Hollow

By mockingjaybirdx

139K 17.6K 4.2K

In which Jeff and April broke up and learn to navigate their life through a series of heartbreaks and misfort... More

Prologue: Congratulations, glad you're doing great
Shouldn't you be out there breaking hearts?
She's thunderstorms
How do I recover from you?
Nobody's winning in this tale of past and future love
The best at being the worst
and I spend all night stuck on a puzzle
If you know that I'm lonely
Untuk Apa / Untuk Apa?
All my demons run wild
All my demons have your smile
I don't want your body but I hate to think about you with somebody else
Drive safe
You were the sweetest apparition, such a pretty vision
Both of you and I we're hollow
Along with its consequences
Still a part of your home
Be my mistake
Do you feel that I can see your soul?
Liability
50 Proof
Break my heart again
Lose
I think I've seen this film before
Right where you left me
You know when it's time to go
I'm so proud I got to love you once
Credits
After Credits Scene

I think we should stay in love

5.9K 731 28
By mockingjaybirdx

"The hardest part of making love is breaking up..."

Menatap langit-langit kamar Dena, masih dengan pakaian semalam, dan makeup yang belum terhapus sempurna, aku pasti terlihat sangat pathetic saat ini.

Setelah semalam puas menangis di bar akibat band live music yang dengan kurangajar-nya memainkan Congratulations, Dena dan Theta membawaku yang mabuk dan banjir air mata langsung ke apartemen Dena. Demi keamanan diriku, katanya. Mereka ngeri meninggalkanku sendirian di kosan dengan kondisi seperti... ini.

You know, kalau ada satu hal yang bisa disyukuri dari keadaanku sekarang adalah, aku masih memiliki sahabat yang bisa diandalkan. A best friend is important in time of crisis, you should keep that in mind.

Aku beringsut menopang tubuhku dengan siku dan mendapati kedua sahabatku itu asih tertidur lelap, huddled up to each other like little puppies. Sebentuk senyuman kecil terlengkung di wajahku. What would I be without them really? Mereka adalah beberapa dari sedikit orang yang benar-benar mengetahui siapa Rintik Senja April sebenarnya; jatuh bangunku, semua krisisku, tangisku, tawaku, dan semua yang ada di antaranya.

Orang lain yang seberuntung itu di dunia ini cuma ada satu lagi. Jeff Wiraprasetya.

"FUCK YOU JEFFRI WIRAPRASETYA FUCK YOU FOR BREAKING MY HEART THIS WAY FUC—"

Oh shit, I did just not.

Setengah tergesa melompat dari kasur, gue bergegas menuju ruang tengah apartemen untuk mencari handbag yang gue lempar sembarangan di sofa semalam. Nama Jeff yang tahu-tahu terlintas di kepalaku membuatku teringat sesuatu tentang semalam yang melibatkan gelas-gelas martini yang kutenggak habis dan ponselku.

Kuraih Kate Spade milikku yang teronggok bersamaan dengan Balenciaga Dena di sofa dan mengaduk-aduk isinya untuk mencari ponsel. Ketika menemukan benda kecil tersebut dan menyalakan layarnya, aku bisa merasakan jantungku berdebar kencang kala aplikasi pesan singkat terbuka di sana.

[iMessage]

Rintik Senja April

Fuvk yiu

yuo

YOU

FUCK YOU JEFF WORAPRASETYA

FICL

Goddamb r u not evem sad i lwft

im sad you know

im sad snd i miss yuo

u knuw whar forgwt it

i hste yiu

(read)

SHIIIIIIIIIT.

Aku menepuk dahi keras-keras saat membaca pesan yang tertera di layar. Goblok April goblok, kenapa bisa-bisanya aku mengirimi Jeff pesan seperti itu semalam? Apa yang ada di kepalaku? That he would reply and get back to me?

(Boro-boro mau get back, chat-nya aja cuma di-read)

Aku mengerang panjang dan jatuh tersimpuh di lantai apartemen Dena yang dingin. Fuck, what would he think about me now? Bahwa aku adalah mantan pathetic yang nggak bisa melepaskannya pergi dan mengiriminya pesan singkat beruntut saat dia mabuk? Ya, pasti dia mikir gitu. Pasti.

Fuck, I must've look THAT pathetic right now.

"Kenapa sih lo pagi-pagi udah melenguh kayak sapi" Theta yang melangkah keluar kamar dengan rambut berantakan menyapa gue sambil menguap.

"I fucked up..." aku merintih seraya menyandarkan kepalaku di kaki sofa. Tanganku bergerak meraih Elmo plushie milik Dena dan memeluknya erat.

Di depan pantry, Theta hanya menatapku dengan alis terangkat. "Lo drunk text Jeff?"

Aku mendongak menatapnya, kemudian mengangguk lesu.

Yang sahabatku itu lakukan selanjutnya, adalah tertawa. Awalnya hanya kekehan kecil, kemudian gelak yang lebih lama, dan berakhir dengan tawa terbahak-bahak.

"Makanya jangan ngeyel kalo hapenya gue minta. Rasain." ujarnya dengan kekehan yang tersisa.

"The, how would I know sih?? Kalo gue bisa nyetop diri gue sendiri juga gue nggak bakal nge-chat dia semalem" sanggahku sambil menghela nafas berat.

"Ya lo nenggak berapa gelas coba semalem. Udah gue bilang hape lo gue aja yang pegang, lo malah kekeuh megangin tuh hape kaya lagi mau dijambret." balas Theta seraya menuangkan bubuk kopi ke gelas.

"God I'm so stupid..." aku menggumam pelan. "

"Yaudah sih, Pril. Tinggal chat lagi aja bilang itu semalem kepencet atau apa, atau jujur aja bilang lo lagi mabok jadi nggak bisa mikir" sahut Theta santai. "BTW dia bales nggak sih?"

Kali ini, aku hanya menggeleng lemah. "Di-read doang, The. Dia mikir gue pathetic banget kali ya jadi mantan?"

Theta tertawa kecil dan menghampiriku dengan mug berisi kopi yang mengebul panas di tangannya. "Mana coba liat? Lo nge-chat apa sih emang?"

Sementara ia melongok untuk melihat layar ponselku, aku meraih gelas kopi dari tangannya dan menyeruput isinya sedikit untuk setidaknya menjernihkan isi kepalaku. God, I think I need to make myself a glass. Or two. Or three.

"Hahahahaha geblek lu ah. Sempet-sempetnya lagi bilang kangen" Theta tertawa seraya mengembalikan ponselku dan mengambil kembali gelasnya. "Udah chat lagi aja bilang lo mabok semalem, dia juga ngerti paling"

"Yakali, The. Gue nge-chat mau ngomong apa coba? 'Sori aku mabok banget semalem' gitu? Sedih banget anjiiiiir ke mana harga diri gue" aku mengeluh sambil kembali meletakkan kepala di atas sofa.

Dari arah kamar, derap langkah Dena terdengar memasuki ruangan. Anak ini memang kalau urusan bangun tidur paling telat di antara kita bertiga—hangover ataupun nggak.

"Apaan nih rame-rame?" ia bertanya sambil mengucek matanya.

"April drunk text Jeff" jawab Theta seraya meniupi kopinya tipis-tipis.

"Really, girl?" Dena, meski masih dengan muka bantal dan rambut acak-acakan, melemparkan sebuah tatapan penuh penghakiman ke arahku. "Mana coba liat lo nge-chat apa? The, mau bagi kopinya"

Dengan kopi di tangan kanan, dan ponselku di tangan kiri, Dena pun mulai membaca. Ia diam selama beberapa saat sebelum mengangsurkan gadget tersebut kembali kepadaku dan menyeruput kopi di gelas Theta sedikit.

"Pril, Pril. Lo tuh emang udah nggak boleh pegang hape kalo mabok" ujarnya. "Semalem juga tuh tweet lo. Inget nggak lo nge-tweet apaan?"

Mataku membesar mendengar pertanyaan itu. Fuck me and my loose fingers. Aku sebenarnya melakukan apa aja sih dengan ponselku selama mabuk semalam?

"Oh iya tweet-nya... HAHAHA" Theta terbahak keras kemudian.

Aku menatap kedua sahabatku dengan sorot yang merupakan campuran antara bingung dan memelas. "Gue nge-tweet apa? Malu-maluin nggak? Mention Jeff nggak?"

Dena dengan sigap beringsut dan merogoh tasnya untuk mengambil ponselnya. Beberapa detik kemudian, aku pun sudah berhadapan dengan dua buah tweet penuh typo yang menyedihkan.

"Break-up are already hard in itself, now imagine breaking up with someone whose voice and face you can't stop seeing everywhere. That's right fellas, it's hell" Dena membacakan kembali tweet inkoherenku tersebut sambil mengulum senyum. "Curhatnya nggak tanggung-tanggung ibuuuuu"

Aku membenamkan wajah gue di perut Elmo plushie yang sedaritadi gue peluk. Fuck, apa nggak sekalian aja suruh aku berlutut dan bersimpuh di kaki Jeff kalau gini caranya?

How do I make such a fool of myself like this?

"Kata gue sih, Pril, lo chat aja sekalian Jeff bilang kalo semalem lo mabok. Bet he'll understand, plus points kalau ternyata abis itu dia masih mau lanjut ngobrol sama lo" Dena mengangkat bahunya santai.

"Exactly. Itu juga yang gue bilang tadi" Theta mengamini.

"I mean, just imagine all the possibilities. Not saying gue nyuruh lo untuk mohon-mohon ke dia buat balikan, hell no. Tapi gue rasa, lo berhak dapet closure yang lebih layak daripada sekedar that 'Aku nggak bisa lagi' bullshit"

Aku pun terdiam. Mungkin iya, mungkin Dena benar. Lebih dari sekedar ingin balikan, pun hubungan enam tahun ini harus berakhir, aku rasa aku berhak untuk mendapatkan closure yang lebih layak. Aku HARUS mendapat closure yang lebih layak daripada hanya sebaris kalimat multitafsir tersebut.

Aku nggak rela enam tahunku hanya ditutup dengan 'aku nggak bisa lagi'. I need to hear more. I need to have more.

"Fine, gue bakal chat dia lagi" aku menyalakan kembali ponselku dan membuka aplikasi pesan singkatnya. Jantungku kembali berdebar melihat nama Jeff terpampang di layar.

Shit, cupu banget baru liat nama aja begini, gimana kalau ketemu orangnya langsung?

Kemana perginya Rintik Senja April yang terkenal galak dan fierce dalam menghadapi orang-orang? Masa cuma perkara diputusin aja aku jadi cemen begini?

"Alright udah nih, terus gue harus bilang apa?" aku menatap Dena dan Theta secara bergantian.

"Ya apa kek, 'Sori gue mabok semalem' and such and such. You know lah, lo pasti bisa customize sendiri wording-nya" jawab Dena.

"Iya. Sori gue mabok semalem, nggak sadar ngetik apa. Gitu kalo mau panjangan dikit" Theta menimpali.

Aku menggigit bibir, jemari bersiap di atas keypad. Seumur-umur nggak pernah aku merasa se-kecil ini berhadapan dengan lelaki. I used to be the one who make boys tremble in their feet when they wronged me. Nggak ada, aku kasih tau aja, nggak ada ceritanya aku yang termehek-mehek memohon kepada seorang lelaki untuk afeksi mereka. Baru sekarang ini, di hadapan seorang Jeff Wiraprasetyaaku merasa nggak berdaya.

Menyedihkan? Iya. Aku tahu kok.

Shit, the things love did to you.

[iMessage]

Senja

Hey Jeff, sori ya semalem aku mabok banget

Nggak sadar ngechat apa

Sorry if it bothers you i didn't mean anything i said last night

Ku tekan tombol send, kemudian kulempar ponsel ke atas sofa.

Dena dan Theta bersorak dan menepuk pundakku dengan bangga. Theta bahkan langsung beranjak menuju pantry untuk membuatkanku segelas kopi lagi sementara Dena mulai mengoceh dan bercerita tentang hal-hal lucu yang terjadi di bar semalam.

Tapi aku nggak memperhatikan, benakku keburu melayang membayangkan beragam skenario yang mungkin akan terjadi setelah Jeff membaca chat tersebut. Mungkin dia akan membalasnya, memaklumi apa yang kulakukan, dan kami akan baik-baik saja setelahnya.

'Iya nggak pa-pa, I get it. Did you get home safe though?' bisa jadi itu yang akan jadi responnya.

Atau sesuatu yang lebih kasual seperti, 'Iya gapapa. Santai'

Atau mungkin Jeff sudah terlalu malas berurusan dengan mantannya yang menyedihkan ini dan hanya sudi memberikan balasan singkat seperti, 'It's ok' atau 'ok' atau yang lebih mengerikan lagi; 'K'.

Atau bahkan ia malah hanya akan membiarkannya terbaca tanpa terbalas seperti pesan-pesanku di malam sebelumnya.

Shit. Aku lupa lagi masih menggunakan 'aku-kamu' tadi. Kayak kami masih berada dalam hubungan romantis seperti enam tahun dan seminggu yang lalu aja.

Hhh. Seseorang please bikin tutorial How to Talk to Your Freshly-Broken-Up Ex dong. Aku butuh banget nih.

***

***

A/N:

Who's going to Gravity in Jakarta next week? I do! Let's meet up I got a little gift for yall! ;)

Continue Reading

You'll Also Like

138K 21.5K 55
COMPLETED✔ Dalam ilmu spiritual, angka 110 dipercaya sebagai angka yang dapat memanggil malaikat pelindung. Hal tersebut seolah diamini oleh Kepolisi...
321K 27.4K 35
[END] Kim Jisoo seorang gadis polos nan lugu, baik hati, suka menolong, tidak sombong, patuh kepada orang tua, dan memiliki kecerdasan diatas rata-ra...
17.5K 1.7K 9
Kebucinan Mark pada Jaemin yang gak ada habisnya. MARKMIN SHORT STORY Mark Lee! Dom Jaemin Na! Sub
592K 40.1K 47
Lyla tidak berminat menikah. Namun, siapa sangka ia harus terjebak dalam pernikahan dengan sahabatnya sendiri? "You're a jerk, Hanan." "And you're tr...