[✓] Sincerely, Yours • KOOKV

By adlaidh

91.6K 11.1K 673

dimana taehyung berpikir kalau afeksi dan perhatian jeongguk punya arti lain. +kookv. +non-baku. +college!au... More

of past memories and a wedding
of anxiety and a spontaneous date
of orientation and secret attention
of unreciprocated feelings and private conversation
of morning greeting and a glass of milk
of lunch and holding hands
of wednesday afternoon and one worried man
of interrogation and that one meeting
of hiding away and honesty
of tattoos and the confession
of honeymoon phase and the road trip
EXTRA 001: of campus menfess and a jealous boyfriend
EXTRA 002: of labyrinth and his small talk

EXTRA 003: of sickness and a whining grown-ass man

6.7K 623 52
By adlaidh

Jeongguk tumbang.

Taehyung dapet kabar waktu dia selesai kelas dan muka Mingyu muncul tepat di depan sang ibu dosen saat buka pintu. Berakhirlah cowok tingkat empat itu dengan toyoran di kepala dan jadi bahan ketawaan, tapi tetap ekspresi khawatirnya nggak terhapus sedikit pun.

Bolak-balik ngomong permisi, permisi ke temen-temen seangkatan Taehyung, lantas nyamperin yang dia tuju. Taehyung yang lagi beberes sama Sejeong sontak panik waktu Mingyu bilang si Jeongguk tiba-tiba mimisan banyak banget, terus ngeluh kepalanya pusing. Ini aja hampir ilang dia di jalan. Turns out Jaehyun sama Yugyeom gerak cepet bawa dia ke klinik kampus.

"Ayo, Tae! Lo masih ada kelas gak abis ini?"

Taehyung geleng cepet. "Bang Mingyu duluan, aku sama Sejeong. Di klinik kampus, kan? Mas Jeongguk udah makan belum tadi? Aku—aku beliin makan dulu, sama minum, sama—"

"Tae, Tae, hei." Sejeong berentiin Taehyung yang keliatan panik; gimana enggak. Baru selesai kelas udah digeber sama Mingyu, tetiba bilang Jeongguk berdarah-darah. "Lo ikut sama bang Mingyu aja, oke? Gue beliin makanan sama minum. Lo sendiri juga belum makan kan tadi? Bang, temenin Tae ya."

Mingyu itu ngebutan orangnya.

Tambah karena sahabatnya di klinik, tambah ngebut ajalah. Taehyung mesti pegang kuat-kuat jaket cowok itu supaya gak kelempar ke belakang. Tinggi juga, dia tuh kecil cuy. Harus dikantongin emang.

Mereka sampe gak makan waktu lama—hasil nyetirnya Mingyu dan umpatan klakson waktu masih di daerah kampus.

Jaehyun, Yugyeom sama Seokmin udah pada berjejer di kursi ruang tunggu. Tiga-tiganya angkat muka waktu Taehyung sama Mingyu dateng.

"Masih ada dokternya di dalem," jelas Yugyeom; kasih spasi buat Taehyung duduk. "Gak papa kok, Tae. Kata susternya sih tadi si Jeongguk tekanan darahnya rendah. Kecapekan kali dia. Nginep terus di lab soalnya. Sama masuk angin."

"T—tapi sampe mimisan?"

"Efek samping. Kalo gak gitu, mana ngerti si bocah kalo dia sakit?" Seokmin motong; dia yang sebelas dua belas sama Taehyung. Panik juga. Sebagai temen satu lab, keliatan dia nyesel gak notis dari awal. "Besok-besok gue jewer suruh pulang sampe dia overwork lagi. Kalo perlu gue lapor lo, Tae."

Taehyung cuma ngangguk pelan; literally hanya butuh liat Jeongguk secepatnya terus konfirmasi kalo pacarnya gak sakit aneh-aneh. Ada sedikit self-blaming juga karena Taehyung bahkan cuma temu muka gak sampe sepuluh menit selama empat harian kemaren. Jeongguk sibuk di lab, Taehyung makin ditelen sama jadwal rapat. Begitu sampe kosan, cuma saling kirim chat aku udah di kosan mas dijawab oke, selamat istirahat sayang.

Iya, udah sayang-sayangan. Sampe Taehyung pengen gigit kusen saking seneng.

Begitu dokter manggil, Mingyu persilakan Taehyung buat maju duluan. Bareng Yugyeom; karena cowok itu yang barusan daftarin Jeongguk. Di belakangnya, Jaehyun sama Seokmin; baru Mingyu.

"Gimana dok?" Jaehyun tanya duluan. Keliatan nggak akan kaget kalo misalnya sahabatnya butuh dirawat.

"Terlalu forsir kerjaan sepertinya ya, tekanan darahnya rendah banget. Tahun akhir?" Si bu dokter tanya balik; kantongin stetoskop di jas putihnya. "Seenggaknya tiga hari ke depan harus ada yang make sure dia istirahat, nggak boleh ke luar kasur kalau perlu. Anak rantau ya? Orang tuanya di luar kota?"

Denger penjelasan dokter, Mingyu angkat bicara. "Tenang, dok. Bakal ada yang jagain 24/7 kok nanti. Dan dijamin bakal nurut bocahnya," jelasnya sembari remas-remas bahu Taehyung.

Melihat itu, bu dokter mengangguk paham lalu larikan pandang ke arah Taehyung. "Oh, syukurlah kalo gitu. Tolong dijagain ya mas pacarnya. Tahun akhir iya, tapi kesehatan lebih penting. Saya tinggal dulu. Nanti suster kasih tau kalau sudah boleh pulang. Barusan saya suntik vitamin soalnya."

Yugyeom wakilin yang lain bilang terima kasih; lalu satu per satu masuk ruang UGD di mana Jeongguk masih tiduran.

"Culik aja udahlah. Tau sendiri dia kalo tidur udah kayak kukang." Mingyu komentar asal; kemudian digeplak kanan kiri oleh Seokmin dan Jaehyun sementara Taehyung practically menghambur ke samping tempat tidur.

"Dek, kita tinggal dulu, ya? Kata Mingyu nanti Sejeong bakal nyusul kan? Kita berempat masih ada kelas. Kabarin aja kalau ada apa-apa, ya?" Yugyeom tepuk pelan bahu Taehyung. "Nanti biar Jeongguk naik mobil Jaehyun aja. Motor dia biarin di kampus. Kelar kelas kita jemput, oke?"

"E—eh, iya makasih bang." Taehyung jawab; masih ada sisa panik di ujung matanya. "Nanti aku pasti kabarin kalau ada apa-apa. Sejeong pasti bentar lagi nyampe kok."

"Jangan lupa makan juga, Tae." Itu Mingyu yang ingatkan. "Gue udah ngabarin anak-anak kosan juga. Bang Yoongi mau mampir juga kalo sempet. Dia lagi bimbingan kayaknya."

Yang diingatkan mengangguk.

"Ya udah dek, kita balik dulu ya."

Muka Jeongguk masih pucet; dia juga masih komentar seluruh mulutnya pahit. Berdiri sedikit, pandangannya muter. Mingyu, Yugyeom sama Jaehyun bener-bener kerja keras naikin dia ke kamar Taehyung—alesannya kalo di bawah bakal keberisikan kalo ada motor masuk. Dan Taehyung pun jauh dari kata keberatan tentang ini.

Bolak-balik tanya mas Jeongguk butuh apa? Mau minum? Makan crackers, ya, barusan makannya cuma empat sendok yang masuk. Yang semuanya dijawab gelengan pelan. Emang dasar masih curi kesempatan dalam kesempitan, cuma minta Taehyung duduk deket kasur dan mainin rambutnya.

Si adik tingkat kesel. Pasang muka merajuk, tapi tetep dijalankan. Kentara masih khawatir yang dibalas senyum kecil. Sialan memang. Nggak salah kalau Jaehyun save nomor sahabatnya pakai nama Jamet Bucin.

"Mas Jeongguk kenapa sih sampe sakit gini? Pasti kemaren ketiduran di lab kan dari siang? Bangun udah sore, runningnya selesai terus malah dilanjutin sampe malem, terus males beli makan, terus malah tidur lagi. Pas bangun masih di lab besoknya lanjut nge-run, terus diulang lagi, terus—"

"Terus kamu nabrak, dek," kekeh Jeongguk geli. Dia ambil tangan Taehyung satunya, digenggam, selisipkan jemari di antara milik pacarnya. Genggam lagi. Taehyung bungkam. "Mas kangen, dek."

Bibir Taehyung makin mengerucut. Auto ke luar topik. Bucin iya, bego jangan please, kalau kata Mingyu. Seokmin bahkan pesankan tadi. Kalau Jeongguk meracau, mungkin karena dia kebanyakan hirup biogas—proyek thesis mahasiswa S2 di laboratorium yang sama.

"Mas kebanyakan nyium bau kotoran sapi, ya?" Taehyung tanya dengan nada inosen. "Tidur lagi aja, ya? Aku sambil nugas. Ga ke mana-mana kok."

"Gak mau."

"Ih! Disuruh dokternya tuh mas harus banyak-banyak istirahat." Taehyung bilang lagi. "Tidur, ya? AC-nya mau aku kecilin nggak suhunya? Atau udah pas?"

"Temenin mas sini. Mau peluk." Jeongguk coba lagi. Biasanya Taehyung itu gak tegaan. Pasti sebentar lempar kalimat merengek bakal luluh juga. Walaupun Jeongguk udah janji sama diri sendiri buat nggak akan ganggu waktu belajar pacarnya, buat kali ini, Jeongguk beneran kangen. Sampe mau pingsan lagi, ceunah.

Kerut di dahi Taehyung auto makin kebentuk. "Mas Jeongguk nggak demam lagi, kan?" bubuhnya, lebih kepada diri sendiri; sebelah lengan terangkat dan tempelkan punggung tangan ke dahi mas pacar. "Nggak anget kok ...."

"Ya emang udah nggak demam lagi, dek ...." Jeongguk senyum kecil, cuma masih sedikit pusing. "Temenin mas ya? Please?"

Sesuai prediksi Jeongguk, permintaannya dikabulin. Iyalah. Mana tega Taehyung?

Siapkan spasi buat adek pacar—iya, Taehyung tetep harus nyaman, masa bodoh punggung si senior harus merapat ke dinding—Jeongguk sambut Taehyung yang langsung benamkan diri ke pelukannya. Hangat. Secara harfiah pula karena masih belum pulih. Ujung hidung raup rakus aroma Jeongguk—campuran bau pewangi dari sprei Taehyung dan cologne ringan.

"Aku panik waktu bang Mingyu ke kelas," lirih si adik tingkat. "Apalagi pas dibilang mas Jeongguk sampe mimisan."

Ada hela tawa yang mengambang. "Maafin mas, ya? Iya. Mas kemaren forsir skripsi. Antara pengen cepet selesai dan butuh pelarian juga. Anak-anak udah mulai bikin kesimpulan. Grup keluarga mulai banyak foto wisuda—"

"Mas ih!" Kebiasaan Taehyung, kalau kesal sama Jeongguk pasti bawaannya pengen lempar bantal—soalnya kasian kalau sendal. Berhubung sakit, Taehyung cukup cubit pinggangnya. "Jangan mikir gitu! Semua orang punya waktunya masing-masing. Ya mungkin sodara-sodara mas Jeongguk gak butuh sample hasil uji buat bikin laporan? Gak harus ke luar kota nyari raw materialnya. Gak selalu sikut-sikutan sama mahasiswa lain buat bimbingan.

"Aku gak mau mas sakit karena hal-hal kayak gini." Taehyung mengeluh lagi. "Mas mau semuanya serba buru-buru terus nanti hasilnya jelek? Apalagi kan mas bilang kalo skripsi mas ini masuk ke proyeknya dospem? Pasti beliau gak mau juga kan, hasilnya gak akurat?"

Sejemang ruangan hening. Jeongguk yang masih proses kata-kata Taehyung, pun si adek pacar yang masih terkagum sama diri sendiri. Bijaksana. Terlalu banyak ngobrol sama mantan kahima soalnya.

Sebelum Taehyung sempat buka mulut lagi, Jeongguk lebih dulu bungkam dia.

Sekarang, kalau mau ambil jatah cium, gak perlu lagi minta izin. Yah. Walaupun nanti Taehyung-nya bakal super merah dan gak berenti cubitin mas pacar sih.

"Pacar mas udah dewasa. Seneng dengernya," gumam Jeongguk, benamkan wajah di puncak kepala Taehyung. "Iya. Mas akuin kemaren mas serba buru-buru. Mau cepet selesai, mau cepet lulus, mau cepet ... halalin kamu—adaw! Deeek, mas jangan digigit. Kamu suka gigit-gigit ya ternyata, oke noted."

"Mas mesum ih!" Taehyung auto mundur, bokongnya ke luar kasur dan lantas jatuh terduduk di karpet. "Kan sakit ...."

Jeongguk tertawa lebar sekarang. Bangun dari tidur lantas angkat Taehyung yang waktu itu pasrah duduk di karpet. Merajuk. Kryptonite untuk Jeongguk.

"Sini, pacarnya mas, harus dijagain supaya gak diambil orang." Bilang demikian sembari dudukkan Taehyung di pangkuan. Masih merah muka si adik tingkat. Tambah lagi waktu Jeongguk gak permisi cium-cium lagi.

"Mas Jeongguuuuuuk!

"Dek! Aduh jangan dijewer masnyaaa!"

Continue Reading

You'll Also Like

42.7K 7.2K 25
Min Yoongi tak pernah menyangka, kembalinya ke kota kelahiran sang ibu akan membawanya bertemu dengan sang preman Park Jimin, pemuda cantik sang peng...
7K 912 14
Taehyung tidak tahu, bahwa inisiatifnya untuk melewati jalan pintas yang tak pernah ia lewati, justru membawanya bertemu sesosok pemuda misterius. :...
Orange By off.

Fanfiction

48.8K 3.6K 3
"Taehyung akan tersiksa di hari-hari heatnya yang datang dalam beberapa bulan sekali. Seperti yang kau katakan barusan; sensitif, agresif, mood swing...
67K 7K 9
[COMPLETE] "orang bilang Taehyung Winata kesayangannya Jeongguk Ardian. jadi ga mungkin saya lupa sama kesayangan saya sendiri, kan?" KookV + au ©guk...