SUE IT! [BTS RM] āœ”

By Mytholojoon

13K 1.3K 288

[COMPLETE] āš ļø[Mengandung konten : kekerasan] āš ļø Jika sudah bersinggungan langsung dengan ambisi, bahkan kelua... More

Destiny Begins
Who is Kim Namjoon?
Is this a love?
One Step Closer, but...
His Promise
Kim Namjoon and The Royal Kim Family
Kim Namjoon and The Royal Kim Family 2
Where are you?
Wait, What?
I want to make you mine
Real fight begin
Rival
A day before
Knowing Him
Unpredictable Thing 'bout Him
You Think?
Join In Your Clan
Watch Your Words
He doesn't know yet
Mission
His House
Little Brother
Try Again Later
Love Letter For Him
High Court
It's not over yet
Need Advice
It Happens Again
Back To Korea
Campaign
Road To Press Conference
Press Conference
Presidential Election
A Plan
The Girl
World War
The Truth Untold
Family Gathering
The Final

Night In His House

237 30 6
By Mytholojoon

Malam semakin larut, Hyossang baru saja selesai mandi, sungguh pengalaman luar biasa baginya bisa mandi di rumah orang sekaya keluarga Kim, ia juga diijinkan menempati kamar tidur yang mewah mirip hotel bintang 5.

Jam sudah menunjukkan pukul setengah 10 malam, Hyossang keluar dari kamar yang ia tempati menggunakan piyama terusan selutut berwarna baby blue bergambar koala bernama Koya, kata nyonya Kim dulu saat karakter boneka koala itu resmi di release ia membeli piyama terusan dan cushion karakter, namun ia tak pernah mengenakannya karena merasa piyama terusan itu untuk anak muda dan untuk wanita seusianya sudah tidak pantas mengenakan piyama lucu seperti itu.

Hyossang menuruni setiap anak tangga dangan hati-hati, selangkah demi selangkah, pelan tapi pasti ia telah sampai di ruang tamu. Kebetulan kamar tidur yang ditempati Hyossang berada di lantai 2, sedangkan rumah itu sendiri memiliki 3 lantai. Mata Hyossang tak henti memperhatikan setiap detil dari kediaman keluarga Kim, 'sungguh menakjubkan' gumamnya.

Detik berikutnya Hyossang sadar kalau sedari tadi ia tidak melihat siapapun, 'ini baru jam setengah 10, tapi aku tidak melihat siapapun, apa mereka semua sudah tidur?' Batin Hyossang. Dengan ragu-ragu, ia langkahkan kakinya menyusuri setiap sudut ruang tamu dan ia perhatikan setiap pajangan yang ada disana. 'Semua benda disini bahkan benar-benar memiliki nilai seni yang tinggi' batinnya lagi.

Namun ketika asik memperhatikan sebuah foto, Hyossang melihat Yoongi sedang berada di sofa.

"Oppa?" Panggil Hyossang.

"Eoh, kau balum tidur?" Jawab Yoongi.

"Kau sendiri masih disini?" Hyossang berjalan mendekati Yoongi.

"Aku terlalu malas untuk berjalan ke kamar." Yoongi memejamkan matanya sambil tersenyum, Hyossang mengangkat kedua alisnya heran, 'mengapa didunia ini ada orang yang malas berjalan ke kamarnya sendiri' batinnya.

"Ah kebetulan, aku ingin menanyakan sesuatu, duduklah." Yoongi membenarkan posisi duduknya.

"Apa yang ingin kau tanyakan oppa?" Kata Hyossang segera setelah ia duduk.

"Apa kau masih membenci Namjoon karena insiden tempo hari?" Tanya Yoongi.

"Aku tidak pernah membencinya oppa, mungkin aku kecewa, sakit hati, marah tapi aku tidak sedikitpun membencinya." Jawab Hyossang.

"Aku benar-benar minta maaf kalau dia bertingkah seperti itu kemarin, tapi jauh di dalam hatinya dia benar-benar sangat mencintaimu Hyossang-ssi." Yoongi menjeda omongannya dan kembali menyandarkan punggungnya ke sofa, "Dia melakukan itu karena setelah kau dibawa, ah diculik lebih tepatnya oleh Taehyung, dia merasa telah gagal menjagamu, apalagi ketika anak buah Taehyung melukaimu, dia benar-benar merasa tak bisa menjagamu, makanya dia memilih melepaskanmu."

Hyossang menghembuskan nafasnya, "Mengapa dia berpikiran seperti itu, semua yang kulakukan adalah atas kesadaranku sendiri, bahkan sejak awal dia sudah melarangku ikut dalam misi itu, tapi aku tetap bersikukuh untuk ikut."

"Dasar kau keras kepala." Yoongi menyunggingkan sebelah bibirnya, "Sebenarnya kau dan dia sama saja, sama-sama keras kepala."

Hyossang menatap Yoongi kesal, "Terserah apa katamu sajalah oppa, oh iya, ini bahkan belum jam 10, tapi rumah ini sudah sepi?"

"Humm, mereka sibuk dengan urusan masing-masing, kakak dan kakak ipar pasti sedang sibuk mengurus urusan perusahaan di kamarnya, sedangkan Namjoon, entahlah sepertinya ada di studionya, kulihat tadi kamarnya kosong." Jawab Yoongi.

"Studio? Dia punya studio oppa?" Hyossang mendadak penasaran ketika Yoongi mengatakan 'studio'.

"Iya dia punya, studio musik dan fotografi, kalau sedang luang ia pasti berada disana untuk ya... sekedar mengaransemen lagu atau mengedit hasil fotografinya, kau tau dia sering ke taman kan? Selain menikmati pemandangan alam, dia juga suka mengambil gambar disana." Jelas Yoongi.

"Tapi aku tidak pernah melihatnya membawa kamera seperti fotografer pada umumnya?" Hyossang semakin antusias.

"Dari dulu dia memang tidak pernah memakai kamera jenis DSLR yang biasa dipakai para fotografer, menurutnya kamera itu terlalu berat, biasanya ia membawa kamera mirrorless atau polariod, kedua jenis kamera itu lebih ringan katanya." Yoongi membaringkan tubuhnya di sofa.

"Ahh bagitu, lalu oppa, pria tinggi yang aku lihat di dapur tadi siapa? Aku belum pernah melihatnya?" Tiba-tiba Hyossang teringat seorang laki-laki yang ia lihat sibuk di dapur.

"Dia tukang masak keluarga kami, kami biasa memanggilnya chef Jin, bagaimana menurutmu? Dia tampan kan? Hampir semua tamu yang pernah datang kesini selalu memuji ketampanannya." Kata Yoongi.

Hyossang diam sejenak, sejujurnya ia juga mengakui kalau chef Jin memang tampan, tapi menurutnya Namjoon masih menduduki peringkat pria paling sempurna versinya, kalau kemarin si dimple itu tidak melakukan hal menyakitkan itu. "Ahh ya, dia tampan."

Ketika sedang asik mengobrol, tiba-tiba tampak Namjoon baru saja keluar dari sebuah ruangan, ia tidak menyadari kalau Yoongi dan Hyossang sedang mengobrol disisi lain ruang tamu.

"Namjoon-ssi!" Panggil Yoongi, Namjoon langsung menoleh dan berjalan kearah Yoongi dan Hyossang, namun agaknya ada yang aneh, Namjoon memandang Hyossang dengan pandangan keheranan.

"Ada apa hyung?" Kini Namjoon memandang Yoongi, berharap sang paman peka dengan kebingungannya.

"Kau ini kenapa? Mengapa memandang Hyossang dengan pandangan seperti itu? Jangan bilang kau lupa mengapa Hyossang ada disini." Untungnya Yoongi segera mengerti kebingungan keponakannya.

"Eeee...umm... sebenarnya iya hyung." Namjoon tersenyum tanpa dosa.
Yoongi menepuk dahinya, tak habis pikir dengan keponakannya. "Hyossang-ssi, nanti jika kau menikah dengannya, kau harus banyak bersabar, terkadang IQ 148nya agak...." Kata Yoongi yang di sambut tatapan heran oleh Hyossang.

"Namjoon-ah, kurasa kau terlalu banyak mengaransemen lagu hari ini, bagaimana mungkin kau bisa lupa, kau besok akan mengumumkan pertunanganmu dengan Hyossang." Yoongi menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Ah, aku ingat." Sekali lagi Namjoon tersenyum, kemudian memandang Hyossang, "mengapa kau masih disini? Sudah malam kau pasti lelah tidurlah."

Hyossang yang bingung langsung beranjak dari duduknya dan berjalan menaiki tangga menuju kamarnya di lantai dua, ia memikirkan perkataan Yoongi tentang Namjoon yang memilih melepaskannya karena merasa tak bisa menjaganya. 'Ternyata dia tipe orang pemikir dan mudah terbebani dengan suatu hal yang bahkan terjadi bukan karena kesalahannya' gumam Hyossang.

"Hyossang-ssi."

Terdengar suara seseorang memanggil nama Hyossang dari arah tangga, Hyossang langsung menoleh dan menemukan Namjoon disana. Dengan langkah yang agak tergesa-gesa Namjoon berjalan mendekati Hyossang.

"Ada apa?" Hyossang mengangkat kedua alisnya dan memasang ekspresi antusias.

"Umm, aku tau ini sudah malam dan kau mungkin sudah lelah dan ingin tidur, tapi... bisakah kita berbicara sebentar?" Namjoon memandang lekat Hyossang, menunggu jawaban dari sang 'mantan' kekasih.

"Ah tentu, apa yang ingin kau bicarakan?" Hyossang menatap Namjoon masih dengan pandangan yang antusias.

"Umm, jangan disini, kita ke lantai 3 saja, dari balkon lantai 3 pemandangannya lumayan." Tawar Namjoon.

"Tentu, tunjukan jalannya." Jawab Hyossang santai.

Sesampainya mereka di balkon lantai 3, pemandangannya benar-benar indah, mungkin tak seperti pemandangan dari rooftop apartemennya di Hongkong tapi disini cukup untuk sekedar menyegarkan mata dan pikiran. Hyossang meletakkan kedua tangannya di pembatas besi di tepi balkon, matanya memandang jauh melihat pemandangan di hadapannya dan Namjoon dibelahnya dengan posisi yang sama.

"Sebelumnya aku minta maaf karena telah memelukmu kemarin dan membuat kita terkena skandal ini." Ucap Namjoon.

"Sudahlah, kenapa kau jadi banyak meminta maaf dari kemarin?" Jawab Hyossang santai.

"Ya biar bagaimanapun semua salahku, semua karena tingkahku yang tidak dewasa." Sambung Namjoon.

"Sudahlah Joon, jangan terus menyalahkan dirimu, kita hadapi saja konfrensi pers besok." Hyossang melirik Namjoon sekilas dan kembali melemparkan pandangannya ke arah depan.

"Kalau setelah konfrensi pers besok aku dan keluargaku benar-benar datang untuk melamarmu bagaimana?" Namjoon mengatakan itu dengan lirih, namun terdengar jelas oleh Hyossang.

Hyossang terdiam mendengar apa yang baru saja dikatakan Namjoon, wajahnya mendadak merah dan menghangat karena gugup dan malu, bibirnya juga kelu tak bisa mengatakan apapun.

"Aku tau ini mendadak dan mungkin kau bahkan belum bisa melupakan apa yang dulu pernah ku lakukan padamu, aku mengerti, tapi kumohon pikirkanlah hal ini." Lanjut Namjoon.
Hyossang berusaha mengendalikan dirinya dan menarik nafas dalam-dalam, "Kau yakin dengan yang kau katakan Joon? Bagaimana dengan sajang-nim dan nyonya? Apakah mereka bersedia menerimaku menjadi pendampingmu? Keluargaku tak sekaya keluargamu Joon, apa yang akan dikatakan publik jika sajang-nim berbesanan dengan orang biasa?"

"Kau pasti tau cerita Pangeran William dan Kate Middleton kan? Apakah Kate Middleton dari keluarga bangsawan juga seperti Pangeran William? Tidakkan? Suatu waktu papa pernah bilang padaku, jika sudah saatnya nanti, aku boleh memilih siapapun sebagai pendamping hidupku, aku boleh mencintai siapapun asal dia wanita baik-baik, dan kurasa kau adalah wanita yang tepat, Hyossang-ssi." Namjoon menghadapkan tubuhnya ke arah Hyossang.

"Aku boleh meminta waktu untuk memikirkannya? Sejujurnya setelah apa yang pernah kau lakukan tempo hari," Hyossang menarik nafas panjang, "ini sedikit sulit."

"Aku tau ini akan sulit bagimu, tapi kumohon pikirkanlah, jawablah jika kau sudah benar-benar menemukan jawaban yang tepat, ku harap aku mendengar kabar baik nanti." Namjoon kembali melemparkan pandangannya ke depan.

Jam menunjukkan pukul 12 malam, angin malam menerpa wajah dan tubuh mereka, membuat Hyossang menaikkan kedua pundaknya karena kedinginan, sedangkan Namjoon ia masih menatap lurus ke depan dan membiarkan angin malam menyapu wajahnya.

"Joon, sudah malam, udaranya juga mulai dingin, ayo masuk." Kata Hyossang.

"Silahkan masuk dulu Hyossang-ssi, aku masih mau disini, beristiratlah, selamat tidur." Jawab Namjoon.

"Tidak Joon, ayo masuk, nanti kau bisa masuk angin." Ajak Hyossang.

"Baiklah-baiklah nyonya Kim, aku akan masuk, as your request baby." Namjoon kemudian berjalan mendekati Hyossang yang sudah berada di dekat pintu masuk rumah.

"And you always call me Mrs. Kim." Hyossang melingkarkan tangannya di dada, Namjoon hanya tersenyum lebar yang membuat kedua matanya tertutup, sungguh sangat menggemaskan.

Mereka berdua kemudian masuk ke dalam rumah, Hyossang masuk ke kamar yang ia tempati dan Namjoon masuk ke kamarnya sendiri, sebelum masuk, Namjoon menoleh ke arah kamar tidur yang di tempati Hyossang, 'suatu saat aku akan membawamu tinggal disini, Kate Middleton-ku' gumamnya.


Continue Reading

You'll Also Like

427K 39K 54
Cast ~ Choi Chimyung ~ Choi Y/N ( yourname ) ~ Jeon Jungkook ~ Cha Eunwoo Y/N seorang single parent yang memiliki seorang balita manis bernama Ch...
47.8K 3.2K 41
Segelintir kisah pelik, tentang bagaimana cinta dan maut yang terimplisit dalam satu takdir yang sama. Juli, 2019.
91.2K 974 50
BTS ā™„ļø ARMY _RM _Jin _Suga _Hoseok _Jimin _Taehyung _Jungkook
13.4K 1.6K 36
[EPILOG MASIH DALAM PERSIAPAN] BTS JHOPE Fanfiction! [WARNING: Dibumbui sedikit kisah romansa islami. Tidak memfokuskan pada hal agama, karna author...