NANTANG URIP

By khalidofficial9

59.3K 1.7K 155

Kisah tentang keluarga nimas yang terus menerus di teror oleh makhluk makhluk ghaib yang hampir menyelakai me... More

prolog
#1 Adiku Dapat Melihat Mereka
#2 Kematian Ayah
#3 Rumah Nenek
#4 Seorang Bernama Yusuf
#6 ROHKENCONO
#7 CUCUR GETIH (tetes darah)
#8 Saat Tawa Berakhir Tragis. (new ending)
#9 SEMUANYA BELUM BERAKHIR
#10 Belenggu.
#11 Jangan Pergi. (END?)

#5 KANJENG NYAI

5.7K 161 6
By khalidofficial9

Panggilan azan subuh terdengar di telingaku. Aku terbangun membuka jendela kamar rumah sakit tempat dimana raka dirawat. Aku membangunkan ibu yang terlihat tidur dengan pulas karna semalaman menjaga raka. Aku dan ibu mengambil air wudhu dilanjutkan sholat berjamaah di mushola rumah sakit. Aku berdoa kepada allah meminta agar sakit yang ada dalam diri raka di angkat oleh allah dan diselesaikan segala masalah. Matahari mulai menampakan diri. Yusuf datang membawa sebuah rantang yang ternyata berisi sarapan. Kita makan bersama sama. Setelah makan aku dan yusuf berangkat sekolah tanpa raka.

Yusuf berjalan berdampingan denganku. Tapi ia menunjukan jalan yang berbeda dari bisanya. Bukan sebuah aspal yang kami lewati namun jalan setapak sempit yang penuh dengan tumbuhan ilalang tinggi. Aku sedikit marah kepada yusuf ia petunjuk jalan yang bodoh. Lalu aku bertanya apa maksud dan tujuanya melewati jalan yang berbeda dari biasanya. Ia tak mengeluarkan sedikit kata ia terus berdiam diri tak menggubris omongan ku. Huh dasar dia. Ia terus berjalan sikap nya tampak berbeda yang biasanya yusuf banyak bercerita sekarang mulutnya bungkam. Aku kualahan dengan jalan berkerikil dan becek ini. Aku sudah berjalan cukup lama tak seperti biasanya kaki ku juga mulai capek. Aku merasa ada yang tak beres. Jalan yang kami lewati bukan mengantarkan kami kesekolah melainkan ke hutan dibukit ronggo. Langkah kaki yusuf terhenti ia berbalik badan menghadap kearah ku.

"Suf yusuf kok berhenti emang ini jalanya benar suf kamu gak salah kan." Aku terus mengajukan pertanyaan.

Yusuf membentaku "diiiiaaam!!". Aku takut jika yusuf marah.

ini bukan Yusuf yang aku kenal. Ia menyuruhku untuk duduk di bawah pohon besar mungkin ia tau kalau aku lelah cuma aku bingung kita seharusnya buru buru menuju sekolah tapi kenapa yusuf dengan santainya menyuruh untuk istirahat aneh sekali anak itu. Tak lama kemudian ia meninggalkanku.

"Yusuuuuf kamu mau kemana woy kita harus berangkat sekolah ini." Aku berteriak kalang kabut.

Kini hanya aku seorang diri. Aku hanya berdoa dan keringat dingin mulai keluar dari badanku menandakan aku takut. Sudah 1 jam kita habiskan untuk berjalan terutama aku yang harus menunggu yusuf pergi entah kemana dan tak tau akan kembali tidak. Dari balik semak semak yusuf keluar dengan membawa minuman dengan wadah cangkir kuno yang berisikan air dengan kembang tujuh rupa. Dia memaksaku meminum air ini. Dengan sekali tegukan aku mulai tak sadarkan diri.

****

Sementara di rumah sakit yusuf datang menayakan dimana nimas dikarenakan nimas tidak berangkat kesekolah. Ibu langsung terkejut

"yusuf apa apan ini bukanya kamu sudah pergi bersama nimas lalu kamu memberi kami sarapan." Raut wajah yusuf berubah. Matanya bertatap kosong.

"Bu saya sama sekali tidak datang kesini tadi pagi saya membantu bu sofya dirumah, jangan jangan... bu kita harus mencari nimas."Pinta yusuf.

Ibu langsung membawa tas mencium kening raka yang ketika itu masih tertidur pulas Ibu memunta suster untuk menjaganya. Ibu menutup pintu kamar rimah sakit dengan pelan pelan. Dan ketika ingin melangkahkan kaki keluar perut ibu terasa mual. Ia langsung menuju wastafel kamar mandi yang ia keluarkan dari mulut bukanlah sisa nasi tadi namun paku paku kecil dan rambut hitam yang panjang. Paku tersebut melukai daerah mulut ibu dan mengeluarkan darah. Ibu syok dan takut air matanya nya pun menetes melihat sebuah benda tajam yang ia keluarkan tersebut. Para suster dan dokter segera menolong ibu. Yusuf beetanya kepada ibu apa makanan yang dibawa seseorang yang menyerupainya. Lalu ibu menjawab dia membawa nasi putih dengan daging sapi dan mie goreng lalu yusuf seperti mendapat gambaran bahwa yang di makan bukanlah nasi melainkan paku paku kecil yang jumlahnya tak terbatas lalu daging yang dimaksud bukanlah daging sapi daging itu sebuah daging dari monyet betina dan mie itu ada rambut manusia mati makanan tersebut biasa ditemukan di sesajen.Yusuf tak membuang banyak waktu ia mengambil keputusan untuk mencari nimas.

Lalu yusuf ditengah perjalanan bertemu seorang wanita tua yang berpakaian kebaya hijau lalu ia mengatakan

"perjanjian durung lunas telu jiwo maneh seng kudu di pateni kanggo ngelunasi janji." (Perjanjian belum lunas tiga jiwa lagi yang harus dibunuh buat melunasi janji)

Yusuf bersimpuh kepalanya menunduk seperti seorang yang menyembah. Tak salah lagi ia adalah utusan kanjeng nyai bernama mbok sri. Mbok sri duduk dengan anggun disebuah batu besar dan sosok mbok sri menghilang dengan senyuman. Yusuf tak menyangka ibu raka dan nimas adalah tiga korban terakhir setelah bapaknya yusuf dan ayahnya nimas sendiri tapi siapa dua jiwa sebelumnya dan siapa yang melakukan perjanjian ini. Dan terlintas dipikiranya bahwa jiwa yang menjadi korban merupakan darah keturunan dari yang melakukan perjanjian.

"Berarti kalo benar ayah menjadi korban ayah masih satu darah keturunan dengan ayahnya nimas." Yusuf berkata dalam hati sambil terus memanggil nama nimas.

*****

Ku buka kelopak mataku. Aku berada di tempat berbeda dari yang tadi. Kini aku berada di sebuah tempat indah disekelilingnya terdapat tembok besar berarsitektur jawa. Aku duduk bersimpuh menghadap lurus kearah singgasana nan megah tak ada seseorang pun yang duduk diatas kursi tersebut. Mataku mengamati sekeliling hening dan sejuk yang aku rasakan. Kicauan burung kecil membuat suasana semakin tentram. Tak pernah kurasakan ini sebelumnya. Tak kusadari aku mengenakan pakaian putih seperti kain mori yang terbalut di badanku. Dengan rambut panjangku yang terurai.

Seorang wanita datang dari sebuah pintu dengan ukiran jawa. Wanita itu bersanggul dengan mahkota diatas kepalanya. Ia anggun mengenakan pakaian putih suci ditambah harum bunga melati yang menyertai. Dengan langkah kaki yang lembut ia duduk di singgasana itu. Wajahnya menghadap kearahku aku merasa sangat malu. Ia cantik jelita aura yang ter pancarkan sangat positif.
Yang terlintas dipikiranku beliau adalah "kanjengnyai" nama yang pernah dikatakan oleh yusuf waktu itu.

"jeneng mu nimas lisa purwanto yo, jeneng seng apik kanggo awak mu seng ayu lan waninan." (Namamu nimas lisa purwanto ya nama yang bagus buat kamu tang cantik dan pemberani) ucap kanjeng nyai dengan lemah lembut.

Ternyata kanjeng nyai telah mengetahui namaku lalu apa yang ingin dia katakan.

"Panjenengan kados pundi ngertos asma ndalem?" Tanya diriku.

secara sponta aku fasih berbicara dengan bahasa krama. Kanjeng nyai membalas dengan senyuman yang manis.

Entah ada angin apa Mataku mulai buram tak melihat setitik cahaya apapun. aku mulai membuka kedua mataku. Tepat didepanku ada seseorang menghadap kebelakang. Saat ia membalikan badan. Ternyata dia yusuf. Dan aku tidak berada ditempat yang tadi melainkan di sebuah gubuk reot. Wajah yusuf semakin pucat ditanganya terdapat sebuah pisau yang terlihat tajam. Aku mengira ia ingin membuka ikat tali ini. Namun pisau itu di arahkan di mukaku. Hidung,mata dan mulutnya mengeluarkan darah kulitnya wajahnya mengelupas semakin matanya melotot kearahku semakin banyak darah yang dikeluarkan hingga kelopak matanya sobek dan kedua bola matanya copot dan jatuh ketanah. Badan nya semakin membesar wajahnya semakin tak karuan darahpun keluar disekujur tubuhnya.

Kini ia bukanlah yusuf melainkan makhluk bertubuh besar dengan wajah yang hancur dan memunyai taring serta lidah yang menjulur keluar mata yang tadi lepas sudah terpasang berwarna merah melotot. Makhluk itu semakin mendekat sambil menudingkan cakarnya.

"Aaaaaaaarg tooooolongggg." Aku berteriak kencang.

Saat ia mulai mengangkat leherku yang membuatku tak dapat berteriak. Genggamanya semakin kuat lidahnya yang penuh dengan air liur menjulur ke rambut dan mukaku. Aku terus mengingat allah dan berzikir dalam hati sambil memejamkan mata. Lalu tak selang beberapa lama yusuf datang membawa keris dan membelah tubuh makhluk tersebut dengan sekali pangkas. Tubuhku jatuh ke tanah melihat darah di mana mana dan usus makhluk itu menjalar tak karuan membuat ku lemas. Tangan yusuf membantuku berdiri kutolak dan aku berusaha untuk lari sekencang mungkin menuju keramaian. Karena pikiranku masih trauma. Aku sampai di depan rumah nenek. Masuk dan mengunci pintu. Duduk di sofa menghadap jendela. Disamping sofa ada kursi goyang. Yang bergerak aku mulai panik. Bukanya hantu melainkan kakek duduk di kursi dengan muka pucat.

"Kek niki njenengan ngeh." (Kek ini kakek?)Aku memastikan sambil memegang tanganya yang dingin.

Kakek melihat kearahku mengelus rambutku dan meraba mukaku.

"Putuku wes gedi ayu wajahe simbah njaluk ngapurone yo mas, mas kakek njaluk tulung selesek no kutukane masalah e cuma koe siji siji keturunan akhir kanjeng nyai. mlebu nang kamar mburi luru o pusoko seng onok ukiran macan." (Cucuku sudah besar cantik wajahnya maaf kan kakek ya mas,mas tolong selesaikan kutukanya cuma kamu satu satunya keturunan kanjeng nyai. Masuklah ke kamar belakang carilah pusaka yang ada ukiran macan) ucap kakek dengan air mata mengalir deras di pipinya.

Belum sempat aku menanya ia telah menghilang. Aku baru mengingat setelah perbincangan singkat ini bahwa kakek telah tiada sejak aku berusia 4 tahun. Siapa yang tadi menemuiku. Aku langsung beristigfar mengingat allah. Aku teruti perintah kakek aku berjalan menuju kamar itu. Kamar itu sulit terbuka gagang kuncinya pun sudah mulai kropos. Sebelumnya aku belum pernah memasukinya karna ibu bilang ruangan itu hanyalah gudang. Cekrek... pintu terbuka. Lantai diselimuti debu yang tebal. Ada sebuah rak disampinya ada sebuah pintu seperti yang aku pernah lihat. Pintu itu seperti pintu ketika aku bertemu kanjeng nyai. Dengan ukiran megah pintu ini tetap berdiri tak berdebu. Seketika pintu itu terbuka. Aku memasukinya ada sebuah keraton mewah beserta prajuritnya yang mengenakan pakaian khas keraton jawa. Suara gending jawa terdengar dengan penari yang melenggak lenggok menyambutku. Aku diberikan sebuah pakaian layaknya keluarga keraton. Ada satu pelayan yang menuntunku ke sebuah singgasana yang sudah di duduki seorang ratu yang cantik sekali tak ada yang menandinginya ia adalah kanjeng nyai namun tampak berbeda dari yang sebelumnya . Kini ia mengenakan mahkota dengan pakaian yang glamour.

"Nimas tadi saya minta maaf saya hanya ingin menghilangkan ingatanmu saat kamu telah bertemu dengan saya, saya sengaja memberitahukanmu tentang apa yang sebenarnya terjadi namun saya ingat wasiat kakekmu untuk memberikan ini dan tidak memberitahukan padamu selain pusaka ini." Lagi lagi aku tak paham. Ia memberikan sebuah kotak berbentuk pesegi panjang. Lalu kanjeng nyai mempersilahkan untuk keluar dari keraton.

Setelah aku keluar ku buka kotak tersebut yang berisi sebuah barang yang terbalut dengan kain. Barang tersebut merupakan keris. Kain yang membalut bertuliskan sebuah pesan. Yang berisi.

(ada sebuah janji untuk di bayar dulu kakek dan 7 keluarga kakek melakukan perjanjian kepada kanjeng nyai untuk membangkitkan penguasa rohkencono sebuah ilmu hitam terkuat di tanah jawa sebagai gantinya setiap keluarga harus mengorbankan nyawa jika kamu telah membaca surat ini berarti nyawa keluargamu diujung tanduk dan kamu akan terus diganggu oleh makhluk makhluk. Kakek kasih pusaka ini untuk menangkal makhluk itu dan tolong selamatkan ibu adikmu dan orang orang terdekatmu dari perjanjian iblis ini. Tapi ingat nduk kamu jangan pernah membenci kanjeng nyai kakek yang salah nduk kakek telah menghidupkan kembali ilmu yang telah lama hilang dan sekarang dia ada di tangan seorang patih. Maafkan kakek kakek telah meNANTANG URIP keluaraga kakek) tulis wasiat tersebut.

Amarahku memuncak tega teganya kakek mengorbankan keluarganya. "Aaaaaaa." Teriaku kesal kenapa ibu gak pernah ngasih tau aku tentang kakek.

Setelah tiba di rumah sakit.

"bu apa yang sebenarnya terjadi?! Kenapa ibuk gak bilang sama aku sih ada apa sebenarnya dengan kakek. Siapa kanjeng nyai bu? Kenapa ibu tutup tutupin ini dari aku, sebenarnya ibu sengajakan untuk pindah kerumah nenek dan sebenarnya atah meninggal gara gara kakek kan aaaaa." Beribu pertanyaan aku lontar kan pada ibu.

Aku marah kesal sekali. Ibu mencoba menenangkanku.

"Nak nak sabar nak istigfar.. ibu bakal jelasin semua kok. Jadi iya memang ibu sengaja untuk pindah kerumah nenek karena ibu sudah tau waktunya ketika malam itu malam kematian ayah mu ibu teringat ada sebuah masalah besar menanti dan harus diselesaikan. Dulu ibu dan ayahmu disuruh pindah oleh nenekmu karna menjauhkanmu dari perjanjian itu namun perjanjian itu memanggilmu kembali . Maafkan ibu nak ibu hanya ingin melunasi janji kakek untuk membawamu kembali dan mengabdi kepada kanjeng nyai. Kanjeng nyai adalah sosok penguasa kekuatan ghaib yang tak tertandingi dan keluarga kakek semuanya mengabdi dan berguru padanya. Awalnya baik baik saja namun kakek mu menghidupkan kembali rohkencono sebuah ilmu hitam terkuat dan kakek harus mengorbankan semua anggota keluarganya ayahmu mencoba untuk mengalahkan rohkencono dan ayahmu hanya berhasil mensegelnya sampai pengendali rohkencono datang. satu orang yang memiliki weton lahir yang sama dengan kakek ialah yang bisa mengendalikan rohkencono dan menjadi abdi keraton setelah kakek. orang itu adalah kamu nak makanya kakek buat surat wasiat itu. Nak umur ibu sudah dikit tolong selamatkan adikmu dan semua warga karena jika rohkencono itu hidup kembali ia akan mengambil semua roh manusia dan dijadikan sebagai budaknya. Dan beberapa hari lagi rohkencono akan bangkit tepat pada hari dimana ia dihidupkan oleh kakekmu. Kamu harus kuat nak menghadapi gangguan dari bala tentara roh kencono dan rohkencono akan terus mengganggu korbanya." Jelas ibu panjang lebar. Dari belakang terlihat yusuf dengan nafas terengah engah kecapeaan berlari.

"Kamu kenapa to suf." Tanya ibu.

"Emm ta.. di.. yusuf cari nimas dan yusuf ngikutin nimas yusuf liat nimas jalan sama makhluk besar... banget warnanya hitam banyak bulunya. Yusuf ikutin malah mereka berdua ke bukit. Dan ngilang terus yusuf bertemu eyang ratu dan eyang bilang keyusuf rohkencono wes onok seng duwe katanya dan yusuf tanya lagi pada eyang siapa eyang dia jawab katanya nimas dan beliau suruh yusuf untuk menolongnya di gubuk dan disitulah yusuf bertemu nimas dan eyang juga ngasih keris ke yusuf." Kata yusuf menunjukan keris itu.

Aku ternganga keris itu mirip keris pusaka yang diberikan kakek.

Malam hari saat aku tertidur pulas datang sebuah mimpi. Di dalam mimpi aku melihat wanita cantik mengelus rambutku. Jari telunjuknya menujukan sebuah api yang berkobar sangat besar. Ia menuntun ku melewati kobaran api itu dan lagi lagi aku melihat keraton. Dan wanita itu kanjeng nyai ia memberikan mahkotanya padaku mengelus lembut pipiku. Beliau memegang tangan ku dan mengatakan "semua ada di tangan mu nduk."
.......

###

Ingin tau apa yang terjadi.....

Tungguin ya...

Jangan lupa untuk

Vote,komen dan share ke temen temen kamu😊😘

Nb: DILARANG keras meniru cerita ini !

Continue Reading

You'll Also Like

17.3K 839 32
Kim Rena gadis indigo yang bisa melihat mereka yang tak terlihat dengan jelas, namun saat usia 12 tahun mata ketiganya sudah ditutup dengan rapat. sa...
25.9K 3.1K 18
[END] "Kok?! Elo bisa dibadan gua sih?!" "Heh! Lo juga ngapain ada dibadan gua anying?!" Bayangkan, jika jiwa kalian tertukar dengan lawan jenis? ap...
54.5K 4.6K 19
Safira dan Kaivan baru saja pindah ke sebuah rumah dinas di tengah perkebunan sawit. Rumah yang berdiri sendiri, tanpa ada satupun tetangga. Mereka t...
42.7K 1.1K 11
Ceritanya horror banget.. ..serius Cerita ini fiksi, nggak boong. . Update setiap malam bulan purnama.