BAD CINDERELLA (Seri Kedua)

By Qaysmaa

1.4M 38.1K 6.6K

Seri kedua BAD CINDERELLA. FIKSI REMAJA - ROMANCE COMEDY Cindy didatangi tim khusus yang dibentuk oleh kement... More

- VISUAL CAST BAD CINDERELLA 1 -
Pindah
SEASON 2 : BAB 17
SEASON 2 : BAB 18
SEASON 2 : BAB 19
SEASON 2 : BAB 21
VISUAL CAST BAD CINDERELLA (2)
ANOTHER BAD CINDERELLA

SEASON 2 : BAB 20

29.4K 4.6K 833
By Qaysmaa

Cindy menggigit bagian bawah bibirnya. Ia tampak begitu gugup menatap layar laptop di hadapannya. Tangannya asik men-scroll mouse di genggamannya.

"Please ... menang dong," cicitnya.

Cindy merapatkan bibir. Kedua tangannya tampak menyatu di depan dada ketika waktu dengan hitungan mundur terus bergulir membuat jantungnya semakin berdetak cepat.

"Tiga …."

Cindy semakin mengeratkan kedua tangannya yang menyatu.

"Dua ...."

Cindy memejamkan matanya rapat-rapat.

"Satu!"

Ia dengan cepat membuka matanya. Dengan antusias matanya melebar menatap deretan angka yang tercetak jelas di layar laptopnya tersebut.

"Tujuh, empat, dua, sembilan, tujuh, enam ...."

Senyumnya kian melebar ketika mulutnya mengeja angka demi angka di layar itu. Namun tiba-tiba kedua alisnya menukik tajam ketika melihat angka trakhir.

"Lima?!" gumamnya tampak tidak percaya.

"Apa?! Lima?!"

Cindy mendekatkan wajahnya pada layar laptop itu. Matanya menatap tajam deretan angka-angka tersebut.

"Bangsat! Kok malah lima sih!"

Gadis itu mengerang frustasi, lalu menjatuhkan tubuhnya di atas kasur.

"Arrrgghhhh!!!"

Cindy berteriak marah. Lagi dan lagi ia harus menerima kekalahan bermain lotre di sebuah situs judi online.

Setelah seharian penuh ia menghabiskan waktunya untuk menghitung rumus-rumus peluang angka togel sampai memeras habis otaknya yang sudah amat kadaluarsa.

Dan yang ia dapat adalah sebuah deretan angka yang tidak dia harapkan!

Bahkan buku-buku tulisnya sudah menumpuk dipenuhi berbagai kumpulan coretan setiap kali ia mencoba merumuskan beberapa angka untuk ia pasang di tiga situs judi online.

Yang pertama, judi yang diumumkan setiap pukul sembilan pagi disebut dengan istilah judi disney.

Yang kedua, judi yang diumumkan setiap pukul dua siang disebut dengan judi Singapore.

Yang ketiga dan paling terkenal adalah judi Hongkong, yang diumumkan setiap pukul sebelas malam.

Ia bahkan sampai harus diam-diam menjual perabotan rumah, dan memalak kedua saudaranya untuk modal perjudian itu. Dan yang dia dapat hanyalah kekalahan.

Hah! Padahal Ia hanya ingin mendapatkan uang dengan mudah tanpa harus capek-capek bekerja seperti dua saudaranya.

Cindy meremas kuat rambut panjangnya, mengacak-acak rambut yang memang sudah berantakan itu lalu menjambaknya gemas.

"Sial! Sial! Kok kalah mulu sih!"

Bukannya untung, ia malah buntung.

Cindy meraih sebuah bantal lalu meninju habis bantal tersebut hingga bulu-bulu dacron tampak melayang di udara.

Ia meraih selimut lalu membalut tubuhnya dengan selimut itu. kakinya yang terangkat ke atas menendang-nendang di udara sebagai bentuk pelampiasan atas kekalahannya. Hal absurd yang biasa Cindy lakukan ketika ia salah perhitungan dalam permainan judi tersebut.

Ia mengerang dengan sangat keras, dan Cindy tidak menyadari ada orang-orang datang masuk ke dalam kamar dengan wajah yang panik akibat teriakannya tersebut.

Dahi gadis itu mengerut samar, ketika selimut yang membalut tubuhnya terangkat ke atas mempertontonkan seorang pria tua dengan pakaian serba hitam tengah melotot tajam ke arahnya.

Mata Cindy juga tak kalah melebar, ketika ketika pria tersebut tampak komat-kamit lalu meminum air yang berada di dalam wadah yang dukun itu pegang. Mata Cindy makin melebar saja ketika pria tua tersebut berkumur dan ....

Byurrr!!!

Cindy memejam. Kedua bibirnya terkatup rapat ketika sesuatu yang sudah tiga hari tidak ia sentuh akhirnya membasahi seluruh wajah serta rambutnya.

Tangan Cindy terangkat mengusap wajahnya yang basah akibat semburan dari mulut pria tua tersebut.

"Siala—" belum selesai Cindy mengumpat tiba-tiba pria tua tersebut mencengkeram kuat ubun-ubun gadis itu.

Sudah jatuh, tertimpa tangga pula. Mungkin itu peribahasa yang cocok untuk Cindy saat ini.

Sudah kalah judi, ia malah harus berurusan dengan dukun abal-abal sialan ini.

Apalagi dengan semburan air yang amat sangat .... Arrgghh! bahkan Cindy tak akan pernah mau mengingat itu seumur hidupnya lagi!

Cindy menengadah ke atas menatap tajam pria tua tersebut. Bisa-bisanya pria tua bangka ini merusak mood-nya yang sudah hancur.

Cindy pun mencengkram kuat tangan si dukun. Pria tua tersebut tampak tersentak.

"D-dia ..."

Cindy semakin menatap bengis pria tua itu. Lihatlah! Belum apa-apa pria tua tersebut sudah ketar-ketir hanya karena sedikit gertakan dari Cindy.

Namun hal selanjutnya yang terucap dari mulut pria tua tersebut membuat Cindy menganga lebar.

"Dia kerasukan ratu siluman!"

Cindy mendengus. Kepalanya masih dicengkeram kuat pria tua itu. Ia bisa saja memberi sedikit pelajaran pada dukun abal-abal ini sekarang juga. Namun tiba-tiba sebuah ide cemerlang terlintas di otak cantiknya.

Gue ladenin ah, sahutnya dalam hati.

Cindy membuang wajahnya ke samping, lalu tersenyum miring ketika otaknya tengah merancang sebuah skenario untuk sedikit bermain-main dengan mereka.

Dengan cepat Cindy kembali menatap nyalang dukun tersebut. Kedua tangannya tampak mencakar-cakar sprei.

Tubuhnya menggeliat kaku.

"Saha maneh?*" (Bahasa sunda, artinya siapa kamu?)

tanya nyalang dukun tersebut. Namun tangannya yang mencengkeram kepala Cindy tampak bergetar.

"AING MAUNG!" (Aing= saya, maung= harimau, bahasa Sunda. Maksudnya siluman harimau)

Cindy memberatkan suaranya. Membuat suara yang keluar dari kerongkongannya tampak serak.

"Rauuuurrrr!" Gadis itu menirukan suara harimau.

"Aaaaaa!"

Baik Lala, Lily, maupun dukun tersebut tampak berteriak kaget.

"Mbah! Kakak saya kenapa, Mbah?!" Lily melangkah menjauh tampak ketakutan.

"Dia kerasukan siluman kera!"

Dukun tersebut nampak kembali mendekati Cindy dengan ragu-ragu. Jakunnya tampak naik turun mencoba meredam ketakutannya.

Cindy kembali membuang mukanya ke samping. Gadis itu tampak kebingungan dengan alis yang menukik.

"Perasaan gue niruin gerakan harimau deh!" bisiknya pada dirinya sendiri.

Sementara Lala dan Lily tampak saling pandang. "Bukannya maung itu artinya harimau?"

Cindy kembali menatap dukun itu dengan mata yang melotot tajam. Gangannya terangkat, bersandiwara seolah ia akan menyerang dukun tersebut.

"TIMANA MANEH DATANG?!*" tanya garang dukun tersebut.
(Bahasa sunda, artinya Dari mana kamu datang?)

Wajah dukun itu begitu galak namun lututnya tampak beretar hebat membuat Cindy semakin gencar untuk menjahilinya.

Cindy kembali menoleh ke samping. "Ppfftt!!" bibirnya terkatup rapat berusaha meredam tawa yang ingin mengudara.

"AING DATANG TI PADJAJARAN!*" ucap Cindy dengan suara serak khas orang kesurupan.
(Saya datang dari Padjajaran)

Ia merendahkan dengan kedua tangan dan kedua lutut yang menumpu pada kasur. Kemudian merangkak maju membuat dukun itu beringsut mundur.

"H-hayang naon maneh ti budak ieu?" tanya dukun tersebut mulai menciut.
(Mau apa kamu dari anak ini?)

Cindy menunduk. Ia tersenyum senang ketika rencananya mulai berjalan lancar.

'Yes!' batinnya berucap kegirangan.

Namun tiba-tiba Cindy mengerjapkan matanya beberapa kali. Lalu tak lama kemudian ia berdecak sebal ketika sesuatu di dalam tubuhnya keluar tanpa permisi. "Cindy, lo bego! Kenapa lo nggak bisa nahan kentut sekali aja," bisik Cindy pelan sekali.

Lala dan Lily tampak saling pandang. Begitu juga dengan dukun tersebut.

"Mbah! Orang kesurupan bisa kentut?" tanya Lala dengan polosnya.

"Rauuurrrr!" Cindy kembali mengaung. "HAMPURA KALEPASAN!" (Maaf kelepasan!)

"AING MAUNG!"

Cindy berteriak garang layaknya orang yang tengah kesurupan. Jangan lupakan kedua tangannya mengcakar-cakar bantal.

"AING MAUNGNA SILIWANGI!" (Saya harimaunya Prabu Siliwangi!)

Dukun tersebut makin panik. "Bahaya! Ini benar-benar bahaya!"

Pria tua berdecak sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. "Arwah yang merasukinya bukan sembarang arwah. Itu adalah arwah yang sangat kuat!"

"Maneh hayang naon ti budak ieu?" (Mau apa kamu dari anak ini?)

"AING HAYANG SASAJEN! LAMUN HENTE BUDAK IEU BAKAL DIBAWA KUAING!" (Aku mau sesajen! Kalau tidak, akan kubawa anak ini!)

Cindy semakin menikmati sandiwaranya. Melihat bagaimana reaksi mereka yang begitu memercayainya.

"Pfft!" Cindy semakin mengeratkan kedua bibir agar tawanya tidak lepas.

Dukun tersebut dengan cepat berbalik menatap dua orang yang tengah meringkuk saling berpelukan di pojokan.

"Gimana, Mbah?"

"Cepat siapkan sesajen!"

Lily mengerutkan dahinya. "Mbah, yang harus kita sediakan apa saja?"

"Menyan, tembakau, kopi hitam, ayam yang baru di sembelih, lalu ...."

Belum selesai dukun itu berkata, Cindy yang 'katanya' kesurupan langsung menyela.

"EMBUNG! MENYAN-NA GANTI KU AROMA TERAPI. AING MAH EMBUNG TEMBAKAU, AING HAYANG ROKOK MERK PERFECT MILD! JENG HAYAM BAKAKAK BAKAR!" - (Gak mau! Menyannya ganti sama aroma terapi. Saya gak mau tembakau, saya mau rokok perfect mild! Dan ayam bakar satu ekor!)

Cindy menjerit dengan wajah penuh amarah membuat dukun itu ketakutan.

"Catat! Catat!" titahnya pada Lala dan Lily.

Lily dengan tangan gemetar meraih kertas dan bolpoin di atas nakas lalu menuliskan semuanya.

Sedangkan Lala tampak melongo. Apa-apaan siluman ini? royal sekali! batinnya.

"HIJI DEUI, KOPI NA STARBUCEK!" ucap Cindy mantap, Lala semakin dibuat geleng-geleng kepala.
(Satu lagi, kopinya starbucek!)

"Silumannya gahol juga ternyata ...," bisiknya pada Lily.

Sedangkan Lily tampak menyikut pelan lengan saudaranya itu. "Huss! Jangan ngawur kalo ngomong! Pamali!"

Meskipun Lily adalah anak yang cerdas, tapi tidak menutup kemungkinan bahwa ia begitu memercayai takhayul. Mengingat tanah kelahirannya amat sangat kental dengan mitos-mitos seperti ini.

"BURU! BISI DIJURUS HIJI HIJI KUAING!" (Cepet! Daripada dikasih jurus satu-satu sama saya!)

Cindy berdiri di atas ranjang. Membuat semua yang melihatnya tampak menatap Cindy waspada.

"KAGEBUNSIN NO JUTSU!!!"

Cindy membuka kakinya membentuk kuda-kuda. Kedua tangannya tampak berputar-putar menirukan tokoh anime favoritnya, lalu menjuruskannya ke depan.

"RAUURRRRR!!!" teriaknya. Membuat Lala dan Lily menjerit, lalu berlari keluar dari ruangan itu disusul oleh dukun tersebut.

"Gila! Tuh anak kesurupan siluman harimau, apa kesurupan si kurama?!"

*Kurama adalah rubah ekor sembilan di serial anime Naruto.

.

.

(*)

Cindy melipat kedua kakinya menyilang. Kedua tangannya menyatu, lalu bergesek-gesek naik turun berlawanan. Matanya berbinar menatap takjub apa yang ada di hadapannya.

"Mantap!"

Ia meraih satu ekor ayam bakar. Tangannya mencapit tepat bagian kaki ayam itu, lalu mengangkatnya tepat di depan wajahnya. "Hai, baby! Selamat bersenang-senang di perut Mami!"

Gadis itu menyantap antusias. Ia tak tahu kapan terakhir kali ia bisa menyantap makanan seenak ini. Karena selama beberapa bulan ke belakang yang ia santap tidak jauh dari rendang, soto, kari, itu pun dalam bentuk mie instan!

Betapa beruntungnya Cindy hari ini. Setelah makan enak, ia memeluk erat beberapa bungkus rokok favoritnya. "Akhirnyaaaa! Gue bisa temu kangen sama kalian!"

Namun tiba-tiba wajah Cindy berubah muram. "Tapi duit gue udah abis! Apa gue harus ke sana lagi?"

Gadis itu tampak merenung lalu menjatuhkan tubuhnya di atas kasur. Lalu berbaring dengan lengan menutup kedua matanya. "Tapi sekarang om Bima pasti nyuruh orang-orangnya buat buntutin gue kemana-mana."

"Ck! Coba aja tadi gue menang lotre!"

Moodnya kembali buruk ketika. "Argh! Sial! Padahal cuma salah satu angka doang! Kalo tadi gue nggak salah prediksi, sekarang gue pasti punya duit buat main trading sama slot!"

Continue Reading

You'll Also Like

87.4K 13.7K 48
JANGAN DI COPAS! PERCAYALAH, AKU MEMIKIRKAN JALAN CERITA INI SAMPAI OTAKKU HAMPIR MELEDAK. JADI JANGAN TEGA MENCOPASNYA🥺 Sudah sekitar satu tahun in...
3.5M 180K 27
Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Sagara selalu menganggu bahkan...
23.6K 2.2K 28
Kim Sowon hanyalah gadis biasa yang beruntung memiliki pacar populer di sekolahnya. Ah, entahlah, itu semacam keberuntungan atau kesialan karena nyat...
3.2K 243 4
BOBOIBOY X YAYA FANFICTION Ketika Boboiboy jadi ayah BoBoiBoy Fanfiction Bahasa : Bahasa Indonesia Jumlah kata/chapter : ±1000 kata BOBOIBOY HANYA...