PACARKU PRESIDEN MAHASISWA

By Maisa_risa

15.9M 376K 31.7K

#Peringkat 1 teenfiction 16 Maret 2020 # Peringkat 1 Cinta 23 Maret 2020 # Peringkat 1 Remaja 3 April 2020 #... More

AWAL OSPEK
Sampai kapan?
Farrel dah Raffael
Aku lagi yang salah.
Malam yang ditunggu
Alista!!
Farrel marah
Makan siang?Omong kosong
Siapa yang marah?
Asalkan mau mengerti saja
Minggu!!!!
Ha! berlebihan katanya.Gila!
Break!!
Naif!
Putus?
Pandu sakit!
Promo PPM

Menyebalkan

310K 24.2K 1.8K
By Maisa_risa

Budayakan sebelum membaca meninggalkan vote ya, trus jangan lupa komen. Happy reading.. jadilah reader yang baik. Oke..

***
Sarah sudah tidak tau lagi bagaimana menenangkan Airin sekarang, setelah kejadian itu Airin tampak sangat murung. Dan goodnya dijam istirahat gadis itu malah menangis bersembunyi dibalik pohon.

" Rin, udah dong jangan nangis lagi." Sarah mengelus pundak Airin.

" Hiks hiks, kok kak Pandu jahat banget sih sama aku? Dia nganggap aku pacarnya atau nggak sih?" Ujar Airin terisak.

" Kamu harus ngertiin kak Pandu juga dong. Biasanya kamu juga bisa ngertiin kak Pandu. Lagian kan kamu juga salah Rin, masa kamu tidur disaat kak Pandu ngomong."

" Iya-iya kan aku nggak tau hiks hiks. Dia tega banget bentakin aku didepan banyak orang Sarah."

Flashback on

" Apa yang kamu lakukan disana? Tidur?!" Tanya Pandu dengan suara yang agak membentak, namun cukup membuat Airin dan orang yang mendengarnya sedikit terlonjak kaget.

" Ma-maaf kak." Kepala Airin masih tertunduk.

" Coba ulangi lagi apa yang saya tanyakan kepada semua orang disini tadi."

Airin meremas-remas jarinya cemas. Apa yang mau dia ulangi, mendengar saja tidak.

" Kamu anggap apa ospek ini? Ajang lelucon atau tempat kamu bercamping? Iya?!" Airin hanya menjawabnya dengan menggelengkan kepalanya tanpa berani mengangkat kepala.

" Buat kalian semua! Jika kalian tidak menganggap serius ospek ini silahkan keluar dari gedung ini. Dan nilai ospek kalian tetap saya kasih lulus. Kami tidak memerlukan mahasiswa yang tujuannya hanya mencari nama kampus, ipk tinggi atau sekedar mencari kepopuleran. Pintu keluar gedung ini terbuka luas bagi kalian semua!" Ujar Pandu tegas, tapi sepertinya ucapan Pandu cukup membuat beberapa mahasiswa baru lainnya tertunduk kepala.

" Dan kamu!." Tatap tajam Pandu kepada Airin." Kalau menganggap ospek ini tidak perlu, silahkan keluar dan kamu saya nyatakan lulus saat ini juga!."

"Sa-saya minta maaf kak."

Srekk

Pandu langsung dibuat termenung seketika disaat bahu gadis yang dihadapannya sekarang bergetar. Shit! Apa yang dia lakukan? Kenapa ia terlalu keras dengan gadisnya sendiri. Ya tuhan ingin sekali saat ini juga ia memeluk gadis ini, tapi bukan dihadapan semua orang.

" Kamu boleh turun." Ujar Pandu sambil mengalihkan pandangannya kearah lain.

" Makasih kak." Dengan kepala yang kembali tertunduk, Airin turun dari podium dan sesekali menghapus air matanya.

" CK, dasar gadis nggak tau aturan. Emang enak dimarahin didepan umum?."

Tangan Airin mengepal kuat dibuatnya disepanjang ia berjalan ketempatnya semua orang menatapnya dengan tatapan sinis dan bahkan membicarakan yang tidak-tidak. Tidak di SMA, kuliah semua orang memandangnya seorang gadis yang tidak tau aturan dan bahkan waktu SMA banyak siswi yang membullynya karena menganggap ia tidak pantas dengan kak Pandu yang memiliki kewibawaan dan disiplin.

" Sialan sih Pandu, dia buat adik gue nangis." Ujar Raffael kesal.

" Pandu melakukan hal yang tepat."

" Bukan Abang Airin lo emang." Kesal Raffael.

" Airin harus belajar apa arti penting dari sebuah disiplin. Dan pelajaran hari ini nantinya akan selalu dia ingat. Dan lo!." Tatap tajam Farrel."Jangan terlalu memanjakan dia." Ujar Farrel berlalu pergi meninggalkan Raffael.

" Perasaan yang selama ini manjain dia entah siapa? Malah gue yang kena. Sialan benar lo nyalahin gue."

Flashback off

" Udah ya Rin, jangan nangis lagi. Waktu istirahat juga mau habis. Mending kita balik sekarang dari pada kena marah lagi."

" Biarin! Marahin aja terus.",

" Udah-udah kesalnya nanti aja. Sekarang kita masuk." Sarah mendorong punggung Airin dari belakang supaya beranjak dari sana.

Pukk.

Disaat Airin dan Sarah masuk kembali kedalam gedung itu, Airin tidak sengaja bertumbukan dengan benda keras yang membuat Airin meringis sambil mengusap keningnya yang terasa sakit.

" Maaf, aku nggak seng,"ucapan Airin berhenti begitu saja saat mendongakkan kepala, ternyata yang ia tabrak itu adalah Pandu.

" Kalau jalan jangan menunduk,"ujar Pandu.

" Lain kali hati-hati ya," ujar gadis yang seingat Airin bernama Alista.

" Iya kak, maa."

Belum lagi Airin melanjutkan ucapannya, Pandu terlebih dahulu pergi begitu saja. Sakit? Jangan ditanya lagi, namun rasa sakit itu lebih mendominasi ketika melihat kebersamaan pacarnya sendiri dengan gadis lain.

"Udah wajahnya jangan ditengkuk gitu. Lagian Airin kan udah biasa lihat kak Pandu jalan sama sekretarisnya. Buktinya sampai sekarang, kak Pandu tetap setia kan?"

" Tapi entah kenapa rasanya kali ini beda Sar."

" Itu asumsi kamu saja, ayok masuk."

Airin mengangguk paham.

Sesuai dengan ucapan Pandu tadi, mereka akan bertemu didekat danau setelah Ospek. Sebenarnya Airin berniat langsung pulang saja, tapi ketika ia baru saja beranjak keluar dari balairung, satu pesan masuk ke via WhatsApp miliknya.  Dan itu berasal dari Pandu.

Dan lagi-lagi seperti biasanya ia harus menunggu pria itu karena harus mengurus beberapa hal. Ya Airin sudah pasrah dengan situasi yang seperti ini dan sudah paham urusan apa itu. Tapi untuk sekarang Airin tidak mempermasalahkan akan hal itu, karena duduk ditepi danau seperti ini sungguh menenangkan hatinya, terlebih lagi suara musik dengan earphone yang terpasang ditelinganya. Menyenangkan bukan?.

Tanpa Airin sadari kalau ada seorang pria yang sekarang sudah berdiri didepannya dengan menatap teduh gadisnya yang sekarang sedang memejamkan mata. Namun sedikit merutuki gadis ini, karena siapa saja kalau ada pria lain yang melihat gadisnya sedang seperti ini terlebih dahulu. Bisa dipastikan pria itu akan terpana dengan wajah yang tenang ini.

" Musiknya bagus banget ya?"

Airin mengerutkan alisnya disaat samar-samar mendengar suara seseorang disini. Dengan perlahan Airin membuka matanya, ketika mata itu terbuka dengan sempurna, Airin langsung berdiri disaat melihat siapa yang sekarang dihadapannya.

" Maaf aku nggak tau kakak udah disini,"Airin melepaskan earphonenya dan melihat ke sumber suara.

" Ponsel kamu mana?"

" Bu-buat apa?" Ya kegugupan Airin seperti ini semakin buat Pandu semakin ingin memeriksa ponsel gadis ini.

" Airin! Jangan buat aku mengulang lagi pertanyaanku tadi."

Airin benar-benar merutuki dirinya sendiri, seharusnya dia tidak setuju pergi ke danau kalau tau seperti ini ujungnya. Dan bodohnya ia lupa menghapus dua aplikasi itu yang jelas-jelas Pandu sudah pernah menghapusnya. Habis sudah la dia sekarang.

" Sudah berapa kali aku bilang, jangan pasang aplikasi ini lagi diponsel kamu. Akibatnya seperti tadi kan? Kamu sampai ketiduran waktu ospek tadi. Semalam jujur, kamu ngapain aja? Dan tidur jam berapa?"

" Aku-aku tidur jam sepuluh doang."

Pandu melangkahkan kakinya selangkah lagi sehingga hanya sedikit jarak diantara mereka.

" Apa aku harus mengajari kamu untuk berbicara jujur hmm?" Pandu meraih ujung dagu Airin sehingga pandangan mereka saling beradu dengan jarak yang begitu dekat.

Dan hal itu berhasil membuat Airin menahan napasnya sesaat.

" Kamu tau kan? Aku nggak suka mengulang pertanyaan yang sama?" Dan sekarang leher Airin rasanya meremang disaat Pandu berbicara pelan tepat disamping telinganya.

" Iya-iya aku akan jawab jujur."

" Bagus, sekarang jelaskan."

Huff akhirnya Airin bisa bernapas lega disaat pandu sedikit menjauh darinya.

" Aku kemaren malam tidur jam satu."

" Apa aja yang kamu lakukan?" Kalau jawaban Airin itu membaca buku, Pandu akan memakluminya, tapi kalau jawabannya bermain game atau nonton film drama. Itu tidak bisa dikasih toleransi.

" Aku nonton sama main game." Ujar Airin memicingkan matanya takut.

" Sekarang dua aplikasi kasih ini sudah aku hapus."

Mendengar akan hal itu Airin membulatkan matanya.

"Kok kakak hapus lagi sih? Kan downloadnya pakai data yang besar."

" Akibat dari dua aplikasi ini kamu sering kali menghabiskan waktu dengan cuman-cuma. Dan buktinya seperti tadi, kamu tertidur saat ospek berlangsung. Ini terakhir kalinya kamu memasang dua aplikasi ini, dan jangan coba-coba untuk mendownloadnya kembali. Kalau tidak aku akan larang kamu pakai ponsel android lagi."

" Jangan, aku nggak mau lagi pakai ponsel yang begituan."

Airin benar-benar tidak mau hal itu terjadi, cukup waktu itu saja Pandu melarangnya pakai ponsel android karena masalah yang sama. Waktu itu Ia terlambat pergi sekolah karena nonton meraton sampai malam dan alhasil ia sampai dihukum membersihkan toilet karena terlambat dan sialnya yang memberinya hukuman itu Pandu sebagai ketua OSIS.  Sejak itu pandu melarang Airin memakai ponsel android selama enam bulan, dan itu syaratnya ia tidak boleh terlambat sama sekali selama enam bulan.

" Bagus, sekarang jawab aku. Kenapa kamu datang dengan pria itu."

Airin sedikit bingung maksud dari pertanyaan Pandu." Mmm maksud kakak, Gavin?"

" Hmm."

" Tadi tu aku turun dari mobil bang Farrel dijalan. Pas aku niat buat minjam sepeda kampus ternyata nggak bisa kalau nggak pakai KTM. Trus Gavin lewat dah nawarin bantuan. Ya ceritanya gitu."

Srekkk

Airin sedikit terkejut karena dengan tiba-tiba Pandu meraih tangannya dan sekarang tubuhnya dengan Pandu saling berdekapan. Dan Airinpun juga nggak tau apa yang menyebabkan  Pandu memeluknya dengan tiba-tiba.

Pandu membenamkan kepalanya dipundak Airin sambil mencium aroma vanila yang sangat ia sukai dari tubuh gadisnya.

" Maaf, aku udah buat kamu nangis dan bentakin kamu seperti tadi. Aku benar-benar minta maaf."

" Kak kamu nggak salah, yang salah disini tu aku yang tidak disiplin. Kadang aku merasa tidak pantas."

Pandu menegakkan kepalanya dari bahu Airin memegang kedua bahu Airin dan menatap nanar dua bola mata hitam ini.

" Jangan lanjutkan lagi, atau aku akan kasih kamu hukuman. Satu yang harus kamu yakinkan didalam hati kamu, kalau tidak akan ada lagi gadis selain kamu, sekarang atau untuk selamanya."

Walaupun Airin sudah pernah mendengar ucapan ini dari Pandu sebelumnya, nyatanya ucapan ini selalu bisa membuat Airin tertegun.

" Ih kakak tu nyebelin, pemaksa, suka marahin aku, tapi-tapi hiks hiks."

" Tapi apa hmm?." Pandu menghapus air mata gadisnya.

" Tapi aku sayang sama kakak."

CK dasar memang gadis ini, udah jadi mahasiswi masih saja terlihat polos.

Cup

Satu kecupan kening berhasil membuat Airin berhenti menangis dan bahkan ia dibuat termenung beberapa sesaat menetralisir apa yang baru saja terjadi.  Dan ia bisa bertaruh kalau pipinya sekarang sudah memerah.

" Kamu demam?"

" Apa? Demam? Nggak kok aku nggak demam."

" Tapi pipi kamu kenapa merah?"

" Nggak merah tu." Airin menepuk-nepuk pipinya.

" Sini aku cek kalau memang nggak."

Cup cup.

Sekali lagi Pandu mencium kedua pipi gadisnya dah itu benar-benar buat Airin tidak bisa mengatakan hal apapun lagi selain merutuki pria ini.

***

See you next part guys.....

Continue Reading

You'll Also Like

188K 8.5K 17
Level tertinggi dalam cinta adalah ketika kamu melihat seseorang dengan keadaan terburuknya dan tetap memutuskan untuk mencintainya. -𝓽𝓾𝓡𝓲𝓼π“ͺ𝓷�...
538K 6.6K 23
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
1.1M 109K 58
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
411K 43.2K 19
*Spin off Kiblat Cinta. Disarankan untuk membaca cerita Kiblat Cinta lebih dulu untuk mengetahui alur dan karakter tokoh di dalam cerita Muara Kibla...