Clarity; Liskook

By lightasteria

28.3K 1.3K 117

Pernah merasakan jatuh cinta? Atau jatuh cinta pada sahabat kau sendiri? Sayangnya Jeon Jungkook bukan laki... More

Prologue
Chapter 1 | Mereka itu Jungkook dan Lalisa
Chapter 2 | Dongeng yang menyebalkan...
Chapter 4 | Kesukaan Jungkook

Chapter 3 | Yang selalu ada

1.9K 236 33
By lightasteria

📌picture : from Pinterest

Me & You, Her.

-CLARITY-

(Lisa dan Jungkook, 7 tahun.)

Panas terik matahari sangat terasa saat itu, beberapa anak-anak tidak mempedulikannya dan tetap melanjutkan aktivitasnya. Sama seperti anak kecil lainnya Lisa dan Jungkook sibuk membuat bola pasir.

"Kenapa hancur terus sih!" pekik Lisa. Tangannya sesekali mengusap kepalanya yg sedikit berkeringat.

Jungkok terkekeh melihat bola pasir Lisa yang tidak terbentuk, "kemari, aku tunjukan sebuah rahasia." Jungkook berlari ke arah pohon besar tempat mereka menyimpan tas sekolahnya. Buru-buru Lisa mengikuti Jungkook. Jungkook merogoh sesuatu dari tasnya.

"Tara!" seru Jungkook sambil menunjukan botol minumnya. Botol minum berwarna merah dengan karakter Spiderman yang sudah sedikit usang.

"Apa yang hebat dari air minum, aku juga punya air minum." Lisa tak mau kalah dan mengambil botol minumnya di tas sekolah miliknya. Berkebalikan dari milik Jungkook, botol minum milik biru dengan karakter Cinderella.

"Bukan itu saja, kalau mau membuat bola pasir, pasirnya tambah air dulu. Lihat saja bola pasir punyaku bagus."

"Ayo kita buat lagi," ajak Jungkook. Keduanya mulai sibuk lagi membuat bola pasir.  Jungkook sibuk memperagakan cara membuat bola pasir dan Lisa yang mengikuti setiap langkahnya.

"Mudah bukan?"

"Keren, kalau begitu aku buat yang banyak ah." Lisa mulai sibuk kembali mengambil pasir tambahan dan membuat bola pasir yang baru.

"Kita buat bola pasir yang banyak, nanti kita bagikan ke semua orang," ucap Jungkook. Lisa mengangguk setuju, merasa puas bisa membuat bola pasir yang bagus tanpa dibantu Jungkook.

Saat keduanya asik membuat bola pasir, seruan nama Jungkook membuat kegiatan mereka berhenti. Di sana Ibu Jungkook melambaikan tangannya sambil tersenyum manis.

"Kau sudah mau pulang?" tanya Lisa kebingungan, biasanya Jungkook selalu bermain lebih lama darinya.

Jungkook tidak menjawab dan hanya menatap ke arah Ibunya, di belakang Ibu Jungkook ada seorang anak kecil yang bersembunyi.

"Kak Ji Eun," gumam Jungkook. Jungkook langsung berdiri dari posisi sebelumnya yang jongkok. Anak kecil itu melambai malu-malu sambil tersenyum ke arah Jungkook.

"Lisa, aku pulang dulu. Besok kita bermain lagi ya." Jungkook langsung bergegas mengambil tas sekolahnya dan berlari ke arah Ibunya.

Dapat Lisa lihat Ibu Jungkook yang mengelus kepala Jungkook dengan lembut. Jungkook langsung menggandeng tangan anak yang dia panggil 'Kak Ji Eun' sambil berbicara sesuatu. Mereka bertiga melambaikan tangannya kepada Lisa.

Lisa membalas lambaian tangan mereka, dalam hatinya berkata siapa sih?

———

(Lisa dan Jungkook, 10 tahun.)

Suasana kelas dipenuhi oleh kericuhan, mulai dari yang sibuk berbincang sampai yang berusaha meminjam pensil warna. Kelas mereka kali ini diberi tugas untuk menggambar tentang cita-cita dimasa depan.

"Aku mau pinjam yang warna merah bukan pink!"

"Makanya beli, jangan pinjam-pinjam."

"Berisik sekali sih," gumam Jungkook. Tangannya sibuk mewarnai kertas yang sudah dia gambar.

"Aku mau menjadi yang punya toko ice cream saja, enak setiap hari bisa makan ice cream." Lisa menunjukan hasil karyanya ke Jungkook dengan bangga. Kertas yang Lisa tunjukkan sangat berwarna, hampir sepenuhnya diisi oleh gambar ice cream dengan berbagai varian rasa.

"Heh, toko ice cream saja bangga. Lihat, aku mau menjadi polisi." Jungkook menunjukan kertasnya yang belum sepenuhnya berwarna.

"Kalau aku jadi polisi kan gampang, tinggal tangkap orang jahat," jelas Jungkook. Di kertas itu terdapat gambar polisi dan juga beberapa orang di belakangnya.

Lisa menyipitkan matanya, "Jadi Polisi kan harus kuat, mana bisa kau saja pendek." Lisa menjulurkan lidahnya. Jungkook langsung cemberut mendengarnya, memang benar Lisa lebih tinggi darinya, hanya sedikit lebih tinggi tapi sombongnya selangit.

"Aku akan tinggi nanti, lihat saja, aku kan mau melindungi Kak Ji Eun," bela Jungkook tak terima.

"Kau membosankan, selalu saja Kak Ji Eun. Siapa sih?" desis Lisa kesal. Jungkook selalu saja menyebut-nyebut nama Kak Ji Eun tapi Lisa sendiri belum pernah langsung berbicara dengan Kak Ji Eun.

"Memangnya belum kenal ya? sini aku ceritakan." Jungkook mulai menceritakan tentang Kak Ji Eun saat itu juga dengan semangat. Ternyata rumahnya tak jauh dengan rumah Lisa dan Jungkook, hanya saja memang Ji Eun jarang keluar rumah sehingga mereka tidak pernah bertemu. Jungkook banyak memceritakan tentang Ji Eun, perempuan yang umurnya lebih tua dua tahun dari Lisa dan Jungkook, rumahnya tidak jauh tapi terletak di ujung gang mereka, jarang keluar rumah maka dari itu Lisa tidak bertemu langsung dan lebih banyak lagi.

Jungkook kenal sekali dengan Kak Ji Eun ya?

———

Tanpa sadar Lisa memperhatikan sosok gadis di depannya yang sedang berbincang dengan Jungkook. Kak Ji Eun, sosok yang Lisa kenal sekali. Sosok yang selalu menemani cerita Lisa dan Jungkook selama ini. Pikiran Lisa kembali kemasa lalu dimana Kak Ji Eun selalu hadir dikehidupan Jungkook.

Menyadari keberadaan Lisa yang masih bergeming di tempatnya, Jungkook langsung menghampiri Lisa membuat lamunannya terhentikan.

"Ayo, aku kenalkan kau dengan Kak Ji Eun." Lisa mengangguk saja dan membiarkan Jungkook menarik tangannya, membawa Lisa bertemu dengan Ji Eun. Entah mengapa saat itu Lisa merasakan kekhawatiran yang tidak jelas.

Ji Eun melambaikan tangannya sambil tersenyum manis, "Halo, aku Ji Eun." Tangan Ji Eun mengulur mengajak Lisa untuk berjabat tangan.

"Jung Lalisa." Tangan Lisa meraih uluran tangan Ji Eun. Lisa benar-benar merasa gugup sekaligus takjub. Ji Eun yang selama ini ada dan tak sengaja Lisa lupakan kembali hadir dihadapannya.

Rambut coklat yang terurai panjang di punggungnya, senyuman manis dengan wajah cantik. Suara yang lembut dengan kepribadian yang sudah pasti baik. Itu kesan Lisa untuk Ji Eun.

"Lisa, salam kenal. Jungkook bercerita banyak hal tentang Lisa, aku senang bisa bertemu." Mata Lisa mengerjap menatap Jungkook.

Jungkook bercerita banyak hal tentangku? Tanya Lisa dalam hati.

"Jungkook?" gumam Lisa.

"Iya, Lisa, anak kecil yang memiliki obsesi terhadap ice cream," jelas Ji Eun. Lisa langsung cemberut mendengarnya dan memukul lengan Jungkook pelan, kalau tidak ada Ji Eun pasti sudah Lisa geplak kepalanya. Tetapi Lisa harus memberikan kesan yang baik untuk Ji Eun.

"Kenapa keburukanku yang kau beri tahu, kan masih ada banyak hal—"

"Tidak bisa naik sepeda," potong Jungkook dengan jahil.

"Bukan, tetapi—" bantah Lisa mencoba mencari pembelaan, tetapi lagi-lagi Jungkook memotong ucapannya.

"Kasar dan suka memukul dengan tenaga monster?"

"Jeon Jungkook!" bentak Lisa sudah kesal. Hancur sudah reputasi baiknya di depan Ji Eun karena Jungkook. Lisa jadi malu sendiri, bagaimana kalau selama ini Ji Eun menganggap Lisa sebagai anak cengeng, suka ice cream, manja, suka memukul dan kelakuan buruk lainnya.

Tangan Lisa langsung memukul lengan Jungkook dengan keras, sudahlah percuma menjaga image, Jungkook sudah menghancurkannya.

Jungkook mengeluh kesakitan, tenaga yang Lisa keluarkan tidak main-main. Walau belasan tahun sudah terbiasa bukan berarti pukulan Lisa tidak menyakitkan.

Suara tawa Ji Eun menghentikan pertengkaran dua sahabat itu, wajah Lisa langsung memerah karena malu. Sepertinya deskripsi Jungkook tentangnya sebagai gadis yang suka memukul memang tidak salah.

"Tenang saja, Jungkook menceritakan banyak hal. Lalisa yang baik karena membantu Jungkook mengerjakan pr, atau juga saat Lisa memberikan payung kepada teman sekelasnya yang tidak membawa payung. Jungkook mengenal kau dengan baik Lisa," jelas Ji Eun membuat Lisa terpaku.

"Ya mau bagaimana lagi, dia menempel terus denganku selama tujuh belas tahun." Jungkook mengangkat bahu dengan wajah cuek.

"Kau ini ada-ada saja, memangnya aku setan menempel," ucap Lisa tidak terima.

"Bagaimana kalau kita jalan-jalan bersama, aku tidak menganggu waktu kalian bukan?" tanya Ji Eun. Lisa menggelengkan kepalanya.

"Tidak sama sekali, Kak. Boleh Lisa panggil Kak Ji Eun, Jungkook juga menceritakan banyak tentang Kakak," balas Lisa. Ya, walau Lisa memang belum pernah berbicara langsung tapi Lisa cukup mengenal sosok Kak Ji Eun yang Jungkook kenal.

"Boleh, wah, aku harap Jungkook menceritakan hal yang baik tentangku." Mereka bertiga melanjutkan perjalanan mereka. Lisa dan Ji Eun yang memimpin di depan sambil asik mengobrol dengan Jungkook yang mengikuti mereka dari belakang. Jungkook tersenyum melihat Ji Eun dan Lisa bisa cepat akrab. Buru-buru Jungkook menyusul langkah mereka sehingga posisinya sama dengan Ji Eun dan Lisa.

"Aku kembali dari luar kota, ya tidak lama sih. Hanya sampai tahun baru mungkin, aku kembali ke sini untuk menguruskan beberapa hal, karena bosan aku memutuskan untuk berjalan-jalan saja," jelas Ji Eun. Lisa menganggukan kepalanya. Sampai tahun baru, berarti tiga bulan lamanya.

"Kalau ada sesuatu yang harus aku bantu bilang saja, tidak usah segan. Aku siap membantu Kak Ji Eun," tawar Jungkook. Ji Eun hanya tersenyum mendengarnya. Sebenarnya Lisa tidak paham apa yang mereka maksud, tetapi Lisa juga tidak ingin melanggar privasi. Jadi Lisa memilih hanya diam saja.

"Sudah berapa lama Kakak tinggal di luar kota?" tanya Lisa mencoba untuk mencari topik pembicaraan yang baru.

"Lima tahun," jawab Ji Eun.

"Wah sudah lama ya," gumam Lisa. Lima tahun lamanya Ji Eun tinggal di luar kota, dan sekarang Ji Eun kembali.

"Bagaimana kehidupan di sana?" tanya Jungkook.

"Indah, begitu tenang dan nyaman. Banyak hal yang aku sukai, udaranya sejuk."

"Baguslah, aku jadi tidak terlalu khawatir," kata Jungkook. Ji Eun mulai menceritakan suasana kehidupannya di kota baru, Lisa dan Jungkook asik mendengarkan cerita Ji Eun. Tak terasa mereka menghabiskan waktu yang lama di taman itu hanya dengan berbincang.

"Wah, ternyata kita cocok juga ya. Lisa aku harap kita bisa jadi teman yang baik." Lisa mengangguk senang. Pikiran negatif yang tadi memenuhi kepalanya hilang begitu saja, semua ini tidak seburuk yang dia pikirkan.

Pantas saja Jungkook sangat menyukai Kak Ji Eun. Ucap Lisa dalam batin. Lisa menyukai kepribadian Ji Eun yang menurutnya baik, mudah bergaul, cantik, terlihat pintar, dewasa.

"Kalau saja kita bertemu lebih dulu, pasti akan lebih menyenangkan," celetuk Ji Eun membuat Lisa mengehentikan lamunannya.

"Iya,  pasti lebih seru." Lisa tersenyum tipis sambil mengucapkannya.

-CLARITY-

bonus scene...

(Lisa, 12 tahun.)

Lisa merapihkan rambutnya, matanya menatap pantulan dirinya di cermin. Hari ini Lisa harus terlihat rapih dan manis. Setelah memastikan rambutnya rapih dan pakaiannya tidak kusut, Lisa langsung membuka pintu kamarnya. Kakinya melangkah dengan cepat menuruni anak tangga.

"Bu, aku pamit keluar ya. Mau bermain," pamit Lisa. Ibu Lisa yang sedang menonton televisi di sofa membelakangi Lisa langsung berbalik.

"Iya, hati-hati," balas Ibu Lisa. Lisa langsung pergi keluar rumahnya. Cuaca hari ini begitu cerah, semakin membuat Lisa bersemangat untuk pergi ke tempat tujuannya.

Mulut Lisa berkomat-kamit menghapalkan percakapan yang sudah dia persiapkan. Hari ini, dia berencana untuk datang ke rumah teman Jungkook, Kak Ji Eun. Selama ini Lisa belum pernah mengobrol langsung, Jungkook juga selalu bilang jika Kak Ji Eun jarang keluar rumah. Makanya Kak Ji Eun selalu kesepian.

Rencana Lisa hari ini adalah mendatangi rumahnya dan berteman dengan Kak Ji Eun, agar mereka bisa bermain bersama-sama.

"Dia mau berteman denganku tidak ya?" tanya Lisa. Lisa menggelengkan kepalanya, tidak ada salahnya mencoba.

Perlahan-lahan mulai nampak rumah di ujung gang yang terlihat menyendiri. Rumah itu terlihat sunyi walau halaman rumah tersebut dipenuhi tanaman.

"Itu pasti rumahnya." Lisa langsung mempercepat langkahnya. Kepalanya menengok ke segala arah, rumahnya benar-benar sepi. Lisa mencoba mengetuk pintu dengan percaya diri.
Tangannya sudah mengetuk pintu berkali-kali, tetapi nihil, tidak ada jawaban sedikitpun.

Lisa mulai mengetuk pintu lagi, sambil menunggu jawaban, Lisa sedikit mengintip ke jendela yang ada di dekat pintu. Kosong, tidak ada orang sama sekali.

Lisa langsung mundur beberapa langkah, sepertinya usaha dia kali ini gagal lagi. Setiap kali Lisa mencoba untuk datang, selalu saja tidak ada orang.

Dengan perasaan tidak puas Lisa kembali ke rumahnya. Mungkin lain kali lagi, siapa tahu percobaan selanjutnya Lisa bisa bertemu langsung dengan Kak Ji Eun.

"Aku pulang." Lisa membuka pintu rumahnya. Tanpa basi-basi langsung duduk di sebelah Ibunya yang masih menonton televisi.

"Kenapa sudah pulang?" tanya Ibu Lisa. Biasanya jika Lisa bermain akan membutuhkan waktu berjam-jam.

"Tidak jadi," jawab Lisa ketus. Tangannya mengambil toples berisi kue kering yang ada di depannya dan memakannya.

Beberapa saat keheningan mulai mengisi ruangan itu, hanya ada suara televisi yang membahas tentang berita menemani Ibu Lisa dan Lisa. Pikiran Lisa mulai kembali ke rumah itu.

"Bu, rumah yang ada di ujung gang itu, kenapa sepi terus sih?" tanya Lisa.

Ibu Lisa langsung mengerjap, "Rumah di ujung gang?" tanya Ibu Lisa. Lisa menganggukan kepalanya.

"Iya, aku sudah beberapakali ke sana tapi selalu saja kosong, kan—" jelas Lisa tetapi terpotong oleh ucapan Ibunya.

"Lisa, jangan sembarangan main jauh-jauh," pekik Ibu Lisa dengan panik.

"Sudah berapa kali Lisa ke sana?" tanya Ibu Lisa. Tangannya memegang bahu Lisa membuat Lisa sedikit gugup.

"Beberapakali," jawab Lisa.

"Tolong jangan ke sana sembarangan sayang, berbahaya."

"Tapi kenapa?" tanya Lisa keheranan. Jungkook saja boleh ke sana.

"Pokoknya jangan, tolong jangan diulangi. Harus minta ijin terlebih dahulu." Lisa menganggukan kepala pertanda ia mengerti. Keduanya melanjutkan aktivitas sebelummya, menonton televisi bersama-sama.

Walau mata Lisa menatap ke arah televisi, pikirannya berkecamuk tentang rumah itu. Apa yang membuat Ibunya melarang Lisa, padahal rumah itu biasa saja seperti rumah pada umumnya.

-CLARITY-

to be continue

Continue Reading

You'll Also Like

47K 6.3K 38
Cerita tentang perjodohan konyol antara christian dan chika. mereka saling mengenal tapi tidak akrab, bahkan mereka tidak saling sapa, jangankan sali...
464K 8.6K 13
Shut, diem-diem aja ya. Frontal & 18/21+ area. Homophobic, sensitif harshwords DNI.
467K 4.9K 85
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
1M 84.7K 29
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...