Distance [JenoxRenjun] ✔

By injeolmiiiiiiiiii

163K 22K 2.5K

I love you just the way you are, Lee Jeno. ©injeolmiiiiiiiiii, 2019 More

intro
2. new rules
3. hoodie boy
4. meet Lee Jeno
5. beautiful day
special chapter : Mark - Haechan
6. chance
7. Choi Renjun
8. dinner
9. go
10. miss you
11. allergy
open me
12. visit
13. heartbeat
14. failed date
15. hang out
16. gift
17. the incident
18. closer
19. shit
20. thanks, Renjun
21. official (END)
outro ; bonus chapter

1. meet Choi Renjun

14.7K 1.3K 419
By injeolmiiiiiiiiii

Setelah menjalani kegiatan satu minggu liburan semester, Renjun saat ini berjalan menuju kelasnya dengan mood yang buruk.

"Moomin udah episode terakhir aja ih kesel nggak ada lagi yang nemenin satnight gue." Renjun menggerutu dalam hatinya.

Saat dirinya akan memasuki kelas, terlihat dua orang yang tengah berdiri didepan pintu menghalangi para murid lain yang akan memasuki kelas.

Dan setelah Renjun mendekat, ternyata itu adalah Nancy dan Siyeon yang tengah membully salah satu teman sekelas Renjun yaitu Chenle.

"Heh, cepetan bawa sini dompet lo!"

"B-buat apa lagi? Kan kemarin u-udah?" Chenle terlihat ketakutan karena bentakan Nancy.

"Lo kan orang kaya, pasti uang saku lo banyak! Cepetan kasih ke gue atau gue ceburin lo ke kolam kodok?!" Siyeon mendorong kepala Chenle ke belakang hingga ia terjengkang.

"Cowok apaan sih lo lembek amat!"

Renjun yang melihatnya pun hanya memutar bola matanya malas. Mereka berdua memang anak dari orang kaya yang kelasnya masih menengah. Tapi berlagak seperti anak konglomerat.

Dengan malas, Renjun berjalan menuju pintu kelas yang masih digeromboli oleh siswa siswi yang berdiri untuk melihat aksi yang dilakukan oleh Nancy dan Siyeon.

"Miskin."

Nancy dan Siyeon yang mendengar suara dari belakang mereka pun menengok.

"Maksudnya apa ya lo ngomong gitu Ren?"

"Lo tuh miskin. Nggak dikasih uang saku sama bokap lo? Sampe berani malakin anak orang."

Nancy dan juga Siyeon kicep. Mereka malu karena dicemooh oleh Renjun. Jika bukan karena Renjun anak pemilik sekolahan, pasti sudah mereka jambak dan menampar pipi mulusnya dengan keras.

Karena demi apapun, kata-kata Renjun sangat menusuk dan menggores harga diri mereka berdua sebagai primadona Neo City International High School.

"Minggir, gue mau masuk. Ngalangin jalan ngerti nggak?"

Mereka berdua langsung menyingkir dari pintu. Melihat Renjun memasuki kelas dengan cara yang anggun membuat kedua anak perempuan itu iri. Renjun memang lelaki, tetapi lekuk badannya sangat membuat iri perempuan-perempuan satu sekolahan.

"Sialan, bau uang banget si Renjun." Nancy berbisik pada Siyeon.

"Liat aja nanti, gue bakalan bales kelakuan dia." Siyeon mengepalkan tangannya.

"Jangan macem-macem sama Renjun deh, dia bukan tandingan kita. Relasi orang kaya kayak dia banyak Park Siyeon."

Siyeon hanya menggigit pipi bagian dalamnya. Berusaha menahan umpatan yang ingin keluar dari bibirnya.

Para murid yang mendengar pernyataan Renjun tadi hanya berbisik-bisik. Membenarkan bahwa Nancy dan Siyeon memang miskin. Maklum saja, sekolahan milik Ayah Renjun memang sangat elit dan biaya nya saja sangat mahal jika ingin bersekolah disini.

"KALIAN BISA DIEM NGGAK?! GUE NGGAK MISKIN! INGET ITU!" Siyeon berteriak marah karena bisikan-bisikan itu terdengar semakin keras.

Chenle yang mendengar teriakan Siyeon kembali terdengar langsung saja masuk ke kelas dan duduk di kursinya. Dia nanti akan berterima kasih pada Choi Renjun. Karena dia sudah menyelamatkan Chenle dari dua nenek lampir yang setiap pagi selalu mengambil uang saku nya.

Saat ini waktu istirahat. Renjun hanya memasang wajah datarnya sembari mengantri makanan yang tengah di bagikan oleh chef cafetaria sekolahan.

Tidak ada kantin seperti di sekolahan pada umumnya. Sekali lagi. Ini sekolahan elit, kalian tidak akan menemukan makanan berupa cimol dan kawan-kawannya.

"Good afternoon Renjun, mau makan apa hari ini?" Chef Kim tersenyum hangat pada Renjun.

"Salad hyung, sama mayonnaise nya banyakin."

"Salad lagi? Nggak biasanya kamu balik liburan makan salad?"

"Buruan hyung jangan nanya-nanya dulu."

"Baiklah, ini salad too much mayonnaise punyamu. Enjoy your food!"

"Hm." Renjun mengangguk dan berlalu.

Dia berjalan dengan anggunnya membawa nampan. Mengundang tatapan kagum dari para lelaki dan juga perempuan. Aura Renjun memang sangat mematikan. Tetapi sayang, Renjun terlalu sukar digapai. Membuat para lelaki dan perempuan yang mengaguminya pun memilih mundur dan menyerah pada perasaannya untuk seorang Choi Renjun.

Renjun duduk seorang diri di meja paling pojok. Dia sengaja memang. Selama 6 bulan bersekolah, dia selalu duduk ditempat itu. Sampai-sampai jika ada yang duduk disitu dan melihat Renjun berjalan dengan anggunnya membawa nampan, secara otomatis mereka akan menyingkir. Padahal Renjun tidak masalah sebenarnya. Toh itu adalah meja milik umum. Tetapi lebih baik kan jika seperti itu? Renjun tidak perlu bersusah payah mencari meja lagi jika sudah terlalu lapar.

"Hai Renjun."

"Enjoy your food Renjun!"

"Salad too much mayonnaise? Enjoy it Renjun!"

Renjun hanya menganggukkan kepalanya. Orang-orang yang menyapanya tadi adalah anak dari relasi Ayahnya. Renjun sebenarnya malas menanggapi. Tetapi ini demi Ayahnya. Renjun tidak ingin di cap menjadi anak sombong. Dia hanya muak melihat kelakuan anak dari sebagian relasi Ayahnya yang menyalah gunakan kedudukan orang tua mereka.

Salah satunya Nancy dan Siyeon. Ayah mereka berdua bahkan bekerja di perusahaan Ayah Renjun. Tetapi lihatlah gaya nya yang selangit. Huh Renjun muak.

"Astaga gue dinotis sama Renjun dong, astaga astaga mimpi apa gue semalem?!!"

"Anjir anjir anggukannya aja cantik banget nggak ngerti lagi."

Bisikan-bisikan itu masih terdengar di telinga Renjun. Apa Renjun memang se amazing itu? Bahkan hanya menganggukkan kepalanya saja sudah membuat cafetaria heboh.

Renjun hanya diam sambil memakan salad nya. Menikmati setiap rasa dari sayuran yang sebenarnya sangat dibencinya. Alasannya karena, metabolisme tubuh Renjun sangat lemah. Jadi oleh dokter pribadinya, ia dianjurkan untuk sering-sering memakan salad.

"Salad sialan, nggak enak!" Renjun menggumam dan tidak sengaja menjatuhkan sendoknya ke lantai. Bahkan saat sendok makan Renjun jatuh pun, seisi cafetaria menahan nafas.

Sebelum membungkuk untuk mengambil sendoknya, ia dikejutkan oleh kehadiran Chenle yang mengambil terlebih dahulu sendoknya.

"Ini Ren." Chenle tersenyum sambil menyerahkan sendok Renjun yang pasti sudah tercemar oleh kuman.

Renjun hanya memandang jijik sendoknya.

Chenle menyadari itu.

"Mau gue ambilin sendok baru Ren?"

"Hah? Nggak usah! Gue udah selesai kok."

"Yah padahal gue baru mau gabung sama lo."

Renjun melihat ketulusan dan kekecewaan di mata Chenle. Akhirnya pun ia menjawab pernyataan Chenle sambil mengeluarkan ponsel barunya. iPhone 11 Pro Max. Yang baru saja rilis kemarin.

"Yaudah lo makan aja, gue masih pengen disini."

"Oke!"

Hal itu tak luput dari pandangan siswa-siswi yang masih berada di cafetaria.

"Buset, baru rilis kemarin dia udah punya dong."

"Apalah daya gue, harus jual ginjal dulu baru bisa beli."

"Motor gue kalah mahal sama handphone dia anjir."

"CAN'T RELATE GUE!"

Lagi-lagi bisikan soal Renjun terdengar.

Chenle hanya bengong karena Renjun hanya diam sambil memainkan handphone nya saja sudah membuat suasana cafetaria heboh.

"Renjun."

"Hm?"

"Gue mau ngucapin makasih karna tadi pagi lo udah nolongin gue."

"Gue nggak nolongin lo kok, tadi gue mau masuk kehalang mereka yaudah jadinya gitu."

Chenle membatin, "sabar Chenle sabar."

"Ya tapi gue tetep mau bilang makasih sama lo."

"Hng okay?"

"Renjun."

Renjun mengalihkan atensi yang tadinya pada ponsel, sekarang seluruhnya menjadi pada Chenle.

Chenle yang melihat wajah Renjun secara dekat pun mendadak nervous. Memang benar apa yang dikatakan anak-anak soal wajah Renjun yang cantik meskipun dia lelaki.

"Lo... Mau nggak temenan sama gue? Gue pengen jadi temen lo."

Renjun terkejut, pasalnya baru Chenle yang berani mengajaknya untuk berteman dengan meminta izin terlebih dahulu.

































tbc

Kira-kira Renjun mau nggak ya temenan sama Chenle?

Lanjut or unpub nih guys?

Dah!

Continue Reading

You'll Also Like

81.4K 1.8K 33
!Uploads daily! Max starts his first year at college. Everything goes well for him and his friends PJ and Bobby until he meets Bradley Uppercrust the...
617K 18.6K 75
Hiraeth - A homesickness for a home to which you cannot return, a home which maybe never was; the nostalgia, the yearning, the grief for the lost pla...
164K 5.7K 42
❝ if I knew that i'd end up with you then I would've been pretended we were together. ❞ She stares at me, all the air in my lungs stuck in my throat...
1.8M 60.5K 73
In which the reader from our universe gets added to the UA staff chat For reasons the humor will be the same in both dimensions Dark Humor- Read at...