Some Day

By FinaWRD3

66.1K 6.5K 181

Hanya sebuah kisah dimana mereka yang menjadi bagian dalam percintaan rumah tangga. More

- Satu -
- Dua -
- Tiga -
- Empat -
- Lima -
- Enam -
- Tujuh -
- Delapan -
- Sembilan -
- Sepuluh -
- Sebelas -
- Duabelas -
- Tigabelas -
- Empatbelas -
- Limabelas -
- Tujuhbelas -

- Enambelas -

2.4K 293 3
By FinaWRD3

- Happy Reading -

Hinata menyadari jika dirinya berada dalam keadaan yang tidak baik, bahkan matanya terasa begitu berat untuk bisa dibuka, belum lagi dengan tubuhnya yang seolah mati rasa.
Meski Hinata ingin bangun, sesuatu seperti menahannya, tidak mengijinkannya.
Dalam keadaan mata terpejam, Hinata masih bisa mencium aroma tidak asing yang diidentifikasi sebagai aroma obat.

Suara yang bersahutan disekitarnya bisa didengarnya dengan jelas, tapi Hinata tetap tidak bisa membuka mata, tidak bisa bicara, seperti dipaksa untuk tidur.

Sasuke-kun, anata ... tolong aku.
Kenapa aku tidak bisa bangun ?
Kenapa aku tidak bisa bergerak ?

Hinata hanya bisa berteriak dalam hatinya, memelas dengan sangat ketika mendengar helaan napas memberat yang berada disisinya, juga telapak tangannya yang tergenggam dengan begitu hangat.
Jelas itu adalah tangan suaminya, Hinata sudah sangat hapal dengan aroma Sasuke, bahkan ketika Sasuke menciumi telapak tangannya, Hinata merasa ingin menangis.

Merasa sangat miris pada dirinya sendiri, Hinata tidak tau apa yang telah terjadi pada dirinya, bahkan ingatan atas kejadian sebelumnya terasa sangat kabur dalam ingatannya.
Sekarang, Hinata merasa seperti berada didalam gelembung besar yang memisahkannya dari dunia disekitarnya, dimana Hinata terkurung disana sendiri, tanpa ada orang lain yang bisa menyentuhnya.

"Hinata, bangunlah." Suara lembut yang memanggil namanya dari kejauhan, Hinata merasa tidak asing dengan suara yang memanggilnya, tapi juga terasa asing diwaktu yang bersamaan.

Siapa ? Siapa itu ? Bertanya pada diri sendiri dengan segala keingintahuan yang terkumpul satu titik dalam kepalanya.

Rasa panas terasa ditelapak tangannya, terkumpul disana dan menyebar ke seluruh tubuhnya.
Semacam gelombang kejut yang dihantarkan tepat dijantungnya, Hinata bisa merasakan tubuhnya yang mengejang hebat karena dorongan itu.
Hanya sepersekian detik, setelah kepanikan yang menyerang ke seluruh tubuhnya, perasaan melayang yang berangsur menapak dengan tenang.

Hinata membuka matanya perlahan, masih merasakan sisa kesemutan pada telapak tangannya yang tergenggam hangat oleh sesuatu yang melingkupinya.
Mengerjap dua kali, merasakan cahaya matahari yang silau menerpa matanya.

"Hinata, syukurlah. Syukurlah kau sudah bangun."

Hinata ingin tersenyum, ingin membalas ucapan Sasuke yang terdengar putus asa, ingin membalas pelukannya yang terasa ringkih, Hinata ingin melakukannya.
Tapi, rasanya masih terlalu sulit baginya untuk melakukan semua itu, disaat tubuhnya masih terasa begitu lunglai.

"Anata,," Akhirnya ia menemukan suaranya, memanggil lirih dengan napas yang mulai tenang dalam dadanya.

"Hmm ? Kau perlu sesuatu ? Dimana yang sakit ?"

Rentetan pertanyaan yang membuat Hinata tersenyum tipis, menyadari betapa cerewetnya Sasuke saat ini.

"Haus, air."

Hinata butuh air untuk melonggarkan tenggorokannya yang tercekat, rasanya ia barusaja menelan kulit durian, terlalu kering hingga membuatnya merasa sakit tiap kali mengambil napas.
Sasuke melakukannya, mengambilkan segelas air dan membantunya menaikkan bantal agar posisinya lebih nyaman.

"Minumlah, perlahan saja."

Menyentuh perutnya yang mulai membuncit, mengusapnya perlahan saat merasakan bayinya yang bereaksi begitu hebat atas sentuhan itu.
Sasuke mengamatinya dengan perasaan haru, bahkan lelaki itu tidak sadar jika matanya masih memerah, setelah ia menangis semalaman ketika Hinata pertamakali pingsan dan tidak sadarkan diri sampai keeseokan harinya.

"Hinata-nee !!"

Suara teriakan yang dilengkapi dobrakan di pintu dengan tenaga kuda yang dilayangkan Hanabi, membuat Hinata hampir tersedak air yang diminumnya.
Reaksi berlebihan yang membuat Sasuke menggeleng dengan wajah heran, dan berpikir tentang bagaimana Hinata bisa mempunyai adik dengan sikap serampangan seperti itu ?
Apa mereka saudara tiri ?

Sasuke sudah sering direpotkan dengan tingkah adik iparnya yang kadang keterlaluan, dan semakin parah semenjak Hinata mengandung dengan serangkaian teror yang menyerang mereka.
Hanabi seperti menjadi bibi siaga untuk keponakannya dan menjadi adik siaga untuk kakaknya.
Meski sering jengkel dengan ulah adik iparnya yang masih remaja dan masuk dalam fase pubertas berat yang menyusahkan, Sasuke tidak akan pernah menyakitinya.
Hanabi hanya begitu baik, meski bermulut tajam dengan kalimat yang kadang menyakitkan.

...

Tsunade masih belum mengijinkannya pulang, dan Hinata masih harus melakukan beberapa pemeriksaan pada tubuhnya dan juga bayinya.
Terbaring di ranjang rumah sakit dengan Sasuke yang memeluknya erat, Hinata tidak bisa lebih bersyukur lagi setelah semua hal yang mereka lewati selama ini.
Bagaimana mereka akhirnya bisa menjadi bagian penting untuk satu sama lain.

"Bagaimana mungkin aku tidak jatuh cinta pada permpuan hebat seperti istriku ini ?"

Hinata mengerling, merasakan pipinya yang menghangat atas gombalan receh dari suaminya.

"Sejak kapan suamiku pintar membual ?"

Tatapan jenaka yang dilayangkannya terlihat seperti sebuah ejekan yang membuat Sasuke semakin gemas,bukannya marah.

"Sejak aku mengenalmu."

Hinata terkikik dengan wajah geli, menyadari jika kehaluan Sasuke kadang berlebihan dan itu malah membuatnya ngeri.

"Anggap saja begitu." Sahutan yang begitu santai dengan senyum miringnya yang menggoda.

Sasuke mengambil kecupan cepat pada bibir Hinata, mengusap lembut perut istrinya yang membuncit.
Rasanya selalu mendebarkan, tiap kali ia merasakan gerakan dari bayinya yang selalu merespon sentuhan dari telapak tangannya.

"Tidurlah nak, jangan membuat ibu lelah." Mengatakannya dengan suara halus, menenangkan bayinya yang nampak gelisah.

Hinata menyusupkan kepalanya didada bidang Sasuke, menghirup aroma suaminya yang selalu sukses membuatnya tidur dengan cepat.
Sasuke sudah menceritakan beberapa hal tentang bagaimana bisa ia berada di rumahsakit konoha, dan meski terdengar tidak masuk akal, Hinata mempercayainya.
Ada terlalu banyak hal yang tidak bisa dijelaskan oleh logika, sesuatu diluar nalar yang nyatanya dialami langsung olehnya.

Menurut penjelasan Sasuke dan teman-temannya yang terlibat dalam perjalanan hari itu, mereka tiba-tiba saja sudah berada di Konoha, tepat setelah tubuh Hinata yang mengeluarkan pendar cahaya ungu.
Apa itu semacam genjutsu ?
Entahlah, Hinata tidak yakin dan tidak tau apa yang terjadi pada dirinya saat itu.
Seperti ingatannya memang sengaja dihapuskan oleh sesuatu, atau seseorang mungkin.

"Syukurlah kita semua baik-baik saja." Menggumam dengan lirih didalam dekapan suaminya, Hinata merasa lega untuk semua hal yang telah mereka lalui saat itu.

Sasuke tersenyum, mengusap wajah ayu istrinya untuk menyingkirkan helaian rambut yang menghalangi wajah cantik yang penuh kedamaian itu.
Berapa kalipun ia mengucapkan terimakasih, rasanya masih belum cukup untuk mengungkapkan betapa lega dan bahagia dirinya saat ini.
Hinata dan bayinya baik-baik saja, teman-temannya juga selamat, tidak ada hal yang bisa lebih disyukurinya selain itu.

Sejujurnya, Sasuke juga tidak bisa memahami tentang perpindahan waktu mereka yang memiliki kecepatan luar biasa.
Bahkan ia masih berpikir jika itu hanya mimpinya saja, tidak benar-benar nyata.
Untuk itu, ia harus bicara dengan Kakashi untuk membahaa keanehan yang terjadi pada mereka sejak menerima misi yang hampir tak terpecahkan itu.

Mengamati wajah lelap Hinata yang begitu tenang, berapa kalipun Sasuke memutar otaknya hingga ke titik tercepat, tidak bisa dipahami olehnya mengenai betapa tubuh mungil itu menyimpan sesuatu yang begitu besar, dan Hinata tidak pernah menunjukkannya pada siapapun.
Tapi tunggu, mungkin Hinata juga tidak mengerti tentang cakra yang tertanam ditubuhnya.
Hinata sudah banyak mengalami kesulitan sepanjang hidupnya, Sasuke tidak akan membiarkannya mengalami kesulitan lagi.

Pintu ruangan Hinata terbuka perlahan, menampilkan Hyuuga Hanabi dan Hyuuga Kou yang berjalan hati-hati agar tidak membangunkan Hinata.
Gadis muda itu mengusir Sasuke lewat tatapan matanya, seperti belum puas setelah kemarin menghajar kakak iparnya hingga babak belur.
Hanabi memang selalu mendendam pada siapapun yang membahayakan kakak dan keponakannya, bahkan jika itu adalah kakak iparnya sendiri, Uchiha Sasuke.

Hyuuga Kou nyengir dengan wajah salah tingkah melihat interkasi tak biasa dari orang-orang disekitarnya, terutama Hanabi dan Sasuke yang lebih sering terlihat seperti memiliki konflik berkepanjangan yang tidak pernah terselesaikan.

"Pergilah Uchiha-sama, kami akan menjaga Hinata-sama." Kou memutuskannya, mengingatkan Sasuke mengenai kenapa mereka ada disini sekarang.

"Aku titip Hinata sebentar." Katanya, menepuk bahu Kou dengan ringan dan berjalan keluar darisana.
Meninggalkan Hanabi yang berdecak tak senang dengan tingkah kakak iparnya.

"Auhh ,, lihatlah lelaki itu. Sangat menjengkelkan." Bersungut dengan wajah memerah, Hanabi mendengus keras sambil mengumpati Sasuke.

"Kapan kalian akan akur ?" Hyuuga Kou bergumam, menggeleng heran melihat tingkah nona mudanya yang tidak pernah dewasa.
Dibalik wajah garangnya, Hanabi hanya gadis kecil dengan sikap kekanakan yang begitu menyayangi kakaknya.

Mendudukkan diri disamping ranjang Hinata, mengamati wajah tidur kakaknya yang nampak damai dan pulas.
Luka lebam masih berada dipipi Hinata, dibagian lengan dan kakinya juga ada.
Hanabi menghela napas dengan berat,  masih tidak bisa berpikir dengan benar mengenai bagaimana bisa kakaknya yang lembut dan penyayang itu bisa hidup dalam satu atap bersama lelaki sejenis Uchiha Sasuke yang dingin.

Cinta memang sangat mengerikan, sekarang saatnya Hanabi berpikir ulang mengenai dirinya sendiri dan tentang bagaimana ia ingin memberikan cintanya pada seseorang.
.
.
.
.
Vote please ❤❤

Continue Reading

You'll Also Like

39.9K 3K 8
[COMPLETED] - (Hurt&Drama) "Jika bertahan lebih mudah daripada melepaskan, luka ini tidak akan seperih ini." - Hinata Sasuhina, Gaahina Start : 16 De...
521K 5.6K 88
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
55.5K 4.9K 22
Haruno Sakura adalah permaisuri yang dipuja-puja bangsa lain, semua orang menganggapnya bagaikan lambang kesempurnaan. Cantik, bijak, dan berkuasa. ...
90.8K 5.6K 12
Naruto © Masashi Kishimoto Pernikahanku dalam bayang-bayang misi Don't copy my story