ARSENA -Sejauh Bumi dan Matah...

Oleh wgulla_

12.5M 854K 48.8K

Warning ⚠⚠⚠!! [FOLLOW DULU SEBELUM BACA KARENA PART DI PRIVATE] setiap orang yang baca cerita ini akan jadi S... Lebih Banyak

Prolog
BAB 1
BAB 2
BAB 3
BAB 4
BAB 5
BAB 6
BAB 7
BAB 8
BAB 9
BAB 10
BAB 11
BAB 12
BAB 13
BAB 14
BAB 15
BAB 16
BAB 17
BAB 18
BAB 19
BAB 20
BAB 21
BAB 22
BAB 23
BAB 24
BAB 25
BAB 26
BAB 27
BAB 28
BAB 29
BAB 30
BAB 31
BAB 32
BAB 33
BAB 34
BAB 35
BAB 36
BAB 37
BAB 38
BAB 39
BAB 40
BAB 41
BAB 42
BAB 44
BAB 45
BAB 46
BAB 47
Bab 48
Bab 49
BAB 50
BAB 51
BAB 52
BAB 53
BAB 54
BAB 55
BAB 56
BAB 57
BAB 58
BAB 59
BAB 60
Bab 61
bab 62
Bab 63
Bab 64
Bab 65
Bab 65
Bab 66
BAB 67
Bab 68
Bab 69
Extra part Arsena 18+
extra part Arsena 21+ karya karsa
Open PO

BAB 43

116K 8.8K 256
Oleh wgulla_

Love dulu buat part ini ♥️

***

Kamu adalah rumah tempatku kembali. Karena bersama denganmu surga terasa di dekapanku. Dan aku tidak akan membiarkan siapapun merenggut surgaku dan juga surga untuk anak-anakku.
-
-

Arsena jongkok di samping Afiqah. Selepas pulang dari rumah sakit dan meminta izin satpam untuk mengambil bunga, mereka langsung menanam bunga itu di halaman depan Arsena. Rumah yang memiliki kebun kecil yang memang sudah terdapat beberapa bunga seperti anggrek bulan, mawar merah, dan beberapa bunga lainnya.

Afiqah nampak senang menanam bunga tersebut. Apalagi melihat bunganya berjejeran dengan bunga-bunga lainnya. Rumahnya seperti surga yang dipenuhi dengan aneka bunga.

"Cuci tangan dulu yuk." Ajak Arsena melihat tangan mereka kotor karena tangan. Afiqah menurut bahkan disaat Arsena dengan dengan overprotektif menuntun Afiqah ke dekat kran.

Pria itu berdiri di belakang Afiqah dengan posisi seperti memeluk gadis itu dari belakang, apalagi mereka membungkuk karena posisi kran yang rendah. Hal itu membuat Afiqah menelan ludah gugup, badan mereka begitu erat menempel satu sama lain. Ia bisa merasakan dada bidang Arsena yang hangat menempel dengan punggungnya.

Tangan Arsena dengan terampil menyalakan kran lalu membantu Afiqah mencuci tangan. Bahkan menyabuni tangan gadis itu, dan menggosoknya. Afiqah terpaku dengan sikap Arsena yang menurutnya berlebihan. Ia itu hanya hamil bukan sakit. Tapi Arsena tidak pernah membiarkannya  melakukan hal-hal itu sendiri. Padahal ia bisa melakukan semua ini sendiri tapi pria itu malah memperlakukannya seperti anak kecil. Bukannya ia tidak suka, hanya saja jantungnya tidak terbiasa harus berdebar. Sedangkan Arsena nampak biasa saja melakukan itu berbeda dengan dirinya yang masih belum terbiasa dengan keintiman yang pria itu ciptakan.

Afiqah menatap Arsena dari samping. Pria itu tampak serius membersihkan tangannya bahkan menggosoknya ke sela-sela jari tanpa terlewat sedikitpun. Merasa diperhatikan Arsena mengalihkan tatapannya ke Afiqah. Mereka saling menatap dalam satu sama lain. Kening Arsena berkerut seakan tidak mengerti maksud dari tatapan Afiqah tanpa mematikan kran air.

"Ada apa dek?" Tanya Arsena bingung, melihat istrinya menatapnya begitu dalam. Afiqah menelan ludah, pipinya bersemu malu.

"Ah itu mas,"

"Apa?" Tanya Arsena bingung, namun bukannya mendapat jawaban. Ia malah mendapat cipratan air dari gadis itu.

"Aishhh... Gadis nakal..." Keluh Arsena tak kala Afiqah tidak henti mencipratkan air ke wajahnya. Gadis itu tertawa melakukan itu apalagi melihat wajah Arsena yang ia ciprati.

"Hahahaahhaa." Melihat wajah Arsena yang sengsara Afiqah tertawa. Arsena berdecak kemudian ikut menyiram air ke wajah Afiqah. Hal itu membuat Afiqah diam karena terkejut. Wajahnya berubah menjadi kesal, bibirnya mengerucut tak suka. Gadis itu langsung berdiri dan berbalik badan dari arah Arsena.

"Ihh curang..." Ujar Afiqah kesal. Karena Arsena menyiramnya disaat ia sedang tertawa. Gadis itu tertawa melakukan itu apalagi melihat wajah Arsena yang ia ciprati.


Arsena menghela napas, kemudian mematikan kran. Pria itu berdiri di belakang Afiqah. Kemudian membalikkan badan gadis itu ke arahnya.

"Kamu marah dek sama mas."

"Mas Arse nyebelin."

"Mas memang nyebelin kok."

"Mas Arse jahat."

"Iya Mas yang jahat dek."

"Mas Arse jelek."

"Yakin mas Arse jelek?" Tanya Arsena sambil mengedipkan matanya ke arah Afiqah. Hal itu membuat pipi Afiqah merona malu. Karena Arsena nampak mempesona di matanya. Pria itu terlihat menawan dan membuatnya berdebar.

"Iihhh, mas Arse sukanya gitu." Rajuk Afiqah.

"Kamu haus tidak mas buatin minum mau?" Tanya Arsena mencoba mencari pembahasan lain.

"Mau." Afiqah mengangguk menjawab pertanyaan Arsena.

"Duduk dulu, mas buatin bentar di dapur." Kemudian pria itu menuntun Afiqah untuk duduk di salah satu kursi di taman kecil itu. Kemudian Arsena masuk ke dalam rumah untuk membuatkan Afiqah minuman. Pria itu tidak ingin Afiqah kecapean. Gadisnya sedang hamil, dan ia tidak ingin Afiqah sakit seperti kemarin.

Afiqah menatap bunga mawar itu sambil tersenyum-senyum sendiri. Hari ini sungguh indah, melakukan hal-hal kecil bersama Arsena. Ternyata benar cinta itu sederhana tidak serumit yang ia kira dulu. Disaat ia masih menyukai Andreas.

"Afiqah." Panggil seseorang.

Suara itu membuat Afiqah menoleh. Ia terkejut mendapati Andreas di hadapannya. Tanpa sadar Afiqah berdiri dari duduknya. Ia tidak menyangka jika Andreas akan menemuinya. Padahal ia sudah mencoba mengabaikan pria itu untuk tidak membalas pesannya. Kenapa pria itu ada di sini? Bukannya Andreas ada di rehabilitasi?

Andreas mendekat lalu memeluk Afiqah. Mendapat pelukan itu Afiqah berusaha memberontak, tapi justru sebaliknya Andreas menahan gadis itu.

"Lepas..."

"Sekali ini saja, biarkan aku memelukmu setelah itu aku tidak akan lagi mengganggumu." Afiqah hanya diam, tubuhnya bergetar kaku, ia takut jika ia melawan Andreas akan melukainya seperti dulu, masih terekam jelas di ingatannya bagaimana peristiwa disaat Andreas melukai pipinya dengan pisau.

Walau dihatinya merasa bersalah kepada Arsena. Namun itu hanya berlangsung beberapa detik. Karena Arsena datang dan menerjang Andreas. Pria itu menarik Afiqah untuk berada di belakangnya.

"Ada perlu apa kamu kesini? Siapa yang mengizinkanmu kesini? Dan siapa yang mengizinkanmu menyentuh milik saya? Apa kamu lupa dengan ucapan terakhir saya?" Desis Arsena tidak suka melihat Andreas.

"Aku kesini karena merindukan Afiqah, begitupun pelukannya." Andreas tidak mengerti jika ucapannya itu membuat Arsena emosi.

Arsena menarik kerah kemeja Andreas lalu meninju rahangnya dengan kencang hingga keluar darah dari sudut bibirnya. Ia tidak suka jika ada yang menyentuh miliknya apalagi merindukan istrinya. Hanya dia yang boleh melakukan hal itu.

"Asal kamu tahu saya tidak akan membiarkan istri dan anak saya di rebut olehmu." Jelas Arsena.

Andreas yang mendengar itu berdiri dengan kaku. Jadi Afiqah hamil, hati Andreas tertikam seketika. Bahkan disaat ia baru ingin memulai harapannya sudah hancur begitu saja.

"Kamu boleh mencintai siapapun, kecuali Afiqah. Karena dia adalah milik saya. Dia My-Mate." Tegas Arsena sambil memeluk Afiqah.

Sambil menyeka darah di sudut bibirnya Andreas pergi tanpa suara meninggalkan mereka. Rasanya harapan yang ia bangun hancur sudah.

****
"Kamu tidak apa-apa?" Tanya Arsena khawatir. Pria itu menuntun Afiqah untuk duduk lalu membantu istrinya untuk minum teh hangat yang telah ia siapkan.

"Maaf." Ujar Afiqah disaat selesai minum.

"Kenapa harus minta maaf? Kamu tidak salah."

"Tadi Afi membiarkan Andreas memeluk Afi."

Arsena bersimpuh di depan Afiqah mensejajarkan badannya dengan gadis itu, lalu tangannya memegang bahu Afiqah lembut.

"Mas percaya sama kamu, kamu tidak akan mengkhianati mas. Bahkan mas bisa melihat tubuh kamu bergetar kaku ketakutan di peluknya. Berbeda jika dipelukan mas, mau coba?" Belum sempat Afiqah menjawab. Arsena sudah lebih dahulu memeluknya.

"Hangat dan nyaman bukan rasanya?" Tanya Arsena.

Afiqah mengangguk malu-malu menjawab itu. Kemudian Arsena melepaskan pelukan itu. Memegang bahu Afiqah dan menatapnya dalam-dalam.

"Bagi mas, kamu adalah rumah tempat mas kembali. Karena bersama denganmu surga terasa di dekapan mas saat ini. Dan aku tidak akan membiarkan siapapun merenggut surgaku dan juga surga untuk anak-anakku.." Ucap Arsena sambil menangkup wajah Afiqah.

Mendengar itu Afiqah langsung mengecup bibir Arsena cepat.

"Sayang mas Arse."

"Mas juga."

"Kalau besok masuk sekolah maukan?" Pinta Arsena yang tiba-tiba mengingat janjinya pada ayah Afiqah agar anak gadisnya tidak kehilangan masa mudanya. Meski sekolahnya tidak ada pelajaran lagi, tapi ia hanya istrinya tidak menyendiri dan tertekan di rumah. Afiqah mengangguk menjawab itu.

****
Follow Instagram @wgulla_ atau @arse_fa

Love you ♥️
gimana part ini?

spam next di sini!

1000 komen ya guys

Yuk Follow Instagram @wgulla_
Atau @arse_fa

Ada yang mau disampaikan ke Arsena?

Ada yang mau disampaikan ke Afiqah?

-

Lanjutkan Membaca

Kamu Akan Menyukai Ini

12.5M 918K 52
(TERSEDIA DI GRAMEDIA) PART TIDAK LENGKAP ⚠️ "Jika laki-laki itu bisa mengancam akan mengeluarkan Queenzie dari kelas, Queenzie juga bisa mengancam a...
1.3M 15.5K 6
PINDAH LAPAK KE INNOVEL/DREAME FOLLOW SEBELUM MEMBACA BELUM DI REVISI Mengandung adegan-adegan receh tiap part-nya jadi kalo nggak mau ketawa-ketawa...
354K 18.2K 37
[COMPLETED] Namanya Aldira Berawal dari pertemuan yang terjadi karena ketidaksengajaan. Pertemuan yang bahkan tidak pantas untuk diingat oleh seorang...
2.4M 188K 32
Selatania Belliza, itu namanya. Pemeran utama dalam cerita ini. Gadis cantik dengan sejuta pesona,-ha?oke ini berlebihan. Tapi jangan salah, seluruh...