SUE IT! [BTS RM] โœ”

By Mytholojoon

13K 1.3K 288

[COMPLETE] โš ๏ธ[Mengandung konten : kekerasan] โš ๏ธ Jika sudah bersinggungan langsung dengan ambisi, bahkan kelua... More

Destiny Begins
Who is Kim Namjoon?
Is this a love?
One Step Closer, but...
His Promise
Kim Namjoon and The Royal Kim Family
Kim Namjoon and The Royal Kim Family 2
Where are you?
Wait, What?
I want to make you mine
Real fight begin
Rival
A day before
Knowing Him
Unpredictable Thing 'bout Him
You Think?
Join In Your Clan
Watch Your Words
He doesn't know yet
Mission
His House
Little Brother
Try Again Later
Love Letter For Him
High Court
It's not over yet
Need Advice
It Happens Again
Back To Korea
Campaign
Road To Press Conference
Night In His House
Presidential Election
A Plan
The Girl
World War
The Truth Untold
Family Gathering
The Final

Press Conference

205 25 6
By Mytholojoon

Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Hyossang sudah bangun dan membersihkan dirinya, dia mengenakan setelan kemeja dan celana bahan dengan aksen tali sebagai pengganti dasi supaya terlihat tidak terlalu formal namun tetap terlihat sopan di depan umum. Hyossang keluar dari kamarnya dan memperhatikan keadaan rumah yang masih sepi, ia menuruni tangga dan menuju ke teras untuk sekedar menghirup udara segar.

Tak berselang lama, seorang pelayan datang menghampiri Hyossang.

"Nona, Mrs. Kim ingin anda menemuinya." Ucap sang pelayan.

"Nyonya? Sekarang?" Hyossang merasa bingung, 'memangnya ada apa hingga harus menghadap nyonya pagi-pagi begini' batinnya.

"Iya nona." Jawab sang pelayan.

Hyossang berjalan mengekori sang pelayan menuju kedepan pintu kamar Mr. dan Mrs. Kim, pelayan itu kemudian mengetuk pintu dan tak berapa lama Mrs. Kim membukakan pintu, namun baru Hyossang ingin bertanya perihal apa sehingga memanggilnya menghadap, Mrs. Kim kembali masuk ke kamarnya, itu membuat Hyossang semakin bingung. Sesaat kemudian Mrs. Kim kembali membuka pintu dengan menjinjing sebuah dress putih di tangan kanannya.

"Ah semalam aku lupa memberikan ini." Kata Mrs. Kim sembari memberikan gaun yang dipegangnya pada Hyossang.

"Ini? Untuk saya nyonya?" Tanya Hyossang bingung, ragu-ragu ia menerima gaun itu.

"Ya, kau harus memakai ini nanti, kurasa ukurannya pas." Mrs. Kim tersenyum simpul.

"Ah ini indah sekali nyonya, rasanya saya tak pantas mengenakan ini, lagipula kemeja dan celana ini..." Hyossang tak melanjutkan kata-katanya.

"Simpan kembali bajumu nak, pakai gaun itu saja, kau pasti terlihat cantik." Kata Mrs. Kim lagi, Hyossang tak bisa mengatakan apapun lagi, ia hanya mengangguk dan tersenyum, kemudian pamit untuk berganti baju.

Jam sudah menunjukkan pukul 8 pagi, semua sudah berkumpul di meja makan untuk sarapan, awalnya Hyossang merasa canggung harus makan satu meja dengan keluarga Namjoon, tapi sekali lagi, Mrs. Kim memaksanya untuk ikut dan ia tidak bisa menolak.

"Joon, kau ingat apa saja yang harus kau katakan nanti kan?" Ucap Mr. Kim pada anaknya.

"Iya pa, Joon ingat apa yang harus Joon katakan." Jawab Namjoon dengan yakin.

"Hyossang bagaimana?" Tanya Mr. Kim pada Hyossang.

"Saya akan mengatakan sesuai arahan dari anda sajang-nim." Hyossang juga menjawab dengan mantap.

"Semoga tidak ada masalah lagi setelah ini, mengingat lusa adalah pemilihan presiden, maka kalian harus berhati-hati, terutama Hyossang-ssi, seluruh negeri akan mengenalmu sebagai menantu keluarga Kim, banyak pihak akan mengincarmu, jadi kuingatkan sejak awal tentang hal ini." Mr. Kim memandang Hyossang dengan serius, mempertegas betapa seriusnya keadaan ini.

"Saya akan menjaga diri sajang-nim." Jawab Hyossang.

Setelah makan, mereka semua beranjak dari meja makan menuju mobil masing-masing, Mr. dan Mrs. Kim bergegas masuk ke Mercedes hitam yang terparkir di depan rumah sedangkan Namjoon, Hyossang serta Yoongi masuk ke Alphard putih dengan Hoseok sebagai driver dan si kembar Jungkook dan Jimin yang berada di kursi belakang.

Sepanjang perjalanan semua hanya diam, seisi mobil sibuk dengan pikiran masing-masing, bahkan Jungkook dan Jimin yang biasanya berisik juga ikut diam. 15 menit perjalanan sampai ke tempat konfrensi pers, aula Dynasty di Shilla hotel dipilih sebagai tempatnya. Ketika mobil mereka tiba, terlihat banyak mobil dari berbagai stasiun berita lokal maupun nasional, tak ketinggalan si penyebar berita ini, siapa lagi klo bukan reportpatch.

Waktu menunjukkan pukul 9 tepat, Namjoon dan Hyossang memasuki area konfrensi.

Hyossang tampak cantik dengan gaun putih dari Mrs. Kim, membuat hampir setiap pasang mata yang melihatnya terpesona. Tanpa menunggu terlalu lama, Namjoon dan Hyossang segera duduk,  Namjoon lantas mengambil mikrofon dan memulai klarifikasinya.

"Halo semua, ini dengan Kim Namjoon, sebelumnya saya ingin berterima kasih kepada seluruh media yang bersedia meluangkan waktu dan jadwal untuk hadir dalam konfrensi pers ini, disini kami, saya dan wanita di sebelah saya ini akan meluruskan berita yang beredar di media cetak kemarin, sebelumnya perkenalkan dia adalah Jung Hyossang, calon istri saya, kami sudah bertunangan dan akan segera melangkah ke jenjang yang lebih serius setelah pemilihan presiden berlangsung, mengenai insiden kami berpelukan kemarin adalah benar adanya, namun insiden itu terjadi karena tunangan saya ini tersandung dan akan jatuh jadi saya menahan tubuhnya, namun yang terjadi malah kami jadi berpelukan." Ucap Namjoon.

"Mengapa kami berpikir ini hanya settingan? Anda mengakui wanita disebelah  anda sebagai tunangan hanya karena kalian sudah tertangkap kamera berpelukan di tempat umum, argumen apa yang anda ingin sampaikan agar kami percaya jika kalian benar-benar sudah bertunangan?" Tanya seorang reporter yang sukses membuat Hyossang dan Namjoon geram, 'sejujurnya kalian percaya atau tidak itu bukan urusan kami' umpat Namjoon dalam hati.
"Ini." Namjoon dan Hyossang serentak mengangkat tangan kiri mereka, ada sebuah cincin perak melingkar di kedua jari manis mereka, Namjoon tampak mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan sebuah foto, foto pertunangan yang entah darimana asalnya Hyossangpun tak tau.

"Kapan acara pertunangan anda dilaksanakan? Mengapa tak mengundang media?" Sebuah pertanyaan dari wartawan lain membuat Hyossang mulai gugup.

"Kami sudah bertunangan sejak 3 bulan yang lalu, kami sengaja merahasiakan ini karena keluarga Hyossang keberatan jika media meliput pertunangan kami." Jawab Namjoon dengan tegas.

"Jadi apa yang kalian lakukan kemarin di Daegu?" Satu pertanyaan menyebalkan kembali terlontar untuk mereka.

"Aku ke Daegu untuk menghadiri agenda kampanye ayahku, sekaligus mengunjungi rumah calon mertuaku." Sekali lagi Namjoon menjawab dengan tegas.

"Lantas kapan anda berencana melangsungkan pernikahan?" Tanya wartawan lain.

"Secepatnya, segera setelah pemilihan presiden berlangsung, kami berharap supaya hubungan kami bisa bertahan sampai jenjang pernikahan." Jawab Namjoon tanpa keraguan sedikitpun.

"Baik saya kira semua sudah jelas, harap untuk semua tidak salah paham lagi dengan situasi ini, jika sekali lagi anda semua menemukan saya sedang berjalan, bergandengan tangan atau berpelukan dengan wanita disebelah saya ini anda tidak perlu berargumen yang tidak-tidak, saya sudah memperkenalkan ke publik siapa dia, dan kami berharap semoga kami bisa melalui semua dan membawa hubungan kami ke jenjang pernikahan, terima kasih atas waktunya, saya Kim Namjoon dan tunangan saya Jung Hyossang pamit undur diri." Hyossang dan Namjoon serentak berdiri dan membungkukkan badan sebelum pergi meninggalkan aula konfrensi pers.

Namjoon dan Hyossang bergegas keluar dari aula yang langsung di buntuti oleh Yoongi, Hoseok, Jimin dan Jungkook. Beberapa wartawan tampak mengejar namun mereka mempercepat langkahnya sehingga mereka segera masuk ke mobil dan selamat dari serbuan wartawan. Wajah Namjoon dan Hyossang tampak lega, seakan beban ribuan ton baru diangkat dari pundak mereka, detik berikutnya pendangan mereka tidak sengaja bertemu dan keduanya sama-sama salah tingkah.

"Bagaimana rasanya bertunangan?" Celetuk Yoongi.

"Apa? Kau jangan mulai hyung." Jawab Namjoon malas.

"Aku kan hanya bertanya, lantas kemana kita setelah ini? Langsung mengantar Hyossang pulang?" Tanya Yoongi.

"Mampir ke restoran dulu hyung." Sahut Jungkook dari kursi belakang dengan senyum kelincinya yang khas.
Seisi mobil menoleh ke arah Jungkook dengan pandangan gemas, "Baik-baik sepertinya kelinci kita kelaparan." Kata Yoongi disusul senyum gemas.

"Ke restoran Hongkong saja Seok-ah, aku tiba-tiba ingin makan makanan Hongkong." Usul Namjoon yang disambut anggukan oleh seisi mobil.

Mobil dipacu dengan kecepatan sedang, sekitar 10 menit perjalanan menuju restoran Hongkong terdekat. Sesampainya di area restoran, Hoseok memarkirkan mobilnya dan semua bergegas turun, ketika rombongan Namjoon masuk ke restoran, hampir seisi restoran memandang kearah mereka, namun mereka sama sekali tak terganggu dengan hal itu. Setelah memesan makanan, mereka menuju meja ukuran besar yang berada di dekat dinding, satu persatu makanan mereka datang dan tersaji di meja.

"jalmeokgessseumnida." Ucap mereka semua serentak begiru makanan terakhir tiba di meja. Dengan gerakan gesit satu persatu dari mereka mulai memainkan sumpit dan mengambil satu persatu makanan yang ingin mereka makan. Mereka makan dengan agak terburu-buru, karena mereka tak ingin terlalu larut sampai di Daegu.

Selesai makan, mereka bergegas menuju ke mobil untuk melanjutkan perjalanan, "Hyung, sesuatu yang aneh tiba-tiba terbersit dipikiranku, firasatku mengatakan ada hal buruk yang akan terjadi." Celetuk Namjoon yang bermaksud mengutarakan firasat buruknya pada Yoongi.

"Tenangkan pikiranmu, masalahmu sudah berlalu, sekarang kita fokus ke pemilihan presiden saja." Kata Yoongi berusaha menenangkan keponakannya.

"Justru firasatku mengarah kesana hyung, aku merasa sesuatu buruk, bahkan amat sangat buruk, sesuatu yang tidak pernah kita pikirkan sebelumnya akan terjadi, jujur, batinku jadi tidak tenang." Tampak jelas dari ekspresi wajah Namjoon, ia sangat kuatir.

"Sudahlah tidak akan ada yang terjadi, aku sudah menelfon anak buahku dan menugaskan 4 orang untuk mengawasi rumah Hyossang, kau tidak keberatan kan Hyossang?" Yoongi melempar pandangannya pada Hyossang yang sedari tadi hanya diam.

"Asal mereka tidak terlalu mencolok, aku tidak keberatan oppa." Kini seisi mobil kembali diam dan sibuk dengan pikiran masing-masing.

4 jam perjalanan mereka tempuh dari Seoul ke Daegu untuk mengantarkan Hyossang, sesampainya di depan rumah Hyossang, mereka semua turun, ada hal mencengangkan yang terjadi, setelah membukakan pintu mobil untuk Hyossang, Namjoon menggandeng erat tangan Hyossang dan berjalan menuju pintu masuk rumah Hyossang. Hyossang mengetuk pintu dan detik berikutnya seseorang tampak membukakan pintu, siapa lagi kalau bukan ibu Hyossang.

"Ah kalian sudah kembali, mari masuklah." Sambut ibu Hyossang.

"Iya ibu, kami kembali." Jawab Hyossang.

Mereka semua duduk di ruang tamu dan seperti biasa ibu Hyossang langsung bergegas ke dapur untuk mengambilkan mereka minuman, karena hari sudah sore, kebetulan ayah Hyossang juga sudah kembali dari kebun, namun beliau masih sibuk di ruangan lain di rumah ini. Selang beberapa menit, ibu Hyossang tampak membawa sebuah nampan dengan beberapa cangkir kecil.

"Biar Hyossang saja ibu, ibu duduklah." Hyossang meraih nampan yang dipegang ibunya.

"Anda selalu merepotkan diri dengan menjamu kami seperti ini nyonya." Ucap Yoongi begitu ibu Hyossang mulai menuangkan teh ke setiap cangkir.

"Ini tidak merepotkan Yoongi, hanya ini yang bisa saya suguhkan untuk kalian, tamu dari jauh." Ibu Hyossang tersenyum simpul dan melanjutkan aktifitas menuang tehnya.

Satu persatu dari mereka telah menerima cangkir berisi teh, setelah menundukkan kepala dan berterima kasih, mereka meminum tehnya.

"Ah nyonya, anda pasti sudah tau siapa pria tampan disebelah Hyossang kan?" Ucap Yoongi.

Ibu Hyossang terdiam sebentar, "Oh Tuhan, dia putra calon presiden Kim kan?" Ibu Hyossang menatap Namjoon dengan pandangan takjub.

"Calon menantu anda lebih tepatnya." Yoongi mengatakan itu dengan mantap.

Ibu Hyossang hanya terperanga mendengar apa yang baru saja dikatakan Yoongi, 'calon menantu? Apakah ini mimpi? Apakah pria berkulit putih ini bercanda?' Pertanyaan-pertanyaan itu memenuhi kepala ibu Hyossang.


Continue Reading

You'll Also Like

248K 36.9K 68
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
47.8K 3.2K 41
Segelintir kisah pelik, tentang bagaimana cinta dan maut yang terimplisit dalam satu takdir yang sama. Juli, 2019.
36.3K 5.1K 30
[ C O M P L E T E ] Fourth Story by: Jim_Noona Setelah berhasil menggapai mimpinya, Raisya kembali menemukan fakta dari sosok pria yang menjadi pimpi...
1M 20.4K 200
Semua lirik lagu BTS lengkap Terjemahan indonesia๐Ÿค— Hangul Lyrics Yang ARMY mampir Map of the soul 7โžก๐Ÿ†•lapak sbelah yaaa~๐Ÿฃ ~ ~ Jangan lupa VoteMen...