Loveable Ties (TAMAT)

By Daiiiiii__

777K 61.6K 1.7K

(REPOST-JUDUL SEBELUMNYA ISTRI SETTINGAN) Dijodohkan dalam keadaan terikat hubungan dengan seseorang membuat... More

Prolog
01 | Kontrak
02 | Sepakat
03 | Tunangan
04 | Otw Akad
05 | Luka Batin
06 | Sah!
07 | Bulan Madu
08 | Unmood
09 | Karma is Real
10 | Selamat
11 | Admin Manager
13 | Panas
14 | Makan Siang
15 | Sekali Saja
16 | Minta Maaf
17 | Terkejut
18 | Tiba-tiba Buntu
19 | Budak Cinta
20 | Terkunci
21 | Sang Penggoda
22 | Bimbang
23 | Pop it Amara
24 | Skandal
25 | Amarah
26 | Saran Theana
27 | Merajuk
28 | Takut
29 | Selembar Foto
30 | Tak Menyerah
31 | Ambil Hati
32 | Terungkap
33 | Kesempatan
34 | Make a Wish
35 | Pelukan
36 | Cantik
37 | Putar Waktu
38 | Mengaku
39 | Hukuman Nikmat
40 | His Jealous
41 | Tidak Peka
42 | Kekesalan
43 | Kencan
44 | Bersalah
45 | Kembali Patah
46 | Duo Jail
47 | Penganggu Kecil
48 | Tamu tak Diundang
49 | Serius
50 | Ganteng Doang
51 | Siapa Sebenarnya?
52 | Baik-Baik Saja
53 | Mengalah
54 | Perbuatan Keji
55 | Merona
56 | Butuh Usaha
57 | Pandangan Iri
58 | Sebuah Pesan
59 | Terburu-buru
60 | Tak Biasanya
61 | Licik
62 | Menunggu
63 | Pregnant
64 | True Love
65 | Tenang
66 | Berkorban
67 | Sulit
68 | Memohon
69 | Kenangan
70 | Sempurna

12 | Keasinan

8.9K 853 23
By Daiiiiii__

"Lo sadar nggak sih, kalau Pak Bos yang baru sering ngeliatin lo." Karmila berbisik di sebelah kubikel Keifani.

"Hah? Masa sih?" Karmila mengangguk.

"Lo salah lihat kali, nggak mungkinlah Pak Fuad liatin gue. Kenal aja baru seminggu ini," kilah Keifani kembali fokus sama kerjaannya.

Admin manager itu memang baru seminggu bekerja di kantor ini, interaksi yang mereka lakukanpun hanya sebatas membicarakan pekerjaan selebihnya Keifani tersenyum sopan begitupun sebaliknya.

Jadi bagaimana mungkin Keifani yang biasa ini diperhatikan diam-diam oleh managernya?

"Gue yakin, Kei. Bahkan Mas Rahmat dan Bento sadar lho." Karmila masih keukeh dengan pendapatnya.

Keifani hanya geleng-geleng kepala tanpa menoleh.

"Pak Fuad nggak tahu lo udah nikah?" Karmila berhasil mengalihkan fokus Keifani dari layar komputernya lalu menatap teman kantornya.

"Emang penting ya?"

"Pentinglah, setidaknya kalau Pak Fuad tahu lo udah nikah. Doi nggak berharap lebih sama lo."

"Lo ngomong apa sih? Udah ah, bentar lagi jam pulang tiba. Lo nggak mau siap-siap?" Keifani melirik jam pada layar komputernya.

Karmila ikut melirik jam di komputer Keifani sontak melompat dari duduknya. "Yesss! Waktunya pulang, gue mau dandan dulu ah." Karmila melangkah santai ke toilet dengan membawa pouch berisi alat makeup-nya. Sudah jadi kebiasaan Karmila jika pulang harus tetap glowing, prinsip pergi dan pulang kerja harus tetap cantik. Kata Karmila jodoh bisa saja datang tiba-tiba, dan perempuan itu tak mau ketika bertemu jodohnya dalam keadaan dekil.

Ada-ada saja, kan?

"Kei, lo nggak pulang?" Ami terlihat sudah memegang tasnya bersiap pulang.

"Bentar lagi, Mbak. Lagi nanggung nih." Ami mengangguk.

"Kalau gitu saya duluan ya." Kini giliran Keifani yang mengangguk.

Cella juga pamit disusul Karmila dan Bento, sementara Rahmat juga bersiap pulang merangkul tas ranselnya.

"Lo pulang sama siapa? Lo kan nggak bawa mobil, atau lo dijemput suami?" tanya Rahmat begitu lewat di meja Keifani.

Perempuan bermata kelam itu mendongak. "Nggak dijemput, Mas. Gue pulang naik ojol paling."

"Yakin nggak mau gue tungguin?" tawar Rahmat tak tega melihat Keifani pulang sendirian.

"Nggak usah, Mas. Gue bentar lagi selesai kok," tolaknya kemudian.

"Ya udah, pulangnya jangan terlalu malam ya. Ntar suami khawatir nungguin lo di rumah." Rahmat mengedipkan sebelah matanya.

Alih-alih merona, Keifani malah mendengus. Hingga membuat Rahmat tertawa kecil.

"Oke, gue balik duluan ya." Keifani mengacungkan jempolnya.

Ruangan administrasi menjadi sepi begitu satu per satu teman kerjanya pulang, ini bukan pertama kalinya Keifani lembur di kantor sendirian. Dia lebih baik menyelesaikan laporannya ketimbang menundanya.

Kalau Karmila punya prinsip pantang pulang sebelum makeup, Keifani juga punya prinsip pantang pulang sebelum laporan selesai dikerjakan.

Saking fokusnya pada komputer di depannya Keifani sampai tak sadar sedang ditatap intens oleh Fuad dari ruangannya, sebelum lelaki berkaca mata itu berdiri dan keluar dari ruangannya.

"Kamu belum pulang, Kei?" Suara berat dan serak milik Fuad membuat Keifani tersentak.

"Lho, saya kira Bapak sudah pulang dari tadi."

Jelas Keifani terkejut melihat Fuad ada di kantor, karena setahunya sejak jam makan siang atasannya itu sudah meninggalkan kantor untuk meeting. Dan dia kira tak akan kembali lagi ke kantor, dilihat lokasi meeting cukup jauh dari kantor.

Fuad menatapnya tajam. "Kamu belum pulang, Kei?" ulangnya karena Keifani belum menjawab pertanyaannya dengan mengabaikan perkataan Keifani.

"Oh belum, Pak. Saya mau selesaiin laporan meeting pagi tadi." Keifani menunduk tak berani menatap mata tajam Fuad.

Menakutkan juga.

"Selesaikan besok saja, kan saya belum minta laporan itu juga. Sekarang bereskan barang-barang kamu lalu pulang, saya antar!"

"Hah?!"

***

"Siapa yang antar kamu pulang?" Suara Darius dari arah dapur terdengar ketika dirinya akan masuk ke kamarnya terhenti.

Keifani berbalik. "Teman kantor."

Darius melangkah ke ruang tengah lalu duduk disofa. "Kenapa nggak disuruh mampir dulu temannya."

Keifani melangkah mendekat dan ikut duduk di samping Darius. "Ini bukan apartemen aku, aku aja di sini hanya numpang. Lagipula ini sudah malam, nggak baik bertamu malam-malam."

Sontak jawaban Keifani menghentikan tangannya yang sedang mengaduk kopi, Darius lantas menoleh. "Saya kan sudah bilang, kamu bebas melakukan apa pun di apartemen ini kecuali masuk ke dalam kamar saya. Jadi kalau ada teman kamu yang ingin bertamu, silakan saja."

Keifani mengangkat bahunya acuh. "Aku ke kamar dulu, Mas. Mau istirahat."

Baru dua langkah Darius kembali bicara. "Baiklah. Oh iya, hari minggu ini saya mau kencan sama Bella tapi sore tadi Mami tiba-tiba nelepon minta kita ke rumah. Saya sudah bilang nggak bisa datang, jadi Mami minta kamu saja yang datang."

"Oke, jam berapa?" Keifani menoleh sekilas.

"Sebelum makan siang, tapi kamu bilang saya sibuk di kantor ya. Jangan sampai Mami tahu saya keluar dengan Bella." Keifani hanya mengangguk dan melanjutkan langkahnya masuk ke kamar.

Begitu pintu di belakangnya dia tutup, Keifani menghembuskan napasnya kasar. Untuk kesekian kalinya dia harus menjalankan perannya sebagai istri dan kembali mengarang cerita bohong di depan keluarga Darius.

Dirinya tahu ini salah, dan selalu saja ada yang pikiran untuk berkata jujur pada para orangtua tetapi begitu melihat senyum bahagia dan mata berbinar dari Mami, Papi, dan Bunda. Rasanya begitu berat, tidak sanggup Keifani menghapus semua itu dari wajah para orangtuanya.

Apa yang dilakukannya sekarang?

Keifani mengacak rambutnya, sebaiknya dia mandi air hangat dulu untuk menenangkan pikirannya. Lagipula tubuh dan otaknya sangat lelah untuk diajak kerjasama, istirahat mungkin saat ini adalah pilihan yang terbaik.

Paginya Keifani bangun terlambat, semalam setelah mandi dia bukannya langsung menutup mata lalu tidur. Pikirannya malah berkelena ke mana-mana sampai akhirnya mata lelah sendiri hingga jatuh terlelap.

Dan ketika terbangun dirinya kesiangan, karena terburu-buru Keifani kepentok pintu kamar mandi membuatnya mengaduh pelan. Abai dengan rasa sakit di jidatnya Keifani segera keluar kamar setelah memakai pakaian lengkap yang biasa dia kenakan ke kantor.

"Maaf, Mas. Aku kesiangan," kata Keifani mendekat ke dapur. "Mas udah sarapan?"

Darius mendongak. "Udah kok. Oh iya, saya juga buatkan kamu teh sama roti bakar," tunjuknya pada meja makan. "Kamu sarapan dulu aja baru jalan, mobil kamu udah ada diparkiran semalam diantar sama Karim." Karim adalah montir bengkel langganan Darius.

Keifani mengangguk. "Makasih, Mas."

"Iya, saya berangkat ya," pamit Darius lalu beranjak dari duduknya, mengambil ponsel, kunci mobil, dan tas kerjanya di atas meja makan.

Begitu Darius menghilang di balik pintu, Keifani dengan cepat mengambil roti bakar di atas meja lalu mengunyahnya seraya meminum teh buatan Darius. Untuk pertama kalinya selama hampir dua bulan menjadi istri kontrak lelaki itu akhirnya dia bisa merasakan hidangan Darius.

Tetapi tunggu dulu, kenapa tehnya keasinan begini?

"Huekkk," Keifani berlari ke westafel memuntahkan kembali teh yang hampir dia telan.

Sial! Apa Darius mengerjainya?

Setelah berkumur Keifani melangkah ke meja makan dan melihat gelas kopi bekas Darius yang masih banyak sisanya, penasaran dia mengambil gelas itu dan menempelkan ke ujung bibirnya untuk dia coba. Keifani harus memastikan sesuatu.

Keningnya berkerut begitu ujung lidahnya merasakan rasa asin seperti tehnya, dugaannya benar Darius salah memasukkan garam ke dalam kopi dan tehnya.

Apa lelaki itu tidak bisa membedakan mana garam yang mana gula?

Setidaknya Darius mencobanya sedikit jika ragu.

Ingatkan Keifani untuk memberikan lebel pada stoples gula dan garam agar suami kontraknya tidak membuat kesalahan lagi.

***

BERSAMBUNG...

Eh, ada Mas Us-Us tiba2 nongol wkwk
Gak tau kenapa, aku mau up aja biar yang jomlo bisa ditemanin sama pasangan ini 😉


Yuk yuk vote dan komen banyak2, spam next juga aku girang 🙃

See you next part

(FOLLOW IG : @puterizam UNTUK TAHU SEPUTAR CERITA2 AKU DAN JADWAL UPDATE)

Btw, follow akun TikTok @kataputri_ aku dong, masih baru soalnya. Disana aku post tentang cerita2 aku loh.

Continue Reading

You'll Also Like

6.4K 2.8K 86
Blurb : Pernahkah kalian menyadari bahwa ada segelintir orang yang menganggap bahwa manusia hanyalah pengganggu, dan penuh kemunafikan? Manusia umu...
232K 13.1K 63
Karya pertama saya Di larang plagiat⚠️ Zahra adila dirgantara, seorang gadis smp yang kehidupan nya bisa dikatakan menyenangkan, gadis yang memilik...
3.7M 40.1K 32
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...
694K 59.7K 30
Epilog dihapus! "Kamu pikir melamar sambil menggendong bayi itu romantis?" tanya Ayyara yang menunjuk bayi di gendongan Rey. Cowok itu menundukkan ke...