Tikus Dan Kucing Jatuh Cinta

By Ami_Shin

170K 22.6K 4.2K

Sebagian cerita sudah di hapus "Lo alergi sama cewek perawan? Belum pernah dapat perawan ya lo, makanya sampa... More

Kucing Nakal
Keterkejutan Sang Tikus
Hukuman Dari Si Kucing Nakal
Kangen Si Tikus
Sisi Kelam Sang Kucing.
Masa Lalu Sang Kucing
Terbongkarnya Rahasia Kucing Dan Tikus
Pertengkaran Tikus Dan Kucing
Tikus dan Kucing Ketahuan Lagi
Kegusaran Sang Kucing
Kecurigaan Si Tikus
Masa Lalu SiTikus
Kucing Yang Bimbang
Ketakutan Si Tikus
Kucing Yang Bersedih
Tikus Yang Bersedih
Perpisahan Kucing Dan Tikus
Tikus Dan Kucing Kembali Bertemu
Tikus Dan Kucing Jatuh Cinta
Pemenang Giveaway
Q n A
Answer

Prolog - Awal mula kegilaan

20.6K 1.1K 136
By Ami_Shin


Gisa mendorong tubuh Abi hingga lelaki itu terbaring di atas ranjang. Kemudian Gisa duduk di atas pinggang Abi, tergesa-gesa melepaskan pakaiannya sendiri tanpa memedulikan tatapan nakal yang Abi layangkan padanya.

Ketika tubuh bagian atas Gisa telah telanjang sempurna, Abi meletakkan satu telapak tangannya di atas dada Gisa, meremasnya pelan hingga Gisa mendesis dan menyipitkan kedua mata menatapnya.

Abi mengedipkan sebelah matanya lalu menyeringai kecil. "Gue tanya sekali lagi, lo yakin?"

Gisa hanya diam menatapnya.

"Gue nggak suka drama, Gisa, dan kalau setelah ini lo-"

Secepat kilat, Gisa menurunkan tubuhnya, mencium Abi dengan ciuman kasar yang penuh tuntutan. Ketika dia melepaskan ciumannya lagi, Gisa melayangkan tatapan malasnya yang khas. "Bisa nggak, kali ini lo berhenti cerewet?" satu alis Abi terangkat ke atas sebagai respon. "just do it, Abi. Gue nggak peduli dengan hal lainnya selain kejantanan lo, ada di dalam tubuh gue sekarang. Ngerti?"

Abi semakin menyeringai lebar. Namun setelah itu bergerak cepat hingga Gisa terpekik ketika kini tubuhnya berada dalam kuasa lelaki itu. Abi menjilat bibir Gisa hingga wanita itu merinding.

"As you wish, honey." Bisik Abi.

Untuk lelaki yang sudah tidak bisa mengingat sebanyak apa dia meniduri wanita, Abi tidak membutuhkan waktu lama menelanjangi Gisa dan membuat wanita itu mendesah hebat setiap kali dia menyentuhnya.

Abi menyukainya.

Desahan Gisa yang tidak terdengar malu-malu namun tidak juga terdengar jalang di telinganya membuat Abi semakin bergairah.

Abi mencumbu sekujur tubuh Gisa. Bahkan wanita itu sengaja melebarkan kedua kakinya ketika wajah Abi semakin turun ke bawah, menjamah inti tubuhnya yang sudah basah dengan sempurna.

Abi menyeringai kecil menyadari sisi liar Gisa yang memang sudah bisa dia tebak sejak awal. Dia yakin, Gisa dan dirinya tidak jauh berbeda.

"Sshh.. mmhh...yeah... terus..." racau Gisa. Tangannya menekan kepala Abi agar tidak meninggalkan tempat itu. Membuat Abi semakin bernafsu menjilat dan menyecap apa saja yang dijangkau oleh mulut dan lidahnya.

Gisa hampir mencapai orgasmenya namun dengan sialannya Abi malah menghentikan kegiatannya. Kedua mata Gisa yang tadinya terpejam menahan nikmat, seketika terbuka hingga menatap Abi dengan tajam.

Abi terkekeh menyebalkan. Tangan nakalnya dengan sengaja memutar lembut puting Gisa yang menegang.

"Itu terlalu biasa, baby. Gue bisa buat lo merasakan nikmat dua kali lipat dari biasanya." Bisik Abi lalu setelahnya mengecup sudut bibir Gisa yang cemberut.

"Oh ya?" cibir Gisa.

Abi mengangguk, melepaskan pakaiannya dengan cara yang teramat seksi di mata Gisa. Bahkan saat Gisa menemukan otot perut Abi yang menawan di matanya, kedua tangan wanita itu tanpa tahu malu meraba perut Abi yang terasa keras.

"Lo suka?" tanya Abi dengan nada suara penuh bangga.

Gisa mengangguk, "Dibandingkan mulut sialan lo, gue lebih suka perut lo kayanya." Jawab Gisa menyebalkan.

Abi hanya tertawa parau penuh gairah. Dia melepaskan ikat pinggang, menurunkan resleting celananya lalu menurunkan celananya hingga ke lutut. Abi meraih satu telapak tangan Gisa, menuntunnya untuk menyentuh miliknya yang telah menegang sempurna.

Kedua mata mereka saling bertatapan ketika tangan Gisa mulai bekerja di sana. Abi meringis, kemudian memejamkan mata menikmati apa yang Gisa lakukan pada miliknya. Sementara Gisa kini mengalihkan tatapannya pada apa yang sedang dia sentuh saat ini.

Gisa menggigit bibirnya, wajahnya merah sempurna. Sekujur tubuhnya terasa merinding, lebih hebat dari pada ketika Abi mencumbu miliknya tadi.

Abi menepis tangan Gisa, menunduk cepat untuk melumat bibir Gisa hingga bibir mereka kembali bergumul liar. Abi mulai menyatukan tubuh mereka, membuat Gisa membuka kedua kakinya lebih lebar.

Ketika Abi semakin menekan pinggangnya ke bawah, tiba-tiba saja lelaki itu melompat dari tempat tidur sambil mengumpat.

"Anjing!" Abi menatap Gisa setajam elang.

Sedangkan Gisa yang sejak tadi teramat fokus dengan rasa yang bergelung di dalam dirinya menanti penyatuan mereka, hanya bisa menatap Abi bingung. "Lo kenapa sih?!"

Abi mengatup rapat bibirnya, menahan geraman yang sedang berusaha dia tahan.

"Bi," panggil Gisa lagi.

"Lo perawan." Ucap Abi penuh tekanan.

Satu alis Gisa terangkat ke atas. Apa yang baru saja Abi katakan seolah tidak ada artinya bagi Gisa. "Iya, memangnya kenapa?"

Menatap Gisa tidak percaya, Abi secepat kilat menyambar lengan Gisa dan menyentaknya hingga Gisa terduduk di atas tempat tidur. "Lo masih perawan, tolol! Gimana bisa lo berani naik ke tampat tidur ini sama gue?!"

Tidak seperti perempuan kebanyakan yang mungkin saja akan mengerut takut mendapati teriakan kasar Abi, Gisa malah menepis kasar cekalan tangan Abi dan mendengus malas. "Lo alergi sama cewek perawan? Belum pernah dapat perawan ya lo, makanya sampai senorak ini?"

"Apa?"

"Gue kira lo memang sehebat itu di ranjang sampai-sampai dijuluki penjahat kelamin. Ternyata, nyali lo nggak sebesar kejantanan lo. Pengecut."

Gisa menurunkan kedua kakinya ke atas lantai setelah mengucapkan kalimat cibirannya. Jujur saja, berhenti ketika sedang tinggi-tingginya seperti tadi membuat Gisa kesal bukan main.

Gisa menunduk untuk meraih pakaiannya, namun belum sampai dia menyentuh pakaiannya, suara rendah Abi terdengar.

"Gue bukan pengecut."

Kepala Gisa sedikit menengadah. Niatnya mau menatap Abi, tapi matanya malah terhenti pada milik Abi yang tampak masih menegang seperti beberapa waktu lalu. Gisa meneguk ludahnya. Lagi-lagi wajahnya memanas. Untuk pertama kalinya dalam hidup Gisa melihat milik laki-laki secara langsung di depan matanya. Iya, kejantanan Abi adalah kejantanan pertama yang dia lihat langsung. Karena sebelum ini, Gisa hanya pernah melihatnya melalui film-film dewasa yang dia tonton.

Ketika Gisa melihat kedua kaki Abi mendekatinya, Gisa kembali menegakkan punggunggnya. Kali ini wajahnya yang sedikit terangat ke atas bisa di tatap sempurna oleh Abi.

Tatapan Abi tidak seperti biasanya. Kali ini dia terlihat serius dengan tatapan tajamnya yang membuat bulu kuduk Gisa merinding. Abi menyentuh ujung dagu Gisa dan menyentaknya ke atas. Ibu jarinya mengusap lembut namun penuh penekanan bibir Gisa.

"Gue udah sering tidur sama cewek," gumam Abi. "tapi nggak ada satu pun di antara mereka yang gue anggap serius."

Menarik kebawah bibir Gisa, Abi menelusupkan ibu jarinya ke dalam mulut Gisa, lalu menatap Gisa penuh damba ketika Gisa mengerti maksudnya dengan mengulum ibu jari Abi.

"Kalau lo berharap suatu hubungan dari gue setelah ini, lebih baik kita berhenti sekarang. Tapi kalau nggak, gue bisa lanjutin apa yang udah kita mulai."

Gisa memberikan gigitan pelan pada ujung ibu jari Abi hingga lelaki itu meringis semakin bergairah.

Ya, gairah yang bergelung hebat dalam diri mereka tidak sedetik pun padam sejak mereka memutuskan masuk ke dalam kamar hotel ini.

Gisa melepaskan kulumannya, kemudian berdiri dan menatap Abi seduktif. Satu tangannya meremas rambut di belakang kepala Abi. Sedangkan jemarinya bermain di atas dada dan bahu lelaki itu, membelainya dengan penuh kelembutan yang semakin memancing gairah Abi.

"Kalau lo pikir gue tertarik punya hubungan sama lo," Gisa berbisik tepat di telinga Abi. "artinya lo terlalu memandang tinggi diri lo, Abi." Gisa mengecup beberapa kali telinga hingga leher Abi. "gue sama sekali nggak tertarik sama lo. Kecuali..."

Gisa menarik kepalanya kebelakang agar bisa menatap kedua mata Abi. "Ini..."

"Ugh..." Abi melenguh sambil memejamkan mata.

Gisa benar-benar pintar dan liar, batinnya. Lihat saja bagaimana dia menyentuh milik Abi, lalu menggeseknya sesekali di atas selangkangannya.

Gisa menyeringai kecil, "Jadi, lo pilih yang mana?" Gisa semakin mendekat, menjilat bibir Abi lalu mengecupnya lembut. "kita lanjutkan atau... berhenti?"

"Berhenti?" tanya Abi. Dia mendengus. "lo nggak akan pernah bisa keluar dari kamar ini sebelum lo minta ampun sama gue.

"Oh ya?" tantang Gisa sambil menggigit bibirnya seksi.

Abi tidak menjawab apa pun. Dia sama sekali tidak peduli. Karena setelah itu, dia segera mendorong tubuh Gisa kembali ke atas tempat tidur untuk melanjutkan apa yang tadi sempat tertunda.

Abi merasa luar biasa tertantang malam ini.

Maka malam ini mereka benar-benar melewati malam yang panas. Hal yang sebelumnya tidak pernah mereka bayangkan.

Gisa yang baru saja melepas keperawanannya untuk Abi.

Dan Abi yang untuk pertama kalinya meniduri wanita perawan seperti Gisa.

tbc


Niatnya mau dikeluarin pas tahun baru. Tapi tangan gatel pengen ngeluarin sekarang HAHAHAHA. Padahal authornya masih meraba-raba mau dibawa kemana mereka, tapi udah sok-sokan buat prolog.


Iyaaaaa iyaaaaaa. Calista, kan? Nanti malam ya... hehehe.


Btw, yang udah baca After Marriage mana suaranyaaaaa?

Continue Reading

You'll Also Like

80K 411 10
Yang orang tau Kiara Falisha adalah gadis lugu, imut, lucu, menggemaskan juga lemot. Tapi di depan seorang Faidhan Doni Advik tidak seperti itu. Pun...
69.4K 3.6K 33
"Hari ini, saya menutup pintu ke masa lalu saya... Membuka pintu ke masa depan, ambil napas dalam-dalam dan melangkah untuk memulai bab berikutnya da...
My sekretaris (21+) By L

General Fiction

45.9K 512 10
Penghibur untuk boss sendiri! _ Sheerin Gabriella Gavin Mahendra
509K 4K 16
WARNING 18+ !! Kenzya Adristy Princessa seorang putri terakhir dari keluarga M&J group yang diasingkan karena kecerobohannya. Ia hanya di beri satu...