R(RETNO)O ✔ (Sudah Terbit)

By mak_oktavia

375K 21.7K 889

(FOLLOW DULU SEBELUM BACA!) Retno telah berhasil menyembunyikannya selama bertahun-tahun. Retno pikir, dia su... More

🌈BAB 1🌈_Retno sang guru TK
🌈BAB 2🌈_Salman & Ananda
🌈BAB 3🌈_Ceroboh?
🌈BAB 4🌈_Salting
🌈BAB 5🌈_Belum siap
🌈BAB 6🌈_Pertemuan Tak Sengaja
🌈BAB 7🌈_ Boleh minta no HP nya?
🌈BAB 8🌈_Ketertarikan Yang Sama
🌈BAB 9🌈_Suapan Hangat
🌈BAB 10🌈_Tolong
🌈BAB 11🌈_Bolehkah Aku Merengkuhmu?
🌈BAB 12🌈_Boleh?
🌈BAB 13🌈_Terima Kasih
🌈BAB 14🌈_Keraguan Retno
🌈BAB 15🌈_Kaget
🌈BAB 16🌈_Bersedia
🌈BAB 17🌈_Tukar
🌈BAB 18🌈_Kunjungan
🌈BAB 19🌈_Bahagia
🌈BAB 20🌈_Kembalinya Sang Mantan
🌈BAB 22🌈_Terbuka
🌈BAB 23🌈_Mantan? Lagi?
🌈BAB 24🌈_Malu
🌈Bab 25🌈_Si Pria Sempurna
🌈Bab 26🌈_Nanda Bahagia?
🌈BAB 27🌈_Maju, berhenti atau mundur?
🌈BAB 28🌈_Bertemu
🌈BAB 29🌈_Jangan Nilai Buku Dari Sampulnya
🌈BAB 30🌈_Cinta Sendiri
🌈BAB 31🌈_Melepaskan Semua
🌈BAB 32🌈_Abdi Dalem
🌈BAB 33🌈_Mengulang Kisah Pilu
🌈BAB 34🌈_Gerah
🌈BAB 35🌈_Hobi Baru Salman
🌈BAB 36🌈_Kamu Maksa?
🌈BAB 37🌈_Kamu Yakin?

🌈BAB 21🌈_Masih Cinta

4.6K 419 17
By mak_oktavia

"Ngapain?" Salman bertanya ke arah Retno dengan gusar, Retno tersenyum dengan reaksi Salman yang begitu menggemaskan di matanya. Salman menyugar rambut ikalnya ke belakang, sepenuhnya Ia sudah meninggalkan pekerjaannya. Salman tengah bersandar di kursi kerjanya sambil melipat tangan di depan dadanya.

Retno membuka percakapan terakhir di aplikasi whatsapp miliknya. Ia bergerak maju ke arah Salman. Salman menatap ke arah Retno dengan dahi berkerut ketika Retno menyodorkan ponsel ke arahnya. Retno mengangguk sebagai jawaban, lantas Salman mengambil ponsel Retno, membaca banyak chat yang dikirim oleh seseorang yang tersimpan dengan nama Adly. Senyum Salman mengembang begitu saja ketika Ia menyadari pesan itu tak dibalas sedikitpun oleh Retno.

"Kalau mau senyum ya senyum aja Mas," ucap Retno yang mendapati Salman melenyapkan senyum di bibirnya ketika menyadari bahwa Retno menatap Salman dengan penuh senyum.

"Siapa yang senyum? Aku nggak cemburu kok."

"Iya Aku tahu, Aku kan nggak nanya, Kamu yang jawab sendiri kalau Kamu nggak cemburu." Retno terkekeh mendapati Salman yang salah tingkah. Ia beranjak untuk duduk di sofa lagi. Matanya tak lepas dari pria di depannya yang sudah berhasil mencuri hatinya dalam waktu singkat itu.

"Adly orang pertama yang Aku percaya untuk tahu kondisiku Mas," Retno tersenyum ke arah Salman. Ia menghela nafas berat sebelum melanjutkan cerita yang begitu tak ingin Ia ingat. "Namun, Adly juga orang pertama yang berkata bahwa Aku ini gila."

Salman segera beranjak menuju sofa untuk duduk di samping Retno, ketika menyadari bahwa Retno tengah menautkan jari-jemarinya dengan gelisah. "Nggak usah diceritain, Aku nggak apa-apa."

Retno menggeleng, menunjukkan bahwa Ia tidak apa-apa. Salman mengambil tangan kiri Retno untuk Ia genggam, bermaksud memberi kekuatan, dan menghindarkan Retno melukai diri sendiri seperti tempo hari.

"Dia ketakutan ngeliat Aku, Mas," Retno mengusap wajahnya dengan kasar.

"Dia ngeliat Aku kaya ngeliat Aku ini kuman yang harus segera dibersihkan. Dia mutusin Aku saat itu juga," Retno tersenyum sinis mengingat bagaimana Adly begitu jijik melihat dirinya. Seseorang yang ingin Ia jadikan sandaran malah melihatnya dengan begitu hina. Salman merangkul bahu Retno menguatkan, tangan kanannya mengusap pipi Retno dengan lembut. Salman tak bisa membayangkan bagaimana sulitnya Retno melewati masa-masa itu. Salman mengecup ujung
kepala Retno, menghirup wangi dari rambut sebahu Retno, Ia semakin mencintai wanita di dekapannya ini, wanita kuat yang mampu melewati masalahnya sendiri. Untuk saat ini, mungkin Retno hanya butuh Ia menemaninya untuk melihat kesembuhan dari gangguan kecemasan yang Retno alami.

Retno yang tersentak karena perlakuan Salman berjengit kaget, Ia sedikit menjauhkan badannya untuk menatap mata Salman. Ketika Ia tak mendapati
apa yang Ia pikirkan berada di sorot mata Salman, Ia segera tersenyum lebar.

"Makasih ya, Mas," Retno berucap begitu tulus. Salman yang tak mengerti hanya mengerjapkan mata.

"Sekali lagi Kamu hapus keraguan Aku." Retno membelai lembut pipi Salman, Ia bahagia, Retno tak mendapati sorot kasihan di mata Salman. Ia sangat membenci, jika seseorang menatapnya dengan kasihan. Bahkan, yang Ia dapati adalah sorot mata kekaguman dari mata sang kekasih. Bolehkah Ia geer untuk saat ini?

"Kamu kenapa senyum-senyum gitu?" Salman yang heran bahkan ikut tersenyum, walau Ia tak tahu alasan kenapa Retno tersenyum. Yang penting alasan Ia tersenyum adalah karena melihat Retno tersenyum. Ia bahagia, sesederhana itu.

"Kamu tahu, Adly juga jadi penyebab waktu itu Aku ragu sama Kamu." Pernyataan yang langsung membuat Salman melepas rangkulannya di bahu Retno. Ia menatap Retno tak percaya.

"Kamu masih cinta sama mantan Kamu itu?"

Continue Reading

You'll Also Like

634K 41.3K 32
Semua orang mengira Saka Aryaatmaja mencintai Juni Rania Tanaka, namun nyatanya itu kekeliruan besar. Saka tidak pernah mencintai Rania, namun menola...
46K 1.8K 7
Delapan belas tahun ini, Wonu percaya bahwa hidupnya selalu dikelilingi oleh kegelapan. Tidak ada kata mudah baginya untuk bisa bertahan berada di du...
422K 13.3K 18
[longlist Wattys 2018] Mario, katakanlah ia manusia termalang di dunia. Menjalani kepahitan hidup sendirian. Sampai sebuah takdir mempertemukan...
291K 37.8K 61
[Tersedia Di Shopee] Di dunia ini banyak terjadi pertemuan. Silih berganti, orang asing satu dengan orang asing lainnya. Ada yang sekadar bertemu pan...