AURORA BOREALIS [ ✓ ]

By Mejikubillu

1.9M 89.5K 3.3K

"Jangan memandang seseorang hanya dari yang tampak saja." Itulah kalimat yang mampu membuat orang bertanya-ta... More

01. AURORABOREALIS • KINGSTON
02. AURORABOREALIS • MURID BARU
03. AURORABOREALIS • SEAN ATAU ALISTER
04. AURORABOREALIS • KELUARGA ALISON
05. AURORABOREALIS • KINGSTON VS DALTON
06. AURORABOREALIS • PACAR SAYA?
07. AURORABOREALIS • OMBAK HATI
08. AURORABOREALIS • KEDATANGAN ALGER
09. AURORABOREALIS • KINGSTON VS ALGER
10. AURORABOREALIS • KISAH TERSEMBUNYI
11. AURORABOREALIS • GERTAKAN ALASKA
12. AURORABOREALIS • ANGEL ALGER
13. AURORABOREALIS • JADI ANGEL ALGER ITU?
14. AURORABOREALIS • EMOSI BOREALIS
15. AURORABOREALIS • PERTEMUAN BISNIS
16. AURORABOREALIS • INSIDEN ROOFTOP SMA PANGERAN
17. AURORABOREALIS • HUKUMAN
18. AURORABOREALIS • PERTOLONGAN ANGEL ALGER
19. AURORABOREALIS • BENAR BERAKHIR
20. AURORABOREALIS • TERBONGKAR
21. AURORABOREALIS • SISI KERAS
22. AURORABOREALIS • PERTUNANGAN
24. AURORABOREALIS • TITIK RAPUH
25. AURORABOREALIS • HANTAMAN MARKAS KINGSTON
26. AURORABOREALIS • KENYATAAN MENGEJUTKAN
27. AURORABOREALIS • SEBUAH PILIHAN
28. AURORABOREALIS • LAPANGAN BRAJA
29. AURORABOREALIS • TENTANG PILU
30. AURORABOREALIS • TEROR JALAN KENCANA
31. AURORABOREALIS • AMARAH DAN TANGIS
32. AURORABOREALIS • AKSI AURORA [I]
33. AURORABOREALIS • AKSI AURORA [II]
34. AURORABOREALIS • SATU ALIANSI
35. AURORABOREALIS • MISI PERDANA
36. AURORABOREALIS • SAMBARAN HATI
37. AURORABOREALIS • EMOSI AURORA
38. AURORABOREALIS • KERAGUAN
39. AURORABOREALIS • PERTANDINGAN BASKET
40. AURORABOREALIS • JEBAKAN
41. AURORABOREALIS • RUMIT
42. AURORABOREALIS • HATI YANG HANCUR
43. AURORABOREALIS • HITAM ABU-ABU
44. AURORABOREALIS • MENUJU PUNCAKNYA
45. AURORABOREALIS • PENENTUAN AKHIR
46. AURORABOREALIS • DEKAP LUKA
EXTRA CHAPTER • WAR
EXTRA CHAPTER • AKHIR YANG SESUNGGUHNYA
PRE ORDER AURORA BOREALIS

23. AURORABOREALIS • RUANG SENDU

32.8K 2K 29
By Mejikubillu

|AURORA BOREALIS|Bagian 23|

••••

Perempuan berbalut dress putih dan surai panjang yang di biarkan tergerai itu mengendarai mobil sport dengan kecepatan diatas rata-rata.

Argh!

Jalanan sama sekali belum lengang meskipun jam sudah menunjukan pukul 9 malam.

"Kenapa juga gue harus emosi dan pergi kayak gini!!"

Aurora meruntuki dirinya.

'Karena lo cinta sama dia.'

Kalimat dari Borealis terngiang dikepalanya.

Apa yang dikatakan Borealis itu benar?

Apa dia mencintai Alaska? Atau hanya karena dia belum pernah melihat adegan ciuman secara langsung?

Atau ada alasan lain yang membuat dadanya terasa sesak?

Sumpah serapah terdengar dari pengendara jalan yang melihat mobil sport melaju dengan ugal-ugalan.

Aurora tetap berlalu tanpa tujuan. Yang dia inginkan hanya satu.

Menjauh sejauh mungkin.

"Kenapa gue harus kayak gini!" teriaknya.

Srrtt! Cit!

Mobil yang dikendarai perempuan itu berhenti dengan mendadak disebuah jalan yang nampaknya lebih sepi dari jalan yang dia lalui sebelumnya.

Airmatanya luruh begitu saja.

"Kenapa gue jadi serapuh ini? Kenapa gue nangis?"

Brak!

Terdengar sebuah benda keras mengenai atap mobil membuat Aurora sedikit terkejut.

Tak menunggu waktu lama diapun membuka pintu mobil. Dan keluar. Nampak belasan motor merah besar menghadangnya. Dia hafal betul itu motor siapa. Dalton. Salah satu rival Alger.

"Oh bukan ketua Kingston yang cupu itu tapi ternyata seorang bidadari," ucap Theodoric.

Aurora tak bersuara. Dia masih berdiri menatap anggota Dalton di hadapannya.

"Ternyata lo punya sisi manis juga ya Angel Alger," sindir Theodoric, "dan gue rasa itu yang membuat Alaska betah sama lo."

"Dia emang manis Bos, apalagi sikapnya yang sedikit brengsek itu membuatnya sangat menggemaskan," sahut Leon.

"Tapi kenapa dia bisa pake mobil sport Borealis?" heran seorang anggota Dalton.

"Apa lo udah berpaling dari Alaska? Lo udah berkhianat sama dia? Lo udah berpihak sama Kingston?" tanya Theodoric—memojokannya.

"Tutup mulut sampah lo itu Theodoric!" sarkas Aurora.

"Wah, ini sisi asli sang Angel Alger yang sangat menggemaskan."

"Mau ngapain kalian!"

"Hei lo amnesia, Darling? Ini area markas Dalton."

Aurora mengamati sekelilingnya dan benar ini area Dalton, bahkan tidak jauh dari tempatnya berdiri terlihat markas Dalton.

"Maaf. Gue cuma mau lewat," tukas Aurora.

"Gue rasa anak Alger nggak pernah lewat jalanan ini, kecuali kalo mereka mau main-main sama Dalton," sahut Theodoric.

"Gue nggak mau main-main sama lo! Gue lagi nggak mood buat nanggapin lo semua!"

"Wahh, gue rasa kalimat lo barusan itu justru adalah tantangan buat kita, ya nggak?"

"Iya Bos," sahut Leon.

Aurora nampak berpikir. Untuk melawan mereka semua bisa saja, tapi masalahnya Aurora sedang mengenakan dress dan itu membuat gerakannya terbatas.

"Kok diem?"

Aurora mengatur nafasnya. Mencoba bersikap biasa saja.

"Theodoric Nakamaru. Lo nggak inget beberapa hari lalu bahkan lo gue buat tumbang. Lo mau gue buat masuk rumah sakit? Atau lo mau gue buat tinggal nama?"

"Jaga omongan lo bangsat!"

Aurora tersenyum miring. Meremehkan.

"Udahlah, mau lo berantem siang ataupun malem kalo lawannya gue ya tetep aja lo bakal kalah!"

"Sombong banget lo jadi orang!"

"Gue nggak sombong, gue bicara fakta."

"Banyak bacot lo!"

Theodoric mendekat sekaligus melayangkan sebuah bogem-namun belum sempat pukulan itu mengenai wajahnya, Aurora sudah terlebih dulu menangkisnya.

"Jangan berani-berani sama gue Theodoric!" sarkas Aurora.

Terjadilah pertarungan sengit antar keduanya. Meskipun Aurora sedikit kewalahan tapi dia tetap bisa melawan Theodoric dengan lihainya.

"Butuh bantuan Theodoric?" tawar Leon.

Tanpa membutuhkan jawaban dari ketuanya, Leon sudah mendekat dan siap menghajar Aurora.

"Banci lo beraninya keroyokan!" pekik Aurora.

"Selamat datang di acara pertempuran hebat kita Nona Aurora."

"Bacot lo!"

Mereka bertiga saling menghantam.

Sampai ketika belasan motor besar hitam biru berhenti dihadapan Dalton. Mereka Alger. Dengan Alaska sebagai pimpinannya.

Dagh!

Alaska menendang Theodoric dan Leon bergantian membuat keduanya tersungkur.

"Jangan pernah lo berani sentuh Aurora!" sarkas Alaska, seolah melindungi Aurora, membiarkan perempuan itu berdiri dibelakang punggung tegapnya.

"Atas dasar apa Alger tiba-tiba datang kemari? Mau main sama Dalton?" tanya Theodoric sinis.

"Alger nggak suka mengotori tangannya untuk meladeni anak-anak macam Dalton."

"Oh ya? Terus kenapa kalian tiba-tiba kesini? Mau baku hantam juga sama penghianat ini?"

Tunjuk Theodoric pada wajah Aurora.

"Gue bukan penghianat brengsek!" sarkas Aurora.

"Hei! Lo bahkan nggak bareng sama anak Alger, dan lo juga kesini sama mobil si ketua Kingston yang cupu. Pasti lo abis pergi sama dia kan?"

"Siapa yang lo sebut cupu ha!" teriak Borealis, dia datang bersama Kingston.

"Wah wah, kalian ini mau ngeroyok kita ha!" sinis Theodoric.

"Nggak penting ngeroyok lo, tendang aja udah jatoh," ucap Aryan, disambut gelak tawa anggota Alger.

"Bangsat lo!" umpat Theodoric.

"Yang lebih bangsat siapa HA! Ngeroyok cewek!" timpal Titan.

Borealis menuruni motor George. Dia memang tadi mengubungi George untuk membantunya mencari mobil sportnya, tapi dia tidak menyangka ternyata George membawa anak Kingston juga.

"Balikin mobil gue," ucapnya sambil menengadahkan tangannya.

"Kita perlu bicara Ra," ucap Alaska.

"Gue nggak mau ngomong!" sarkas Aurora.

"Tapi kita perlu bicara Ra, tadi itu gue juga nggak tau tiba-tiba di—"

"Gue muak sama muka lo!"

Alaska meraih tangan Aurora. "Ra—"

"Apalagi sih Ka! Gue nggak mau liat lo!"

Aurora menarik tangan Borealis dan menyeret tangannya menuju mobil sport hitamnya.

"Wah, wah, ada drama apa nih? Kayaknya seru banget," ledek Theodoric.

"Bacot lo!" umpat Aryan.

"Ra lo mau kemana?" tanya Alaska,mencoba meraih tangan perempuan itu, tapi nihil.

Aurora bahkan tidak mengindahkan ucapan Alaska. Dia memasuki mobil dan menutupnya.

"Jalan," lirihnya.

"Lo pikir gue sopir apa?!"

"Please, just for this time."

Borealis yang mengerti keadaan Aurora yang sedang kacau, akhirnya melajukan mobilnya pergi dari jalan itu.

Selama perjalanan mereka hanya terdiam. Bahkan sejak tadi Borealis hanya melajukan mobilnya mengikuti jalan tanpa arah dan tujuan.

"Lo nggak seharusnya pergi," Borealis membuka keheningan.

Sorot mata Aurora masih kosong menatap lurus pada jalanan, "terus gue harus apa."

"Ya lo dengerin dia dulu lah, bukannya pergi dan lari kayak gitu."

Hening.

"Gue nggak nyalahin lo sih, tapi ini juga bukan sepenuhnya salah Alaska."

Hening.

"Gue tau lo itu kaget karena tiba-tiba si Seina nyium Alaska. Secara dia itu Alaska yang selama ini selalu memprioritaskan lo dari segala hal, Alaska yang selalu membuat lo jadi cewek paling dia lindungi, Alaska yang—"

"Cu-cukup," pertahanan Aurora runtuh, dia terisak.

"Eh kok nangis? Anjir gue salah ngomong ya?"

Borealis menghentikan laju mobilnya.

"Jangan nangis please," lirih Borealis.

"Ken-kenapa g-gue nangis," isak Aurora, seraya menghapus airmatanya dengan kasar.

"Sekuat apapun lo, lo itu tetep cewek yang rapuh Aurora."

"Gue-"

Borealis menatap sendu perempuan disebelahnya.

Detik selanjutnya Aurora merengkuh tubuh Borealis. Menjadikan bahu cowok itu basah karena airmatanya.

Borealis tercengang. Dari dulu tidak pernah ada seorang perempuan yang serapuh ini di pelukannya. Bahkan Edeline, hanya sesekali menangis dan itu juga tangisan senang karena dating pertama mereka.

Isakan Aurora semakin terdengar pilu. Tak kuat melihatnya Borealis membalas melingkarnya tangannya di tubuh Aurora-lebih erat.

"Lo boleh nangis sepuas lo detik ini menit ini, asal setelah itu lo tersenyum bahagia untuk setelahnya dan waktu-waktu setelahnya."

Continue Reading

You'll Also Like

RAVEN [END] By Ree

Teen Fiction

310K 47.4K 55
⚠️⚠️⚠️ Bagi Alsava, Raven itu aneh. Dia seperti 32° Fahrenheit ke Celsius. Yang dulu rasa pedulinya 32 derajat Fahrenheit, sekarang berubah menjadi 0...
786K 65.8K 49
"𝙳𝚒𝚊 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚝𝚎𝚛𝚌𝚒𝚙𝚝𝚊 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔𝚖𝚞. 𝙼𝚊𝚔𝚊 𝚍𝚒𝚊 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚙𝚎𝚛𝚐𝚒 𝚋𝚎𝚛𝚕𝚊𝚕𝚞."-𝙰𝚊𝚛𝚊𝚟'𝚜 Aarav Denta Karanva...
3.5M 26.8K 17
SEBAGIAN CERITA DIPRIVAT, FOLLOW DULU BARU BISA BACA!! Alarix pindah dreame yaa, bisa langsung cari dengan nama yg sama hehe luvv!! Disana juga lengk...
9.1M 523K 84
[SQUEL DARI GANGSTER] Menjadi anak dari seorang mantan gangster terkenal membuat Alendra menuruni sikap anarkis sang ayah. Berkelahi baginya adalah s...