Some Day

Por FinaWRD3

66.1K 6.5K 181

Hanya sebuah kisah dimana mereka yang menjadi bagian dalam percintaan rumah tangga. Más

- Satu -
- Dua -
- Tiga -
- Empat -
- Lima -
- Enam -
- Tujuh -
- Delapan -
- Sembilan -
- Sepuluh -
- Sebelas -
- Duabelas -
- Empatbelas -
- Limabelas -
- Enambelas -
- Tujuhbelas -

- Tigabelas -

2K 298 4
Por FinaWRD3

- Happy reading -

Hinata menatap sengit pada ayahnya yang begitu kukuh menahannya agar tidak pergi.
Sekukuh keinginan Hinata untuk pergi menemui suaminya.
Hinata tidak bisa menahan diri lebih dari ini, dan meskipun ayahnya tidak mengijinkannya, ia akan tetap pergi kesana.
Dalam mimpinya, Hinata dituntun oleh ibunya yang memberitahu keberadaan suaminya dan rekan-rekannya.
Sekarang, ia berniat ke kantor hokage untuk memberitahu bahwa ia akan pergi.

"Kenapa ayah tidak pernah memikirkan perasaanku ?" Hinata menatap lelah pada ayahnya yang masih tidak membiarkannya pergi.

"Karena itu hanya akan membahayakanmu, Hinata."

Tersenyum getir, Hinata tidak pernah mengerti dengan apa yang sedang dipikirkan ayahnya saat ini.

"Aku akan tetap pergi. Apapun yang terjadi." Bangkit dari tempatnya, berjalan menuju kamarnya.

Hiashi mengusap pelipisnya yang berdenyut, menghadapi Hinata yang seperti itu membuatnya menjadi lebih tua 10 tahun.
Hinata tidak bisa dicegah, dan sangat sulit untuk mendengarkan orang lain.
Gen bawaan bayi yang dikandungnya memang membawa pengaruh paling banyak dalam diri putrinya.

"Hinata, kenapa kau tidak mengerti nak ?" Gumamnya dengan suara rendah.

Duduk diranjangnya dengan wajah kesal, Hinata merasa jika ayahnya terlalu menghalangi kemauannya untuk pergi.
Tapi, seperti yang sudah dikatakannya, ia akan tetap pergi.
Sebelum itu, ia harus menemui hokage dulu.
Meski tidak bisa dikatakan meminta ijin, ia tetap harus berpamitan dengan pemimpin.

"Uchiha-sama, Hokage-sama meminta anda datang ke kantornya."

Seorang anbu berada didekat jendela  kamarnya, memberi sebuah angin segar untuk dirinya.

"Baiklah," sahutnya ringan.

Terlepas itu benar atau tidak benar, Hinata hanya ingin melakukan apa yang bisa dilakukannya.
Jika satu kepakan kecil dari sayapnya bisa membantu seseorang, Hinata akan melakukannya dengan senang hati.
Berjalan cepat agar segera sampai ke kantor hokage, Hinata tidak sabar untuk mendengar apa yang akan hokage katakan padanya.

Sudah ada Sakura disana, saat Hinata datang ke kantor hokage.
Menyapanya dengan aksen akrab seperti biasa, Kakashi mempersilahkan Hinata untuk duduk, setelah melihat wajahnya yang nampak kelelahan.
Usia kandungan memang sangat mempengaruhi kondisi Hinata sekarang, membuatnya sering kelelahan dan malas-malasan.

"Jadi begini, langsung saja kita bicarakan ini." Kakashi memulai dengan wajah serius.

"Hinata, hanya kau yang mengetahui keberadaan Sasuke dan yang lain. Jadi, kau bisa pergi jika ingin. Atau hanya memberi kami petunjuk dan menunggu disini."

"Tidak. Aku akan pergi dan menemukan suamiku."

Kakashi tersenyum dibalik maskernya, saat melihat Hinata yang seperti itu, membuatnya bangga dan bahagia.
Meski ia tahu, berhadapan dengan Hiashi tidak akan mudah setelah ini.
Ketua klan Hyuuga itu masih sangat keras menentang gagasan ini.
Kakashi bisa mengerti, dan tidak bida menyalahkan Hiashi untuk ini.
Itu wajar, karena Hinata adalah putrinya, dan sedang mengandung cucunya.

"Kami akan pergi, hokage-sama." Sakura menimpali dengan suara mantap, menoleh pada Hinata dan mengangguk dengan tatapan penuh arti.

"Baiklah, persiapkan diri kalian."

Kakashi tidak punya pilihan lain, setelah Tsunade mengatakan padanya bahwa hanya Hinata yang bisa menemukan keberadaan Uchiha Sasuke dan yang lainnya.
Tapi sepertinya, Kakashi harus siap jika tiba-tiba Hyuuga Hiashi dan Hyuuga Hanabi menerobos ke kantornya dan mungkin saja membantainya setelah ini.

"Hinata-chan, kau yakin akan pergi ?"

Sakura bertanya untuk memastikan, raut wajahnya nampak khawatir saat bertanya pada Hinata yang kini berjalan disampingnya.

"Aku akan pergi, Sakura-chan." Jawaban yang sangat mantap, Sakura tersenyum tipis melihat Hinata yang penuh tekad seperti itu.

"Yoshh,, kita akan menemukan para lelaki itu." Sekarang, Sakura tertular pada semangat juang Hinata.

"Itu sudah pasti." Hinata dan keyakinan dalam dirinya, merasa yakin jika misi ini hanya bisa dituntaskan saat ia terlibat didalamnya.

...

Pada akhirnya, Hyuuga Hiashi luluh dan mengalah pada tekad anaknya.
Membiarkan Hinata yang sedang hamil melakukan misi penting seperti ini, adalah bagian tersulit yang bisa dipikirkannya sebagai seorang ayah.

"Simpan ini, Hinata. Dan pulanglah dalam keadaan baik."

Memberikan sebuah kalung pada Hinata, yang disambut dengan senang hati dari anak sulungnya.
Hanabi sedang ada misi bersama timnya, dan tidak tau tentang ini.

"Terimakasih, ayah. Kami akan kembali dalam keadaan baik."

Tidak ada yang bisa menghentikannya, Hinata tidak akan diam saja saat melihat keadaan tidak jelas yang kini dihadapi suaminya.
Menyadari dengan pasti, jika Sasuke sedang berada dalam dimensi yang berbeda darinya, Hinata merasa harus melindungi keluarganya.

"Pergilah. Jaga dirimu."

Hiashi menepuk bahu anaknya dengan lembut, membawa Hinata dalam senyumnya yang menawan.
Mengangguk mantap dan berjalan cepat menuju kantor hokage untuk bertemu dengan Sakura disana.
Ada sebuah antusiasme dalam dirinya, juga debaran menggila dalam dadanya.

"Kita akan segera bertemu ayah, nak."

Mengusap perutnya dengan lembut, membisikkan kalimat itu yang langsung membuat bayinya bereaksi.
Hinata bisa merasakan lonjakan antusias dari anaknya, sesaat setelah ia mengatakannya.
Sama seperti Hinata yang tidak sabar untuk bertemu Sasuke, anaknya juga tidak sabar untuk bertemu dengan ayahnya.

Beberapa orang terlihat heran saat melihat Hinata dengan pakaian yang biasa dipakainya untuk melakukan misi, bahkan ketika ia bertemu dengan Kurenai didepan gedung akademi, mantan gurunya itu menghentikannya dengan wajah bingung dan khawatir.

"Astaga Hinata, apa yang kau lakukan ? Kau akan mengambil misi saat hamil begini ? Ckck, Kakashi memang keterlaluan. Ini tidak bisa dibiarkan."

Dalam banyak kesempatan, Kurenai adalah ibu bagi Hinata, dan tidak heran saat melihatnya yang terlihat emosi ketika melihat Hinata yang siap berangkat untuk misi.

"Kurenai sensei, ini tidak seperti yang kau bayangkan." Hinata bahkan kesulitan meredam emosi yang muncul dalam guratan halus diwajah gurunya.

"Lalu apa ? Kakashi menugaskanmu saat sedang hamil. Aku akan membunuh hokage sialan itu, dasar keparat."

See, bahkan seorang Kurenai Yuuhi yang sangat penyabar bisa berubah menjadi begitu mengerikan.
Hinata tersenyum dengan wajah lembut, menenangkan gurunya yang salah paham pada situasi.
Sekarang Hinata bisa sedikit mengerti, bagaimana perasaan seorang ibu yang selalu mengkhawatirkan anaknya, karena sekarang Hinata juga seorang ibu.

"Kurenai sensei, aku hanya menjemput suamiku. Jadi tolong, jangan salah paham dengan ini. Ya ?"

Mengusap lengan atas Kurenai, mengatakannya dengan suara kalem penuh pengertian, Hinata yakin jika Kurenai bisa memahaminya dengan baik, juga perasaannya.
Helaan napas yang terdengar berat, membuat Hinata tersenyum sedikit paksa.

"Begitu ? Baiklah, kau harus sangat berhati-hati, Hinata. Ingat anakmu, jangan gegabah."

Memeluk Hinata sebentar, memberi dukungan moral pada mantan anak didiknya, yang sudah dianggapnya seperti anak sendiri.

"Baiklah, Kurenai sensei. Aku pergi dulu, sampaikan salamku pada Mirae."

"Mmm, pergilah."

Kurenai berkali-kali menghela napas saat melihat Hinata yang mulai berjalan menjauh dari hadapannya.
Melihat perubahan dalam sosok Hinata adalah bagian yang terasa begitu mengagumkan untuknya.

Kurenai sudah bersamanya sejak kecil, dan jelas tau bagaimana kesulitan yang sering dihadapi Hinata  karena banyak hal, terutama keluarganya.
Tapi sekarang, melihatnya yang begitu kukuh berjuang untuk keluarga kecilnya, membuat Kurenai tidak bisa menahan haru dalam dirinya.

Tersenyum begitu lembut, Sasuke memang lelaki beruntung yang bisa menikahi perempuan setangguh Hinata.
.
.
.
.
Vote please ❤❤

Seguir leyendo

También te gustarán

55.9K 6.1K 10
Sakura Haruno adalah gadis cantik yang tidak suka menjadi pusat perhatian. Dia tidak peduli dengan romansa. Tapi, dia adalah penulis kisah cinta. Sua...
370 18 5
Senja Bagaimana senja mu hari ini, senjaku sedang tidak baik baik saja dia sedang pergi dan meninggalkan kegelapan, tapi senjaku tidak jahat dia han...
39.9K 3K 8
[COMPLETED] - (Hurt&Drama) "Jika bertahan lebih mudah daripada melepaskan, luka ini tidak akan seperih ini." - Hinata Sasuhina, Gaahina Start : 16 De...
43.7K 3.1K 10
Perjalanan penebusan dosa Sasuke berakhir dengan bertemunya ia dengan cinta sejatinya. Seperti apa kisah Sasuke dan Hinata? Baca yuukk 😊. Nb : saya...