Aku Bukan Rumah

Bởi riafil

510 44 2

Aku selalu mengira bahwa aku adalah rumah, dimana kamu pergi, kamu akan pulang dan berkeluh kesah, ternyata k... Xem Thêm

1
3
4
5
6
GANTI JUDUL
7
8
9
10
11
12
13

2

58 7 0
Bởi riafil

Bintang berlari menuju halte bis, ibu menyuruhnya pulang cepat. Karena ada pengantaran kue ke customer.

Setelah lulus sekolah, dia membantu ibunya di toko kue. Ibunya juga menerima pesanan nasi kotak, tumpeng dan sejenisnya. Kadang Bintang disuruh untuk mengantar pesanan.

Bapak dan ibu sudah menyuruhnya untuk kuliah. Tapi, setelah gagal tes SBMPTN, dia memutuskan rehat setahun. Dia ingin mengumpulkan uang untuk biaya kuliah nanti. Setahun ini dia ingin membaca buku sebanyak-banyaknya. Belajar sastra dan latihan soal SBMPTN.

Impiannya sedari dulu, ingin dikenal orang bukan atas namanya, melainkan dikenal atas karyanya. Dia ingin menjadi seorang penulis.

Bintang turun dari bis lalu menuju toko kue ibunya.

"Lama banget" ucap Ibunya yang menunggu Bintang di depan.

"Macet ibu"

"Yaudah ini anter, keburu ditunggu"

"Iya" dengan menggunakan motor tua milik bapaknya, dia langsung tancap gas.

Keluarga Bintang adalah keluarga sederhana dan pribadi yang santai. Pengoleksi barang antik, terlihat dari motor yang dia pakai. Kakaknya pun juga memakai motor tua. Sampai sekarang dia masih belum punya pacar, walaupun wajahnya tampan, jika motornya tidak keren, mana mau perempuan sekarang?

Terlihat alamat yang tertera sedang ramai banyak orang.

"Eh Bintang, udah sampai?"

"Iya bu, ini pesanannya"

"Iya, terima kasih ya. Mampir dulu yuk"

"Nggak deh bu, saya masih ada urusan"

"Oh gitu, ada yang mau di antar lagi?" Bintang mengangguk, lalu berpamitan dan pergi.

Sampai rumah, dia menuju kamarnya. Melanjutkan membaca buku yang sempat ia baca di cafe tadi.

Ponselnya berdering, nama Fasya tertera di sana. Bintang tak peduli dan melanjutkan aktivitasnya. Fasya masih menelfonnya, sampai spam kirim pesan. Akhirnya dia memutuskan menerima telfonnya.

"Ada apa sih?"

"BINTAAANNNGGG!!! kemana aja lo astaga"

"Baca buku, berisik ah"

"Tau gak lo?"

"Gak"

"Belum selesai bintaaaannngg"

"Iya apaan sih cepetan"

"Lo menang lomba puisi juara 1!!!!"

"HAH SERIUS?"

"Iya!!! makanya gue telfon lo, eh lo nya gak angkat-angkat"

"Hehe iya deh maaf"

"Rabu besok ada penyerahan hadiahnya, jadi lo harus dateng"

"Pasti dong"

"Jam 9 ya"

"Siap!"

Tut...
Sambungan telefon terputus.

Alangkah bahagianya dia, tak menyangka akan memenangkan lomba puisi. Juara 1 lagi.

Awalnya, Fasya yang memberitahunya, bahwa di kampusnya ada acara lomba puisi dan di kirim lewat email. Bintang langsung membuka catatannya, memilah puisi yang tepat untuk dia kirim.

Bintang tak mengharapkan apa-apa, dia hanya ingin mendapatkan sertifikatnya.  Jika juarapun hanya bonus baginya. Itung-itung, uangnya untuk tambahan kuliah.

***

Bintang berkaca dan merapikan pakainnya. Celana boyfriend, kaos yang di masukkan celana lalu di padukan dengan outher.

"Gelung, enggak, gelung, enggak" sambil menimbang, akhirnya dia memutuskan menggelung rambutnya.

"Emang di gelung bikin gak ribet"

"Mau kemana?" tanya kakaknya yang kebetulan lewat dan melihat penampilan Bintang sudah rapi.

"Abang belum tau ya?"

"Tau apa?"

"Bintang juara 1!!"

"Juara apaan?"

"Lomba puisi di kampusnya Fasya"

"Oh"

"Kok oh doang?"

"Terus?"

"Ucapin selamat kek"

"Selamat atas kemenangannya" kakanya menjabat tangan

"Makasi" ucap Bintang sambil tersenyum.

"Di cium dong tangan kakaknya, kan aku lebih tua"

"Dasar" umpatnya.

"Yaudah aku berangkat, Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Sampai kampus, Bintang celingukkan mencari Fasya sambil menelfon anak itu. Lalu ada yang menepuk pundaknya.

"Permisi"

"Eh iya?"

"Mau cari siapa?"

"Saya cari Fasya, kamu kenal nggak?"

"Fasya? duh aku gak kenal lagi. Ke sini mau ngapain?"

"Saya mau ke aula, tapi nggak tau letaknya dimana"

"Oh aula, sini ikut aku" Bintang mengikuti arah lelaki yang ada di depannya. Untung ada yang kasih tau, kalau enggak, dia bisa muterin kampus buat nyari aula sampai acara selesai.

"Udah sampai"

"Makasi ya"

"Sama-sama, aku pergi dulu ya" lelaki itu pun pergi. Lalu Bintang masuk ke dalam aula, semua kursi sudah penuh. Dia pun memutuskan bertanya kepada anak BEM.

"Permisi, ada tempat duduk yang kosong gak?"

"Kamu Bintang ya?"

"Iya, kok tau?"

"Ya tau, kamu kan juara satu, kalo juara satu, duduknya gak di sini"

"Terus?"

"Sini" tangan Bintang di raih oleh cewek tersebut.

Ternyata ia di bawa ke ruangan belakang panggung.

"Duduk sini aja, ntar kalo di panggil baru keluar. Jangan bingung, nanti ada yang ngatur kok"

"Oh oke makasi" cewek itu berlalu, sempat memberi tahu kepada seseorang sambil menunjuk dirinya.

"Kamu Bintang ya?" tanya seseorang di sebelahnya.

"Hehe iya"

"Wah selamat ya, kamu juara 1"

"Kamu juara berapa?"

"Aku juara harapan"

"Oh gitu, hebat dong"

"Lebih hebat kamu, kan juara 1"

"Aku dulu juga pernah di posisi kamu, bagiku kamu udah hebat atas kerja kerasmu. Kita harus menghargai sebuah proses,  dan menjadi juara itu bonus, bonus kerja keras kita"

"Hehe iya juga sih, Bintang kamu anaknya seru deh"

"Dari mananya seru"

"Pasti temen kamu banyak"

"Semua orang juga bisa punya temen banyak"

"Aku enggak"

"Kok? i know you feel. Sifat orang berbeda-beda" Bintang menepuk pundaknya sambil tersenyum

"Kita belum kenalan. Namaku Ara" sambil menjabat tangan

"Bintang" dia membalas jabatan tangan Ara

"Aku udah tau"

"Biar keliatan formal gitu"

"Hahaha" mereka asik berbincang, sampai akhirnya giliran dipanggil naik ke panggung untuk menerimaan hadiah.

Setelah acara selesai dia keluar dari aula, dan mendapatkan Fasya meneriakinya dan menghampirinya.

"Cie.."

"Apasih?"

"Congrast ya"

"Thank you sya, pulang dulu ya"

"Kantin dulu lah"

"Jadi kangen sekolah"

"Haha iya, itu perkataan yang aku ucap tiap hari"

"Yuk"

Mereka beriringan menuju kantin. Bintang tak tau, ada seseorang yang menatapnya sedari dia memasuki ruangan itu.

***

Alam yang sedang menikmati makananya tak sengaja melihat seseorang yang beberapa hari lalu bertemu di cafe. Ingatannya sudah pulih, wanita itu yang memakan ice cream saat hujan dan suhu dingin menusuk kulit.

Dalam diam, dia makan. Dalam diam, dia melihat wanita itu dari ekor matanya. Senyumnya manis, masih dengan rambut yang selalu digelung.

Makananya sudah habis, dia masih diam. Minumanya sudah habis, dia masih diam. Diam-diam memperhatikan wanita itu.

Ketika objek pengelihatanya berdiri, dia pun juga. Mengikuti langkahnya dari jauh. Dia berpisah dari temannya, dan melambai tangan.

10 meter jarak memisahkan, tapi sorot mata Alam tak akan hilang. Wanita itu tak tau jika ada seseorang yang memperhatikannya.

Sampai di halte depan kampus, bis berhenti, dia pun masuk. Jangan tanyakan Alam dimana, dia pun masuk juga.

Alam duduk di belakang wanita itu, dia melihat gerak gerik wanita itu. Ternyata dia membaca buku. Salut, di kala orang lain bermain gadget, dia sibuk dengan lembaran-lembaran.

Sampai tujuannya, wanita itu turun, Alam pun juga. Jika wanita di depannya ini tau, bisa-bisa di bawa ke kantor polisi karena tuduhan menguntit seseorang, sangat tidak elit.

Masih dengan jarak 10 meter, Alam melihat dia memasuki toko roti, Alam kira dia membeli roti. Tapi ternyata dia masuk ke dalam pintu yang bertulis "Staf only" apa dia pegawai? batinnya.

Tanpa disadari, dia melupakan kendaraanya yang berada di kampus demi menguntit seorang wanita yang kata Galih bernama 'Bintang'

***

hmm gimana ya, mikir, peka dikit dong, vote gitu ah gmana si...

Đọc tiếp

Bạn Cũng Sẽ Thích

311K 23.2K 34
Namanya Camelia Anjani. Seorang mahasiswi fakultas psikologi yang sedang giat-giatnya menyelesaikan tugas akhir dalam masa perkuliahan. Siapa sangka...
422K 46.4K 21
( On Going + Revisi ) ________________ Louise Wang -- Bocah manja nan polos berusia 13 tahun. Si bungsu pecinta susu strawberry, dan akan mengaum lay...
2.5M 122K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Aku terlalu mengenal warna hitam, sampai kaget saat mengenal warna lain" Tapi ini bukan tentang warna_~zea~ ______________...
537K 6.6K 23
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+