[TAEKOOK] - Rainbow

By VKchu137

266K 15.6K 1.7K

[COMPLETED] Kumpulan Oneshoot/Twoshoot/Threeshoot VKOOK dengan berbagai macam genre. #9 in Gay (14/11/18) #18... More

Here I Am
Magic Dildo
Dick Monster
The World in 2028
King Of Octopus
Like the Cherry Blossom, I Fall in You
The Perverted Thief
The Perverted Thief (2)
Jadi gini...
Lumer Keju
Soulmate
After a Failure
Strawberries & Cigarettes
(G)(R)

Behind The Secret

10.2K 524 35
By VKchu137

Ratusan ribu pasang mata menatap virtual sosok raksasa mengenakan jubah layaknya malaikat maut diatas sana dengan beragam emosi; cemas, takut, marah, merasa terkhianati, bercampur menjadi satu.

Bayangan nasib mereka kedepannya menjadi satu-satunya titik kunci di kepala ratusan ribu orang tersebut begitu sosok raksasa berjubah tersebut berucap berbagai macam kalimat tak masuk akal dengan suara beratnya.

”Namaku adalah Bang Sihyuk, perancang dari Behind The Secret; Game tempat kalian berada saat ini. Kalian pasti terkejut begitu tak menemukan fitur Log out pada menu utama konsol karakter kalian, dan biar ku pertegas kalau itu sama sekali bukan kerusakan pada game. Itu adalah bagian dari rencanaku agar kalian semua terjebak dalam dunia ini untuk batas waktu yang tak bisa ditentukan.”

Taehyung, satu dari ratusan ribu pemain game yang terjebak itu menatap geram pada sosok raksasa berjubah itu. Perasaan kalut makin menggerogoti begitu suara tangisan dan teriakan putus asa makin bertambah pada aula besar tempat mereka dikumpulkan.

Taehyung sangat tahu kalau dirinya, pun orang-orang yang terjebak disini sama sekali tak dapat berbuat apa-apa. Menghilangnya fitur Log out juga berarti tak ada yang bisa membebaskan mereka dari dunia game ini. Tidak apapun, tidak siapapun,

“Salah satu jalan agar kalian bisa bebas dari dunia buatanku ini adalah kalian harus menyelesaikan seluruh misi pada masing-masing lantai. Ada seratus lantai dengan bos monster yang bertambah kuat disetiap tingkat lantainya. Sekali lagi kukatakan bahwa tak akan ada yang bisa keluar dari dunia ini. Jika salah satu dari keluarga kalian di dunia nyata sana memaksa membuka Nerve Gear, maka alat itu akan otomatis meledak dikepala kalian. Oleh sebab itu, jika tak ingin mati sia-sia, kalian bisa menyelesaikan misi di dunia game ini sesuai dengan intruksiku.”

Maka dengan ini, tak ada pilihan lain bagi Taehyung. Dirinya harus meningkatkan kekuatan karakter game nya agar bisa mengalahkan bos monster terakhir di lantai ke-seratus.

~oOo~

Behind The Secret
By Vkchu137

Pair: Top!Kim Taehyung (Nama Karakter: V)
Bott!Jeon Jungkook (Nama Karakter: Jungkook)

Warning!: HOMO, Boyslove, BXB, Laki suka sama laki, Fantasy, terdapat berbagai istilah yang asing, typos tak bisa dihindari, aku sayang kalian

Desclimer: Cerita ini asli punya Saya, Saya yang buat, dari otak laknat fujoshi Saya. Hanya meminjam nama karakter, tanpa dapat memiliki aslinya.

Inspired by Anime:

Sword Art Online
Log Horizon

~oOo~

Keterangan:

Nerve Gear adalah sebuah alat yang memungkinkan pemain untuk dapat masuk ke dalam game, dimana alat ini dapat mengalihkan kesadaran pemain dengan menggunakan gelombang yang akan dipancarkan ke otak pemain. Gelombang ini yang nantinya akan merangsang penggunaan kelima indra si pemain agar ia dapat menggerakkan tubuhnya secara bebas di dalam game tersebut.

Behind The Secret atau sering disingkat dengan BTS adalah dunia game virtual dengan visualisasi kastil raksasa yang disebut floating Aincard, dimana dunia game ini terdiri dari seratus lantai yang masing-masing lantai terdapat ruangan khusus untuk mengalahkan bos monster agar dapat membuka pintu menuju lantai berikutnya. Apabila seseorang atau Serikat mengalahkan bos pada suatu lantai, maka pintu menuju lantai selanjutnya akan terbuka bebas selamanya untuk pemain lain. Jadi, pemain yang lain dapat berfokus untuk menyelesaikan lantai yang belum bisa ditaklukkan.

~oOo~

Selamat membaca...

~oOo~

Satu tahun berlalu di dunia game, yang berarti satu bulan lamanya mereka lewatkan dalam kondisi koma di dunia nyata.

Para pemain yang dinyatakan meninggal di dunia nyata akan secara otomatis menghilangkan karakter mereka di dunia game ini.

Taehyung sendiri selama ini memanfaatkan setiap detik waktunya untuk menyelesaikan beberapa game dan mengalahkan beberapa bos monster hingga lantai diatas lima puluh untuk meningkatkan kekuatan karakternya. Sesekali mengikuti kegiatan kelompok dari teman-teman yang ditemuinya disini yang kalau tak salah ada lima orang yang bisa diklaimnya sebagai teman; Namjoon yang didunia nyata merupakan seorang CEO dengan nama karakter RM, Seokjin yang sepengetahuan Taehyung merupakan suami Namjoon di dunia nyata dengan nama karakter Jin, Yoongi yang didunia nyata merupakan seorang produser musik dengan nama karakter Suga, Hoseok yang didunia nyata merupakan seorang Street Dancer dengan nama karakter Jhope, dan Jimin dengan nama karakter Jimmy yang didunia nyata merupakan seorang Mahasiswa semester 7 sama seperti Taehyung bedanya adalah Taehyung jurusan Teknik dan Jimin yang merupakan seorang mahasiswa jurusan Hubungan Internasional.

“Tae, hari ini harus ikut. Semua perwakilan masing-masing serikat serta para Solo Player juga akan hadir, bahkan dipertemuan sebelumnya hanya kau Solo Player yang tak ikut menghadiri rapat pengambilan alih” Jimin berucap membujuk Taehyung yang terlihat tengah meminum Beer menteganya, mereka sedang berada di Bar milik Jin sekarang. Bar yang berhasil didapatnya setelah bersusah payah membunuh berbagai macam monster pendukung dan menerima uang bulanan virtual dari Namjoon sang suami.

Untuk Informasi, Taehyung sendiri merupakan seorang Solo Player. Tak ingin ikut bergabung dalam beberapa Serikat hebat yang terbentuk di dunia game ini, dirinya hanya ingin menikmati kegiatan berburunya tanpa harus mengemban tanggung jawab dalam sebuah Serikat. Posisi Taehyung yang merupakan pemain pemegang trik pedang ganda dengan tingkat level tertinggi membuat beberapa serikat masih memohon-mohon agar ia mau ikut bergabung pada Serikat mereka. Lima teman Taehyung sendiri memiliki masing-masing Serikatnya dengan mereka sebagai pemimpin, tak ingin membujuk Taehyung bergabung karena tau sendiri pikiran pemuda tersebut.

Okey, aku akan ikut. Lagi pula sudah cukup main-mainnya, sekarang aku akan fokus kerja sama dengan pemain lain untuk menyelesaikan bos lantai atas. Kebetulan kemaren aku baru saja menyelesaikan lantai lima puluh tujuh dan sedikit mengintip bos monster di lantai lima puluh delapan.” Taehyung menjelaskan dengan manik yang masih berfokus pada gelas Beer menteganya.

“Jadi seperti apa visualisasi bos monster di lantai lima puluh delapan?” Itu Namjoon yang bertanya karena merasa tak kunjung mendapat penjelasan mengenai apa yang dikhawatirkannya.

“Tak ada, aku sama sekali tak melihat bos monster disana. Pikirku, mungkin itu sejenis monster yang tak dapat dilihat sehingga tak mungkin dapat ku selesaikan sendiri.” Taehyung menjawab dengan manik yang kini diarahkan ke teman-temannya yang lain.

“Jadi kita harus bekerja sama dengan yang lain? Baiklah, informasi ini akan kita bawa saat pertemuan nanti malam, kalian jangan ada yang terlambat.” Kali ini Hoseok yang berucap sembari berdiri, mencoba merapihkan pakaiannya. “Sembari menunggu malam, aku akan memimpin Serikatku untuk berburu babi-babi monster dulu. Sampai bertemu nanti.”

“Aku juga pamit pergi dulu, teman-teman. Setidaknya aku harus menghabisi monster-monster yang menjaga disekitar ruang bos monster lantai lima puluh delapan untuk memperlancar proses eksekusi kedepannya.” Taehyung bersuara sembari melangkahkan kakinya menuju pintu keluar Bar, tangan tak lupa melambai dengan badan masih menghadap depan memperlihatkan punggung dengan dua pedang berbeda warna tergantung.

~oOo~

Taehyung mengayunkan pedang hitamnya membelah isi perut salah satu monster pendukung dilantai itu, tangan satunya yang kosong terayun mengelap bulir keringat yang membasahi pelipis dengan dibarengi helaan napas lelah. Bukan tanpa sebab, monster-monster pendukung yang mengerumuni wilayah sekitar ruang bos monster memang tak dapat dibilang sedikit, sengaja menguras tenaga pemain sebelum mencapai target utama.

Kaki panjang pemuda berjubah hitam khas kesatria itu melangkah, mencoba mencari tempat duduk khusus peristirahatan sementara walau hanya sekedar bersandar pada dinding biru khas warna lantai lima puluh delapan.

“Lain kali, aku akan menjualnya untuk membeli sebuah rumah dekat air terjun di lantai dua puluh lima.”

Telinga peka Taehyung mendengar suara itu dibalik dinding yang akan dilewatinya, kakinya melangkah semakin cepat begitu menyadari tak hanya dirinya yang membersihkan monster pendukung di lantai ini, pantas saja tadi rasanya Taehyung hanya membasmi setengah dari biasanya.

Manik tajam itu menangkap sosok berjubah merah sedikit corak putih tengah bersandar pada dinding dengan sebuah sandwich ditangkup dengan dua tangan, pemuda itu menunduk begitu fokus dengan kunyahan sehingga hanya terlihat pipi putihnya yang menggembung dan bergerak mengunyah lucu.

“Hng?” Taehyung terkejut begitu pemuda yang sedari tadi ditatapnya mendongak sembari mengeluarkan suara dengungan bingung, “Kau lapar? Mau tidak? Aku masih ada satu lagi.” Bersuara masih dengan mulut yang penuh, jangan salahkan Taehyung yang sekarang tengah menggigit bibir bawah gemas, karena memang ini manis sekali ditambah dengan manik bulat berbinar penuh tanda tanya yang menatap luruh kearahnya.

“Boleh?” maka tak ada pilihan lain, Taehyung melangkah mendekat dan mendudukkan dirinya tepat disamping si pemuda manis yang kini tengah merogoh isi keranjangnya mencari keberadaan sandwich-nya yang satu lagi.

“Boleh, lagipula ini percobaan modifikasi makananku yang baru. Dan sepertinya kau orang yang tepat untuk mencobanya.” Taehyung memandang sandwich yang disodorkan untuknya itu ragu. Kelihatan enak, tapi mendengar kalau itu adalah modifikasi barunya membuat Taehyung sedikit ragu.

“Tenang saja, aku sudah makan satu. Ini serius enak sekali, aku hanya butuh komentar dari orang lain selain diriku sendiri.”
Taehyung mengambil sandwich yang disodorkan kearahnya, mengambil gigitan pertama dengan manik menatap binar pemuda manis yang memandangnya penuh harap.

Maniknya mengernyit begitu cita rasa makanan itu memenuhi pengecapnya, “W-wow, ini enak. Aku baru tahu kalau ditempat ini ada bahan dengan cita rasa bumbu seperti di dunia nyata.” Taehyung tak berbohong, karena apa yang dimakannya ini memang luar biasa lezat.

“Benar-benar enak, kan? Itu bumbu yang aku buat sendiri, bereksperimen dengan bahan yang kudapat dari hasil berburu.” Pemuda itu menjelaskan sembari melanjutkan memakan sandwich-nya yang tinggal setengah. “Omong-omong, namamu?” Pemuda manis itu bertanya, maniknya mengarah pada pemuda tampan berpakaian serba hitam khas kesatria disampingnya.

“V, tepatnya itu nama karakter. Tapi karena kita sudah lama di dunia game ini, dan takutnya kedepannya aku malah melupakan nama asliku sendiri. Jadi kau boleh memanggilku Taehyung, Kim Taehyung tepatnya.” Merasa tak rela, karena suapan terakhir pada makanannya. Taehyung balas menatap pada manik pemuda manis disampingnya. “Kalau kau? Namamu siapa?”

“Jungkook.”

“Nama asli?” Taehyung kembali bertanya karena pemuda yang mengaku bernama Jungkook ini hanya menyebutkan satu nama saja.

“Jungkook, itu nama asli dan nama karakterku.”

“...?” Taehyung memandang heran penuh humor pada raut wajahnya, “Baru ku temui ada orang yang menjadikan nama aslinya sebagai nama karakter game.”

~oOo~

“Kau akan kemana setelah ini?” Jungkook bertanya sembari tetap melangkahkan kakinya melewati beberapa orang yang tengah bercengkrama disuasana malam lantai tiga puluh.

“Rapat pertemuan pengambilan alih dengan pemain lain, bukankah kau juga akan kesana?” Taehyung menatap Jungkook yang berjalan sejajar dengannya, “Maksudku, semua pemain bukannya akan menghadiri rapat malam ini?” melanjutkan ucapannya, sedikit diperjelas begitu menangkap raut bingung dari pemuda manis disampingnya.

“Begitu? Entahlah, aku tak pernah ingin mengikuti hal-hal semacam itu, bermain sendiri mungkin sudah menjadi hal biasa bagiku. Lagipula, tak ada harapan kan? Mana bisa menyelesaikan seratus lantai tanpa pengorbanan dari para pemain? Bukankah jika karakter game kita tewas terbunuh monster, itu juga akan berpengaruh pada tubuh asli kita di dunia nyata kan?” Jungkook berucap, dari nadanya meyakinkan Taehyung kalau dia adalah satu dari sekian banyak para pemain yang merasa putus asa.

“Apa maksudmu? Di kepala besar dengan pipi penuh ini apa tak terbesit sedikitpun keinginan bebas dari dunia virtual ini?” Taehyung berucap dengan tangan kanan diletakkan dipuncak kepala Jungkook, menarik-narik kecil rambut pemuda itu disertai cengiran kotaknya.

“Jangan pegang-pegang.” Memperingati dengan manik mencoba mengintimidasi yang malah menambah raut humor diwajah rupawan Taehyung. “Lama menghabiskan waktu disini benar-benar membuatku terbiasa, bahkan lebih mudah memperoleh uang di dunia virtual ini dibandingkan dengan di dunia nyata. Kalau ditanya, aku lebih memilih hidup di dunia ini selamanya saja daripada harus kembali ke dunia nyata.”

Hening cukup lama melingkupi mereka, sebelum Taehyung kembali menyuarakan apa yang terus mengganjal dipikirannya. “Tak rindu keluarga? Kau tak ada niat bertemu keluarga di kehidupan nyata lagi?” Taehyung berucap sembari dengan spontan menarik Jungkook lebih dekat dengannya agar tak tertabrak beberapa pemain yang terlihat berlarian.

“Keluarga? Bahkan aku tak ingat pernah memiliki keluarga.” Jungkook nyengir pelan dengan manik menatap Taehyung, menyelipkan ucapan terimakasih karena tindakan heroik Taehyung tadi. “Bercanda, aku masih memiliki Ayah. Mungkin itu alasan karakterku masih hidup sampai saat ini, badanku di dunia nyata sana pasti dipindahakan ke rumah sakit oleh Ayah. Entah beliau masih menjenguk atau malah kembali sibuk dengan pekerjaan seperti sebelumnya.”

“Paling tidak, di dunia sana masih ada yang menunggu kan? Ditambah teman-temanmu, jangan putus asa begitu.” Taehyung mencoba meyakinkan dengan tangan kanan yang menarik tangan kiri Jungkook, “Lewat sini, kau harus ikut denganku ke rapat pertemuan dengan pemain lain. Tak ada penolakan.”

“Tak mau, Taehyung. Lagipula aku anak home schooling, tak punya satu pun teman di dunia nyata. Hanya di dunia virtual ini aku bisa berinteraksi secara normal dengan orang lain, tak merasa malu karena status karena di dunia virtual ini levelku cukup tinggi.” Jungkook kembali menolak, keukeuh tak mau mengikuti rapat pertemuan malam ini.

Okey, baiklah. Kau tak punya teman, tak punya keluarga. Ingin tetap berada disini kan? Setidaknya, kau harus menambah kekuatan karakter dan menaikkan level dengan mengalahkan bos monster level atas.” Taehyung kembali menggenggam tangan Jungkook, “Ayo bekerjasama kali ini, Jungkook. Mau ya?”

~oOo~

“Jadi seperti penjelasan dari Taehyung tadi, bos monster di lantai lima puluh delapan tak bisa dikalahkan jika hanya seorang diri. Oleh sebab itu, sebelum memulai pertempuran alangkah baiknya para Solo Player yang tak tergabung dalam sebuah Serikat membentuk grup sementara. Minimal berisi dua orang, paling tidak dengan ini kalian bisa menggunakan Switch untuk menghemat tenaga dan agar serangan kalian tak terkesan membabi buta.” Penjelasan itu keluar dari mulut HB —sosok pria bertopeng pemimpin Serikat terkuat—

“Jika sudah membentuk grup, atur strategi kalian masing-masing yang tentunya diluar dari strategi kita semua. Yang perlu kalian ingat, para Serikat kuat seperti Serikat Hit yang aku pimpin dan Serikat yang dipimpin oleh Namjoon harus berada dibarisan paling depan. Pusatkan perhatian pada nyawa musuh, serang tanpa henti tapi tetap bergiliran agar musuh tak sempat menyembuhkan diri.” Penjelasan kembali dilanjutkan dengan nada tegasnya, rautnya terlihat puas begitu melihat anggukan setuju dari para pemain yang menghadiri rapat pengambilan alih.

“Jadi Tae, kau akan ikut gabung dalam grup siapa? Seperti yang kau tau, Serikatku sangat membuka lebar pintu untuk pemain level tinggi sepertimu.” Jimin berucap dengan tangan merangkul bahu Taehyung yang berdiri disamping kirinya.

“Aku—“ Taehyung menghentikan ucapannya saat merasakan seseorang menarik ujung lengan jubah kesatrianya, kepalanya menoleh dan tersenyum begitu mendapati sosok pemuda manis yang menatapnya dengan raut cemberut. “Aku akan satu grup dengannya, lagipula Serikatmu sudah dipenuhi orang-orang yang kuat Jimin, jangan rakus.” Kembali berucap sembari menarik dan menggenggam tangan yang tadi menarik lengan pakaiannya.

“Wah wah.. siapa ini? Sudah berapa lama dia disini, kenapa aku baru sadar?” kali ini Hoseok yang bertanya dengan manik yang menatap dua tangan berbeda ukuran yang saling menggenggam itu.

“Oh? Kau Jungkook, kan?” Seokjin menyapa dengan kalimat tanya sembari menatap Jungkook dengan manik berbinar.

“Ah! Kak Seokjin!” Jungkook menanggapi tak kalah antusias, genggaman tangan Taehyumg dilepaskan dan beralih menjabat tangan Seokjin dengan kedua tangannya.

“Kalian saling kenal?” Taehyung bertanya bingung melihat interaksi mereka, dikiranya Jungkook sama sekali tak mempunyai teman disini, seperti di dunia nyata yang diceritakan pemuda manis itu.

“Kalian berdua akan membentuk grup? Wahh bagus sekali! Asal kau tau ya Tae, Jungkook ini hebat, level masakannya lebih tinggi dibanding aku. Tak pernah menyentuh ruangan bos monster sekalipun, hanya sebatas membunuh monster-monster level menengah yang biasanya berkeliaran di sekitar ruangan bos monster. Teknik pedang gandamu mungkin akan cocok dengan ayunan super cepat pedang Jungkook.”

“Memang mau gabung berdua, kok

“Eh? Siapa bilang aku akan ikut eksekusi?” Jungkook menyangkal, menatap Taehyumg protes. “Aku tak berpengalaman loh Taehyung, sama sekali tak pernah menginjak ruang bos monster.”

“Kau meremehkan ku? Coba dulu saja ya, Kook. Pokoknya pertama kita harus saling berteman dulu untuk memudahkan mengetahui posisi masing-masing.” Taehyung mengayunkan jari telunjuknya di udara, memunculkan konsol game-nya. “Konfirmasi squad dariku, dan setelah itu kita akan terhubung.”

~oOo~

Jungkook membuka pintu rumah yang berhasil dibelinya tiga hari yang lalu atas jerih payah mengumpulkan uang dari hasil berburunya, kakinya melangkah masuk sebelum badannya berbalik dengan senyum merekah menghadap seseorang. “Masuklah, cari tempat beristirahat yang nyaman menurutmu. Anggap rumah sendiri, asal tau diri” ucapannya diakhiri dengan kekehan penuh humor sembari keduanya melangkah kedalam.

“Kau ini aneh sekali sih, Taehyung. Katanya Solo Player terkuat dengan level tertinggi, tapi sudah lama terjebak di dunia virtual seperti ini kenapa masih tak memiliki rumah?” Jungkook berucap dengan nada mengomel heran, tangannya dengan telaten menyiapkan secangkir teh dengan bahan-bahan layaknya disulap. “Uangmu kau apakan? Ditimbun? Mau nunggu sampai total berapa baru beli rumah?”

Taehyung terkekeh, merasa lucu melihat Jungkook yang mengomel sembari meletakkan secangkir teh pada meja makan panjang dihadapan Taehyung. “Aku ini orangnya tidak menetap pada satu tempat saja, Juungkook. Sewa penginapan semalam lebih menguntungkan bagiku, lagipula tak ada gunanya membeli rumah hanya untuk tidur, aku tak bisa masak, tak tertarik untuk mencuci baju yang walaupun tak dilakukan secara manual.”

Jungkook memutar bola matanya malas, “Okey, iya, terserah. Kau diam disini, tunggu sebentar aku mau mengganti pakaian.” Berlalu memasuki sebuah ruangan yang Taehyung duga sebagai kamar ganti.
Menyisakan Taehyung yang kini memperhatikan seisi rumah Jungkook, tangannya sesekali mengambil cangkir teh, menyesapnya dengan khidmat membasahi tenggorokan keringnya.

“Jadi kau ingin menginap malam ini?” Taehyung mengalihkan tatapannya keasal suara, maniknya membelalak memperhatikan sosok Jungkook yang kini berada dihadapannya.

“Jungkook, kau gila?” berucap dengan nada sedikit tinggi, “Kau tak pernah menerima tamu, ya?”

Jungkook terkejut, “Hah? Apa maksudnya? Aku memang tak pernah menerima tamu, kau tamu pertama yang berkunjung di rumahku. Dan apa hubungannya dengan aku yang kau katai gila?” berucap protes sembari duduk di kursi hadapan Taehyung, posisi duduk mereka kini dibatasi oleh meja makan panjang.

“Dengan pakaian seperti itu?” Taehyung kembali menilik pakaian Jungkook; baju tanpa lengan berwarna putih polos yang dipadu dengan kolor hitam diatas lutut.

“Ada yang salah? Ini pakaian ternyaman untuk tidur, Taehyung. Memang kau mau terus-terusan mengenakan pakaian hitam kesatria itu?” Jungkook merasa tak terima berucap protes, mengomentari Taehyung yang malah tak kunjung mengganti pakaian kesatrianya dengan pakaian nyaman.

“Iya, pakaian ternyaman saat sendiri Jungkook. Tapi—“ Taehyung berdiri dan mulai melangkah mendekati tempat duduk Jungkook, maniknya menajam mengintimidasi menatap lurus kedalam manik yang mulai balas memandangnya takut. “—kalau ada tamu, apa tak takut diterkam? Tak sadar ya lekuk tubuhmu yang dipamer seperti ini bisa membuat tamu yang datang tergoda? Atau memang sengaja mau menggoda?” wajahnya semakin mendekat, hembusan nafas dapat terasa menggoyangkan satu helai poni Jungkook.

“Taehyung, jangan seram-seram begini.” Jungkook berucap dengan nada merengek, tangan kanannya terangkat mendorong dahi Taehyung yang semakin mendekat. “Sadar tidak? Matamu seram sekali Taehyung, mirip mata paman-paman mesum.”

Tawa lepas tak bisa dibendung Taehyung begitu mendengar ucapan jujur Jungkook tadi. “Iya iya, bercanda. Tapi ada seriusnya loh, mending bajumu ganti ya? Pake sweater saja agar tak kedinginan.” Ini Taehyung jujur, karena siapapun yang melihat pasti akan tergoda dengan kulit seputih susu Jungkook. Dirinya hanya mencari aman, menawarkan, takut kelepasan.

~oOo~

“Taehyung tau tidak, kalau kau adalah orang pertama yang bisa seakrab ini denganku?” Jungkook berucap sembari tetap mensejajarkan langkahnya dengan Taehyung. Tak hanya mereka berdua, banyak dari para Serikat ataupun para Solo Player yang telah membentuk grup juga ada disini.

Mereka melangkah bersama dengan dipimpin oleh Serikat Hit didepan sana, bersiap mengeksekusi bos monster di lantai lima puluh delapan.
“Tau kok, dari perbandingan caramu berinteraksi ke yang lain dan caramu berinteraksi denganku saja sudah kelihatan. Aku ini orangnya senyaman itu, ya?” Taehyung berucap mengoda sembari menaik turunkan alisnya, mendapat balasan tatapan jijik dari pemuda manis disampingnya.

“Serius Taehyung! Karena kau adalah orang pertama yang bisa seakrab ini denganku dan karena ini adalah kali pertama aku memasuki ruangan bos monster. Ayo kita sama-sama selamat, jangan terluka, keluarnya juga harus sama-sama lagi seperti saat masuk. Mau janji?” Jungkook menatap Taehyung dengan binar serius pada manik bulat itu, pemuda tampan yang ditatap menyunggingkan senyum tulus dengan tambahan anggukan pasti.

“Semuanya perhatian! Didepan kita saat ini adalah pintu ruangan bos monster lantai lima puluh delapan. Tak ada perubahan rencana, lakukan semuanya sesuai strategi bersama dan strategi grup kalian. Untuk tim penyembuh diharap kesediaan dan fokusnya memperhatikan satu persatu anggota yang akan tumbang, jangan sampai lengah. SEKARANG, AYO KITA MASUK!” dan dengan disuarakannya perintah itu, langkah keduanya mulai maju. Memasuki ruangan yang terlihat sangat sepi tak berpenghuni.

“Taehyung, janji dulu!” Taehyung menoleh begitu baju bagian belakangnya ditarik, menangkap raut cemberut dari pemuda manis anggota grupnya.

“Iya, Jungkook. Aku janji.”

“DIATAS!”

Teriakan dari salah satu anggota itu membawa tatapan mereka mengarah pada bagian atas ruangan, sosok Lipan raksasa yang hanya tersusun dari tulang belulang sukses membuat manik tiap orang di ruangan itu membelalak.

Itu bukan jenis bos monster biasa, ditambah nyawa dari bos monster kali ini dua kali lipat lebih banyak dari bos monster di lantai sebelumnya. “Jungkook bersiap, tetap fokus. Begitu hewan menjijikkan itu turun, kita akan langsung menyerang bagian samping sesuai yang direncanakan. Tunggu teriakan switch dariku, jangan menyerang dengan membabi buta.” Jungkook mengangguk mendengar perintah dari Taehyung, tangan kanannya mulai terulur ke bagian pinggang mengambil pedang kebanggaannya.

Tak berbeda jauh dari Jungkook, Taehyung juga terlihat mengambil dua pedang berbeda warna yang sedari tadi menggantung di punggungnya, bersiap menyerang dengan kuda-kuda andalannya.

“Satu lagi Jungkook, kau juga harus janji untuk menang bersama. Ayo semangat.” Tatapan Taehyung masih mengamati musuh diatas sana yang bersiap untuk turun menyerang, “Ayo selesaikan game gila ini bersama, dan bertemu kembali di dunia nyata. Mau?”

Dengan ini, Jungkook tak dapat menyembunyikan senyumnya. Maniknya mengarah kearah depan dimana disana Taehyung masih berisap dengan kedua pedangnya, kepalanya mengangguk semangat yang dapat dilihat Taehyung melalui pantulan bayangan Jungkook dipedangnya.

Jungkook bahagia, setidaknya dengan ini dirinya ada motivasi. Sekarang, Jungkook ingin menyelesaikan semua game ini. Sekarang, Jungkook mau kembali ke dunia nyata. Sekarang, Jungkook sangat ingin bertemu Taehyung di dunia nyata.

Jungkook ingin kembali,

~oOo~

FIN

~oOo~

Selamat malam semua...
Aku kasih Oneshoot SAO versi Taekook yaa..
Tapi dibacanya besok aja sepulang sekolah, sekarang bobok dulu.. Besok senin :)

Minggu, 12 Januari 2020
Di Kos Tercinta

VKchu137

Continue Reading

You'll Also Like

925K 53.7K 43
Kehidupan gadis belia yang mengharuskan merelakan masa depannya demi bisa membayar hutang orang tuanya Cast: Jeon Jungkook (GS) Kim Taehyun...
125K 9.9K 87
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...
8.6K 1K 5
Taekook | Werewolf | AU [Soulmates Series: Book 2] Ketika Jungkook yang seorang manusia terseret dalam kehidupan rumit bangsa Werewolf yang selama in...
440K 8.2K 13
Shut, diem-diem aja ya. Frontal & 18/21+ area. Homophobic, sensitif harshwords DNI.