I'm a MIXED BLOOD [TAMAT]

By rethajk

321K 19.7K 383

Kiara Victora Lacynda, seorang gadis muda berusia 19 tahun yang menjalani kejamnya kehidupan di dalam sebuah... More

#1 Kiara
#2 Charlie
#3 Istri?
#4 Iya atau iya?
#5 Moroi, Dhampir dan strigoi
#6 Gaun wanita
#7 Kita
#8 Menikah
#9 MIXED BLOOD
#10 MIXED BLOOD2
#11 Ada apa denganmu?
CAST
#12 Seandainya kita manusia
#13 Lamaran baru
#14 Hai, Hellen!
#15 Ingin Kiara
#16 Pergilah
#17 Kelepasan
#18 Harga diri Charlie
#19 Pagi
#20 Kau cantik, Kiara!
#21 Bayi?
#22 Gadis malam itu
#23 Maaf
#25 Rahasia besar
#26 Pergilah dengan tenang
#27 Selamat datang
#28 Pengkhianat
#29 Hukuman mati
#30 Hidup baru
#31 Theo Anthony
#32 penyesalan
#33 Balasan
#34 kembali
#35 Ozzy
#36 Sikap turunan
#37 Korban lagi
#38 Makhluk penuh dosa
#39 Aku kekasihmu
#40 Tinggal dan pergi
#41 kesendirian
#42
tanya
Season 2?

#24 maaf(lagi)

5K 334 13
By rethajk

Asa semu itu aneh
Dia memabukkan juga menghancurkan
Berkasih dengan sakau, pengagum setia penantian
Menyusuri kegelapan untuk menemukan titik terang
Namun sayang, ia tak menyadari satu hal
cahaya tak muncul semu, ia nyata!

26,05,19
Kegelapan semu

*****


Kiara POV

Rasa sakit yang semakin menjadi ini sangat menyiksaku. Perasaanku campur aduk antara kesal, marah, sedih, dan kecewa. Semuanya menjadi satu.

Aku kecewa pada Charlie, namun di dalam lubuk hatiku, aku masih mencintainya. Tidak peduli sebanyak apa rasa sakit yang dia berikan, aku masih sangat mencintainya. Aku tidak tahu apakah Charlie memang memanfaatkanku karena tahu aku sangat mencintainya, atau dia memang terpaksa menikahi wanita itu seperti yang dikatakan Palet.

Jadi, Aku kembali percaya kepada Charlie. Ya, hanya itu yang bisa aku lakukan. Aku tidak bisa membayangkan hidup tanpa dirinya. Bagiku, belajar melupakannya itu lebih menyakitkan dari pada menerima perlakuan kasarnya, sebab aku mulai terbiasa mengisi hari-hariku bersamanya.

Aku tidak bisa meninggalkan Charlie. Bukan karena dia yang meminta, namun aku memang merasa tidak bisa hidup tanpanya. Jika ini disebut bodoh, maka biarlah aku menjadi makhluk paling idiot di dunia ini dan di dunia manusia.

Yang aku inginkan? Aku ingin Charlie merasakan rasa sakit yang lebih dariku. Aku ingin dia menginginkanku lebih dari aku menginginkannya. Aku ingin dia tersiksa dan merasa terpuruk tanpaku, tapi di saat yang sama aku ingin melihatnya bahagia.

Jika dipikirkan begini, kepalaku terasa sakit. Pipiku basah, namun aku baru sadar jika aku menangis. Saat itu pula, aku merasakan tangan yang dingin menyeka air mataku. Aku penasaran siapa yang sudah menyeka air mataku, karena itu aku segera membuka kedua mataku dan aku melihat sesosok vampir yang menjadi sumber masalahku, Charlie.

"Kau sudah bangun, Sayang?" tanya Charlie sambil tersenyum.

Charlie saat ini sedang duduk di sampingku. Dia memandangku dengan penuh kasih sayang sambil mengelus suraiku dengan perlahan. Matanya terlihat lelah, namun bibirnya terus mengulas senyum. Tindakannya yang seperti ini, membuatku luluh dengan cepat. Aku pun segera membalas senyumannya, kemudian bangkit dari tidurku untuk duduk di sampingnya.

Sinar matahari masuk ke dalam kamarku melalui jendela yang terbuka. Membuatku tersadar bahwa ini sudah pagi. Padahal seingatku, aku menangis dalam dekapan Charlie di malam hari. Ah, itu artinya aku pingsan dalam pelukan Charlie semalam dan mungkin, alasan kenapa mata Charlie terlihat lelah adalah karena dia memandang wajahku selama semalam penuh.

"Maafkan aku, Kiara... Aku sungguh me--"

"Hey, sudah jangan dibahas lagi. Aku sudah memaafkanmu"

Aku menyela kalimatnya karena tidak sanggup melihat wajah sedih dari Charlie. Aku melihat ketulusan di kedua matanya. Dia pasti punya alasan khusus untuk menikahi vampir bersurai cokelat itu.

"Bagaimana jika kita makan bersama?" tawarku untuk mencairkan suasana. "Sambil makan, kau bisa menjelaskan itu padaku" lanjutku.

"Uh, Kiara... Terima kasih" ucap Charlie sambil mendekapku.

Aku menyusuri lorong yang terasa panjang menuju kamar seorang vampir yang sudah menampar kebahagiaanku, Zycka. Aku tidak menyukainya, namun dibalik itu, aku merasa bersalah padanya. Aku sungguh merasa bersalah setelah mendengar semua penjelasan dari Charlie. Wanita itu tidak bersalah, dia hanya korban.

Langkah kakiku terasa berat. Memandang wajah Zycka dari jauh saja seakan menusuk dadaku. Ya, aku berdiri berhadapan dengannya saat ini. Walau tidak begitu dekat, namun aku dapat melihat dia yang gugup saat memandangku.

"Hai!" sapaku sambil melangkah mendekat padanya.

Zycka membalas sapaanku dengan membungkukkan badannya penuh hormat. Dia kemudian tersenyum kecil sambil menundukkan kepalanya. Jika diperhatikan, Zycka adalah wanita yang amat cantik. Surai cokelatnya, kulit pucatnya, dengan mata yang bulat, hidung yang mancung, dan tubuh yang tinggi. Melihatnya tubuhnya yang sempurna itu, membuatku berpikir bagaimana Charlie bisa tidak mencintai wanita ini, bahkan setelah menghabiskan malam bersamanya.

Saat aku tengah memperhatikan tubuhnya, pandanganku terhenti di tangannya. Telapak tangan wanita itu tengah mengeluarkan darah. Panik, aku pun segera mendekat padanya, kemudian memegang tangannya dengn hati-hati. "Luka apa ini?"

"Ini tidak sakit, Yang Mulia" jawab Zycka sambil tersenyum.

Zycka memang tersenyum, namun matanya tidak bisa bohong. Dia pasti merasa sakit dengan luka itu. Aku pun segera memanggil pelayan. Aku menyuruh mereka untuk mengobati tangan Zycka. Anehnya, luka di telapak tangan Zycka seperti luka sayatan. Itu seperti luka yang disengaja.

"Maaf lancang, tapi mengapa anda datang kemari, Yang Mulia?" tanya Zycka saat tangannya tengah diperban oleh seorang pelayan.

"Aku ingin meminta maaf tentang penyambutan kemarin... Aku meninggalkanmu begitu saja. Itu bukanlah sikap yang baik"

"Ah, tidak saya sangka anda sebaik ini, Yang Mulia. Saya sangat bersyukur"

"Jangan bersikap formal seperti itu, Kita adalah keluarga mulai sekarang"

Zycka tersenyum lebar saat mendengar perkataanku. Setelah tangannya selesai diperban, dia pun langsung mendekat padaku. Wajahnya berseri-seri.

"Syukurlah, kau tidak seperti istri Yang Mulia Raja yang lain"

Aku tertegun cukup lama setelah mendengar ucapan Zycka. Istri Charlie yang lain? Istri Charlie yang bersikap tidak ramah? Mungkinkan Evelyn?

"Evelyn? Dia melakukan sesuatu padamu?" tanyaku sambil memegang kedua tangannya dengan hati-hati.

Aku mulai berasumsi bahwa luka yang ada ditangan Zycka disebabkan oleh Evelyn. Aku memang sering melihat wanita berambut merah ikal itu memukuli pelayannya sendiri, mencambuk, bahkan menyayatkan pisau pada tubuh pelayannya, namun aku tidak pernah menduga wanita itu bahkan tega melakukan hal yang sama kepada selir Charlie yang lain. Apa lagi, Zycka baru memasuki istana kemarin siang. Gila.

"Iya, dia yang melakukannya" jawab Zycka sambil tersenyum kecut.

Zycka memberi isyarat kepada pelayan yang tadi mengobati lukanya untuk keluar dari ruangan ini. Dia kemudian semakin mendekat padaku dengan wajah tertunduk. Dia pasti ingin mengatakan sesuatu.

"Yang Mulia, sebelumnya aku ingin menjelaskan sesuatu" ucap Zycka dengan nada lembut.

"Yang Mulia Ratu, aku ingin minta maaf untuk semua ini. Mungkin, Yang Mulia punya banyak istri, namun kau tetap menjadi istri yang paling dicintainya. Bahkan di perjalanan, Yang Mulia Raja terus menceritakan kekhawatirannya kepadamu dan apa yang harus aku lakukan di depanmu. Tidak ada nama lain yang terucap dari mulutnya kecuali namamu, bahkan dia tidak menyebutkan Evelyn dan Hellen padaku. Aku tidak bisa berbohong, aku memang menyukai Yang Mulia Raja karena dia bertanggung jawab dan bijak. Aku juga berharap dia balik menyukaiku, namun aku sadar itu tidak mungkin terjadi. Dia hanya akan menjadi milikmu sepenuhnya, seutuhnya, dan selamanya. Tidak ada ruang untukku di hatinya. Aku juga tidak berniat untuk merebutnya darimu... Jadi, tolong percayalah padaku"

Aku memandang Zycka dengan perasaan sedih. Zycka, wanita yang kehidupannya sudah dihancurkan oleh suamiku. Aku tidak bisa memungkiri bahwa dadaku masih terasa sakit saat melihat wajahnya, namun disaat yang sama aku merasa iba.

Aku menghembuskan napas secara perlahan. Aku meyakinkan diriku untuk menghilangkan pikiran burukku tadi. Kehidupan Zycka sudah berat, setidaknya aku harus mempercayainya. Aku sendiri tidak bisa membayangkan bagaimana jika aku menjadi dirinya. Hidup dengan orang yang sudah mencintai orang lain, menjadi selir ke-3, dan tidak memiliki teman di rumah barunya.

"Zycka, mau berteman denganku?"

Mata Zycka berbinar. Wanita dengan surai cokelat itu tampak girang kemudian karena terlalu senang, dia memelukku. Aku meyakini pelukannya itu adalah jawaban dari pertanyaannku. Pelukan Zycka sungguh hangat, hingga tanpa sadar aku tersenyum sambil membalas pelukannya. Yah, ada hikmah di balik semua ini, yaitu aku mendapatkan teman baru.

Zycka melepaskan pelukannya. Dia tersenyum lebar sambil menatap mataku. Aku bahkan bisa merasakan perasaan bahagia dari matanya. Ya tuhan, dengan begini saja wanita ini bahagia?

"Membosankan. Kita tidak akan diizinkan melakukan apapun disini, Zycka. Disini itu bagai dipenjara" ucapku sambil membuat wajah kesal. Sontak itu membuat Zycka terkekeh kecil, kemudian berhenti menatapku sesaat.

"Kau berbeda dengan selir Evelyn. Dia merobek semua gaunku, juga mengarahkan pedang kepadaku. Awalnya aku pikir, dia akan membunuhku, namun untung saja aku masih beruntung" ucap Zycka sambil tersenyum.

"Itu juga sering terjadi padaku dan Hellen" kataku sambil membalas senyumannya.

"Yang Mulia, bisa tolong antar aku ke ruangan Ratu Hellen? Aku tidak sempat mengucapkan maaf padanya. Aku sungguh merasa bersalah padanya. Sebagai wujud permohonan maafku, aku akan mengajak kalian membuat kue yang terkenal di Deyard"

Aku pun mengajaknya menemui Hellen. Memang, awalnya Hellen enggan melihat wajah Zycka, namun setelah mendengar cerita Zycka, Hellen langsung memasang wajah sedih. Hellen dapat akrab Zycka dengan cepat. Mereka bahkan sedang mengobrol tentang hal-hal yang berbau vampir saat ini. Melihat mereka yang akur, membuat perasaanku menghangat.

Kami bertiga mengobrol cukup lama. Berbincang dengan Zycka sungguh mengasyikan. Dia juga lembut dan telaten dalam mengajari kami memasak. Sikapnya itu membuat aku dan Hellen merasa nyaman berada di dekatnya. Mulai sekarang, dia adalah saudari kami yang berharga.

Setelah lelah memasak bersama Hellen dan Zycka, aku memutuskan untuk kembali ke kamarku. Baru selangkah aku memasuki kamarku, mataku menangkap sesosok pria yang diam mematung di depan jendela besar kesayanganku. Entah apa yang dia pikirkan hingga pandangannya terlihat kosong.

"Charlie?"

Pria jangkung itu langsung menoleh padaku. Dia memasang senyum tulus sambil melangkah mendekatiku. Meski bibirnya mengulas senyum, tapi matanya terlihat berkaca-kaca. Dia terlihat hampir menangis.

"Kiara, kau sudah datang, ya... Aku menunggumu dari tadi" ucap Charlie sambil menghentikan langkahnya tepat di hadapanku.

Charlie menarik napas panjang sebelum akhirnya mendekapku erat. Dia kemudian menjilati pipiku dengan lembut. Dia membuat aku meleleh karena perlakuannya.

"Kau tidak mengatakan ingin pergi kemana. Jadi, aku pikir kau meninggalkanku, Kiara" ucapnya dengan suara mendayu-dayu.

Jadi, mata Charlie berkaca-kaca karena mengira aku pergi meninggalkannya. Aku sungguh tidak menyangka pria jangkung ini benar-benar mencintaiku sampai seperti ini.

Rasanya, baru kemarin kami bertemu, dia menyiksaku, dan kemudian memaksaku untuk menikah dengannya. Baru kemarin aku melihat api dan keinginan balas dendam di matanya, namun kini matanya berkaca-kaca karena takut aku pergi meninggalkannya. Sejak kapan pria ini mencintaiku sebesar ini?

"Aku mohon, jangan pergi, Kiara"

Aku melepaskan pelukan Charlie, kemudian aku memegang kedua pipinya. Bibirku tersenyum tanpa sadar saat mata kami saling bertatapan.

Aku menarik wajah Charlie agar mendekat pada wajahku. Sangat peka, Charlie kemudian menghapus jarak di antara kami dengan memeluk pinggangku. Dia menciumi bibirku dengan perlahan dan lembut seolah tengah menggenggam kayu yang telah lapuk.

Dia baru menyudahi gerakan bibirnya saat menyadari aku yang kehabisan napas. Dia kemudian mencium pucuk kepalaku dalam waktu lama. Tindakannya itu membuat jantungku semakin berdetak tak karuan.

Dengan napas yang masih terengah-engah, aku memeluk tubuh Charlie dengan erat. Meletakkan kepalaku pada dadanya adalah hal yang paling aku sukai karena aku bisa mendengar detak jantungnya yang sama kencangnya dengan milikku.

"Selagi kau masih menginginkanku, aku tidak akan pernah meninggalkanmu, Charlie"

"Aku akan selalu menginginkanmu, Sayang"

.
.
.
Ayo Vote!


Continue Reading

You'll Also Like

1.2M 69.3K 40
(start: 28 Juni 2019) (end: 2 september 2019) "I'm Sean Read Palmer Aplha from Red Moon Pack..." TIDAK!! Kumohon jangan diteruskan Sean. Aku hanya b...
172K 8.9K 12
(M/n) komori adalah kakak dari yui komori. Saat yui di kirim kerumah sakamaki bersaudara untuk di jadikan pengantin wanita. (M/n) di suruh ayahnya un...
11.8K 1.4K 13
nikmatin aja, masih pemula (terinspirasi dari ggs returns)
2.6M 253K 34
"Seperti halnya sang Putri Tidur dalam cerita dongeng Anak-anak, yang harus mendapat ciuman magis dari sang Pangeran, cinta sejatinya, agar terbangun...