vote juseyooo
trimakaciii
happy reading
༻୨♡୧༺
Suasana di dalam mobil terasa begitu awkward dengan Arga yang sibuk menyetir, pandangan pria itu fokus menatap ke depan jalanan membuat Tara enggan untuk mengajaknya mengobrol.
Gadis itu berusaha menyibukkan diri dengan bermain ponsel walaupun tidak ada pesan yang masuk atau game seru di ponselnya. Tara menghela nafas lalu melirik ke arah Arga dengan ujung matanya. Gadis itu mulai memberanikan diri untuk membuka suara, karena tidak tahan dengan suasana canggung yang mencekam dirinya.
"Em... ini kita mau kemana?" Pertanyaan bodoh itu keluar dari mulut Tara, membuat gadis bersurai panjang itu mengumpat dalam hati.
Arga melirik sekilas gadis disampingnya, tidak langsung menanggapi pertanyaan yang Tara lontarkan. "Menurut lo?" Pria itu bertanya balik dengan satu alis terangkat.
Jawaban Arga membuat Tara kesal karena nada bicara pria itu yang terdengar ketus, di tambah wajahnya yang terlihat datar seakan-akan tidak suka Tara berada di sisinya.
"Biasa aja dong! Minta gue tonjok ya tuh muka datar lo!" balas Tara sewot sendiri.
Sedangkan Arga hanya menggedikkan bahunya tidak perduli, dan lanjut memfokuskan dirinya menyetir. Tara yang di acuhkan seperti itu pun tak terima dan kembali membuka suara. "Serius anjirr kita mau kemana? perasaan dari tadi nggak nyampe nyampe, gue bosen duduk berdua sama lo. Mending tadi gue pergi sendiri aja dari pada satu mobil sama cowok ketus, dingin, nyebelin kayak lo," oceh Tara membuat Arga frustasi karena gadis di sampingnya itu sangat berisik.
"Berisik lo!" ceplos Arga.
"Dih? sok kul banget dah!" balas Tara mendengus kesal.
༻୨♡୧༺
"Mau makan apa?" tanya Arga dengan nada yang terdengar cukup bersahabat, berbeda dengan yang tadi di dalam mobil.
Tara masih terdiam, malas menjawab. "Woy! tadi di rumah katanya laper, buruan mau makan apa?" tanya Arga lagi seraya membolak-balikan buku menu yang berada di tangannya.
"Nggak tau ah, nggak mood gue!" Tara memasang wajah cemberut, ia masih kesal dengan kejadian di mobil beberapa menit lalu. Gadis itu memang sangat moodyan.
"Gue nggak suka ya punya istri manja, banyak mau dan nyusahin. Jadi gue harap lo bisa buang jauh-jauh sifat jelek lo itu." Arga berucap dengan nada penekanan seraya memandang ke arah Tara yang duduk tepat di hadapannya.
"Ck, apaan sih?" Gadis itu sedikit tersinggung dengan ucapan yang barusan pria itu ucapkan. Tara langsung merebut buku menu dari tangan pria itu, wajahnya nampak sangat kesal sedangkan Arga, ia terlihat santai dan tidak terusik dengan sikap gadis dihadapannya.
Setelah memesan makanan dan menunggu, makanan yang mereka pesan pun akhirnya datang, Tara sudah tidak sabar untuk menyantap hidangan yang sudah tersaji di hadapannya.
Mereka berdua pun sibuk menyantap makanannya masing-masing, Tara fokus mengunyah pasta di mulutnya. Sedangkan Arga sesekali mendongakkan kepalanya untuk menatap gadis bersurai panjang itu, sampai akhirnya padangan mereka tak sengaja saling bertemu satu sama lain. Tara mengangkat sebelah alisnya, dengan mulut yang penuh makanan.
"Kenapa?" tanya Tara menatap ke arah pria dihadapannya.
Bukannya menjawab, pria itu malah semakin menatap Tara dengan tatapan sulit diartikan membuat gadis itu mengerutkan keningnya, bingung. Merasa geram, akhirnya gadis itu memberanikan diri untuk membalas tatapan pria dihadapannya.
"Kenapa sih, lo liatin gue gitu banget. Gue risih tau!" ungkap gadis itu tak nyaman dengan tatapan Arga.
"Lo mirip sama seseorang," ucap Arga membuat Tara sontak menatap pria di hadapannya.
"H-hah?" Mulut gadis itu sedikit terbuka, tatapannya terlihat terkejut mendengar ucapan Arga.
"Mampus nih gue, kayaknya dia inget deh," batin Tara meringis.
"Maksud lo, gue mirip seseorang, emang gue mirip siapa?" tanya Tara sedikit gugup.
"Nama lo Taransya Calista Vellycia kan?" Pria itu malah bertanya balik, Tara mengangguk kaku, sedangkan Arga tersenyum simpul setelah mendapat jawaban dari Arga.
"Dih, malah senyam-senyum bukannya jawab," celetuk Tara sedikit kesal.
"Lo alumni SMP Tunas Bangsa kan? dulu lo disebut sebut cewek kutu buku, pake kacamata, rambut dikepang dua, hahahaha masih inget banget gue," cerocos pria itu membuat wajah Tara memerah padam, antara malu dan kesal.
"Hayo ngaku!" goda Arga.
"A-apa sih, nyebelin banget lo!" ketus Tara sedikit gugup.
"Muka lo merah tuh, berarti bener kan?" ledek pria itu semakin menjadi jadi.
"Iya! itu gue, kenapa, hah?" sewot Tara membuat Arga terkekeh geli.
"Gapapa, sih, lucu aja gue dijodohin sama mantan adek kelas yang cupu kayak lo, hahaha," balas Arga dengan entengnya.
"Wah, minta di tabok ya tuh mulut! lo pikir gue mau dijodohin sama cowok aneh kayak lo? kagak ye!" ceplos Tara.
"Lah kok ngamuk?" heran pria itu.
Tara langsung berdiri dan bergegas pergi keluar restoran. Arga ikut berdiri dan menyusul Tara keluar, pria itu berhasil menangkap lengan kanan Tara membuat gadis itu menghentikan langkahnya.
"Tunggu woy! mau kemana, sih?" tanya Arga.
"Pulang, terus bilang Mama perjodohannya batalin aja. Gue nggak mau nikah sama lo!" ucap Tara dengan wajah cemberutnya.
"Kok gitu? bukannya harusnya lo seneng ya dijodohin sama gue? bakal jadi istri orang ganteng," balas Arga dengan bangganya.
"Kenapa gue harus?" tanya Tara menaikkan sebelah alisnya.
"Karena pas smp kan rumornya lo pernah suka sama gue," jawab Arga dengan percaya diri.
"Y-ya... itu kan dulu, udah lama juga!" elak Tara masih mempertahankan wajah galaknya.
"Kalau sekarang?" goda Arga.
"Nggak! minggir, gue mau pulang," ketus gadis itu membuat Arga tersenyum simpul.
Arga menahan lengan Tara saat gadis itu hendak pergi dari hadapannya. "Pulang sama gue! Nggak ada penolakan dan gue maksa."
"Dih siapa lo? maksa-maksa gue," protes Tara.
"Calon suami lo, udah ayo pulang!" Arga menggegam lalu menarik tangan Tara berniat meninggalkan restoran itu namun langkahnya tertahan karena melupakan sesuatu.
"Eh bentar dah, gue belum bayar," ucap pria itu seraya menarik tangan Tara untuk masuk ke dalam restoran.
"Ck! gimana, sih?" Tara hanya mendengus sebal.
༻୨♡୧༺
"Eh, tolong fotoin gue dong," pinta Tara pada Arga.
"Eh eh eh, sopan dikit kek lo," celetuk pria itu sedangkan Tara hanya memutar bola matanya malas.
"Oke, kak tolong fotoin aku yaa..." Tara memasang puppy eyes dengan suara yang di imut-imutkan.
"Ck, dasar bocil! udah mana sini hp lo." Arga langsung merampas ponsel Tara, gadis itu hanya tersenyum tabah menahan kesabarannya yang setebal dompetnya.
"Pengen gue tampol dah nih cowok," batin Tara.
"Sini liat ke kamera, senyum," ucap Arga seraya mengangkat benda pipih digenggamannya, memotret gadis cantik yang berada di hadapannya.
Cekrek!
"Arghh... gue belum siap jangan di foto dulu!" protes Tara.
"Yaelah udah cakep itu," puji Arga.
"Nggak mau ihh... ulang-ulang," pinta Tara merengek.
"Ck, iya iyaa, buruan 1,2,3..."
Cekrek!
"Gini?" tanya Arga seraya menyodorkan layar ponsel gadis itu.
"Nah, okeey timakaci yaa kakak!" ucap Tara seperti anak kecil, gadis itu tersenyum senang.
Pria itu mengangguk, ia ikut melengkungkan bibirnya membentuk senyuman kecil.
"Gemes banget, sialan!" batin Arga berteriak.
"Udah yuk, pulang." Arga langsung menggandeng tangan Tara dan pergi dari sana.
Saat di dalam mobil, Tara langsung meng-upload postingan fotonya itu di akun twitternya.
༻୨♡୧༺
to be continued
ini part sesudah aku revisi yaaa
aku ganti beberapa kalimat dan juga visual tokohnya jadi asia
semoga sukaaa ehehehe
vote komen juseyooo
trimakaciii
-sankaara