The Queen of China

By kietzyQS

31.4K 5K 954

a story about an extraordinary beauty princess of Wei Dynasty and the most powerful whom bloodthirsty king of... More

Cast of The Queen of China
Teaser
1. The Great Kingdom
2. Bird Sound
3. Beauty in the Palace
4. Love & Separation
5. Destined Meeting
6. Falling for you
7. The Princess's Heart
8. That Beautiful Flower
9. Sincerity Falls
10. The Proposal
11. Barely Paper
12. Uncertain Destiny
14. The wind in you
15. Missing You
16. Hunting
17. Cold Breeze
18. a little thing
19. Touch
20. What happend?
21. Old Feeling
22. Razor Blade
23. Lantern Festival
24. Fragrant
25. The Windy Night
26. The Untold Story
27. The Happy News
28. Little Xiao
29. The Wind in the Forest
30. Beloved One
31. The Lost Time
32. The Queen of Wu
33. Faded
34. The trial of love
35. Your Pain
36. Endless
37. The only Way
38. Our First Night
39. Suffocating
40. Trial of Love
41. Sweet Enemy
42. New Rules
43. the Past
44. Welcome
45. It's a journey
46. Happiness
47. L.O.V.E

13. The Phoenix

547 105 9
By kietzyQS

Chapter 13

The Phoenix


Genderang berbunyi nyaring ketika sebuah kereta kuda memasuki Istana Wu. Kereta mewah itu dihiasi oleh pernak-pernik berwarna merah. Setelah perjalanan selama dua hari, akhirnya kereta yang membawa Permaisuri masa depan Wu memasuki Istana.

Kini dilapangan luas menuju singgasana kerajaan Wu sudah berdiri para mentri, susunan cabinet pejabat Dinasti Wu, termasuk para selir yang sudah siap untuk merayakan pesta peresmian sekaligus pernikahan Raja besar mereka dengan Putri bungsu dari Wei.

Suji turun dari kereta mewah itu didampingi oleh Xue. Ketika Suji memasuki lapangan terbuka menuju tangga utama Istana Wu, semua orang bersujud penuh hormat. Perdana Mentri kerajaan lantas maju untuk membacakan perintah Raja.

Suji mulai melangkah melewati anak tangga itu satu persatu dengan tangan yang mengepal kuat jubah kebesaran pernikahan miliknya. Seok Jin memperhatikan sosok wanita yang bersembunyi dibalik tudung berwarna merah dengan lambang Phoenix itu dengan raut yang menunjukkan kebahagiaan besar dihatinya.

"hari ini, dengan kekuatan dan berkah dari Matahari, Kerajaan Wu secara resmi memilih Putri Wei Suji dari Dinasti Wei sebagai Ratu sekaligus Permaisuri yang akan menemani Jin Wang, Raja Besar Wu dalam memimpin Dinasti Wu." Ungkap sang Perdana Mentri dengan tegas dan suara yang menggelegar diikuti genderang peresmian yang berbunyi sebanyak 3 kali.

Seok Jin sudah berada disinggasananya menanti kedatangan Suji yang menggunakan jubah serba merah dengan kain yang menutupi seluruh wajahnya.

"selamat!! Kepada Raja dan Ratu Dinasti Wu! Selamat!!" ungkap semua pasang mata yang berada di lapangan luas itu dengan bangganya.

Suji melangkah dengan raut wajah dingin dimatanya, ia bahkan tak merasa terhormat sedikitpun meski dipuja oleh ratusan pasang mata yang hadir disana. Suji melangkah dengan langkah pelan menaiki anak tangga satu persatu.

Suji hanya menunduk dalam diam hingga ia tiba dipuncak tangga tersebut dan berhadapan dengan Seok Jin yang telah berada disana. Perlahan Suji melihat sepasang tangan yang mengarah kearah tangannya dengan enggan.

Pada undangan yang hadir disana menatap peristiwa itu dan saling bertukar tatap. Ada kecanggungan yang jelas terlihat diantara Raja dan Permaisuri mereka. Disisi lain, para selir turut saling bertukar tatap.

Suji menatap tangan itu dalam diam dibalik tudung kepalanya tanpa berniat menerima tangan itu sama sekali. Seok Jin yang menyadari tatapan para undangan langsung meraih tangan Suji dan menggenggam tangan Suji erat. Ia juga sadar bahwa Suji tak berusaha membalas genggamannya sama sekali.

    Shu Li menatap peristiwa itu dengan senyum tenang diwajah cantiknya. Ia jelas menatap Suji dengan raut bahagia miliknya, meski ia hanya bisa tersenyum kecil saat ini karena mengingat penderitaan yang dirasakan oleh adiknya. Shu Mingyu. Semua orang menatap pasangan itu dan bersujud memberi hormat kepada mereka.

(Pakaian dan aksesoris yang dikenakan oleh Shu Gui Fei/ Shu Li pada saat perayaan pernikahan)

Seok Jin menuntun Suji untuk menatap seluruh undangan Negara yang menyaksikan hari pernikahannya saat ini. Seketika suara gemuruh dan sorakan meriah terdengar menghiasi hari itu. Yoona yang melihat hal itu jelas menunjukkan wajah ketidak sukaannya.

(Pakaian dan aksesoris yang dikenakan oleh Lim Shu Fei/ Lim Yoona pada saat perayaan pernikahan)

Suji hanya bisa memasang eskpresi dinginnya seakan tak berusaha untuk berpura-pura Bahagia di hari itu. Setelah prosesi besar itu selesai, Suji kembali ke kediamannya. Ia diantar oleh banyak pelayan yang salah satunya adalah Xue.

Suji berada dikamarnya dan duduk di atas ranjangnya dalam diam. Xue membawakan air untuk Suji agar Suji mencuci tangannya tetapi Suji menolak.

"aku baik-baik saja. " ujar Suji datar.

"kalau begitu, . . "

"Xue, tetaplah disini" ucap Suji seakan mengetahui isi pikiran Xue.

"Gongjju, tapi ini adalah malam pernikahan Gongjju. Aku harus , "

"Xue, apa kau ingin melanggar titahku?" ucap Suji lagi. Xue hanya diam, ia perlahan kembali duduk dilantai menemani Suji.

"Yang Mulia Jin Wang, telah tiba!" ungkap prajurit didepan kediaman Ratu.

Tak lama pintu terbuka, Seok Jin memasuki ruangan Suji dan melangkah mendekati Suji. Seok Jin yang menemukan Xue masih berada didalam sana, lantas memberi kode agar Xue keluar.

Suji menyadari hal itu dan memilih diam. Ia hanya diam diatas ranjangnya tanpa mencoba untuk mengatakan apapun pada Raja kejam itu. Seok Jin perlahan duduk disamping SUji, Suji yang menyadari hal itu lantas menggeser tubuhnya untuk menjauhi Seok Jin.

"aku harap, Jin Wang tidak melanggar janji yang telah kau dan aku sepakati" ucap Suji dengan raut wajah dinginnya.

"aku ingat, tetapi . . di malam pernikahan kita, bukankah aku harus tetap membuka tutup kepalamu?" tanya Jin Wang menatap Suji dengan senyum kecilnya.

"Wajahku, tidak seindah yang kau bayangkan Yang Mulia. Jika kau kecewa, ku harap kau tetap tidak melanggar sumpahmu" ucap SUji.

Seok Jin tersenyum mendengar ucapan Suji. ia perlahan menyentuh tangan Suji dan mengelusnya lembut, Suji berusaha menarik tangannya dari Seok Jin tapi tak berhasil.

"Yang Mulia, mohon lepaskan tanganku" ucap Suji.

"bukankah ini hak-ku? Aku telah memenuhi janjiku, apa ini masih keterlaluan untuk ku lakukan terhadap istriku?" tanya Seok Jin. Suji diam, ia akhirnya mengalah membiarkan Seok Jin mengelus tangannya lembut.

"aku jatuh cinta pada mata indahmu. . aku jatuh cinta pada kejujuranmu, yang bersedia mengungkapkan keraguan dan isi hatimu" ujar Seok Jin pelan. SUji mengerutkan alisnya.

"meskipun wajahmu jelek, aku tak akan merubah pandanganku tentangmu. Selama ini, taka da wanita yang membuatku memikirkannya siang dan malam hingga membuat sekujur tubuhku Lelah. Tapi sejak hari dimana aku menatapmu dan mendengar suaramu. . aku merasakan semua itu untuk pertama kalinya" jelas Seok Jin dengan senyum tulusnya menatap Suji.

"Jin Wang, ku rasa kau salah orang . . kita tidak pernah bertemu sebelumnya, mungkin wanita yang kau temui itu bukanlah aku" ucap SUji dengan tegas.

"tidak, saat itu . . kita bertemu dijembatan . saat bibir kita Bersatu dibawah sinar rembulan dan membuat cerita legenda itu menjadi nyata" ucap Seok Jin.

Suji terkejut, ia terbelalak. Ia ingat saat itu, saat dimana ia bertemu dengan pria yang menutup tubuhnya dengan jubah berwarna biru tua miliknya. Suji melirik ke kiri dan ke kanan dengan pupil mata bergetar, bagaimana bisa ia tidak sadar bahwa pria itu adalah Raja keji yang selama ini ia benci?

Bahkan SUji sudah hampir membuka hatinya untuk pria itu? Suji terbelalak dengan tubuh yang mulai tegang. Perlahan Seok Jin menyentuh penutup wajah Suji dan membukanya perlahan-lahan.

Suji masih gemetar saat menyadari kemungkinan yang bahkan tak pernah terlintas dibenaknya sama sekali. Seok Jin akhirnya berhasil melepaskan penutup kepala Suji dan kini tatapan mereka bertemu disatu titik.

Seok Jin terkejut saat melihat wajah cantik dari wanita bercadar yang berhasil membuat jantungnya berdegup kencang. Hatinya berdesir hangat seakan menyapu lembut kulitnya dengan sentuhan lembut.

Sementara itu, Suji masih tak mampu menahan rasa terkejutnya saat menemukan pria yang membuatnya linglung hingga ragu akan perasaannya untuk Hyunjin karena terbuai oleh sikap lembutnya itu berada tepat dihadapannya. Suji tak bisa percaya bahwa pria lembut itu adalah Raja Wu yang selama ini ia benci bahkan hingga ke tulang.

"kau . . " Suji seakan tak bisa menahan kemarahannya saat ini.

"benar, aku adalah Wu Seok Jin, suamimu sekaligus Raja besar Wu . . Jin Wang" ungkap Seok Jin dengan tatapan seriusnya menatap Suji.

Perlahan tapi pasti air mata mengalir dari pelupuk mata indah Suji. ada banyak perasaan menjadi satu didalam hatinya, mengingat semua kekejaman Jin Wang terhadap Dinasti Xiao hingga penderitaan keluarga ibunya karena Rezim Wu yang kejam membuat napasnya terasa sesak saat ini.

"mulai sekarang, aku akan melindungimu. Dari apapun, aku akan menjadikan Wei sebagai sekutuku. Aku akan melindungi Negerimu dengan seluruh kemampuanku. Dan kita . . ." kini Seok Jin menghapus air mata Suji dengan jarinya.

Suji masih menatap Seok Jin dengan mata terbelalak menahan amarah besar dalam hatinya. Rahangnya mengeras dan air mata itu tak berhenti menetes dari pelupuk mata indahnya. Ada penyesalan yang dalam dihatinya mengetahui pria ini. . adalah pria misterius itu.

"hari ini aku bersumpah" ucap Suji menatap Seok Jin dengan tatapan tajamnya.

"aku! Wei Suji, akan membuat keputusanmu untuk menikahiku sebagai penyesalan terbesar dalam hidupmu!!!" ucap SUji dengan penuh emosi. Seok Jin terkejut mendengar penuturan Suji barusan.

"apa katamu?" ucap Seok Jin dengan sepasang alis berkerut menatap wanita dihadapannya saat ini.

"aku tak akan pernah menjadi Permaisuri dari pemimpin sebuah rezim keji sepertimu, Wu Seok Jin! Sampai kapanpun!! Aku tak akan pernah membiarkan hatiku menerimamu! Camkan itu!!" tegas Suji dengan penuh amarah dan bangkit dari duduknya.

Seok Jin mengepalkan tangannya erat, Seok Jin langsung menarik tangan Suji dengan penuh amarah dan seketika, wanita itu mendarat di atas ranjang dengan dekorasi serba merah itu. Suji kembali meneteskan air mata di mata tajam dan tatapan dingin penuh amarah menatap Seok Jin.

"apa katamu barusan?" tanya Seok Jin berusaha keras menahan amarahnya hingga rahangnya mengeras.

"aku membencimu Wu Seok Jin! Dengan seluruh napas yang ku hembuskan!! Aku membencimu!!!" teriak Suji menggema diseluruh penjuru ruangan. Sekali lagi, air mata Suji mengalir begitu saja.

Perlahan tangan Seok Jin melonggar saat mendengar ungkapan Suji barusan. Seok Jin seperti kehilangan arah, ia perlahan melepaskan SUji dan duduk di atas ranjang itu dengan amarah yang memuncak. Ia harus menahannya, ia tidak ingin menyakiti wanita ini. tidak, bahkan untuk seujung rambutpun.

"aku tak akan membiarkan kau pergi dari sisiku. Tak perduli seberapa besarnya rasa bencimu padaku, aku akan menggenggammu erat dan melindungimu" ucap Seok Jin dengan suara beratnya kemudian langsung meninggalkan kediaman Suji dengan penuh amarah.

Sepeninggal Seok Jin, Suji menghembuskan napasnya berat. Hatinya terasa sakit saat ini, air matanya mengalir begitu saja dari sepasang mata indahnya. Perlahan ia meringkuk di atas ranjang dengan air mata yang membasahi kain yang melapisi ranjangnya.

"Lia, Ibu. . mulai hari ini, aku harus menjadi Permaisuri dari manusia yang telah memberikan penderitaan besar bagi kalian. Maafkan aku . . ." ujar SUji dengan raut wajah penuh kesedihan dimatanya.

0.0

"Yang Mulia Ibu Suri! Jin Wang dan Permaisuri Wei telah tiba" ujar pelayan setia Ibu Suri dari depan pintu. Tak lama pintu terbuka dan kedua orang itu melangkah masuk.

Suji dan Seok Jin memberi hormat pada Ibu Suri. Ibu Suri menatap Suji dengan ekspresi terkesima. Suji duduk setelah mendengar perintah Ibu Suri. Seok Jin menatap Suji sekilas saat menyadari tatapan Ibu Suri untuk Suji.

"demi Dewa Matahari! Baru kali ini, aku melihat kecantikan seindah ini" ucap Ibu Suri terpana.

"Yang Mulia, anda terlalu melebih-lebihkan. . " ucap Suji menunduk hormat pada Ibu Suri.

"tak heran putraku jatuh cinta padamu. Kau memang darah Wei yang murni" ujar Ibu Suri tersenyum bangga menatap kecantikan Suji yang tiada taranya.

"terima kasih atas kemuliaan Ibu Suri" ujar Suji.

"Ibu Suri, hari ini aku membawa Permaisuri untuk memberi hormat padamu" ungkap Seok Jin dengan senyum bahagianya. Suji melirik Seok Jin dengan ekor matanya tanpa berkeinginan untuk menatap pria itu seecara langsung.

Tak lama para pelayan membawakan banyak makanan untuk sarapan sekaligus meja dan menyajikan teh untuk Suji dan Seok Jin. Suji dan Seok Jin mulai makan dengan perintah Ibu Suri.

"bagaimana malam pertama kalian?" tanya Ibu Suri. Suji terbatuk seketika, Seok Jin langsung memberikan gelas teh pada Suji tetapi Suji malah mengambil wine yang juga disediakan dimeja.

Ibu Suri yang melihat hal itu lantas mengerutkan alisnya. Seok Jin hanya diam mendapat penolakan halus dari Suji, Seok Jin kemudian meletakkan kembali teh itu dan menatap kea rah depan dengan tatapan dinginnya.

"Permaisuri? Apakah Jin Wang terlalu kasar hingga kau marah padanya seperti ini?" tanya Ibu Suri menggoda Suji.

"tidak, aku . . ."

"benar. . Permaisuri marah karena aku terlalu kasar padanya. Ibu Suri maafkan ketidak sopanan kami" ucap Seok Jin dengan sedikit menundukkan kepalanya. Suji lantas menatap Seok Jin dengan tatapan marah dimatanya.

"baik, tidak masalah. . tapi Permaisuri, bolehkah aku memberimu saran?" tanya Ibu Suri.

"silahkan Yang Mulia" jawab Suji dengan sopan.

"kebudayaan di Wu sedikit berbeda dengan Dinasti Wei, untuk itu . . ku harap kau mampu menyesuaikan diri dengan cepat sehingga kau mampu melahirkan Putra Mahkota bagi Wu" ungkap Ibu Suri.

Mendengar itu Suji mengepalkan tangannya kuat, ia bahkan tak pernah berpikir untuk melahirkan darah daging dari pria yang membunuh seluruh keluarga teman baiknya. Seok Jin yang melihat hal itu lantas menyentuh tangan Suji dan menatap Ibu Suri.

"Yang Mulia Ibu Suri tidak perlu khawatir, aku akan mengusahakan yang terbaik" ujar Seok Jin.

"kalau begitu, sekarang aku sudah bisa tenang" ujar Ibuu Suri. Seok Jin tersenyum dan pamit undur diri.

Suji dan Seok Jin meninggalkan ruangan Ibu Suri, keduanya melangkah tetapi saat sudah meninggalkan halaman Istana Ibu Suri, Suji langsung melepaskan tangan Seok Jin darinya. Seok Jin menatap Suji dengan tatapan lembutnya.

"kenapa kau mengatakan hal itu dibanding mengutarakan kebenarannya?" tanya Suji tanpa ingin menatap Seok Jin.

"Ibu Suri adalah pendukung Lim Shu Fei, kali ini kau beruntung karena kau disukai olehnya. Jika kau bertindak egois, mungkin ia akan bergerak melawanmu. . jadi tugasmu adalah menjadi Permaisuri patuh yang tunduk padanya" ujar Seok Jin.

Suji hanya diam, ia kemudian memberi hormat dengan wajah dingin sebelum pergi dari halaman itu lebih dulu. Baru beberapa langkah, tiba-tiba saja kepala Suji merasa berputar, dalam sekejap Suji lemas dan terjatuh dari langkahnya.

Seok Jin yang melihat itu dengan cepat menangkap tubuh Suji, Suji membuka matanya pelan saat merasa seorang pria menggendong dirinya ala bridle style. Suji menatap wajah Seok Jin dari dekat dengan pandangan yang kabur.

Seok Jin tampak cemas sembari melangkah lebar menuju kediaman Suji. Suji yang samar-samar melihat wajah Seok Jin akhirnya memejamkan matanya dan tak sadarkan diri.

Seok Jin tampak cemas saat tabib kerajaan memeriksa keadaan SUji. Suji belum sadarkan diri, setelah memeriksa dengan teliti, akhirnya tabib itu beranii memberi hormat kepada Seok Jin.

"Yang Mulia, perlu hamba sampaikan bahwa Permaisuri Wei tidak mendapatkan racun apapun dan tidak memiliki penyakit apapun. . ia hanya mabuk karena efek anggur yang dia minum beberapa waktu yang lalu" ungkap tabib itu.

"apa? tapi, permaisuriku hanya meminum sedikit anggur" ujar Seok Jin.

"maafkan aku Yang Mulia" kini Xue memberi hormat pada Seok Jin.

"ada apa?" tanya Seok Jin.

"Gongjju, tidak . . maksudku Permaisuri Wei tidak tahan dengan pengaruh alcohol. Ia akan jatuh pingsan setelah meminumnya" ujar Xue dengan sopan.

"lalu, kenapa ia meminumnya tanpa berpikir?" pikir Seok Jin sembari menatap wajah cantik Suji yang tengah terlelap. Xue dan tabib kemudian keluar atas perintah Seok Jin.

Seok Jin membelai rambut Suji dengan lembut dan penuh kehangatan. Ia tahu segala hal tidaklah mudah bagi Suji, terlebih ia harus beradaptasi dengan kerajaan Wu. Entah apa yang akan terjadi kedepannya, tetapi ia jelas harus menjaga wanita ini agar tetap aman berada disisinya.


0.0


To be continue . . . 


Continue Reading

You'll Also Like

Smeared By Sam

Historical Fiction

69.7K 4.5K 28
A pair of fraternal twins are taken into a prestigious noble family to maintain good face in the snobbish aristocracy. When the brother suddenly fall...
JUNOON || جنون By Ira

Historical Fiction

13.9K 744 22
An arranged marriage between two contrasting yet similar people. Will it work? Urwa Shah A nineteen year old girl filled with dreams. A strict father...
161K 6.6K 35
"you are just a replacement, don't except anything from me" he said "agreed" she said not even bothering him with a glance "you will be my wife in na...
11.5K 164 116
The ancient saying goes: Most generals come from Guan Xi, while ministers come from Guan Dong. He Lisa was born to be a Star General. She was merely...