Jadi... Tharn seorang gay...

"AKU AKAN PINDAH RUANGAN!!!"

BRAK!!!

Seluruh anak laki-laki yang masih berada di ruang ganti terkejut mendengar suara teriakannya, mereka segera menatap ke arah Type yang baru saja berteriak lantang, terlihat begitu murka sambil menghantamkan tinjunya ke benda terdekat.

Type segera melompat untuk memakai seragam di atas kaos dalamnya, kemudian merebut tas punggung, dan langsung melesat keluar dari ruang ganti. Teman-teman yang berada di ruang ganti melihat ke arah Techno yang memperlihatkan ekspresi baru keluar dari neraka, pria itu sekarang dengan sangat terburu-buru berganti pakaian, kemudian mengikuti sahabatnya dari belakang, tidak heran kalau saat ini Type sedang berjalan menuju ke bagian kantor administrasi asrama.

Segera saja Type duduk di depan paman yang sedang bekerja dibalik meja, kemudian bicara;

"Aku mau pindah ruangan, bagaimana caranya pindah ke ruangan lain?"

"Eh, sudah kubilang 'kan kalau tidak bisa pindah. Tahun ini banyak sekali mahasiswa baru yang masuk, sudah cukup beruntung kamu mendapatkan ruangan untuk ditinggali, itu karena banyak mahasiswa tingkat atas yang memilih untuk tinggal di luar demi anak baru tahun pertama."

Kali ini yang menjawab seorang pegawai lain yang ada di bagian administrasi asrama. Type sekarang berdiri dan beradu mulut dengan seorang ibu-ibu paruh baya. Wanita itu sekarang sedang bertahan dengan bersedekap. Melihat wanita itu Type terlihat bergeser ke arahnya, kemudian menjelaskan dengan lebih sopan setelahnya;

"Bibi, Tapi aku ingin pindah, memang tidak ada orang yang mau pindah kamar"

"Oi, kalau ada yang mau pindah kamar, biasanya mereka datang untuk bertukar, bukannya datang ke sini sambil teriak-teriak, huh"

"Tapi bibi, bukankah ini ruang administrasi asrama!"

Type terlihat tidak ingin menyerah dan memperlihatkan sisi jahat sekaligus sisi baiknya saat ini, dia terlihat hanya ingin pindah dari ruangannya, dan tinggal dengan siapapun itu asalkan bukan gay, em kalau banci?

Aku sama sekali tidak ingin dekat dengan keduanya, titik!

"Type, tidak bisakah kamu tenang dulu"

"Tidak bisa tenang, mau tenang sampai sore, kupikir semuanya berjalan normal, tapi kenyataannya sebaliknya..."

Type masih saja memperlihatkan taringnya, melihat sikapnya yang keras ini membuat bibi itu menatapnya dengan jelas, kemudian mulai untuk bertanya lebih jauh;

"Tapi jika memang benar-benar saling bermasalah, seharusnya bisa..."

"Aku benar-benar memiliki masalah dengan teman sekamarku!"

Ekspresi Type terlihat ramah, tapi suaranya terdengar kasar saat berbicara, membuat si pendengar mengaitkan alisnya dan mulai bertanya;

"Kalau begitu apa masalahnya? Harus masalah serius, atau aku tidak bisa membantumu"

"Dia sebenarnya..."

Tapi, sebelum kebenaran yang sebenarnya terucap dari mulut Type, tiba-tiba saja dia terhenti sejenak. Otaknya dengan cepat bekerja, dia merasa tidak pernah mendapatkan perlakuan yang sangat jahat dari teman sekamarnya sampai harus membongkar sesuatu yang seharusnya disembunyikan, walaupun si brengsek itu menyembunyikan semua ini. Tapi seluruh tindakan baik yang selama ini dilakukan padanya membuat Type ingin menjaga rahasianya, jadi dia hanya berkata;

"Eee bibi, aku tidak tahan tinggal bersamanya"

"Kalau tidak ada alasan yang jelas, tentu saja tidak bisa pindah. Memang apa alasannya, jorok, tidak ingin membantu membersihkan kamar, atau tidak pernah mau mendengarkan ucapanmu, apa lagi, seharusnya sudah menjadi tanggung jawab bersama karena tinggal di satu ruangan yang sama, kalian bisa saling membicarakannya 'kan, mengerti"

Saat Bibi itu berbicara, anak laki-laki yang ada dihadapannya sudah mengepalkan tangan, bibi itu berbicara seolah meredupkan semangat anak dihadapannya itu untuk pindah ruangan.

"Jadi apa yang harus kulakukan!"

"Cara termudah, cari seseorang yang mau bertukar ruangan, kemudian beritahukan kemari, dan segalanya akan segera diproses"

Pembicaraan selesai.

Setelah bicara, bibi itu berpaling sambil bersikap merendahkan seolah hanya akan bicara lagi setelah apa yang dikatannya sudah selesai dilakukan, membuat orang yang sedang berhadapan dengannya ingin segera meninjunya.

"Hei, tenanglah. Benar-benar, dia memang tidak bisa melakukan apapun. Turuti saja keinginannya. Ayo pergi"

"Kamu menyuruhku menurut, memikirkan bersama dengan orang seperti itu membuatku tidak tahan"

Cara Type menyalahkan kali ini begitu terang-terangan, membuat sahabatnya sekarang mulai mengerutkan dahinya, kemudian bertanya;

"Ini pertanyaan yang sebenarnya dan jawab aku sekarang, kenapa kamu begitu membenci orang-orang seperti ini? Aku sama sekali tidak paham kebencianmu ini, menurutku mereka tidak se-mengerikan itu, tidak juga terlihat menjijikkan"

Cara berbicara Techno saat ini seolah dia tidak punya teman yang homoseksual. Dulu karena penasaran dia menyuruh seseorang mencubit dadanya, jadi dia cukup paham soal ini, dan tidak begitu memikirkan temannya itu homo atau tidak.

Kalau kamu se-benci itu dengan homoseksual, hidupmu akan sangat kesusahan. Sekarang mereka ada dimana-mana, pria dan pria saling bergandengan tangan itu hal yang wajar.

Ketika mendengar pertanyaan ini, sepasang mata Type berkilat, kemudian dia bicara;

"Benci ya benci. Pokoknya, tidak perduli apapun itu, aku tidak akan pernah mau tinggal satu ruangan dengannya, titik"

Setelah bicara Type segera melangkah masuk ke dalam asrama, kemudian mulai mengetuk satu persatu pintu asrama dan menanyakan apakah mereka mau bertukar ruangan dengannya. Meskipun otaknya bisa berfikir, kalau dia memang tidak memiliki masalah berarti dengan teman sekamarnya, memang siapa yang mau bertukar kamar tanpa alasan yang jelas?

Setelah satu jam mengetuk satu persatu pintu kamar asrama(yang mayoritas merupakan kawan seangkatannya), pada akhirnya kawan Tuan Thiwat tetap diseret untuk ikut dengannya, sambil melingkarkan tangan dilehernya, merekapun selesai jam 8 kurang, kemudian mereka mulai menambahkan satu jam lagi untuk bertanya di sekitar... Dan hasilnya, tidak ada satupun dari mereka yang mau bertukar tempat

Mereka hanya teman-teman yang baru saja dikenal, apalagi harus tinggal bersama senior yang belum dikenal dan kadang malah mengajak teman datang mengganggu, jelas saja, alternatif dengan mencari teman untuk bertukar tempat benar-benar gagal.

***

Jam 9 malam lebih sedikit, 

Type yang merasa sangat kelelahan bahkan bisa jatuh tertidur hanya dengan duduk, tetap memaksakan dirinya untuk menunggu teman seruangan yang saat ini masih belum menunjukkan batang hidungnya. Dia bermaksud untuk mengatakan padanya untuk pindah ke ruangan lain, karena bagaimanapun juga, dia sudah berada di asrama sejak Type masih di SMA, itu artinya, dia pasti punya banyak teman di asrama, selama dia mau pindah dari ruangan, segala bisa diselesaikan.

Sampai jarum panjang berada di angka 5, pada akhirnya orang yang ditunggu pun tiba, lalu bicara;

"Oh, apa kamu baru kembali? Mau makan? Aku punya camilan"

Tharn bicara saat membuka pintu kemudian berjalan masuk, alisnya sedikit mengerut saat melihat penampilan teman sekamarnya yang masih menggunakan seragam, dilihat dari gelagatnya, jelas dia memang sengaja menunggunya datang. Dia hanya berjalan untuk meletakan camilan yang terbungkus plastik berlogo mini-mart yang ada di bagian selatan asrama di atas meja jepang. Saat Tharn berbicara, si pendengar ini sudah terlihat mati rasa

Benar! Dia memang orang baik, tapi apa benar kebaikannya ini tulus atau karena dia merasa kesepian.

"Tharn, ada yang ingin kutanyakan"

Saat Type berbicara, dia berusaha untuk bersikap terang-terangan. Ekspresi wajahnya menyiratkan dengan jelas tidak ingin tinggal bersama dengannya. Sang pemusik muda itu mengangkat alisnya sedikit, kemudian bertanya;

"Tentang?"

"Kamu gay atau bukan?"

Tharn terdiam.

Type terlihat lebih terkejut, saat melihat orang yang ada dihadapannya ini hanya balik melihat ke arahnya, tidak terlihat terkejut, tidak juga sedang merasa dikritik. Hanya melihat ke arahnya dengan pandangan telah menduga bahwa suatu saat dia akan bertanya padanya, membuatnya merasa sedikit tidak sabar mendengar ucapannya dan mempertegas perkataannya;

"Katakan"

Pria dihadapannya ini melepaskan ranselnya begitu saja di atas tempat tidur sambil mendengarkan dengan seksama perkatannya, setelah itu bicara dengan jawaban sederhana;

"Gay"

Orang yang sedang menjawab Type terlihat begitu tenang, melihat cara dia melepaskan tas di atas tempat tidur dan menjawabnya, rasanya seperti sedang mengobrol biasa. Type berbicara dengan nada yang cukup kasar untuk didengar;

"Kalau begitu, aku harus memberitahumu langsung, bahwa aku membenci gay"

Gerakan Tharn tiba-tiba saja terhenti saat bermaksud untuk memegang ujung plastik makanannya, sekarang matanya memandang langsung ke arah orang yang sedang berbicara kepadanya, kemudian bertanya padanya;

"Memangnya kenapa?"

Tharn tidak menyangka teman seruangannya akan tahu secepat ini, diapun tidak menyangka bahwa anak laki-laki yang ada dihadapannya ini mengatakan langsung betapa dia benar-benar membenci gay, meskipun tidak suka, biasanya orang-orang hanya keluar dari ruangan dan tidak membuat masalah berlebihan, berbeda dengan Type yang sepertinya suka menanyakan langsung, bisa dipastikan Type ini merupakan orang cukup blak-blakan saat berbicara.

"Tidak, hanya saja kamu harus pindah dari sini"

Caranya menjawab dengan jelas menyiratkan bahwa dia sama sekali tidak ingin satu ruangan dengan seorang banci, tentu saja jawaban ini membuat Tharn langsung menatap ke arahnya, merasa sangat tidak puas dengan jawaban yang diberikan, kemudian meneruskan bertanya;

"Kenapa, apa hanya karena menjadi gay membuatmu sangat jijik?"

"Iya, benar-benar menjijikkan"

Type mengatakannya dengan jujur, caranya bertahan sama seperti sahabatnya menanyakan ini padanya. Dia bisa menerima kekurangan apapun asalkan bukan hal ini, tentu saja ucapannya ini membuat Tharn mengucapkan kata-kata dinginnya;

"Aku memang gay, tapi kenapa aku harus pergi dari sini?"

"Terserah, pokoknya aku tidak ingin satu ruangan dengan seorang gay"

Nada bicaranya masih saja membuat si pendengar tidak tahan untuk mulai merasa dendam, Tharn mengepalkan tangannya, sekarang dia mulai berbicara dengan nada yang serius;

"Kalau begitu, kamu yang pindah. Bukan aku yang punya masalah di sini, tapi kamu yang bermasalah!"

"Kalau aku bisa pindah, aku pasti akan segera pindah. Tapi tidak ada seorangpun yang mau bertukar ruangan denganku"

"Kalau begitu kita lihat, siapa yang tetap bertahan, dan siapa yang akan kalah nantinya"

Dari awal bertemu, Tharn sebenarnya merasa beruntung punya teman sekamar yang seperti ini. Tapi sekarang apa yang dipikirkannya telah berubah. Karena dia tidak menyangka teman seruangannya akan berpikir se-picik ini . Kali ini Tharn lebih erat mengepalkan tangannya, emosinya sudah terlihat mulai memanas.

"Tapi, kamu 'kan punya banyak teman yang belajar disini, pergi meminta mereka untuk bertukar ruangan akan lebih mudah bagimu"

"Kenapa harus bertindak merepotkan begitu?"

"THARN!"

Type menaikkan nada bicaranya, kedua matanya terlihat tajam seolah dapat menyayat daging orang yang ada dihadapannya sampai berkeping-keping, suaranya sekarang terdengar dalam saat mengancam;

"Kukatakan sekali lagi, aku tidak akan berbagi ruangan denganmu, aku membenci gay, benar-benar sangat benci. Aku tidak ingin berdekatan dengan orang-orang semacam dirimu, silahkan katakan pada siapapun yang kamu tahu, bernafas di udara yang sama denganmu membuatku merasa jijik!!!"

BRAKK!!

Saat ini Tharn meninju meja dengan sekuat tenaga, kemudian berjalan dengan tegap untuk menatap wajah yang dari tadi terus saja berbicara, pandangan mata yang biasanya terlihat tenang memancarkan kesan dermawan, saat ini telah berubah menjadi dingin, ujung bibirnya naik, memperlihatkan seringaian dingin, saat berbicara terdengar nada merendahkan dari mulutnya;

"Kalau begitu, maaf, kamu harus mau tinggal bersamaku sampai satu tahun kedepan."

"Bukankah sudah kukatakan kalau aku tidak ingin kamu ada di sini!"

"TAPI AKU TIDAK AKAN PINDAH!!!"

Kali ini Tharn berteriak. Menatap dengan perasaan gusar, sama seperti orang yang ada dihadapannya.

"Kalau kamu tidak ingin tinggal disini, keluarlah. Tapi kukatakan ini sekarang, aku baik-baik saja berada disini. Tidak akan pindah, meskipun harus seruangan dengan manusia paling picik di dunia sekalipun"

Tharn jelas lebih ahli dalam mengendalikan emosi, sebenarnya dia sendiri tidak ingin bersikap seperti ini. Tharn memang orang yang tenang dan tidak mudah terpancing emosi, jika memang sudah tidak bisa ditoleransi, dia akan meledak. Mendengar ini atlit muda dihadapannya segera berderap ke arahnya, lalu bicara;

"Kamu harus pindah!"

Type segera merebut kerah baju pria yang dibencinya, membuatnya untuk mendengarkan permintaannya. Kemarahannya ini jelas tidak kalah dengan pria yang ada dihadapannya.

Tharn dengan cepat menangkap tangan yang saat ini sedang memegangi kerah bajunya, wajah tampannya yang kacau sekarang terlihat lebih dekat, kedua matanya masih terlihat dingin dan tajam. Akibat cengkraman itu dia harus mundur beberapa langkah, suaranya masih terdengar dingin dan sekarang lebih keras saat berbicara pada orang yang ada dihadapannya;

"Siapa yang brengsek di sini. Itu cuma prasangka burukmu! Aku tidak tahu gay macam apa yang kamu temui di luar sana, tapi orang yang menganggap setiap orang akan bertindak sama merupakan orang yang cacat mental. Mau menyingkirkanku keluar dari ruangan ini, lakukanlah. Kamu pikir, kamu bisa tetap bertahan di lingkungan sosial dengan pemikiran konyolmu itu, seandainya saja kamu bisa menggunakan logika daripada berpikir konyol. Begini 'kah caramu menilai orang. Ingat baik-baik apa yang kukatakan ini, aku sama sekali tidak berbuat salah... JADI AKU TIDAK AKAN PINDAH!!!"

Pada akhirnya Tharn tidak dapat menahan diri dan mengatakan semua itu, memang benar, dia tidak pernah sekalipun menemukan seseorang yang begitu membenci sesuatu sampai sejauh ini. Dia benar-benar tidak menyangka, teman seruangannya yang terlihat baik saat awal berkenalan ternyata memiliki prasangka buruk pada orang lain sampai seperti ini. Seandainya saja caranya bertindak tidak sampai sejauh ini, jelas Tharn akan melepaskan ini begitu saja, tapi caranya berbicara seolah dia bukanlah manusia. Memang siapa yang tahan diperlakukan seperti ini.

Jadi Tharn sekarang bergerak maju ke arahnya, menatap ke arah orang yang sedang murka padanya, tapi pria dihadapannya dengan segera melepaskannya dan menjaga jarak darinya.

"KAMU MAU APA!"

Tiba-tiba Type berteriak padanya, kemudian mendorong tubuhnya. Tapi karena tangan Type sudah ditangkap oleh Tharn, tangannya tidak bisa ditarik, dengan sangat erat kedua tangannya dicengkram, Type mulai merasa dalam bahaya, secara naluri dia berusaha untuk melepaskan tangannya.

Sebuah kepalan tangan memukul pipi Tharn dengan cukup keras, membuatnya berpaling dan mundur beberapa langkah, tapi diapun kembali memutar kepalanya dengan pandangan dingin, lalu berkata;

"Selamat, kamu akan tetap tinggal bersama pria gay ini sampai tahun depan"

Kreett!

"Aw!"

Tharn mendorong dada Type sekuat tenaga, membuatnya berteriak kesakitan saat mundur karena menabrak tempat tidurnya. Setelah itu Tharn berbalik, kemudian mengambil handuknya dengan kasar, pandangan matanya masih terlihat tajam saat menatap marah ke arah musuh yang baru saja memukul wajahnya. Setelah itu dengan mantap berjalan keluar untuk menuju kamar mandi. Sesampainya di luar, dia bisa mendengar suara teriakan keras mengikuti dari belakang;

"DASAR BRENGSEK, INGATLAH, AKU PASTI BISA MEMBUATMU PINDAH DARI SINI!"

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Penulis: M.A.M.E.

Thai-Indonesia: iu3a

Continue Reading

You'll Also Like

4.7K 231 25
Judul asli: 可愛過敏原 / 可爱过敏原 Penulis: 稚楚 Subgenre: Drama, Romance, School Life, Slice of Life, Yaoi Jumlah Chapter: 109 ...
3.7K 467 32
Shu Nian yang tumbuh di panti asuhan bermimpi menjadi seorang putri sejak kecil agar seorang pangeran akan datang untuk menyelamatkannya. Pada akhirn...
19.7K 1.4K 100
Author: Shui Qian Cheng Genre: Adult Drama Mature Romance Smut Yaoi Orang yang berubah-ubah, dekaden, dan keras kepala menjalani hidup seperti permai...
439K 53.9K 134
Author : Shui Qian Cheng (水千丞) Setelah peneliti; Shen Dai dan Presiden Eksekutif Grup Xingzhou; Qu Moyu setuju untuk menikah, diam-diam jatuh cinta p...