A Mùlt (Xiumin Kim) END

By kim_jooeun19

8.9K 602 125

Bagaimana rasanya dipermainkan masa lalu? More

1/1
2/2
3/3
4/4
5/5
7/7
8/8
9/9
10/10
11/11
12/12
13/13
14/14
15/15
16/16
17/17
18/18
19/19 (End)

6/6

452 36 4
By kim_jooeun19

"Nar" panggil Hani.

"hmm?"

"lo waktu bikin Hanhan, badan lo rasanya gimana?"

Nara mengangkat wajahnya memandang Hani "lo sakit? random banget pertanyaan lo"

"ih gak gitu, jawab aja sih" dengus Hani "rasanya gimana?"

"lo apa sih- lo udah ngelakuin itu sama Minseok?" Nara mematikan tabletnya dan fokus pada Hani.

"gue gak tau" jawab Hani lemas.

"huh? kok-

"gue gak sadar, gue gak tau gimana caranya Kimmin bisa masuk ke kamar padahal udah gue kunci. Setelah bangun, dia udah ninggalin gue bahkan baju berserakan di mana-mana"

"lo diperkosa sama laki lo sendiri? konyol"

Flashback...

Hani mengerjapkan matanya jam menunjukan pukul 8 pagi, melihat sekeliling ini bukan kamarnya. Ah, ia ingat semalam dirinya tidur di kamar suaminya.

Perempuan itu menggeliatkan tubuhnya, tidak buruk juga ternyata tidur di kamar suaminya. Minseok memang menempati kamar utama di rumah itu jadi sedikit lebih besar dari kamar lainnya.

Tunggu dulu, sepertinya ada yang salah. Hani duduk dari tidurnya, memandang tubuhnya dari pantulan kaca lemari suaminya. Ia hanya menggunakan pakaian dalamnya saja dan apa itu? Tanda merah di sekitar dadanya, Hani panik melihat sekeliling kamar terlihat baju semalam ia gunakan berserakan di lantai dan pakaian Minseok pun ada di sana. Ia mengecek seluruh tubuhnya, apakah ia melakukannya semalam?

Hani langsung turun mengambil sembarang pakaian untuk di pakainya lalu keluar dari kamar suaminya. Memastikan sesuatu.

Ia menemukan makanan di atas meja dengan notes di atasnya.

Maaf, aku harus ke kantor pagi-pagi. Aku buatin kamu sarapan, kamu pasti capek. Terima kasih buat tadi malam sayang, aku bener-bener gak akan lupain.

-Kim

Hani meremat notes tersebut, dan membuangnya entah kemana. Ia berjalan memasuki kamarnya.

"angkat Kimmin" Hani berjalan mondar mandir sambil menempelkan benda pipih di telinganya.

"hall-

"kamu apain aku semalem?!"

"oh hai sayang, udah bangun? sarapannya udah dimakan?"

"Kimmin please!"

Hani bisa mendengar suaminya terkekeh di sebrang sana.

"kamu maunya kita ngapain semalem hm?"

"gak lucu! kamu ngerjain aku?"

"terserah kamu nganggepnya apa, yang jelas semalem itu kamu bener-bener gila"

"shut up!"

Hani langsung mematikan sambungannya kesal. Tidak, mereka tidak mungkin melakukan itu. Perempuan itu terus meyakinkan dirinya sendiri.

Di sisi lain Minseok memandang ponselnya sambil tersenyum, ia sangat puas mengerjai istrinya. Malam itu memang tak terjadi apa-apa, Minseok hanya membuka baju Hani dan membuka baju dirinya sendiri. Walaupun sedikit tergoda dengan istrinya, ia akhirnya membuat tanda kemerahan di sekitar dada perempuan itu.

Flashback end.....

"ya bagus lah kalo lo ngelakuin sama dia" ucap Nara.

"ck! serius deh, dia gak cinta sama gue"

"tapi lo cinta kan?"

Hani memandang Nara sengit.

"udah deh, gue paham kok perasaan lo masih sama kaya dulu ke dia" ujar Nara kelewat santai.

"gak usah ngadi ngadi deh lo ah" 

"gengsi banget sih lo, masih sakit hati gara-gara ditolak dulu?"

"bacot ya!"

drrtt

drrrt

suami durhaka

kamu di mana?

butik

ke kantor aku bisa?

ngapain?

anter dokumen penting aku, ketinggalan di rumah

terus aku mesti pulang dulu gitu? males

Hani please, itu penting banget buat aku

buat aku engga

bisa gak sih nurutin kata suami kamu?

ke kantor sekarang atau nanti malam kamu dapet hukuman

ck! bawel, sejam lagi aku ke sana

Hani mengunci ponselnya kesal. dasar suami otoriter!

"kenapa lo?" tanya Nara penasaran.

"sehari aja Kimmin gak bikin kesel tuh bisa gak sih?"

nara menyerngit penasaran.

"gue balik dulu, mau ke kantor Kimmin"

"ha? ngapain? udah mulai berani muncul lo" 

"anter dokumen" jawab Hani lalu menghilang dari ruangan Nara.

***

Hani menghubungi Minseok setelah sampai di gedung agensi suaminya.

"aku udah di bawah, kamu ke bawah gih cepet"

"kamu naik ke sini, aku udah utus Jongdae buat nyamperin kamu di bawah"

"aku gak mau- Kimmin! ihh" Hani memandang ponselnya kesal.

ia sungguh tidak mau masuk ke dalam gedung milik suaminya ini, karena ia takut akan menimbulkan gosip yang tidak-tidak.

"Kim Hani" panggil sebuah suara.

Hani menyerngit bingung, bagaimana pria ini tau dirinya?

"saya Kim Jongdae, sekertaris bang Minseok" ujar Jongdae memperkenalkan diri.

oh Hani ingat sekarang, sekertaris suaminya yang sering memasangkan dasi untuk Minseok.

"mari" Jongdae mengajak Hani untuk menemui Minseok masuk ke dalam gedung.

"maaf, saya mau anter ini aja gak usah masuk ke dalam" Hani menyerahkan dokumen di tangannya.

"tapi bang-

"it's ok, nanti saya kabarin dia" ucap Hani "kalo gitu saya pulang dulu, permisi" perempuan itu pamit begitu saja meninggalkan Jongdae.

"mana Hani?" tanya Minseok melihat Jongdae masuk ke ruangannya sendirian.

"pulang, dia gak mau ketemu lo" jawab Jongdae sambil menyerahkan dokumen di tangannya pada atasannya itu.

Minseok menghembuskan napasnya, padahal ia ingin melihat istrinya. Pria itu ingin melihat wajah Hani yang selalu merengut lucu karena kesal dengan kejahilannya.

Hei! Ada apa dengan dengan Minseok? terdengar seperti ia merindukan istrinya.

***

Sehun menatap perempuan di depannya aneh, bagaimana tidak Park Eunbi berpenampilan bak penguntit. Dengan kacamata besarnya, dan hoodie yang kebesaran hingga kepalanya hampir tenggelam di dalam hoodie itu.


"ngapain sih dandan begini? gue jadi kaya mau transaksi narkoba tau gak" ujar Sehun.

"sadar gue siapa, gue gak mau ya tiba tiba abis ini keluar artikel yang enggak enggak" ucap Eunbi "belum lagi tunangan lo yang bar bar itu"

Sehun menyeringai "gue dijodohin"

Eunbi menaikan sebelah alisnya "terserah, gue gak peduli. gue cuma gak mau disebut orang ketiga dihubungan kalian"

"lo masih dendam 6 bulan lalu?"

"jelas, lo bohongin gue"

Sehun mengela napas "gue gak bohongin lo!"

Perempuan itu tersenyum sinis "terus apa? lo ngejebak gue?"

Enam bulan lalu, Sehun dan Eunbi menjalin hubungan yang baik. Mereka bertemu disalah satu club malam itu, Eunbi melihat Sehun terkapar di meja sendirian karena mabuk. Dan ya, dengan kebaikan Eunbi, perempuan itu menolong Sehun.

Semenjak itu keduanya semakin dekat, bahkan Sehun sering bermalam di appartement Eunbi. Tepat dua bulan kedekatan mereka, malam itu mereka melakukannya. Melalui malam yang sangat panas saling berbagi kehangatan dan lenguhan.

Tapi setelah itu terjadi, tiba-tiba ada kabar mengejutkan bahwa Oh Sehun dikabarkan akan bertunangan dengan perempuan lain yang diketahui sudah menjalin hubungan lebih dari satu tahun.

Merasa dibohongi dan dimanfaatkan, akhirnya Eunbi mengusir pria itu untuk tidak menemuinya lagi. Dan benar saja setelah itu Sehun tidak pernah menampakan dirinya di sekitar seorang Park Eunbi hingga mereka dipertemukan lagi dalam perekerjaan.

"lo ngajak ketemu, bukan ngomongin masalah sialan itu kan?" ujar Eunbi

"gue cuma mau kita mengakrabkan diri, dua bulan kedepan kita akan ketemu terus, orang lain juga akan curiga kita perang dingin kaya gini" jelas Sehun membuat Eunbi berdecih mendengarnya.

"mimpi aja sana Oh Sehun!"

"gue minta maaf oke, gue beneran mau kita damai" pinta Sehun tulus.

"enteng ya lo ngomong kaya gitu"

Sehun menggaruk kepalanya yang tak gatal, bagaimana lagu cara membujuk perempuan ini.

"gini deh, dua bulan. dua bulan lo terima gue jadi patner lo, setelah itu kita gak saling kenal lagi terserah lo"

Eunbi terlihat berminat dengan tawaran pria di depannya ini "oke dua bulan, setelah itu jangan harap kenal gue lag-

Brukk!

"aakhh!" pekik seseorang membuat Eunbi dan Sehun mengalihkan pandangannya.

"Hani" Eunbi langsung berdiri menghampiri temannya yang sudah terjatuh ditempatnya.

Hani yang baru saja memesan minumannya, tiba-tiba saja ada orang yang menabrak dirinya hingga sebuah cairan panas berwarna coklat membasahi bajunya dan mengenai lengannya.

"aakhh!" teriaknya merasakan panas di bagian tubuhnhya ia terkejut dingga terjatuh ke lantai.

"Hani! lo gak papa?" tiba-tiba saja Eunbi muncul membantu sahabatnya berdiri.

"Bi..." Hani meringis pada lengannya yang terasa terbakar.

"Ya! Kalo jalan liat-liat dong!" seorang wanita membentak Hani membuat kedua perempuan itu tersentak.

"maaf.." Hani menunduk merasa ini kesalahannya.

"ngapain lo minta maaf, harusnya lo yang minta maaf!" Eunbi emosi menunjuk wanita di depannya ini "jelas-jelas lo yang sengaja numpahin kopi ke arah temen gue, Hawang Nana!"

Hani langsung mendongak melihat wanita di depannya, Hwang Nana?

Jadi wanita ini kekasih suaminya, Hani menggeram rendah memandang Nana. Pasti perempuan itu memang sengaja.

"minta maaf!" dengan angkuhnya Nana bersedekap memandang Hani mengabaikan Eunbi.

"kamu sengaja ngelakuin ini?" Hani memandang Nana.

"cih! buat apa gue sengaja? bahkan kita gak kenal"

"baguslah, karena saya bakalan bikin kamu berurusan sama pihak berwajib kalo kamu sengaja menyiram saya" ucap Hani sinis.

"lo pikir lo siapa? lo gak tau siapa gue? tolong ngaca dulu"

Eunbi menahan diri untuk tidak memberikan cabai pada mulut Nana sekarang juga. Oh Tuhan dia sudah tidak tahan, perempuan itu melepas kacamatanya dan penutup kepalanya membuat Nana terkejut bahwa yang di hadapannya adalah Park Eunbi.

"lo batu ya jadi manusia, lo yang harusnya sadar diri Hwang Nana derajat lo bahkan lebih rendah dari Kim Hani" ujar Eunbi meluapkan kekesalannya pada perempuan itu.

"diem sialan!"

Untuk saja cafe sedang sepi, jika tidak pasti kedua artis itu sudah masuk portal gosip karena bertengkar.

Eunbi tersenyum sinis "gak usah banyak tingkah kalo gak mau karir lo ancur sekarang juga, gue bisa aja bilang soal ini ke tante Chaerin dan lo kehilangan semuanya"

Sehun tersenyum melihat Eunbi yang berhasil membuat Hwang Nana tak berkutik. kemudian ia menghampiri perempuan itu.

"mending kita ke rumah sakit obatin Hani, kalo didiemin lama bisa jadi luka bakar" saran Sehun setelah berada di dekat Eunbi dan Hani.

Eunbi mengangguk menarik Hani untuk mengikutinyanya berjalan keluar melewati Nana yang masih diam terpaku.

"semangat Ms. Hwang" Sehun berbisik menepuk bahu Nana sebelum meninggalkan tempat itu.

***

Nara terlihat sibuk di restoran ibunya, setelah bekerja wanita itu membantu pekerjaan di restoran.

Bahkan Hanhan yang ia biarkan bermain di taman dekat restoran bersama teman-temannya, ia menitipkan anak itu pada salah satu pengasuh teman Hanhan.

"hei mommy, miss me?" Nara terkejut melihat Jongin tersenyum di belakangnya saat sedang merapikan meja.

"Jongin! ngagetin!" pukulan dilayangkan ke bahu pria itu.

Jongin hanya terkekeh melihat ekspresi Nara.

"kapan sampe?" Nara meletakan minuman di hadapan Jongin.

"baru, langsung ke sini" jawab pria itu menyesap minumannya.

"ck! kenapa gak pulang dulu sih istirahat, kamu habis perjalanan jauh" omel Nara yang duduk di depannya.

Jongin terkekeh "aku kangen sama kamu sama Hanhan abisnya"

Nara hanya mendengus mendengarnya.

Kim Jongin pria yang hampir tiga tahun ini berada di dalam hidup Nara dan Hanbyul. Pria yang melindungi mereka berdua jika ada sesuatu, pria yang bisa membuat Hanbyul tidak terus menanyakan di mana ayahnya. Memang sepenting itu peran Jongin di dalam hidup Nara.

Namun Nara belum bisa menerima cinta Jongin yang pria itu tawarkan, wanita itu masih ingin sendiri mengurus anak sematawayangnya tanpa dipusingkan oleh cinta. Ia juga seakan enggan memulai lagi kehidupan cintanya setelah kejadian itu.

Ting..

Lonceng restoran berbunyi bersamaan dengan seorang pria menggandeng anak laki-laki masuk.

"daddy!" seru Hanbyul melepas genggamannya berlari ke arah Jongin.

"ohh, anak daddy dari mana aja sayang hm?" Jongin langsung memberi pelukan hangat pada Hanbyul.

"daddy kok balu pulang, Hanhan miss you dad" ucap Hanbyul dengan gemas.

Jongin mengeratkan pelukannya memangku Hanbyul "daddy juga kangen Hanhan, daddy bawa oleh-oleh Hanhan pasti suka"

"ohya? Apa dad?" tanya Hanhan antusias "ibu dikasih gak?"

Hanbyul memandang Nara di depannya yang tiba-tiba diam tanpa ekspresi.

"ibu" panggil Hanbyul tapi Ibunya tak bereaksi, wanita itu masih memandang lurus ke depan.

"Nara" Jongin yang merasa aneh juga ikut memanggil Nara.

Sedangkan pria yang menggandeng Hanbyul tadi terpaku di tempatnya dan memandang lurus ke tiga orang yang terlihat seperti keluarga kecil.

Kedua orang itu masih bertahan dalam keterkejutannya, saling memandang.

"Kim Nara/Do Kyungsoo" ucap pelan kedua orang itu bersamaan.

***

"kenapa tadi gak nemuin aku?" Minseok memandang istrinya saat makan malam.

"aku masih ada urusan" jawab Hani fokus pada makanannya.

Aneh. Istrinya terlihat aneh.

"sepenting itu sampe gak bisa nemuin suami kamu sebentar"

Hani menaruh sendoknya sedikit keras membuat Minseok terkejut.

"bahkan kerjaan aku lebih penting dari kamu" jawab Hani beranjak dari duduknya sambil membawa piring ke wastafel.

"tangan kamu kenapa?" Minseok menggenggam lengan Hani yang dibalut perban saat perempuan itu membereskan makan malam mereka.

"ada kejadian kecil tadi" Hani langsung menarik tangannya.

"kenapa sampe luka gini? kejadian apa?"

"bukan apa-apa"

"bilang atau aku caritau sendiri!" Minseok mencengkram tangan Hani membuat perempuan itu meringis kesakitan.

"le-lepas sakit!"

"ma-maaf" ucap Minseok "tolong jujur sama aku, kamu kenapa?"

Hani memandang sinis suaminya "kalo ini kerjaan Hwang Nana apa kamu percaya?"

Minseok mematung mendengarnya, tidak mungkin.

Hani kemudian meninggalkan Minseok yang masih diam.

Minseok menghubungi kekasihnya setelah mendengar jawaban dari Hani.

"kamu apain Hani?" tanya Minseok to the point"

"kamu kenapa sih? langsung marah marah?"

"kamu apain Hani, Hwang Nana?"

"perempuan itu ngadu sama kamu?"
"aku cuma kasih dia pelajaran sedikit"

"aku udah bilang, jangan sentuh Hani"

"kamu belain dia?!"
"aku cuma mau buat dia sadar kalo dia gak bisa milikin kamu!"

"stop kaya anak kecil Nana!"
"kamu tau gak, hubungan kita gak akan selamat kalo bunda tau ini"

"AKU GAK PEDULI SAMA BUNDA KAMU!"
"AKU CAPEK KAYA GINI TERUS, SAMPE KAPAN KITA KAYA GINI!"

Terdengar isakan dari sebrang sana membuat Minseok menggeram.

"KAMU PIKIR AKU GAK CAPEK SAMA SEMUANYA?!"
"SAMA KELAKUAN KAMU YANG KAYA GINI?"
"MENDING KITA GAK USAH KETEMU DULU"

"NO! jangan gini sayang, aku butuh kamu"

Intonasi wanita itu melembut. Minseok menghembuskan napasnya lelah, entah kenapa ia sangat marah kali ini dengan kelakuan kekasihnya.

Minseok tak menjawab lagi, mengabaikan rengekan Nana dan langsung mematikan sambungannya.

~~~

Minseok melihat Hani yang sudah tidur lelap diatas kasurnya. Pria itu menghampiri istrinya sambil membawa kotak obat.

Ia memandang wajah Hani yang terlihat damai dalam tidurnya, tangannya menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah istrinya. Minseok mulai mengobati luka yang ada di lengan Hani dengan pelan tanpa mengganggu tidur istrinya. Dengan hati-hati pria itu mengganti perban di lengan Hani.

"maaf" Minseok mengecup luka di lengan Hani.

Setelah selesai semuanya, pria itu merebahkan dirinya di samping Hani, menarik perempuan itu masuk ke dalam pelukannya. Mengecup kening istrinya, lalu turun ke kedua matanya, hidungnya, dan terakhir mengecup bibir merah istrinya.

***








Continue Reading

You'll Also Like

313K 6.9K 35
"That better not be a sticky fingers poster." "And if it is ." "I think I'm the luckiest bloke at Hartley." Heartbreak High season 1-2 Spider x oc
883K 40.9K 61
Taehyung is appointed as a personal slave of Jungkook the true blood alpha prince of blue moon kingdom. Taehyung is an omega and the former prince...
193K 5.2K 64
IN WHICH Aimee Hale-Cullen's cold persona melts due to the new girl moving to Forks. [Twilight-Breaking Dawn Part Two] Bella Swan x fem!oc [ON HOLD]
260K 5.1K 51
"She's a ticking bomb and her time is running out." [ A Supernatural Dean Winchester FanFic ] -written by Caroline Blackwood- Start: officially publi...