[#2] 𝗠π—₯. π—¦π—§π—œπ—™π—™ | myg.

By jinattt_

24.6K 2.6K 701

[BAHASA] [Minim konflik || Family] Siapa yang tau jodoh, rejeki dan maut kalau bukan tuhan. Only god. Sulit... More

[#2] 1: lembaran baru
[#2] 2: pembukaan
[#2] 3: Superhero
[#2] 5 : ayah time
[#2] 6: korea
[#2] 7: fish
[#2] 8: uncle
[#2] 9: tears
[#2] 10: purple
[#2] 11: kamar
[#2] 12: keharmonisan
[#2] 13: hari pertama
[#2] 14: bed-talk
[#2] 15: butuh cerita
[#2] 16: penjelasan dan kerusuhan pagi hari
[#2] 17: sebuah perjanjian
[#2] 18: bunda milikku!
[#2] 19: ombak
[#2] 20: sosial media; IG.
[#2] 21: beban pikiran
[#2] 22: om jungkook dan jansen
[#2] 23: sudut bibir
[#2] 24: tetangga sebelah
[#2] 25: adik bayi
[#2] 26: Yoonji's moment
[#2] 27: egois dan maaf
[#2] 28: kakak kei
[#2] 29: rapat semi formal dan semi final
[#2] 30: ayah galak, bunda lebih galak
Extra cast
[#2] 31: perihal camping
[#2] 32: sebab-
[#2] 33: -akibat
[#2] 34: pergi sendiri, takut kembali dan sorry
[#2] 35: hasil pemeriksaan
[#2] 36: tiga, bukan dua
[#2] 37: keseharian
[#2] 38: Question & Ayah
[#2] 39: soal bunda
[#2] 40: soal bunda lagi dan kesasarnya woojin
[#2] 41: pengalaman baru
[#2] 42: anak perempuan
[#2] 43: coklat
[#2] 44: pelajaran
[#2] 45: perkara pee
[#2] 46: gara-gara Jungkook
[#2] 47: Play Station
[#2] 48: RIP bubu
[#2] 49: jenguk
[#2] 50: childhood
[#2] 51: MMM
[#2] 52: Rumah Tangga
[#2] 53: drama
[#2] 54: Puncak
[#2] 55: Hari ke-2
[#2] 56: rencana
[#2] 57: Acara & Hadiah
[#2] 58: aktif & pasif
[#2] 59: hal baru
[#2] 60: lemari
[#2] 61: the day
[#2] 62: demam
[#2] 63: sulung si om
[#2] 64: apartemen
[#2] 65: bunda
[#2] 66: penyakit nya
[#2] 67: taman
[#2] 68 : pulang
[#2] 69 : utuh
[#2] 70 : d-1
[#2] 71 : hari ibu (?)
[#2] 72: πŸ’πŸ₯€
[#2] 73: tanpa kamu
[#2] 74: nilai
[#2] 75 : naik kelas
[#2] 76 : maksud dan tujuan
[ #2 ] 77: Cinta Sejati

[#2] 4: cemburu buta

728 52 1
By jinattt_

There is one quiz in the last page, stay toon!

.
.

Loading ...











Seminggu setelah bangtan berangkat dan mendarat di Indonesia. Jiyu maupun yoongi menyambutnya dengan hangat. Kini di Indonesia sedang musim penghujan. Bangtan yang memutuskan tinggal di apartemen untuk menetap itu mulai sedikit bisa -mengerti- bahasa indonesia.

Mereka tinggal masing - masing, kecuali jungkook. Dia tinggal bersama seokjin. Makanya, jinhwan yang berstatus sebagai anak sulung seokjin tidak beda jauh tingkah konyolnya dengan jungkook.

Hari ini, bertetapan dengan Hari Guru Nasional di Indonesia. Seluruh dosen Universitas Indonesia di undang kedalam sebuah acara yang didirikan oleh seluruh mahasiswa. Diharapkan membawa partner membuat yoongi dan jiyu -mau tidak mau- menitipkan woojin pada bangtan.

Dengan setelan jas hitam dan kemeja putih nya, yoongi sudah siap duduk di kursi pengemudi. Jiyu yang terlihat sangat cantik dengan dress maroon dan rambut sebahu yang terurai dengan sedikit di curly dibagian bawah membuatnya terlihat sangat mempesona.

Dua pasang insan itu memutuskan untuk menitipkan woojin dengan jimin. Orang yang dipikir - pikir masih punya kewarasan dibandingkan mereka harus menitipkan woojin pada seokjin -yang serumah dengan jungkook- atau pada taehyung -yang sangat konyol- dan sekarang si jagoan sedang duduk di kursinya sambil meminum botol susu. Jiyu sudah membawa semua keperluan woojin di dalam tas yang mungkin akan berguna nantinya.

Acara Hari Guru Nasional itu di mulai pukul delapan pagi. Sekarang baru pukul tujuh, tapi yoongi sudah menekan bel apartemen jimin dengan tidak sabaran.

Sang pemilik pun membukakan pintu, wanita berperawakan manis dan memiliki tubuh mungil itu tersenyum lalu mempersilahkan orang tidak tau diri itu untuk masuk.

"Mari duduk dulu. Jimin masih mandi" setelah mempersilahkan mereka masuk si mungil itu menyediakan minuman untuk tamunya ini.

"Youngmin-ah" si mungil yang baru saja duduk disofa menoleh.

"Maaf merepotkan," si mungil tersenyum dan menggeleng, "it's okay, ji."

Tak lama kemudian, lelaki bertubuh kekar namun kurang tinggi itu muncul dengan anak perempuan di gendongannya.

"Si cantik nangis nih eomma" jimin mengoper sang anak yang masih sesegukan kepangkuan youngmin lalu mengambil alih woojin yang tengah berada dipangkuan jiyu.

"Woowoo, ayah bunda nya mau pergi tuh, woowoo ga di ajak" ledek jimin yang membuat si jagoan kecil menoleh dan menatap orang tuanya yang sudah rapi.

Jiyu terkekeh pelan, "woojin disini dulu ya sama om jimin. Ayah sama bunda pergi sebentar"

Woojin melempar botol susunya, turun dari pangkuan jimin dan berusaha naik ke pangkuan sang bunda, "amau, ujin itut!"

Mata nya mulai memerah, dan suaranya terdengar serak. Jiyu menangkup wajah si kecil dan mencium hidungnya.

"Jagoan tidak boleh menangis, bunda hanya sebentar kok, nanti sore pulang. Woojin disini sama om jimin, sama kakak minji, sama tante youngmin, rame pasti seru" usaha nya membujuk sikecil berhasil, woojin memeluk sang bunda tapi tidak menangis.

"Unda angan ama ama, anti ujin anen" ocehnya seraya melepas pelukannya.

Jiyu terkekeh dan menurunkan woojin dari pangkuan nya, "kalo kamu kangen telfon bunda aja minjem ponselnya om jimin, oke?"

"Otee" woojin mengacungkan jari telunjuknya membuat seluruh makhluk yang bernapas disana tertawa.

Jiyu membenarkan jari mungil sang anak, menutup jari telunjuk nya dan memunculkan ibu jari nya, "oke?" tanya nya lagi dengan harapan jari sang anak benar.

"Otee!" jari telunjuk nya kembali muncul. Baiklah, lupakan.

.
.
.

Siang nya, youngmin yang sedang memasak di dapur sedikit mendapat gangguan dari bocah laki - laki yang tiba - tiba ada di belakangnya.

"Woowoo sedang apa, hm?"

"Acak!" woojin hanya mengaduk angin di dalam panci kosong yang sengaja diberikan oleh youngmin.

"Masak apa?"

"Atuu~" youngmin menoleh dan melihat sepatu jimin ada di dalam panci. Entah kapan dan dimana woojin mengambilnya.

Tiba - tiba, minji datang dan duduk di samping woojin. Jika sedang dengan minji -atau keluarga jimin- woojin lebih akrab di panggil woowoo. Minji bilang panggilan woowoo cocok untuk woojin.

"Woowoo lagi apain?" minji mengambil tutup panci yang terlempar cukup jauh.

"Acak atuu" tetap menjawab walaupun mata nya tetap terfokus pada sepatu yang ada di dalam panci.

"Minji, ajak woowoo main sama appa yah?"

"Iyah" minji pun bangkit, "woowoo liat oom yu, oom lagi kasih emam ikan lho"

"Itan?" terbujuk. Woowoo bangkit dan jalan beriringan dengan minji menuju jimin di teras depan dekat kolam ikan.

"Appa, woowoo mau kasih emam ikan nih katanya" minji duduk di sebelah jimin.

"woowoo mau kasih emam ikan?" tanya jimin sambil memangku si jagoan. Woowoo mengangguk dengan semangat lalu menerima butiran kecil berwarna merah hijau di tangan kecilnya.

"Jja! Lempar ke kolam" woowoo melemparnya, walaupun banyak makanan ikan yang berbuang karena lemparannya kurang pas tapi jimin tetap menciumnya gemas, "pintar sekali si. Anak siapa ini?"

"Unda iyu" jimin membawa woowoo dan minji ke ruang tengah dan menyalakan televisi dengan kartun maruko yang terkenal khas jepang.

"Ayah nya siapa?"

"Ocen" jimin mengernyit, ocen? Apa yang berhubungan dengan yoongi tapi menyerempet kata ocen? Apa mungkin dosen maksudnya?

"Maksud oom nama ayahnya siapa?"

"Ungiii" si pemuda beranak satu itu pun gemas dan kembali mencium keponakannya.

Tiba - tiba lengan bajunya di tarik pelan, "appa, disini ada minji loh"

Jimin menoleh dan melihat sang sulung tengah cemberut menatap layar pipih dihadapan mereka.

"Memang ada dari tadi 'kan? Kenapa?"

"Ga apa apa, kok. Cuma ingetin aja" jimin tertawa dalam hati, dia tau si sulung marah karena dia terlalu fokus pada anak sulung yoongi.

Tak lama kemudian, youngmin berteriak bahwa makan siang sudah siap. Mereka pun pergi kedapur dan duduk dikursi masing - masing.

Minji semakin kesal melihat woowoo yang terduduk di pangkuan sang appa.

Padahalkan masih ada satu kursi lagi di sebelah eomma kenapa harus di pangku, pikirnya.

Jimin yang melihat wajah anaknya tidak bersahabat itu pun mulai bertanya, "minji sayang, kamu kenapa?"

Sang anak tidak menjawab dan justru memfokuskan diri pada acara makan siangnya.

"Minji, jika ditanya harus dijawab, kenapa malah diam?" kali ini youngmin yang bertanya karena dia juga menyadari wajah murung sang anak.

"Minji hanya ingin makan dengan tenang, eomma" jimin menatap sang istri begitu juga sebaliknya, lalu mereka sama - sama mengangkat bahu dan memilih kembali fokus juga.

.
.
.

Waktunya tidur siang. Jika biasanya minji akan tidur dengan jimin karena ini hari libur tapi tidak dengan hari ini. Jimin sendiri lebih memilih tidur dengan woowoo di sofa ruang tengah. Jimin membiarkan woowoo tidur di atas dadanya.

Minji pergi keruang tengah untuk mengajak sang appa tidur siang bersama. Tapi niat nya urung saat melihat jimin yang tengah pulas disofa, begitu juga woowoo.

Minji berbalik dan kembali kekamar. Youngmin yang melihat raut wajah minji pun menjadi paham dengan sifat anak nya ini. Sifat yang diturunkan dari sifat jimin, cemburuan. Sangat terlihat jelas.

Bangun dari tidur siang nya, woowoo menatap om jimin nya yang masih terlelap dibawahnya, dia pun berusaha turun dari sofa dan meraih mainan berwarna merah muda yang tak jauh darinya.

Asik dengan dunianya sendiri hingga tak mau diganggu, saat minji datang dan langsung merebut kembali mainannya membuat woowoo menangis. Jimin langsung terduduk dan mengucek mata sipitnya.

"Woowoo kenapa, hm?" jimin turun dari sofa dan memangku woowoo di atas karpet biru itu.

"Mayen, injem" woowoo menunjuk mainan yang ada ditangan minji.

"Minji, berbagi mainan nya. Appa mau ke toilet dulu" kembali menurunkan woowoo dari pangkuannya dan beranjak ke kamar mandi.

Minji masih enggan berbagi mainannya yang membuat woowoo kembali menangis. Tak lama kemudian, youngmin datang dan menggendong woowoo.

"Kenapa woowoo nya?" yang ditanya hanya diam sambil terus menyembunyikan mainan yang enggan dia bagi itu.

"Mayen, ujin injem" kembali menunjuk minji -mainan di belakang nya- lalu mengusak matanya.

"Minji, ingat pesan eomma tentang berbagi mainan?" sang anak diam, tetap bersikeras kalau dia tidak ingin meminjamkan mainan yang dibelikan sang appa karena ulang tahunnya tempo hari.

"Min-"

"Gamau, minji ga mau pinjemin!"

"Kenapa? Kan, eomma suka bilang kita harus sharing, minji kan juga sudah besar harus nya mengalah sama woowoo yang masih kecil" ucap youngmin selembut mungkin, minji sendiri pun sangat sensitif, mirip jimin.

"Gamau, woowoo jahat!" youngmin tertegun sebentar, lalu duduk dihadapan minji yang menunduk.

Masih dengan tangan yang mem-pukpuk punggung woowoo, youngmin bertanya, "apa maksudnya jahat?"

"Woowoo ambil appa dali minji. Woowoo jahat, minji gamau!" youngmin tersenyum. Betul dugaannya. Dia pun membalik woowoo dan mengusap wajah basahnya.

"Minji dengar eomma, woowoo tidak jahat. Dia hanya main dengan appa"

"Main, main saja tapi jangan lupakan minji"

"Woowoo tidak lupakan minji" tangan youngmin terulur untuk menyibak poni tipis sang anak.

"Bukan, woowoo. Tapi appa. Karena ada woowoo appa lupakan minji" minji mengusap matanya yang mengeluarkan airmata. Sang eomma sangat mengerti sang anak, jadi dia hanya mengusap rambut minji dengan lembut.

Tak lama kemudian, jimin kembali dan bingung kenapa anak dan keponakannya sesegukan.

"Minji kenapa?" tanyanya pada sang istri, dan ikut duduk di dekat mereka.

"Cemburu liat kamu main sama woowoo trus. Katanya karena ada woowoo kamu lupain dia" atensinya dialihkan ke si cantik yang tengah menunduk. Dia memangku si cantik dan dipeluk, diusap rambutnya dan sesekali dicium.

"Appa ga lupain minji, kenapa minji berpikiran kaya gitu?"

Woowoo ikut tidak senang melihat om gembilnya memeluk minji. Tidak boleh. Om gembil hanya milik ujin, pikirnya.

Woowoo pun bangkit dan ikut memeluk jimin, tidak mau kalah tapi tetap sportif. Tapi ternyata minji tidak suka dan mendorong woowoo hingga hampir jatuh ke lantai kalau saja youngmin tidak dengan cepat menangkapnya.

"Minji!!" jimin marah. Jelas. Jimin tidak suka orang yang kasar. Jimin tau minji tidak suka tapi tidak seharusnya sampai seperti itu. Itu kelewatan.

"Tidak boleh seperti itu. Kalau tadi woowoo tidak di tangkap eomma, apa yang terjadi?" minji diam. Menunduk dan tubuh nya sedikit bergetar. Dia sedang mode takut kalau begini.

"Woowoo peluk appa tapi usir minji 'kan? Kenapa minji malah dorong woowoo?"

"Maaf" cicit sang anak dengan suara pelan.

"Minta maaf sama woowoo, peluk woowoonya"

Sang anak pun menurutinya, "maaf, woowoo" lalu memeluk woowoo yang mulai berhenti menangis.

"Sudah ya,, jangan ribut lagi. Eomma mau masak makan malam dulu. Jimin mandiin mereka ya"

.
.
.

Selesai mandi, woowoo memakai jeans pendek dan kaus biru dengan gambar minions di bagian depan. Sedangkan, minji memakai jumpsuit kotak - kotak coklat yang cukup imut. Jimin menyisir rambut mereka secara bergantian lalu tiba - tiba ponsel jimin berdering. Melihat nama yang tertera membuatnya mengangkat telfon dan menghimpit ponselnya di antara bahu kiri dan telinga.

"Ya, hyung. Kenapa?"

"Woojin tidak rewel 'kan?"

"Tidak sama sekali. Kenapa?"

"Maaf, jim sebelumnya. Acaranya di perpanjang hingga malam nanti"

"Yasudah kalau begitu"

"Apa tidak apa apa? Aku merasa merepotkanmu, jim."

"Astaga, hyung. Aku sama sekali tidak merasa direpotkan. Santai saja"

"Baiklah kalau begitu, sedang apa kalian?"

"Baru selesai mandi. Niatnya ingin ku ajak pergi ke taman. Tapi tidak jadi"

"Kenapa?"

"Diluar hujan"

"Benarkah? Disini tidak terdengar suara hujan"

"Tentu saja. Bahkan suara musiknya lebih keras daripada suara hujan" jimin mendengar hyung yang tertawa terbahak.

"Baiklah, jim. Sudah dulu ya, aku harus kembali. Kutitip anakku ya"

"Siap, hyung"

Sambungan terputus, jimin mengiring kedua bocah yang sudah wangi itu ke ruang tengah. Membiarkan mereka bermain bersama dengan mainan yang berserakan di atas karpet. Lalu jimin meninggalkan mereka ke dapur demi membantu sang istri memasak.

Prangg!!

Suara benda pecah belah yang menghantam lantai terdengar lalu di lanjut dengan suara tangisan woowoo yang membuat jimin langsung berlari kearah sumber suara.










-to be con[...]

The quiz:

-Ada berapa banyak kata Tak Lama Kemudian dalam chapter ini?? No scroll again.

Regards,
-ava♥

Continue Reading

You'll Also Like

93.6K 11.8K 80
Welcome to other side of Min's Family. "Biarkan cinta mencari cintanya sendiri" β€’ Edisi spesial untuk Min Kiyoon dan Min Kihoon di masa remaja. lengk...
44.3K 6.2K 21
Tentang Jennie Aruna, Si kakak kelas yang menyukai Alisa si adik kelas baru dengan brutal, ugal-ugalan, pokoknya trobos ajalah GXG
28.6K 739 10
"Aku benar-benar merasakannya, Kau akan menjadi milikku, menjadi bagian diriku"
179K 8.7K 29
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...