NOIR (END)

נכתב על ידי MelodyJeon_

39.6K 5.5K 2.6K

Suatu negara di atur oleh Pemerintah. Pemerintah di Atur oleh Hukum. dan Hukum bisa di beli oleh orang yang m... עוד

Cast
Noir
Prologe
Power
Plan
Loup
Meet Them
Spinne
Cellulare
Amare
Die Frau
Masquerade
Almacén
Comienza
Trono Real
Enojado
Loialitate
Otravă
Aripi
Perlă Neagră
Pădure
Soupçon
Joker
Joker 2
Segreto
fragment de mémoire
deuxième morceau
Quien
Qui
Faux
laberinto
lui
empezar
entonces
Abaddon
Las ultimas piezas
Intruso
Hada
Mammon
Fin heureuse (Final Chapter)
Maze

Peligro

588 97 24
נכתב על ידי MelodyJeon_

Yuvin mengacak rambutnya kasar ketika dirasa dia hampir menyerah dengan apa yang dia pikirkan.

Yuvin sangat yakin semalam dia mengikuti Ace ke perpustakaan Noir dan mengetahui sesuatu yang besar sebelum kesadarannya menghilang dan dia tidak mengingat apapun.

Sesuatu yang besar.

Tapi apa?

"Aku yakin semalam aku mendengarnya dengan baik" lirih Yuvin




.
.
.



Hangyul nyaris saja mengeluarkan seluruh umpatan kasar yang dia bisa jika Hangyul tidak mengingat bahwa mahluk di depannya adalah Ayahnya sendiri.

Hangyul tersenyum miring ketika melihat Jinhyuk di depannya.

Akhirnya mereka bertemu.

Meskipun tanpa di sengaja.

"Akhirnya kita bertemu" ucap Hangyul

Jinhyuk terkekeh "dari perilakumu aku lihat kau bukan Werewolf sembarangan?"

Hangyul terkekeh pelan "kau takut? Bagaimana jika aku bilang aku seseorang yang akan membunuhmu"

"Lakukan" ucap Jinhyuk

Baru saja Hangyul berniat menyerang Mahluk di depannya sebelum angin seperti puting beliung berwarna hitam membawanya begitu saja

Jinhyuk mengerutkan keningnya bingung "Seungwoo"

"Terserah kau mau marah atau apapun, tapi yang pasti pikirkan Jika Ace tau kau membunuh Appa nya apa yang akan dia lakukan?" tanya Seungwoo

"Justru aku melindungi Hyeongjun! Bayangkan jika dia tau kalau Appa nya sendiri berniat melenyapkannya" ucap Hangyul

Seungwoo menghela nafasnya "ibumu mau bertemu denganmu" Ucapnya keluar ruangannya begitu saja mengabaikan anaknya yang masih di penuhi dengan rasa kesal sekaligus marah padanya

"Aboji!"




.
.
.







"Kau.. Kenapa ingin tau mengenai Informasi apa yang kami tau?" tanya Eunsang merasa tercekat dengan apa yang di katakan pacarnya di depannya.

Apakah Junho sudah tau mengenai dirinya dan yang lain?

Junho mengedikan bahunya.

"Ace.. Dia tau?" tanya Dongpyo

"Tau? Tau apa?" tanya Junho

"Kau.. Apa yang Ace rencanakan?" tanya Yohan

Junho menggelengkan kepalanya "bukan kah itu yang seharusnya aku tanyakan pada kalian?"

"Kau tau kita tidak mungkin mengkhianati Hyeongjun. Khususnya aku" ucap Wonjin

Junho tersenyum "karna itu beri aku informasi dan aku juga akan memberimu Informasi. Bagaimana?"







.
.
.








"LUCIFER!"

Wooseok menoleh cepat ketika mendengar Minhee berteriak memanggilnya.

Matanya menatap malas Minhee yang terlihat sangat gusar.

"Ada apa?" tanya Seungyoun mewakili Wooseok yang hanya melihat malas ke arah Minhee

"Kalian sudah dengar perihal ramalan?" tanya Minhee

Wooseok terdiam tidak mau tau. Matanya fokus melihat Frixus di depannya dengan senyum lembut nya.

"Tidak. Ramalan mengenai apa?" tanya Seungyoun melihat Minhee dengan kerutan di keningnya

"Aku mendengar Alex tengah berdebat dengan salah satu Beelzebup di laboratorium tadi pagi"

"Apa yang mereka debatkan? Mengenai Negara tentangga yang mau melancarkan Bom? Atau hukum yang di ubah-

"Bukan Hyung! Ini tentang Dhampir dan Moroi"

Ucapan yang keluar dari bibir Minhee membuat Seungyoun menegakan duduknya dan Wooseok yang sedikit mengalihkan pandangan nya.

"Dari yang aku dengar seseorang akan lahir dan tercipta menyalahi aturan. Aku dengar Beelzebup berhasil menciptakan mesin waktu untuk membaca masa depan"

"Hm. Lalu?" tanya Seungyoun

"Seseorang akan lahir dan menjadi mesin penghacur di muka bumi ini. Tidak akan ada yang bisa mencegahnya bahkan kita sekalipun"

"Lalu apa hubungannya dengan Dhampir dan Moroi?" tanya Wooseok

"Dia memiliki Insting seorang Moroi dan memiliki kekuatan layaknya Strogoi dan Dhampir"

Wooseok diam. begitu juga Seungyoun. Mencoba abai dengan apa yang Minhee katakan.

"Ngomong-ngomong Frixus mu belum menetas Hyung?" tanya Minhee membuat pandangan ketiganya teralihkan pada Frixus di depannya.

Ini sudah bulan ke 10 seharusnya Frixus itu menetas pada bulan ke 8 atau 9.

Hyeongjun membuka matanya ketika sekelebat mimpi hadir di dalam tidurnya.

Tidur.

Hyeongjun mengusap kasar wajahnya ketika dia baru ingat jika dia meminta Jinwoo untuk memberikan nya Lullaby semalam.




.
.
.




"Hyung sudah bangun?"

Hyeongjun tersenyum "Lullaby mu benar-benar kekuatan yang ingin aku miliki"

Jinwoo terkekeh pelan "aku sempat ragu itu tidak akan berkerja untuk mu"

"Itu berkerja"

Jinwoo tersenyum

"Jinwoo"

"Ya?"

"Selain memiliki Lullaby. Kekuatan apa yang ada di dalam dirimu?"

Jinwoo terdiam namun bibirnya kembali tersenyum setelahnya "hanya itu aku rasa. Sisanya hal-hal yang buruk ada padaku"

"Ck! Jangan mulai"

Jinwoo tersenyum "pulang sana Hyung! Eunsang pasti menghawatirkan mu"

"Hm. Aku pulang. jaga dirimu" ucap Hyeongjun tersenyum dan melangkah keluar rumah nya.

Meninggalkan Jinwoo yang tersenyum penuh arti.

Setidaknya dia membantu Hyeongjun, meskipun tidak banyak.

Hyeongjun mencebikan kesal bibirnya ketika matanya melihat Jinwoo dan Dohyun yang terlihat sedang kasmaran.

Serius. Hyeongjun datang ke rumah Jinwoo karena untuk mengistirahatkan pikirannya, bukan untuk melihat sepasang anak kecil berpacaran.

"Hyeongjun Hyung tumben sekali kemari. Ada apa?" tanya Jinwoo setelah anak itu mengusir Dohyun keluar dan mendatangi Hyeongjun

"Tidak. Hanya merasa lelah" ucap Hyeongjun

"Lelah?"

Hyeongjun mengangguk "Jinwoo"

"Ya?"

"Bisa buat aku tidur dengan Lullaby mu?"

Jinwoo mengerutkan keningnya bingung "Hyung. Kau tidak apa-apa?"

"Aku tau aku tidak bisa tidur. Tapi, aku merasa lelah" ucap Hyeongjun

Jinwoo berjalan ke arah Hyeongjun dan memeluk pemuda manis yang sudah dia anggap kaka nya sendiri.

Tangannya mengusap kepala Hyeongjun yang menyender di dadanya dan bibirnya mulai mengeluarkan senandung kecil.

Mengeluarkan Lullaby miliknya, kekuatan yang diam-diam dia miliki karena ibunya.

Air matanya menetes begitu saja ketika dirinya diam-diam mencoba melihat apa yang membuat Hyeongjun menjadi selemah ini.

Jinwoo sangat tau hal apa yang membuat Hyeongjun hingga seperti ini. Dan Jinwoo juga tau semua nya.

Entah keberanian dari mana dia ingin sekali memberikan sedikit jawaban untuk Hyeongjun.

Hanya sedikit.

Setidaknya Jinwoo membantu dengan memberikan sebagian pecahan kaca yang sedang Hyeongjun coba cari.

"Maaf Hyung" Lirih Jinwoo






.
.
.








"Hyeongjun! Kemana saja?" tanya Minkyu ketika matanya melihat Hyeongjun yang baru saja memasuki Dome

"Aku-

"Semalam kenapa menghilang begitu saja?! Menyebalkan! Aku jadi pulang sendiri!"

"Minkyu-

"Tidak-

"BERHENTI MEMOTONG UCAPAN KU!" Teriak Hyeongjun kesal.

Berbicara dengan Minkyu tidak bisa ya halus sekali saja?

Minkyu terkekeh "oh iya. Jadi, kemarin malam kau kemana? Kenapa menghilang begitu saja?"

"Aku-

"Hyeongjun ayo berkencan denganku" ucap Minkyu kembali memotong ucapan Hyeongjun

Membuat Hyeongjun menatap datar dirinya dengan wajah yang menahan kesal dan mulut yang sebisa mungkin anak itu tahan agar tidak mengeluarkan jutaan sumpah serapah yang mungkin saja bisa keluar dengan lancarnya untuk laki-laki di depannya.

"Kau tidak ke nci?" tanya Hyeongjun mencoba menahan kesal nya

"Aku akan kesana. Tapi, ketika mau kesana aku melihatmu tidak tau kenapa aku jadi melupakan kalau aku mau kesana. Melihatmu membuatku bener-benar melupakan segalanya"

"Bangsat! Sialan! Mulutmu itu hanya bisa kau pakai untuk bicara hal yang tidak berbobot ya?!"

Minkyu tertawa "tidak. Mulutku tidak berbobot karena setiap melihatmu otak ku jadi tidak berbobot juga. Kau tau kenapa? Karena melihatmu membuatku kehilangan kewarasan ku"

"Pergi sana! Mana sudi aku berkencan denganmu!"

"Ah~ kau begitu! Selalu seperti itu denganku~ aku juga mau berkencan denganmu! Kau selalu berkencan dengan Wonjin dan Yohan tapi tidak denganku! Pilih kasih sekali~" rengek Minkyu

Hyeongjun melirik Minkyu malas "serius kau menjijikan sekali"

"Menjijikan tapi kau suka!"

"Sana-

"Aku tidak mau pergi sebelum kau mau berkencan denganku~" ucap Minkyu mendudukan dirinya di Sofa

Hyeongjun menatap Minkyu kesal nyaris saja dia mematahkan kepala Vampire bodoh di depannya "augh! Ya sudah nanti malam denganku-

"BENAR?! KEMANA?! HOTEL?!"

"Bangsat! Otakmu benar-benar mesum ya! nanti malam aku tunggu di taman kota-

"Woah kau suka yang outdoor ya? Oke sampe bertemu nanti malam kesayangan" ucap Minkyu berlari keluar Dome

Hyeongjun menggelengkan kepalanya prihatin. Kenapa Lucifer bisa menciptakan Vampire seperti Minkyu?

Baru saja dia mau menaiki tangga, namun terhenti ketika melihat Wonjin yang tersenyum menuruni tangga

"Kau mau pergi?" tanya Hyeongjun

Wonjin tersenyum mengangguk "hm. Kemana saja semalam?" tanya Wonjin tangannya mengusap lembut pipi Hyeongjun

"Aku menginap di rumah Jinwoo. Kau mau kemana?"

"Aku akan pergi dengan Junho. Melihat Donghyun"

Hyeongjun mengangguk "hati-hati"

"Nanti malam kau ada acara?" tanya Wonjin

Hyeongjun tersenyum "bertemu di taman kota?"

Wonjin mengangguk "tentu"






.
.
.






Suara tembakan terdengar memekakan telinga dari dalam ruangan, Yohan menatap peluru di depannya. Entah sudah peluru kebarapa yang dia tembakan.

Tapi yang pasti itu tidak cukup untuk menutupi rasa marahnya.

"Kau sedang marah?"

Yohan menoleh dan melihat seorang pemuda manis tengah tersenyum ke arahnya. Pemuda yang selalu memenuhi otak dan pikirannya.

Pemuda yang sudah mengusik ketenangannya setelah Yohan bertemu dengan nya.

Song Hyeongjun.

Hyeongjun tersenyum berjalan ke arah Yohan yang hanya memandanginya dengan diam

"Sesuatu mengganggumu?" tanya Hyeongjun

"Joker sudah memberikan kesetiaanya untuk mu"

Hyeongjun diam "Yohan-

"Apa yang sudah kau berikan padanya?" tanya Yohan mengungkung Hyeongjun di antara dirinya dan meja di belakangnya

Hyeongjun tersenyum "apa maksudmu?"

"Aku mencintaimu. Tidak kah kau mengerti?"

"Yohan, dengarkan aku. Untuk saat ini aku tidak bisa memberi jawaban pada siapapun menyangkut perasaan ku"

"Kenapa Hyeongjun? Kau memilih Wonjin? Karna dia memberikan kesetiaan nya? Kalau begitu aku-

"Yohan! Bukan tentang itu, baik aku memang mengiginkan kau, Joker atau pun Mammon memberikan kesetiaan kalian. Aku akui itu, tapi untuk saat ini hal itu bukanlah prioritas untuk ku lagi"

"Lalu apa?"

"Aku ingin tau siapa aku sebenarnya, Siapa Lucifer sebenarnya dan siapa Jinhyuk sebenarnya, terlalu banyak pertanyaan yang sekarang ada di dalam pikiranku"

Yohan melihat Hyeongjun. Matanya mencoba mencari kebohongan dari dalam mata pemuda manis di depannya.

Dan Yohan tau, Hyeongjun tengah mencari tau setiap serpihan kaca yang sedang di sembunyikan oleh semua orang.

"Bagaimana aku bisa tau mengenai perasaanku kalau aku saja tidak tau siapa jati diriku yang sebenarnya" lirih Hyeongjun

Yohan terdiam, laki-laki itu membawa Hyeongjun ke dalam pelukan nya. Cukup mengerti dengan apa yang di rasakan Hyeongjun.

dan saat ini Yohan menjadi bimbang, haruskah dia tetap mengikuti Lucifer atau dia membantu Hyeongjun untuk mengetahui siapa Hyeongjun sebenarnya.






.
.
.








Wonjin menatap Junho di depannya.

"Kau ingin tau kan? Tapi berjanji padaku untuk tidak menyebarkan nya pada siapapun" ucap Wonjin

Junho mengangguk. Tentu saja dia tidak akan, bagaimana pun Junho tidak percaya bahwa Wonjin ataupun Eunsang mau mengkhianati Hyeongjun.

"Ace bukan adik Lucifer. Ace anak dari Lucifer"

"Kau bercanda?" tanya Junho dengan kekehan yang keluar dari bibirnya

"Apa menurutmu aku bercanda?"

Junho terdiam.

"Beritau aku. Siapa yang terlibat untuk membantu Ace saat ini"

Junho terdiam. Sekarang, dia ragu. Apakah dia harus memberi tau atau tidak?

"Kau tau aku tidak suka orang yang tidak memegang ucapan nya dengan benar"

Atau kah Junho harus merelakan Wonjin memusnahkan nya demi melindungi Hyeongjun?

"Cha Junho"

Junho diam. "Lalu, kenapa kau dan yang lain menutupi semuanya dari Hyeongjun?"

"Aku rasa Eunsang tidak akan masalah jika aku memusnahkan mu saat ini" ucap Wonjin dengan bola mata yang sudah berubah warna

"Aku, Yunseong, Jinwoo, Dohyun dan Hyunbin"

Wonjin mengerutkan keningnya "lalu Minkyu?"

Junho menggeleng "dia bisa apa?"

"maksudmu Minkyu tidak tau apapun?"

"Ya"






.
.
.







"Dari informasi yang aku terima Dhampir dan Moroi sudah ada"

"Kau yakin?"

"Ya. Tapi, aku tidak tau apakah mereka sudah di musnahkan oleh Lucifer atau belum"

Lelaki di depannya tampak diam dengan pikirannya. Setelah mendengar penuturan dari penyihir di sampingnya.

"kenapa kau mencari tau?"

"Tidak. Hanya ingin tau saja. Aku harus pergi sekarang" ucapnya berlari begitu saja

"YA! KIM MINKYU SIALAN!"







.
.
.








Eunsang berlari kencang setelah mendengar pernyataan dari Junho.

Itu tandanya saat ini yang harus dia bereskan adalah Kim Minkyu.

Eunsang terdiam. Pikirannya dia fokuskan pada Dongpyo untuk melakukan telepati dengan rekan nya. "Abaddon dimana Mammon?"

"Busan. dia baru saja bertemu dengan penyihir gila. Aku rasa dia tau semuanya"

"Awasi dia. Aku akan kesana"






.
.
.







"Haruskah kita menghabisinya? Karena Minkyu adalah Informan Hyeongjun. Sedangkan Team Yunseong dan yang lainnya hanyalah pengalihan yang di lakukan Hyeongjun" gumam Minhee







.
.
.








"Lindungi Minkyu"

Yunseong berlari cepat setelah mendengar seseorang berbicara denganya melalui telepati.

Apa yang terjadi sebenarnya disini?

















































.
.
.

המשך קריאה

You'll Also Like

2M 90.3K 60
17+⚠️ [BUKAN CERITA BL - Tipis2 aja] ***** Kazeo Adamsn! Tampan. Sangar. Anggota geng besar. Dan sangat mahir dalam melumpuhkan lawan. Dengan semua t...
511K 5.5K 88
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
505K 37.6K 59
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.
24.1K 2.2K 28
BL/YAOI (18+ T-M) : IM Changkyun yang bergantung pada Kim Hanbin ,serta Kim Hanbin yang tak ingin kehilangan Im Changkyun. Perbedaan diantara keduan...