There You Are

De SweetLadyRose

80.5K 3K 44

Alex Ryder seorang Direktur suatu perusahaan keluarga yang senang menghabiskan waktu luangnya dengan bermain... Mai multe

Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27 (Last)

Part 10

2.6K 113 2
De SweetLadyRose

Kami sampai di restaurant itali. Ryan merekomendasikan restaurant ini dan dia sudah menjadi pelanggan setia. Saat kami duduk pelayan langsung memberikan dua menu pada kami. Aku memesan pasta begitu juga dengan Ryan.

"Apa kau selalu datang sendiri ke restaurant ini?" Aku bertanya untuk membuka percakapan dengan Ryan. "Aku datang bersama keluargaku, atau lebih tepatnya aku rasa aku lebih sering pergi bersama Ayahku, ibu Alex dan Alex. Tapi akhir-akhir ini aku mulai dekat kembali dengan ibuku dan ini menjadi tempat favorite kami saat bertemu" ujar Ryan, dia sangat terbuka berbanding terbalik dengan sifat..Alex.

"Oh." Hanya itu yang keluar dari mulutku. Tidak tau apa yang harus aku katakan lagi dan tidak memiliki pertanyaan untuk melanjutkan pembicaraan dengannya.

Aku mendengar bell berbunyi saat pintu restaurant terbuka. Aku melihat ke arah pintu setelah mendengarnya. Tak ada alasan aku melihat kesana selain aku menghindari untuk bertatapan dengan Ryan saat tidak ada pembicaraan bersama dan sekarang aku menyesal melihat ke arah pintu. Melihat siapa yang berjalan masuk ke dalam restaurant membuatku segera menurunkan tatapanku saat dia menatapku.

"Oh! Ryan!" Ujar seorang wanita yang datang bersama Alex. Aku mengingat wanita itu, wanita yang aku lihat berada di dalam ruangan Alex saat itu. Tidak ingin tau dan mengingat apa yang mereka lakukan di dalam ruangan itu.

Ryan menoleh ke arah wanita tersebut dan Alex. "Mila, hai," sapanya. Mila? Aku baru ingat namanya Mila.

"Apa aku dan Alex bisa bergabung?" Tanya Mila pada Ryan yang langsung menatapku. Dia meminta jawabanku? Aku tidak tau apa yang harus aku jawab. Aku tau, aku akan menjawab tidak.

"Atau kita bisa duduk di tempat lain" ucap Alex, aku mengangkat kepalaku mendengar suaranya. "Aku tidak bisa seperti itu, tidak apa Ryan? Kita saling kenal mengapa harus makan berpisah" ucap wanita dengan pakaian ketatnya. Tentu wanita seperti dia yang berteman dengan Alex.

"Ya, ok, silahkan saja. Tidak apa Elena?" Ryan kembali menatapku. "Ya, tidak masalah" mulutku bergerak lebih cepat dari otakku dan aku tidak bisa untuk menolak. Jika aku menjawab tidak akan muncul pertanyaan dan kecanggungan yang sangat aku benci. Tapi dengannya duduk di sini akan lebih canggung.

Mila duduk disamping Ryan karena posisinya yang sudah berdiri di samping kursi Ryan dan itu membuat Alex duduk di sampingku. Setelah mereka memesan makanan, tak berapa lama makanan datang.

"Kau membawa kekasihmu kesini sekarang?" Wanita itu bertanya, pertanyaan itu tentu ditujukan pada Ryan. Sejak tadi yang mengobrol hanya Ryan dan Mila, aku terdiam karena tidak tau apa yang harus aku katakan dan tidak ada yang bertanya padaku jadi aku tidak mengatakan apapun. Aku tidak tau mengapa Alex tidak bersuara, dia hanya fokus untuk makan dan aku juga tidak yakin jika dia mendengarkan pembicaraan.

"Umm..kami berteman" ucap Ryan terus memberikanku tatapan bersalah. Well, bukan salahnya jika Alex dan wanita dengan make up tebalnya datang. "Well, Aku dan Alex juga berteman," ucap Mila.

"Tidak, aku tidak berteman dengannya seperti kalian" ucap Ryan. "Seperti kami? Tidakkah saat ini semua orang berteman seperti itu? Berteman untuk tidur bersama" kalimat wanita itu membuatku tersedak makananku, aku mengerti dia cocok berteman dengan Alex dan Ryan mendengar perkataannya yang sangat bebas.

"Kau baik-baik saja?" Ryan bertanya padaku, Aku mengangguk dan mengambil gelasku, namun sudah habis aku minum akibat rasa canggung yang mengeringkan tenggorokanku membuatku minum terlalu banyak.

"Pelayan" Ryan memanggil pelayan, sebelum pelayan datang sebuah gelas berisi air bergeser dari sampingku menuju mejaku. "Minum ini" ucap Alex yang memberikan air minumnya padaku.

Tanpa berpikir panjang aku langsung meminum air dari Alex, tenggorokanku akan sakit dan tidak dapat bernafas jika tidak cepat meminum air.

Setelahnya aku menyadari tatapan Ryan dan Mila padaku juga Alex. Pelayan datang mengalihkan tatapan mereka dariku.

Pelayan tersebut mengisi air digelasku dan gelas Alex. Selama itu, tidak ada yang bersuara selain Ryan yang mengucapkan terima kasih pada pelayan tersebut setelah selesai mengisi penuh gelas.

"Ada apa dengan suasana disini?" Mila mengeluarkan suaranya memecahkan keheningan. "Jaga cara bicaramu saat sedang makan" ujar Alex. "Aku hanya berkata jujur, tidakkah itu yang kita lakukan? Oh..maaf aku tidak mengira kau tidak terbiasa mendengar pembicaraan seperti itu" ucap Mila menatapku.

"Tidak, tidak apa." Ucapku berusaha untuk tetap sopan dan tidak perlu membesarkan masalah kecil. Aku hanya terkejut dia berbicara seperti itu saat sedang makan dan aku baru pertama kali mengobrol dengannya walau aku sudah tau pertemanan seperti apa mereka.

"Umm..aku akan ke toilet sebentar" ucapku melihat ke Ryan. "Ya," ucap Ryan tersenyum padaku. "Apa aku mengatakan sesuatu yang salah? Mengapa dia terlihat tidak suka denganku?" Aku mendengar suara Mila saat aku berada beberapa langkah jauh dari meja. "Diam saja lebih baik" Suara Alex selanjutnya yang aku dengar. Setelah itu aku tidak mendengar suara mereka karena sudah jauh dari meja.

Aku masuk ke dalam toilet wanita, berdiri di depan kaca dan merapihkan rambutku yang terkuncir. Terdiam lama menatap diriku yang berada di dalam cermin. Melihat pakaian yang dikenakan Mila membuatku merasa kecil.

Aku mengenakan sweater turtleneck cream dan rok panjang selutut berwarna hitam. Setelah merasa lebih tenang dan nyaman, aku menghela nafas kemudian keluar dari toilet.

"Oh! Sh.." hampir saja aku mengumpat begitu terkejut melihat Alex yang berdiri di samping pintu kamar mandi wanita.

"Kau ingin mengatakan sesuatu?" Ujarku langsung, aku tidak ingin berlama-lama berdua dengannya. "Katakan pada Ryan kau akan pulang bersamaku sekarang" ujar Alex membuatku menatapnya tak percaya dan mengeluarkan tawa remehku.

"Kau datang dengan temanmu mengapa aku harus pulang bersamamu" ucapku menghadapnya menatap Alex. "Karena..." Alex menghindari tatapanku, ia melihat ke dinding dibelakangku.

"Aku akan menyelesaikan makan malamku bersama Ryan," ujarku. "Tidak. Kau akan pulang denganku sekarang" ucap Alex kembali menatapku. "Aku tidak memiliki alasan untuk pulang bersamamu sekarang, aku akan terlihat tidak sopan jika pergi denganmu sedangkan aku datang kesini bersama Ryan"

"Kau tidak perlu terlihat sopan didepannya, tidak, kau tidak perlu memikirkan itu karena kau tidak akan menemui Ryan lagi" what?. Ada apa dengannya berkata seperti itu. Aku tidak pernah mengerti apa yang ada di kepala Alex. Setelah dengan jelas mengatakan tidak akan berkencan dan sekarang dia menjadi Alex yang memaksaku pulang bersamanya.

"Kau tidak bisa mengatur aku akan menemuinya lagi atau tidak. Dia baik, dan aku merasa nyaman untuk mengobrol dengannya tidak ada alasan aku tidak menemuinya lagi"

"Ada, kau memiliki alasan karena kau bersamaku, dia sudah tau kau sudah tidur bersamaku dan dia masih ingin dekat denganmu? Kau bahkan tidak tau orang seperti apa Ryan itu"

"Jadi maksudmu aku tidak berhak untuk bertemu pria lain setelah tidur bersamamu dan kau dapat tidur dengan wanita manapun yang kau mau?" Alex tidak mengatakan apapun lagi setalah aku mengatakannya. Aku merasa dia selalu seperti itu, mengatur siapapun dan semua orang harus mengikuti apapun yang dia inginkan. Tapi aku tidak ingin seperti itu aku memiliki hakku untuk tidak menurutinya, diluar pekerjaan.

"Oh dan aku memang tidak tau bagaimana Ryan tapi kau perlu tau jika aku tidak mengetahui banyak tentangmu juga"

"Berhenti menjadi sulit dan pergi bersamaku,aku mohon" Tatapan Alex mulai berubah, dia memberikan tatapan yang sama seperti saat ia menceritakan orang tuanya. Tidak benar-benar menceritakan, dia mengeluarkan itu karena marah. Tapi tatapannya dapat membuatku luluh, iba melihatnya.

"Jawabanku masih sama, dan aku harus kembali sebelum mereka curiga kau dan aku menghilang bersama, kembali setelah aku" ucapku melangkahkan kaki, aku menghela nafasku mendengar langkah kaki dibelakangku yang aku ketahui itu adalah langkah kaki Alex. Dia tidak pernah mendengarkan tetapi selalu ingin didengarkan.

Aku kembali duduk dimeja tadi bersama Ryan dan Mila yang masih ditempat. Alex tidak mengambil duduk dikursinya ia berdiri. "Ayo" ucap Alex yang sempat aku kira ingin mengajakku namun melihat tatapannya tertuju pada Mila membuatku tak bernafsu untuk makan lagi.

Dia benar-benar aneh, baru saja memaksaku untuk pulang bersamanya dan sekarang dia mengajak Mila pergi.

"Kita belum selesai makan" ucap Mila menatap Alex. "Kalau begitu lanjutkan makan malammu dan aku akan pulang sendiri" ucap Alex melangkahkan kakinya menjauh dari meja tanpa melihatku lagi ataupun melihat yang lainnya.

"Oh. Moodnya benar-benar susah ditebak" ucap Mila meletakkan garpunya. "Aku harus pergi, sampai jumpa lagi" lanjutnya berdiri mengambil tasnya kemudian melangkahkan kakinya menyusul Alex.

Mila berjalan cepat dan segera melingkarkan tangannya dilengan Alex saat dia berdiri disamping Alex.

"Apa sesuatu terjadi diantara kalian? Aku pikir kau baik-baik saja dengan dia" ucap Ryan. "Umm..tidak ada apa-apa" jawabku tidak ingin membahasnya lagi.

"Ok, sepertinya makan malam pertama kita tidak berjalan baik. Kau ingin pulang sekarang?" Ryan dengan lembut menatapku. "Tidak..aku tidak ingin merusaknya lagi dengan pulang setelah kejadian ini" ucapku. "Okay.." Ryan memberikanku senyuman yang aku balas.

Setelah makan malam tidak ada yang kita lakukan. Ryan mengantarku pulang dengan mobilku. Aku berterima kasih padanya dan tidak ada pembicaraan lainnya, lalu aku masuk ke dalam menuju apartemenku.

***

Continuă lectura

O să-ți placă și

215K 21.4K 36
(COMPLETED) Andy Bayusaga kena batunya. Si Boss kaya raya sekaligus penakhluk wanita harus berurusan dengan keluarga mafia karena dianggap menggoda i...
2.5M 37.6K 50
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
17M 753K 43
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...
5.4K 732 42
Boy mendengus kesal saat Jean, calon istrinya itu pergi begitu saja dan meninggalkannya di tengah pernikahan yang sedang berlangsung. Untuk menutupi...