My Weird Boss

By Juliahsn

2.1M 50.5K 2.6K

"Kenapa sih saya bisa sayang sama orang aneh kayak Bapak? Bapak pelet saya ya?" Menurut Kinera, Arvian itu d... More

01
03
04
05
Sweeter Than Fiction 💜
Pengumuman
Calon Mantan💜
My Favorite Partner💜
My Impressive Partner

02

98.2K 9.4K 467
By Juliahsn

Pagi ini sedikit berbeda dari pagi-pagi sebelumnya. Ketika baru bangun tidur, rasanya aku ingin tidur lebih pulas lagi.

Rasanya aku benar-benar tidak menginginkan hari ini untuk terjadi.

Membayangkan bertemu dengan Pak Arvian saja sudah membuat pagi ku terasa suram, apalagi harus bertatap muka setiap hari.

Setelah memesan taksi online yang semakin lama tarifnya makin naik dan jarang dapet promo, akhirnya aku sampai ke kantor dengan selamat dan tidak terlambat.

"Makasih Pak." Ucap ku setelah diantar oleh pengemudi taksi online. Mau bagaimanapun mereka adalah orang-orang yang memudahkan hidup kita dan membantu kita melalui jasa yang mereka tawarkan, jadi tidak ada salahnya untuk mengucapkan terima kasih.

Beberapa karyawan perempuan yang melirikku nampak berbisik-bisik ketika aku sedang jalan melewati mereka.

Aku memerhatikan name tag baruku yang menjadi pusat perhatian karyawan-karyawan disini, mereka pasti merasa iri atau setidaknya kesal karena aku yang terpilih menjadi sekretaris Pak Arvian. Padahal, aku bisa dibilang masih belum lama bekerja dan mungkin bagi mereka aku belum cukup kompeten untuk menjadi sekretaris Pak Arvian.

Sebenarnya aku yakin alasan utama mereka iri adalah karena aku bekerja untuk seorang Pak Arvian. Wanita mana sih yang enggak mau berada di dekat Pak Arvian setiap hari?

Ada sih, itu aku. Mereka belum saja mengenal watak asli Pak Arvian. Kalau sudah kena marah mah, pasti pada kabur.

"Kamu telat dua menit."

Aku mendongak mendengar suara pria yang aku yakini Pak Arvian itu sedang berdiri di depan meja kerjaku.

"Enggak telat kok, Pak. Tadi saya ke toilet dulu." Kilahku.

Memang benar kok aku sempat ke toilet terlebih dahulu.

"Tetap saja. Tidak ada alasan. Kenyataan yang saya tahu adalah kamu telat."

Aku menghembuskan napasku seraya memaksakan senyum untuk terbit di wajahku, "Maaf Pak, saya salah karena sudah telat."

"Memang benar kamu salah." Jawab Pak Arvian dengan nada datar.

"Jadi, ada perlu apa Bapak mencari saya pagi-pagi begini?"

Pak Arvian menjulurkan tangannya yang berisikan sejenis buku. Sepertinya sebuah buku catatan atau buku diary?

"Ini apa Pak?"

"Catatan tentang keseharian saya dari sekretaris sebelumnya. Kamu pelajari. Saya tidak menoleransi adanya kesalahan." Ujar Pak Arvian dengan nada tegas.

"Manusia itu tempatnya salah, Pak." Gumamku kesal seraya membaca beberapa halaman buku catatan itu.

"Apa?"

"Saya ngomong sendiri, Pak. Abaikan saja. Itu kebiasaan buruk saya."

Pak Arvian tidak mengindahkan ucapanku. Dia langsung melenggang masuk ke ruangannya.

Aku membaca satu persatu kalimat yang dimuat dalam buku catatan sekretarisnya sebelumnya.

Sepertinya sekretaris sebelumnya itu seorang pria. Terlihat jelas dari nama yang tertulis di buku catatan itu, Sutrisno.

Enggak mungkin kan nama Sutrisno itu nama seorang wanita?

"Pak Arvian enggak suka makan pedas toh. Sama dong kayak aku." Gumamku ketika membaca catatan mengenai makanan kesukaan, yang tidak disuka, dan alerginya Pak Arvian.

"Sarapan sukanya homemade, enggak suka makanan siap saji."

Mampus. Lah aku kan enggak bisa masak.

"Makanan kesukaan nasi goreng."

Oh, kalau nasi goreng doang mah gampang. Bisa pakai bumbu instan.

"Nasi gorengnya ada resepnya juga?!"

Sepasang bola mataku membulat ketika membaca halaman berikutnya. Secerewet itukah Pak Arvian soal makanan?

Aku menjadi lebih terkejut lagi ketika melihat pesan WhatsApp dari nomor tidak dikenal yang katanya adalah Pak Arvian.

Sejak kapan Pak Arvian punya nomor WA aku?

+6289612345688
Simpan nomor saya.
Saya Arvian.
Segera ke ruangan saya.
(Read)

Aku pun lantas segera masuk ke ruangan Pak Arvian. Pertama kali masuk, raut wajahku langsung mengekspresikan rasa tidak suka ketika melihat ruangan Pak Arvian yang sangat didominasi dengan warna hitam sehingga ruangannya terkesan sangat suram dan gelap.

"Pak, gordennya enggak mau dibuka? Biar ada cahaya masuk gitu."

"Tidak. Baca lagi catatan sekretaris saya yang dulu."

Lagi-lagi secara reflek aku menggeleng-gelengkan kepalaku heran dengan pemikiran pria di hadapanku ini, "Gak bisa baca dan ingat semua dalam sehari, Pak."

"Tidak ada yang tidak bisa kalau kamu mau usaha." Jawab Pak Arvian yang langsung membantah ucapanku.

"Terserah." Gumamku kecil hingga terkesan sedang berbisik. Aku memang suka menggerutu sendiri.

"Jadi ada apa Pak?"

"Saya tadi belum sempat sarapan."

"Jadi?"

"Buatkan saya sandwich."

"Ada request khusus tempat makan mana Pak untuk sandwich-nya?"

Pak Arvian tersenyum miring, "Saya bilang buatkan bukan belikan. Pendengaran kamu masih berfungsi dengan baik kan?"

Aku enggak congek loh. Tapi masalahnya ini tuh sedang di kantor. Mau buat dimana? Lagian di dapur kantor juga belum tentu ada bahannya.

Satu kata. Ribet.

"Hari ini ada jadwal meeting atau aktivitas di luar?" Bukannya mendengar responku terlebih dahulu, Pak Arvian langsung menanyakan jadwal.

Satu kata. Nyebelin.

Oke, pagi ini aku sudah menemukan dua kata untuk Pak Arvian. Masih pagi loh padahal. Benar-benar menguji kesabaran.

"Hari ini enggak ada aktivitas di luar Pak. Besok sih yang jadwalnya cukup padat. Hari ini cuma perlu tanda tangan beberapa berkas terus ikut meeting dengan tim jam 2 siang nanti." Jawabku yang memang sudah hapal dengan jadwal Pak Arvian dalam seminggu ke depan.

Teknik menghapal yang biasanya aku terapkan saat ujian tertulis ternyata manjur juga.

"Bagus. Sekarang kita ke rumah saya."

Aku cengo sebentar, "Ngapain?"

"Biar kamu hapal. Saya malas kalau nanti kamu nanya-nanya."

Aku hanya bisa mengangguk patuh mendengar penuturan Pak Arvian.

Aku tuh sebenernya seorang sekretaris atau asisten pribadi sih?!

Sabar, Kinera.

"Baik, Pak."

"Sebelum itu kita belanja bahan makanan dulu."

"Buat apa?"

"Bahan buat kamu masak."

"Memang saya harus masak Pak?"

Pak Arvian mengangguk cepat, "Iya."

Aku benar-benar tidak habis pikir dengan deskripsi pekerjaan sekretaris seorang Arvian itu apa saja.

Seharusnya kemarin aku menanyakan hal itu. Disaat genting, otakku yang sering aku banggakan itu tidak bisa bereaksi dengan cerdas.

"Pak Arvian tuh mau nyari sekretaris, asisten rumah tangga, atau istri sih? Nyebelin banget tugasnya." Gumamku yang sepertinya kali ini volumenya agak keras akibat rasa frustasi yang menumpuk dalam hati.

"Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui. Pernah dengar pepatah itu kan?"

Aku mengangguk pasrah, "Terus? Apa korelasinya?"

"Pikir saja pakai otakmu yang katanya pintar."

Pak Arvian benar-benar menguji kesabaran aku.

Inhale...
Exhale...

"Oh iya Pak, kata Bu Siska jam kerja bisa disesuaikan."

"Iya."

"Kalau begitu, kesepakatannya gimana?"

"Mulai besok dan seterusnya, pagi-pagi jam tujuh kamu harus ke rumah saya. Siapin semua keperluan saya. Lalu, jam kerja kamu di kantor itu bebas. Kalau saya tidak lagi butuh tenaga kamu, kamu bisa pulang. Satu poin penting yang harus kamu ingat, kapan pun saya butuh, kamu harus siaga."

"Beneran? Bebas pulang nih?"

Pak Arvian menganggukan kepalanya tanpa ragu, "Iya."

"Jatah liburan gimana?"

"Kalau saya izinkan, kamu libur saja. Lagian nanti tugas kamu juga dibantu Sisil."

"Hah? Mbak Sisil?"

"Iya."

"Kok dia? Ngapain ada Mbak Sisil?"

"Tugas dia selain di marketing, dia juga akan bantu kerjaan kamu. Kata Siska kamu masih kuliah, makanya untuk jaga-jaga, Sisil juga bantu." Jelas Pak Arvian.

Mending aku kelabakan daripada dibantu manusia semacam Sisil.

Hari pertama kerja dan masih pagi hari saja sudah membuat kesabaran ku diuji.

Ayo, Kinera!
Semangat!

Demi bisa nonton konser K-POP, jalan-jalan ke luar negeri, terus belanja tanpa melihat harga.

Demi gaji besar, harus tetap optimis bahwa tidak akan jadi gila selama bekerja dengan Pak Arvian!

Semua akan baik-baik saja.

Semoga.

Continue Reading

You'll Also Like

16.8K 687 23
Nita Haswari. Gadis sederhana yang mempunyai mimpi dicintai oleh seorang laki-laki yang juga ia cintai. Namun apalah daya, tidak ada hati yang bisa d...
57.5K 3.5K 23
Dilamar karena saling mencintai ❌ Dilamar karena mendoakan waktu bersin ✅ Seorang gadis bernama Najla Faqihatun Nissa yang baru memulai hijrahnya aki...
138K 7.7K 52
"Sometimes I hate it when I remember that we're just a best friend." publish: 2017 republish: 2020
18.6K 1.6K 10
Menurut kalian, mempunyai kembaran itu menyenangkan tidak sih? Apalagi jika mempunyai dua kembaran sekaligus seperti Haechan yang mempunyai dua kemba...