AURORA BOREALIS [ ✓ ]

By Mejikubillu

1.9M 89.5K 3.3K

"Jangan memandang seseorang hanya dari yang tampak saja." Itulah kalimat yang mampu membuat orang bertanya-ta... More

01. AURORABOREALIS • KINGSTON
02. AURORABOREALIS • MURID BARU
03. AURORABOREALIS • SEAN ATAU ALISTER
04. AURORABOREALIS • KELUARGA ALISON
05. AURORABOREALIS • KINGSTON VS DALTON
06. AURORABOREALIS • PACAR SAYA?
07. AURORABOREALIS • OMBAK HATI
08. AURORABOREALIS • KEDATANGAN ALGER
09. AURORABOREALIS • KINGSTON VS ALGER
10. AURORABOREALIS • KISAH TERSEMBUNYI
11. AURORABOREALIS • GERTAKAN ALASKA
12. AURORABOREALIS • ANGEL ALGER
13. AURORABOREALIS • JADI ANGEL ALGER ITU?
14. AURORABOREALIS • EMOSI BOREALIS
15. AURORABOREALIS • PERTEMUAN BISNIS
16. AURORABOREALIS • INSIDEN ROOFTOP SMA PANGERAN
17. AURORABOREALIS • HUKUMAN
18. AURORABOREALIS • PERTOLONGAN ANGEL ALGER
19. AURORABOREALIS • BENAR BERAKHIR
20. AURORABOREALIS • TERBONGKAR
21. AURORABOREALIS • SISI KERAS
22. AURORABOREALIS • PERTUNANGAN
23. AURORABOREALIS • RUANG SENDU
24. AURORABOREALIS • TITIK RAPUH
25. AURORABOREALIS • HANTAMAN MARKAS KINGSTON
27. AURORABOREALIS • SEBUAH PILIHAN
28. AURORABOREALIS • LAPANGAN BRAJA
29. AURORABOREALIS • TENTANG PILU
30. AURORABOREALIS • TEROR JALAN KENCANA
31. AURORABOREALIS • AMARAH DAN TANGIS
32. AURORABOREALIS • AKSI AURORA [I]
33. AURORABOREALIS • AKSI AURORA [II]
34. AURORABOREALIS • SATU ALIANSI
35. AURORABOREALIS • MISI PERDANA
36. AURORABOREALIS • SAMBARAN HATI
37. AURORABOREALIS • EMOSI AURORA
38. AURORABOREALIS • KERAGUAN
39. AURORABOREALIS • PERTANDINGAN BASKET
40. AURORABOREALIS • JEBAKAN
41. AURORABOREALIS • RUMIT
42. AURORABOREALIS • HATI YANG HANCUR
43. AURORABOREALIS • HITAM ABU-ABU
44. AURORABOREALIS • MENUJU PUNCAKNYA
45. AURORABOREALIS • PENENTUAN AKHIR
46. AURORABOREALIS • DEKAP LUKA
EXTRA CHAPTER • WAR
EXTRA CHAPTER • AKHIR YANG SESUNGGUHNYA
PRE ORDER AURORA BOREALIS

26. AURORABOREALIS • KENYATAAN MENGEJUTKAN

32.1K 1.9K 42
By Mejikubillu

|AURORA BOREALIS|Bagian 26|

••••

Aurora memasuki rumah besarnya. Yang selama 17 tahun ini dia tempati sebagai anak tunggal dari keluarga Cavarson.

"Kamu kemana tadi malem nggak pulang Aurora?" tanya Gladys, ibunya.

"Aurora ke apartemen Mah," jawabnya sambil menaiki tangga menuju kamar di lantai 2.

"Kalau bicara sama orang tua yang sopan Aurora!" tukas Lebaron, Kakek Aurora dari ruang tengah.

"Definisi sopan antara Kakek dan Aurora itu beda."

"Aurora!"

"Apalagi sih Kek?! Aurora harus jongkok gitu kalo ngomong sama orang tua?! Atau harus ngesot?!"

"Jaga ucapanmu!"

"Capek ngomong sama Kakek."

"Aurora! Siapa yang mengajari kamu jadi pembangkang kayak gini!"

"Kalo Kakek bisa merubah sikap Kakek, Aurora nggak bakal jadi kayak gini."

Aurora melanjutkan langkahnya menaiki tangga.

Brak!

Pintu kamarnya ditutup dengan keras.

"Brengsek!"

Pyar!

Sebuah vas bunga di kamarnya terbanting begitu saja ke lantai.

🌈🌠

Malam ini Borealis tengah diikat di kursi samping kemudi oleh ayahnya. Keluarga Alison akan pergi kesebuah tempat. Namun Borealis menolak ikut, jadi seperti ini keadaannya sekarang.

"Cara Papah sama Kakek memperlakukan Borealis itu persis kayak hewan," sarkas Borealis.

"Kalo kamu nurut aja Rey, nggak bakalan Papah iket kamu kayak gini," sahut Sabhara sambil menyetir mobilnya.

"Iya. Kalo kamu nurut untuk ikut pasti ngga bakal kayak gini Rey. Lagian apa susahnya sih ikut sebentar," timpal Afdal, dari kursi belakang.

"Buat dateng keacara pertunangan keluarga Bagaskara kemarin aja Rey ogah-ogahan. Apalagi ini dateng ke acara perjodohan gila ini," jengah Borealis.

"Mulutmu itu loh Rey! Suka nglantur kalo ngomong!"

"Kek, udah berapa kali Borealis bilang, Borealis benci perjodohan ini! Kakek aja yang gantiin posisi Borealis, lagian Kakek kan single sekarang."

"Borealis! Jaga bicara kamu!" sarkas Sabhara

"Faktanya gitu Pah."

"Rey udah," lerai Nisrina.

Mobil sedan hitam keluarga Alison berhenti disebuah restoran bintang lima.

Nisrina mengapit lengan anaknya, "ayo Rey, jangan sampai nanti Kakek marah lagi."

Mereka berempat memasuki sebuah ruangan VIP yang sudah dipesan oleh Sabhara.

"Mereka aja nggak dateng," celetuk Borealis, melihat ruangan itu masih kosong.

"Mereka sedang dalam perjalanan, jadi tunggu dulu Rey," ucap Afdal.

Mereka duduk. Tak lama kemudian.

"Maaf Afdal aku terlambat," ucap pria paruh baya yang seumuran dengan Afdal Alison, "biasa cucuku sedikit rewel."

"No problem Lebaron," sahut Afdal.

Borealis yang posisi duduknya membelakangi pintu—menoleh.

Deg!

"Aurora," herannya.

Sedang perempuan dihadapannya melengos. Tidak mau menatapnya.

"Kalian sudah saling kenal?" tanya Sabhara.

"Duduk dulu Lebaron," ajak Afdal.

Aurora dan keluarganya duduk.

"Kok bisa?" gumam Borealis lirih, menatap perempuan disebelahnya.

Aurora hanya memalingkan wajahnya.

"Jelas mereka sudah saling kenal Sabhara, aku dan ayahmu ini kan sudah sepakat untuk mendekatkan mereka, jadi aku meminta Aurora untuk pindah ke SMA Pangeran," jelas Lebaron.

"Kamu bukannya orang yang waktu itu kerumah Tante kan?" tanya Gladys pada Borealis.

"Iya Tante."

"Loh ngapain dia kerumah Dys?" tanya Karl, ayah Aurora.

"Yang waktu Aurora masuk rumah sakit itu, dia yang kasih tau aku Mas," jawab Gladys.

"Oh jadi kalian sudah saling kenal ya?" tanya Afdal, "kenapa kamu nggak bilang Rey?"

"Mau bilang gimana, Kakek aja nggak ngasih tau siapa orang yang mau dijodohin sama Rey."

"Rey!" sarkas Sabhara.

"Sudah Sabhara, Rey ini masih terlalu muda jadi emosinya masih labil," tenang Karl.

"Denger Pah, Om Karl bilang Rey ini masih terlalu muda, jadi Rey rasa perjodohan ini juga nggak seharusnya ada," ucap Borealis menoleh pada Sabhara.

"Rey cukup, kita lagi diacara kayak gini loh, jangan marah-marah," lerai Nisrina.

"Remaja seusia Borealis dan Aurora memang sedang dalam fase kelabilan, jadi wajar saja. Aurora juga sering marah-marah begitu," ucap Karl.

"Kayak Papah pernah tau aja keseharian Aurora kayak apa," ucap Aurora sinis.

"Aurora!" tukas Gladys.

"Apa sih Mah? Nggakusah berakting seolah-olah nggak terjadi apapun deh Mah. Nggak capek kalian bersandiwara terus?"

"Kamu ini ngomong apa sih Ra," tukas Karl.

"Kebanyakan bergaul sama anak-anak geng kamu makanya kamu jadi kayak gitu," sahut Lebaron.

"Jangan pernah salahin Alger untuk ini, harusnya Kakek intropeksi diri."

"Aurora ikut geng?" heran Sabhara.

Aurora menatap Sabhara."Iya kenapa? Om Sabhara juga mau bilang kalo geng Aurora itu pembawa keburukan?!"

"Kok anak perempuan ikut geng sih Ra?"

"Itu hak saya. Dan kalian nggak berhak ngatur saya", tegas Aurora," terserah kalian mau cap aku apa, tapi dengan geng itu aku menemukan keluargaku yang sesungguhnya. Bukan keluarga toxic."

"AURORA!" bentak Lebaron.

"Kenapa Kek?! Kakek mau marahin Aurora?! Mau pukul Aurora?! Silahkan. Biar semua tau sifat asli kalian kayak gimana."

Aurora bangkit dari kursinya.

"Udah kan? Udah ketemu sama keluarganya kan? Sekarang Aurora mau pergi! Dan ingat Kek, sampai kapanpun Aurora nggak akan menerima perjodohan ini!"

Perempuan dengan dress hitamnya itu pergi meninggalkan ruangan itu.

Dengan langkah gontai Aurora menyusuri jalan. Sekarang dia harus bagaimana? Dia benar-benar sendiri sekarang.

"Lo tau semua ini," suara berat nan familiar itu terdengar ditelinga Aurora, namun dia tetap melanjutkan langkahnya.

"Tunggu!" seru Borealis.

Borealis meraih tangan Aurora.

"Lo tau dan lo nggak ngomong apapun ke gue?!" bentak Borealis.

Aurora menyentakan tangan Borealis. Dan menghadapnya. Sorot matanya mengisyaratkan kemarahan dan kepedihan yang mendalam.

Suasana diantara keduanya nampak sangat tegang.

"Buat apa?! Kalo bisa justru lebih baik gue nggak pernah tau tentang ini!"

"Jadi ini alasan lo dateng ke Pangeran!"

"Ralat. Ini bukan alesan gue, tapi alesan Kakek gue dan Kakek lo untuk perjodohan ini!"

"Kenapa lo diem?! Bahkan lo udah ketemu dan kenal gue! Seenggaknya kalo lo ngomong, kita bisa bicarain ini dan cari jalan keluarnya."

"Gue nggak berminat untuk kasih tau lo!"

"Jangan bilang kalo lo terima perjodohan ini."

Plak!

"Lo tuli! Sama omongan gue tadi!" ketus Aurora

"Ya terus kenapa lo nggak ngomong sama gue bangsat!"

"Gue nggak mau ada skandal antar Alger dan Kingston bangsat!"

Borealis bungkam. Dia tidak pernah berpikir bahwa Aurora akan memikirkan Kingston.

"Kalo dari awal gue ngomong ke lo, otomatis Kingston bakal tau, dan nggak lama kemudian pasti berita itu bakal terdengar ke telinga Alaska. Gue nggak mau Alger emosi dan nyerang Kingston!"

"Gue nggak mau di cap sebagai pengkhianat dan gue juga nggak mau Kingston di cap sebagai penghasut Angel Alger!"

"Dan lebih baik gue pendam ini sendiri. Tolong jangan salahkan gue lagi karena gue tau gue salah."

"Gue cuma mau menjaga perasaan kalian, gue nggak mau kalian saling menyakiti."

Aurora memalingkan pandangannya. Pertahanan Aurora luruh. Dia menangis sejadinya. Kedua kalinya dia menangis dihadapan Borealis.

"It's my fault," isaknya.

Borealis menatap nanar perempuan dihadapannya itu.

"Gu-gue-"

"Sstt"

Borealis merengkuh Aurora. Menenangkannya dan membiarkannya terisak di dadanya.

"Gue nggak tau kalo sampai memikirkan tentang keadaan semuanya," bisik Borealis.

"Dan ng-nggak ada satupun yang mengerti keadaan gue, bahkan keluarga gue sendiri."

"Gue tau gimana keadaan lo. Be strong okay."

Aurora semakin terisak. Sampai kemeja Borealis basah dengan airmatanya.






Continue Reading

You'll Also Like

610K 23.9K 36
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
3.2K 1.1K 49
Karena kekeliruan dalam mengenali presensi tubuh, Najma salah memeluk sembarang orang. Kesalahan itu menjadi alasan garis hidup Najma bersinggungan d...
8.8M 363K 105
#1 in Teenfiction 6/04/2019 #2 in Teenfiction 18/01/2019 #1 in fiksi remaja 28/03/2019 #1 in Perasaan #1 in School 18/07/2019 #2 in SMA 27/03/2019 ...
ARSE By fai

Teen Fiction

6.3K 2K 10
"Lo memang ga salah, tapi sikap lo yang membuat kita jadi serba salah"-Seira Relya Melody. "Maaf keputusan gue buat lo sama gue yang dulu jadi kita s...