NOIR (END)

By MelodyJeon_

40.2K 5.5K 2.6K

Suatu negara di atur oleh Pemerintah. Pemerintah di Atur oleh Hukum. dan Hukum bisa di beli oleh orang yang m... More

Cast
Noir
Prologe
Power
Plan
Loup
Meet Them
Spinne
Cellulare
Amare
Die Frau
Masquerade
Almacén
Comienza
Trono Real
Enojado
Loialitate
Otravă
Aripi
Perlă Neagră
Pădure
Soupçon
Joker
Joker 2
Segreto
fragment de mémoire
deuxième morceau
Peligro
Qui
Faux
laberinto
lui
empezar
entonces
Abaddon
Las ultimas piezas
Intruso
Hada
Mammon
Fin heureuse (Final Chapter)
Maze

Quien

748 108 9
By MelodyJeon_

Minkyu hampir saja mengeluarkan ribuan umpatan sebelum matanya melihat Wonjin. Pelaku utama yang membekap mulutnya dan menariknya ke balik gang yang ada di tengah kota.

Baru saja Minkyu akan memberontak dan berteriak sebelum mendengar bisikan yang keluar dari mulut teman sialan nya.

"Diam atau dia melihatmu"

Minkyu mengerutkan keningnya bingung. Siapa yang mau melihat nya?

"Seseorang yang akan membunuhmu" bisik Wonjin pelan dengan tangan yang masih membekap erat mulut Minkyu

Mata Minkyu nyaris saja keluar setelah mendengar pernyataan dari orang di belakangnya.

Siapa yang mau membunuhnya?!

Wonjin melihatnya. Bagaimana Jungmo dan Donghyun mengumpat setelah kehilangan jejak Minkyu dari pandangan mereka.

Sedangkan Minkyu sendiri sudah mengerutkan keningnya bingung ketika matanya melihat siluet orang yang di kenalnya.

Jungmo? Sedang apa anak buah nya disini?

Wonjin melepaskan bekapannya setelahnya. Untung dia gerak cepat.

"Kalian tidak apa-apa?" tanya Eunsang

Wonjin mengangguk

"Maaf aku terlambat" ucap Dongpyo

"Tunggu. Apa ini? Kenapa semuanya berkumpul? Ya! Siapa yang mau membunuhku?!" tanya Minkyu bingung

Wonjin diam

"Apa-

"Mammon. Bisa kau diam?"

"YA! AKU-

"Ayo pergi" ucap Dongpyo berjalan dengan Eunsang

Sedangkan Wonjin? Anak itu sudah menghilang seperti di bawa angin begitu saja. Meninggalkan Minkyu yang menganga Syok di tempatnya. Apa dia baru saja di abaikan?

"Mammon kau tidak apa-apa?" tanya Yunseong

Minkyu melirik Yunseong sinis "memang aku kenapa?!"

"Kenapa kau marah?!"

"Ah tidak tau!" ketus Minkyu berjalan meninggalkan Yunseong yang menahan segala umpatanya.

Jika Minkyu tidak apa-apa, kenapa Minhee menyuruhnya untuk melindungi Minkyu?









.
.
.










"Kau kehilangan Mammon?!!" teriak Jinhyuk

Donghyun mengangguk "ya. Dia tiba-tiba menghilang begitu saja"

"seseorang melindunginya" ucap Jungmo

"Lucifer" gumam Jinhyuk

"Cobalah untuk mengingat lagi Yuvin" ucap Jungmo

Yuvin diam "aku Yakin sekali. Ada bagian yang aku lupakan dari percakapan Mammon dan Ace malam itu. Aku ingat sekali bagian yang hilang merupakan jawaban yang selama ini kita cari mengenai siapa itu Ace dan apa yang sedang di sembunyikan oleh Lucifer"

"Kau yakin? Ace tidak mungkin mengatakan sesuatu yang penting pada Mammon. Dia tau apa?" Tanya Donghyun

Jungmo menggeleng pelan "jangan meremehkan Mammon" ucap Jungmo

"Sialan! Bagaimana aku bisa tidak sadarkan diri padahal aku Vampire!!" teriak Yuvin kesal

"Minhee" gumam Jinhyuk

"Orion sialan" lanjutnya







.
.
.







Minhee tersenyum di tempatnya. "Umpatan yang bagus"

"Orion" panggil Wooseok

Minhee menoleh setelah mendengar Kakanya memanggilnya. Malam ini suasana hatinya sedang baik.

"Ya?"

"Sesuatu terjadi?"

"Haruskah kita menghabisinya? Karena Minkyu adalah Informan Hyeongjun. Sedangkan Team Yunseong dan yang lainnya hanyalah pengalihan yang di lakukan Hyeongjun" gumam Minhee

"Andwe!" ucap Yohan

"Wae?" tanya Minhee

Yohan terdiam "kalau memang benar. Biarkan Hyeongjun mengetahui semuanya"

"Hanya kau yang memberi keputusan?"

Yohan menggeleng "aku dan yang lain"

"Itu pilihan yang kalian ambil" ucap Minhee

"Dan aku yakin. Kau juga memilih yang sama"

Minhee tersenyum "apa rencanamu?"

"Biarkan Hyeongjun mengetahui semuanya dari Mammon. Kita hanya melindunginya diam-diam"

"Kau lebih suka di anggap kelompok penghianat oleh Hyeongjun?"

Yohan diam. "Ya"

Wooseok tersenyum "kalau begitu kita hanya menonton semuanya hingga waktunya tiba"

Minhee mengangguk "ya"






.
.
.








Wooseok tersenyum menatap empat Vampire di depannya.

Tidak ada tatapan Intimidasi.

Hanya tatapan lembut yang selama ini tidak pernah dia perlihatkan pada semuanya.

"Aku akan memberikan kalian dua pilihan" Ucap Wooseok

Membuat tatapan ke empat Vampire di depannya menjadi melihat ke arahnya.

"Hyeongjun. Dia anak ku. Apapun yang aku lakukan semata-mata hanya untuk melindunginya. Melihatnya bisa baik-baik saja dengan menjadi adik ku itu membuatku sangat bersyukur"

"Memang benar. Aku tidak pernah mencintai ayahnya. Tapi, dia anak ku. Selama 11 bulan aku menanti kelahirannya. Ketika semua orang menganggap bahwa dia kutukan dan kehancuran, sebagai seorang ibu aku hanya melihat dia anak ku dan dia sangat berharga"

"Aku seorang ibu namun tidak pernah mendapat kesempatan untuk menjadi ibu" Ucap Wooseok

Keempatnya diam.

"Aku mendengar Hyeongjun mulai menanyakan jati dirinya pada kalian berdua Eunsang-ah"

Eunsang mengangguk begitu juga dengan Dongpyo

"Dan untuk kalian berdua. Aku rasa Hyeongjun semakin dekat dengan kalian. Dia bertanya mengenai masa lalu kalian?"

Yohan mengangguk sedangkan Wonjin hanya diam.

"pilihannya ada dua. Biarkan Hyeongjun tau dengan sendiri nya dan menganggap kalian penghianat atau membuat Hyeongjun tidak pernah tau bahkan setelah kita membereskan kekacauan yang ada"

"Bagaimana cara Hyeongjun tau?" tanya Yohan

Wooseok tersenyum "Hyeongjun anak yang sangat pintar. Tapi, dia tidak tau bahwa pasti ada seseorang yang lebih tau apa yang dia rencanakan"

"Kau tau apa yang dia rencanakan?" tanya Eunsang

"Ketika seseorang pencuri cerdik ingin mencuri barang yang menurutnya menarik maka dia harus tau kondisi tempat yang akan di curinya. Pencuri tidak akan mencuri melalui jalan yang sering di lalui Oleh orang-orang. Pencuri akan melalui jalan yang tidak terpikirkan oleh orang-orang meski begitu dia selalu memiliki jalan untuk dia jadikan benteng dalam menjalankan aksinya"


Yohan tersenyum kecil "kau benar Lucifer. Hyeongjun bukan pencuri biasa"

"Aku? kenapa?" tanya Hyeongjun

Yohan menoleh dan tersenyum ketika melihat Hyeongjun yang berjalan ke arahnya namun senyumnya lenyap dan di gantikan dengan mata nya yang membola.

Hyeongjun sangat Manis atau Cantik? Malam ini.

"Ace-

"Ssh! Panggil aku Hyeongjun"

"Hyeongjun-ah apa yang sedang kau gunakan?!"

"Pakaian manusia. Lucu kan? Aku cantik tidak-

"Ya! Apa kau benar-benar Song Hyeongjun?!"

Hyeongjun mengangguk "hm. Ketika menjadi Hyeongjun aku tidak tau umurku sebenarnya tapi aku akan memakai umur Ace. itu tandanya aku hanyalah anak berumur 20 tahun. Ingat?"

Yohan mengangguk "tapi-

"Ngomong-ngomong aku mau mengajakmu berkencan. Jika kau seperti itu aku terlihat pergi dengan ayahku sendiri"

"itu yang aku maksud" ucap Yohan pelan

"Yohan! Sedang apa disini?! Woah~ setelah Wonjin kau juga mengikutiku ya?!" tanya Minkyu mengerutkan keningnya bingung ketika matanya melihat ada Yohan dengan seorang remaja di sampingnya

Yohan mengerutkan keningnya "apa yang sedang kalian lakukan disini?!"

Wonjin diam. Tapi matanya melihat ke arah Hyeongjun yang sudah tersenyum di samping Yohan.

"Aku mau bertemu dengan Hyeongjun. Kau lihat dia tidak?" tanya Minkyu

"Ini aku"

"MWO?! DAEBAK!!! YA! SONG HYEONGJUN ADA APA DENGANMU" teriak Minkyu kaget sedangan Wonjin hanya termenung tidak percaya di tempatnya

Hyeongjun berdecak kesal "KENAPA KALIAN TIDAK MEMAKAI PAKAIAN SEPERTI MANUSIA?! AKU SEPERTI TERLIHAT SEDANG PAGI DENGAN AHJUSSI!"





.
.
.






Hyeongjun terkekeh senang ketika melihat ketiga Dimonan di depannya yang sudah berganti baju. Masing-masing dari mereka membawa Paper bag untuk baju ganti mereka.

Tidak ada senyum yang di tampilkan oleh ketiganya. Hanya ada gurat kesal yang terlihat.

"Ck! Tersenyum saja sedikit. Tidak lelah memasang wajah kusam terus?!" tanya Hyeongjun berjalan pelan di ikuti Yohan, Wonjin dan Minkyu

"Kenapa harus memakai baju ini?! Kau juga kenapa harus berpakaian seperti itu?!" tanya Minkyu kesal

"Memang kenapa?! kau tidak suka aku-

"KAU TERLIHAT SEMAKIN MANIS!" ucap Yohan, Wonjin dan Minkyu kompak dengan gurat kesal yang mereka perlihatkan

Membuat Hyeongjun sedikitnya merasa malu sekaligus senang.

Sialan.

"dan lagi aku mengajakmu hanya kencan berdua! kenapa kau mengajak Wonjin dan Yohan?!" tanya Minkyu kesal

"Kau pikir aku mau melihat kau dan Yohan?" tanya Wonjin

"suatu kesialan lagi-lagi melihat kalian berdua" ucap Yohan

Hyeongjun menatap malas ketiganya "kalau begitu kalian bisa pulang dan aku akan menelfon Dohyun-

"ANDWE!" teriak Minkyu, Wonjin dan Yohan lagi-lagi secara bersamaan

"kalau begitu kalian lebih baik diam dan ayo kita bersenang-senang" ucap Hyeongjun

"Kau mau kemana?" tanya Wonjin

"Aku mau menonton di bioskop, tapi aku juga ingin bermain di taman bermain, atau ke Game center?" ucap Hyeongjun Mencebikan bibirnya

"kau gila? Bagaimana bisa kita ke semua tempat itu?! Kau seperti tidak pernah pergi kemanapun" celetuk Minkyu

Hyeongjun tersenyum "Eunsang memang tidak pernah mengizinkanku pergi kemanapun"

Sesaat suasana menjadi hening. Minkyu sendiri sudah merutuki mulutnya yang terkadang sulit untuk memfilter semua perkataan yang dia keluarkan

Yohan tersenyum merangkul Hyeongjun "aku mau menonton"

"Aku mau ke taman bermain" ucap Wonjin tersenyum

Sedangkan Minkyu mengerutkan keningnya bingung, baru saja mulutnya akan kembali memprotes sebelum matanya melihat Wonjin yang sudah bersiap mengeluarkan api dan Yohan yang matanya sudah berubah menandakan Minkyu bisa buta dan terbakar detik ini juga

"aku mau ke Game center" ucap Minkyu cepat

Yohan tersenyum "sudah jelas kan? Karena kau mengajak kita bertiga jadi kau harus ketiga tempat sekaligus"

"tenang. Hyungdeul disini akan menjagamu" ucap Wonjin

"Hyung juga akan meminta izin pada Eunsang Hyung mu" ucap Minkyu menambahkan setelah dirinya kembali mendapat ancaman

Hyeongjun terkekeh senang di tempatnya "kalau begitu ayo"






.
.
.








Jinwoo berjalan pelan menyusuri jalanan setapak malam ini. Senyum nya mengembang ketika melihat langit di penuhi bintang malam ini.

Langkahnya terhenti ketika matanya melihat Eunsang yang tengah berdiri di depan pagar rumahnya.

Pemuda tersebut tampak menunggunya dan Jinwoo tau apa yang ingin Eunsang lakukan padanya.

Langkahnya ia bawa mundur secara perlahan dan baru akan berbalik sebelum Eunsang sudah terlebih dahulu melihat ke arahnya.






.
.
.








Yunseong melirik ke arah Junho yang tengah memandang kosong ke arah Hyeongjun, Wonjin, Yohan dan Minkyu.

Keduanya tetap mengawasi diam-diam. Meskipun mereka tau Hyeongjun akan baik-baik saja dengan ketiga dominan itu.

Bahkan mereka sama-sama tau bahwa kedua dominan di antaranya bukan penghianat.

Mereka hanya menjalankan peran yang sedang mereka lakoni. Selayaknya tokoh lain yang juga Menjalankan peran mereka dengan baik, maka disini sebagai tokoh kecil mereka bedua juga pun melakukan hal yang sama.

"Hyeongjun seperti bukan Hyeongjun malam ini" ucap Yunseong

Junho tersenyum "Hyeongjun tetaplah Hyeongjun. Dia hanyalah anak yang baru berumur 20 tahun"

Yunseong mengerutkan keningnya bingung "20 tahun? Itu umur Ace bukan? Tidak mungkin Hyeongjun baru berumur 20 tahun"

Junho tersenyum.

"Aku iri" ucap Junho

"Pada siapa?" tanya Yunseong

"Mammon"

Yunseong meringis pelan "kau benar. Dia bodoh tapi jauh dari itu aku sedikit bangga memiliki ketua sepertinya"

Junho tertawa pelan dengan Yunseong di sampingnya.

"Tapi Junho-ah"

"Hm?"

"Kau tau semua nya sedang menjalani peran mereka dengan sangat baik"

"Hm"

"Bahkan tokoh kecil seperti kita pun menjalankan semuanya dengan baik"

Junho mengangguk

"Menurutmu siapa yang paling handal dalam melakukan peran nya disini?"

"Hm?"

"Minkyu terlihat bodoh namun dia tidak sebodoh itu. Berpura-pura tidak tau tapi dia tau."

"Apa maksudmu?"

"Kim Minkyu"

"Yunseong-ah" ucap Junho pelan. Wajah Yunseong terlihat sangat serius kali ini. Tidak biasanya.

Yunseong tertawa pelan "apa?! Aku bercanda. Kearah mana mereka tadi pergi?"






.
.
.







"Hyung. Apa kabar?" tanya Jinwoo mencoba memecah keheningan yang terjadi setelah lebih dari satu jam lamanya mereka hanya saling diam

"Kau memberikan sedikit serpihan kaca itu pada Hyeongjun"

"Hyung. Apa maksudmu"

"Sudah aku tebak. Kau tidak selemah itu, sebenarnya apa tujuan mu Jinwoo-ssi?"

Jinwoo diam

"Benar. Bagaimanapun peri atau pun malaikat tetap sama. Tujuan kalian hanya ingin menghancurkan mahluk sepertiku tanpa tau apapun" ucap Eunsang

"Aku tidak begitu!!" ucap Jinwoo

"Lalu? Kau sama saja bukan? Peri Hutan dan Werewolf. Mustahil jika kau tidak memiliki kekuatan apapun dan lemah"

"Hyung-

"Jangan mencampuri kehidupan kami Khususnya Hyeongjun. Aku kemari untuk memperingatimu"

"sudah aku bilang aku berbeda dengan mereka!!"

"Kau tidak akan mengatakan itu jika memang kau berbeda!"

"Tidak mungkin aku mau membunuh Hyeongjun atau menyerahkannya pada Beelzebup! Hyeongjun temanku!"

"Siapa yang tau?! Para peri dan malaikat mulai ikut campur untuk memusnahkan kami bukan?! Kalian benar. Mahluk seperti kami memang seharusnya tidak hidup dan mengancam manusia murni!"

"SUDAH AKU BILANG AKU TIDAK BEGITU!! HYEONGJUN TEMANKU! DIA HYUNG KU!" Teriak Jinwoo marah hingga membuat kaca jendela rumah yang ia tempati pecah

Eunsang tersenyum kecil "lihat? Kau bahkan tidak bisa mengendalikan amarahmu. Jauhi Hyeongjun" ucap Eunsang berjalan keluar rumah.

Meninggalkan Jinwoo yang terdiam dengan air mata yang sudah keluar dari pelupuk Matanya.

"shireo" gumam Jinwoo





























.
.
.

































Halohaaaaaaa 💕💕

Kaka nulis apa? kaka juga bingung :( maaf ya sayang kalau makin aneh dan maaf juga ngaret banget kaka up nya :(

Continue Reading

You'll Also Like

6.8K 642 40
Yechan yang terbangun di tengah-tengah keadaan koma nya di kejutkan dengan kenyataan bahwa jiwa nya kini harus terpisah dari tubuhnya untuk sementara...
20K 1.7K 52
COMPLETED (March. 2022) | Vol. 2 - Linked Blood TNT时代少年团 Kisah tentang cinta terlarang dua dunia antara Chengxin si werewolf, dan Jiaqi si vampire. S...
2.5K 490 33
"Kepakan sayapmu dan teruslah terbang. Karena setiap hitungan kepakan maka aku hidup dan setiap detik tingginya kamu terbang adalah jiwaku." -Divaela...
HER LIFE By hulk

Teen Fiction

7.4M 364K 64
Sudah terbit di Glorious Publisher. Dia, gadis culun yang dibully oleh salah satu teman seangkatannya sampai hamil karena sebuah taruhan. Keluarganya...