Distance [JenoxRenjun] ✔

By injeolmiiiiiiiiii

163K 22K 2.5K

I love you just the way you are, Lee Jeno. ©injeolmiiiiiiiiii, 2019 More

intro
1. meet Choi Renjun
2. new rules
3. hoodie boy
4. meet Lee Jeno
5. beautiful day
special chapter : Mark - Haechan
6. chance
7. Choi Renjun
8. dinner
9. go
11. allergy
open me
12. visit
13. heartbeat
14. failed date
15. hang out
16. gift
17. the incident
18. closer
19. shit
20. thanks, Renjun
21. official (END)
outro ; bonus chapter

10. miss you

5.6K 883 95
By injeolmiiiiiiiiii

Selepas terjadinya adegan menegangkan untuk Haechan di ruang musik tadi, Renjun langsung diboyong Haechan menuju cafetaria sekolahan. Haechan harus menggali dalam-dalam perihal Jeno si "anak beasiswa" yang ternyata adalah adik kandung kekasihnya.

"Ren."

"Hm."

Haechan mendengus. Renjun masih saja asyik dengan salad to much mayonnaise miliknya, menghiraukan Haechan yang saat ini sudah seperti uget-uget di kursinya.

"Njuuuuun."

"Apa?" Nah akhirnya Renjun menatapnya juga.

"Sejak kapan lo tau kalau Jeno adiknya Kak Mark? Kok kayaknya lo lebih tau daripada gue yang notabenenya pacar Kak Mark?" Haechan menatap Renjun penuh selidik. Bukan apa-apa, ia hanya takut Renjun menikungnya.

Renjun menghela nafasnya.

"Tapi janji mulai sekarang lo jangan lagi ngerendahin anak beasiswa?"

Haechan mendengus dan menganggukkan kepalanya dengan kaku.

"Lo inget nggak yang gue kemarin nyuruh Jeno nunggu di parkiran sekolah?"

"Inget."

"Nah pas gue nyamperin si Jeno buat ngasih payung yang dia pinjemin buat gue, Pak Moon nelpon gue katanya guru les privat di Panti kecelakaan."

"Trus?"

"Nah, gue sih sebenernya bisa aja nyari orang buat jadi guru sementara di Panti. Tapi pas udah selesai telponan si Jeno kayaknya tau kalau gue lagi bete. Trus dia nanya ada apa. Ya udah gue kasih tau dia kalau semisal guru les privat anak-anak Panti kecelakaan dan harus bedrest."

"Trus trus?"

"Gue takut kalau misalkan nggak bisa nyari orang dalam waktu dekat ini, karena anak-anak seminggu lagi udah ujian. Eh si Jeno dengan entengnya bilang kalau dia mau jadi guru sementara. Gue tanya apa dia serius dan dia langsung jawab iya tanpa keraguan."

"Trus????"

"Nabrak."

"Asem lo Njun."

"Ya abisnya."

"Lanjut deh."

"Nah, besoknya gue jemput Jeno ke rumahnya. Gue awalnya biasa aja. Eh pas Mamanya si Jeno keluar dari dapur, Mark juga keluar dan bikin gue ngakak tanpa sadar karena mikirin reaksi lo bakal kayak gimana." Renjun sengaja tidak menceritakan tentang Irene yang menguyel-uyel pipi nya kemarin. Dia malu.

"Bisa-bisanya ya gue nggak tau, padahal udah sering main kesana." Haechan menghela nafas.

Renjun melihat raut wajah Haechan yang murung. Ia menepuk pundak Haechan pelan.

"Udah lah, yang penting sekarang lo udah tau kan?"

Haechan mengangguk dengan lemas.

Dia masih tidak menyangka dengan apa yang sudah terjadi hari ini.

"Kak Jae dimana sih." Renjun terus melihat jam tangannya. Ini sudah pukul setengah 5, tetapi Jaehyun yang katanya akan menjemput tidak kunjung sampai.

Renjun sudah sangat merindukan Bunda. Ia tidak mau jika hari ini sampai batal bertemu Bundanya.

"Astaga! Gue lupa ngomong ke Jeno sama Ibu Panti." Renjun merogoh ponselnya di saku mantel dan menghubungi Jeno dan Ibu Panti, mengabari jika jadwal les diundur menjadi jam 6 sore.

Sepuluh menit setelahnya, Jaehyun datang dengan senyum tampannya. Ia langsung merangkul Renjun yang terlihat kesal.

"Maaf ya Ren, tadi dosennya ngaret banget keluarnya. Jadi Kakak juga ikutan ngaret pulang nya."

"Hmmm."

"Kok gitu? Kakak nggak dimaafin?"

"Iya-iya dimaafin, tapi ada syaratnya."

"Coba bilang ke Kakak."

"Beliin aku smoothies banana strawberry, terus beliin sandwich Subway buat anak-anak Panti aku. Gimana?"

"Kecil itu mah, hyung beliin sama tokonya juga bisa."

"Sombong amat."

"Ya udah ayo berangkat Ren."

"Iya hyung, nanti ke florist langganan Bunda dulu ya."

"Oke."

Mereka berdua pergi menuju florist untuk membeli bunga Gladiol putih, bunga kesukaan Sooyoung. Renjun memilih buket yang berukuran sedang. Agar tidak ribet jika dibawa. Setelah selesai, Jaehyun dan Renjun langsung menuju ke tempat pemakaman keluarga milik Choi's family.

"Kakak tunggu di depan saja ya?"

"Iya Kak Jae. Renjun masuk dulu ya."

"Jangan menangis loh."

Renjun pun mengangguk dan masuk. Langsung saja ia menuju ke makam milik Bunda yang sudah bersih. Pasti Pak Seo yang sudah merawat dan membersihkan makam keluarga ini yang telah membersihkan makam Bunda.

"Bunda."

"It's been a long time since you left us."

"Aku dan Ayah sangat merindukan Bunda. Ayah sekarang masih di California. Renjun ditinggal sendirian, tapi Ayah udah datengin Kak Jaehyun buat nemenin Renjun. Jadi Bunda tidak usah khawatir ya." Renjun meletakkan bunga yang tadi dibelinya.

"Renjun bawakan bunga kesukaan Bunda loh. Sering-sering main ke mimpi Renjun dong Bun. Renjun rindu sekali sama Bunda. Renjun rindu usapan tangan Bunda. Renjun rindu masakan Bunda. Renjun hiks Renjun rindu Bunda." Renjun menangis. Berpisah dengan Bunda nya adalah hal yang tidak pernah terbayangkan oleh Renjun. Meskipun Bunda sudah lama pergi, tetapi rasa tidak rela masih menyelimuti diri Renjun.

"Bunda hiks hiks." Renjun memeluk pusara Sooyoung dengan lelehan air mata yang tak kunjung berhenti.

Jaehyun yang merasa jika Renjun sudah terlalu lama di dalam pun akhirnya memutuskan untuk masuk ke dalam pemakaman. Saat membuka gerbang, Jaehyun dihadapkan dengan bunga-bunga Gladiol putih dan juga Lily putih yang menghiasi setiap dinding di makam itu.

Berjalan pelan, Jaehyun sejujurnya takut. Tapi ia beranikan diri untuk menghampiri Renjun yang sepertinya masih menangis.

"Renjun, are you okay?"

Renjun mendongak. Mata dan juga hidungnya terlihat memerah. Khas orang habis menangis.

"Sudah waktunya kita pulang."

"Iya hyung." Renjun menjawab dengan suara seraknya. Kemudian ia bangkit dari duduknya dan merapikan mantelnya.

"Katanya nggak nangis?" Jaehyun sedikit mengajak Renjun berbincang di perjalanan menuju mobilnya.

"Tadinya nggak nangis, tapi nggak jadi deh udah terlanjur hyung." Renjun menghela nafasnya. Ia masih sesak karena merindukan Bunda ternyata bisa semenyakitkan ini.

Jaehyun melihat keadaan Renjun yang sepertinya masih menahan tangis.

"Renjun. It's okay. Jangan dipendam sendiri. Kalau mau nangis, nangis aja nggak papa. Tapi lain kali kamu janji nggak akan kayak gini lagi. Okay?" Pertahanan Renjun pun langsung runtuh. Renjun berjongkok dan menangis tersedu-sedu disamping mobil Jaehyun.

"Hey?"Jaehyun ikut berjongkok dan menyentuh pundak Renjun yang bergetar karena tangis.

"Aku hiks aku sangat rindu Bunda hyung hiks aku ak-aku rindu Bunda." Renjun masih menangis hingga matahari yang tadinya masih bersinar terang, kini perlahan meninggalkan eksistensinya. Digantikan bulan yang menyorot hampa Huang Renjun dengan segala kerapuhan nya.

Jaehyun memeluk Renjun agar tenang. Jaehyun juga sedih menyaksikan keadaan adiknya yang selalu seperti ini jika mengunjungi makam Bundanya.

"Hyung." Renjun memanggil Jaehyun yang masih memeluknya erat.

"Kenapa? Ada yang sakit?"

Renjun menggeleng.

"Anterin Renjun jemput temen ya, sekalian ke Panti. Nanti biar pulang nya aku sama Yuta hyung aja."

"Ya udah ayo, sekalian beli smoothies sama sandwich."

Akhirnya Renjun dan Jaehyun menjemput Jeno dan juga membeli makanan dan minuman yang sudah dijanjikan Jaehyun untuk Renjun.

Mobil Jaehyun sampai di depan gerbang rumah Jeno. Renjun dengan wajah sembab nya turun dan memencet bel. Tak lama, pagar itu terbuka dan menampilkan wajah Mark Lee yang terlihat baru bangun tidur.

"Oh hai Choi Renjun."

"Jeno ada?"

"Ada kok, masuk aja. Sekalian mobilnya juga ya." Mark membuka lebih lebar pagar nya. Agar mobil Renjun bisa masuk.

Renjun berjalan pelan menuju pintu rumah Jeno. Jaehyun terlihat menunggu di mobil. Lagi pula ia tidak mengenal teman Renjun yang ini.

"Permisi." Renjun masuk dan disambut oleh bau pewangi ruangan yang beraromakan vanilla. Hal itu membuat Renjun sedikit relaks.

"Mark, Jeno mana?"

"Sebentar, gue panggilin dulu. Paling di kamarnya." Renjun mengangguk dan langsung duduk. Kepalanya agak pening karena terlalu lama menangis.

Tak lama, Jeno turun dari lantai dua rumahnya. Memakai T-shirt putih dan mantel coklat susu. Terlihat tampan menurut Renjun. Oh apa tadi?! Tidak tidak.

"Hai Ren." Jeno tersenyum canggung dan sedikit terkejut mendapati Renjun dengan muka sembabnya.

"Hai."

"Lo nggak apa-apa?"

"I'm fine. Kita langsung berangkat saja ya? Nanti makan sama gue aja kalo lo belum makan malem."

Jeno hanya mengangguk dan mereka berdua berpamitan dengan Irene.

Jeno masuk di kursi penumpang dan langsung dihadapkan dengan banyak sekali paper bag. Jangan tanya isinya apa, pasti kalian sudah tau.

"Jen, lo di belakang nggak papa kan? Soalnya gue mau duduk nggak ada space. Kebanyakan barang."

Jeno hanya mengangguk dan Jaehyun pun mulai melajukan mobilnya.

Di jalan, Jeno rasanya sudah sangat panas karena melihat bagaimana pemuda yang tengah menyetir kini menepuk-nepuk kepala Renjun yang tengah menyedot minuman dengan imutnya.

Apakah Jeno sudah tidak ada kesempatan lagi untuk memiliki seorang Choi Renjun?

Jeno tentu sangat amat tidak pantas jika di bandingkan dengan pemuda yang super sempurna dan tampan yang ia tau dengan nama Jae hyung. Jeno memilih diam bahkan sampai mereka tiba di Panti. Membuat Renjun bingung akan sikap Jeno.

Jeno yang biasanya akan mengajak nya berbicara dan bercanda walaupun tidak lucu, hari ini ia hanya diam. Bahkan hingga mengantarkan Jeno kembali ke rumahnya pun, Jeno masih mendiamkan Renjun.

Apakah Renjun salah bicara? Atau apa? Entahlah. Renjun ingin tidur saja karena sudah mengantuk.

"Dua puluh tujuh, dua puluh delapan, dua-" Renjun pun tertidur setelah menghitung domba.

Berbeda dengan Renjun yang sudah terlelap, Jeno dengan segala pemikirannya yang penuh dengan Choi Renjun dan Jae hyung pun sukses membuat nya sulit untuk terlelap.

Hingga esoknya, Jeno harus bangun kesiangan dan hampir saja terlambat masuk kelas.


—tbc


Semoga kalian nggak kepisah unit ya sayangnya Sandra 😢 Amien.

Continue Reading

You'll Also Like

455K 31.1K 46
♮Idol au ♮"I don't think I can do it." "Of course you can, I believe in you. Don't worry, okay? I'll be right here backstage fo...
756K 28K 103
The story is about the little girl who has 7 older brothers, honestly, 7 overprotective brothers!! It's a series by the way!!! 😂💜 my first fanfic...
472K 14.4K 98
Theresa Murphy, singer-songwriter and rising film star, best friends with Conan Gray and Olivia Rodrigo. Charles Leclerc, Formula 1 driver for Ferrar...
922K 21.2K 49
In wich a one night stand turns out to be a lot more than that.