Dilema Diana (Han Seungwoo AU)

By primasantono

1.3K 111 21

COMPLETED. Han Seungwoo x Irene (Visual Only) x Cho Seungyoun Kalau kau menjadi Diana, siapa yang kau pilih... More

Tragedy
USA
Pulang
She Knew
Concert
Dear, My Friend
Angel
Lebih dari Teman
Confess
Acting
Announcement
Nervous
Challenge
Lunch
New Driver
Affair 🔞
New World
Kotak Pandora
Curang
Jeju
Break
Tears
Mad
Distance
Seungyoun's POV
Say it!
It's You
Statement
Separation
Ending Scene

Meeting Point

50 5 1
By primasantono

Wooseok mabuk udara adalah masalah biasa. Wooseok yang mabuk udara dan tidak membawa obat anti mabuk adalah masalah besar untuk Seungwoo.

"Hey, bisa-bisanya hal sepenting itu tidak terbawa,"

Wooseok bermuka pucat. Ia terus menutupi mulutnya dengan kantong muntah. Salah satu pramugari datang membawakan stok obat mereka lalu menyerahkan pada Seungwoo dengan tangan gemetar.

Seungwoo hanya tersenyum ramah.

"Iya, benar, dia Kim Wooseok. Tolong jangan masukkan hal ini ke social media kalian ya. Please?"

Seungwoo memberikan senyum terbaiknya sambil berterima kasih. Pramugari itu sedikit terpana sejenak lalu membungkuk pamit.

"Minum dulu, habis itu tidur,"

Wooseok tak bicara, meminum obat itu lalu mencoba meringkuk di balik selimut dan menutupi wajahnya.

Seungwoo memasang airpods-nya, kebetulan ada playlist dari lagu Evan di pesawat itu. Seungwoo menikmatinya, sangat kebetulan warna musik yang dipilih Evan juga adalah favoritnya. Mungkin mereka bisa mengobrol dengan akrab nanti.

Beberapa kali wajah Lee Diana pun muncul. Sebagian besar model MV dari lagu-lagunya adalah wanita itu. Seungwoo memperhatikan Diana lebih dekat. Wanita ini memang cantik sekali. Berkali-kali ia memperhatikan, seakan ia pernah bertemu di suatu tempat
Tapi ia kembali lupa.

"Hmmm lama-lama kau jatuh cinta lho,"

Jinhyuk, manager mereka baru saja kembali dari toilet.

"Wooseok sudah baik-baik saja?"

Seungwoo mencibir, "Kemana saja kau? Barusan dia tak henti-hentinya muntah. Lama-lama menular nih,"

Jinhyuk terkekeh sebentar, "Mian, aku juga sedikit mabuk tadi. Aku belum pernah naik pesawat sejauh ini,"

"Tidurlah dulu kalau gitu. Aku juga sedang berusaha agar bisa tidur," ujar Seungwoo memasang airpods-nya lagi.

Ia pun ikut meringkuk di samping Wooseok yang sudah mulai mendengkur.

Seungwoo tahu-tahu sudah bermimpi.

Kali ini bukan Lee Hari. Seorang wanita. Berjalan menuju arahnya. Wanita itu mendekat, semakin mendekat. Seberkas cahaya seakan menutupi wajah itu. Seungwoo mendekatinya, lambat laun wajahnya tersingkap.

Itu Lee Diana.

Begitu cantik hingga Seungwoo ingin merengkuhnya.

Lee Diana tersenyum samar.

Seungwoo menyentuh wajahnya, memperhatikan wajah itu dengan jelas.

Ah, apakah ini jatuh cinta pada pandangan pertama?

Tapi Diana ingin lepas. Ingin pergi. Seungwoo menahan lengannya, tapi Diana berontak.

"HYUUUNGGGG!"

Seungwoo mengerjap-ngerjap. Ia melepas airpodsnya. Mengamati sekitar. Tangannya yang memegangi lengan Wooseok langsung ia lepas. Beberapa orang di kelas VIP pesawat itu mengamati mereka. Ada yang terkikik geli.

"Sial. Kau mimpi apa sih?" ia memegangi lengannya yang tadi dipegang Seungwoo. Matanya menyipit sebal.

"Aku bilang apa, kelamaan memandangi Lee Diana sampai terbawa mimpi tuh," Jinhyuk ikut mentertawakan Seungwoo.

Seungwoo memegangi kepalanya, menahan malu.

Wooseok masih mendumel sebal karena tangannya ditarik-tarik Seungwoo tadi. Tidak lucu kalau peristiwa tadi menjadi skandal baru mereka.

"Hey, sebentar lagi mendarat. Tegakkan kursimu,"

"Galak banget,"

"Malu tau,"

Seungwoo hanya memanyunkan bibirnya lalu perlahan menegakkan kursinya. Ia mencoba menenangkan dirinya yang tak tahu mengapa jadi memimpikan sosok Diana.

Pesawat mendarat dengan mulus. Seperti biasa, mereka turun terakhir karena ada beberapa penjagaan khusus.

"KYAAAAA KIM WOOSEOK!"

"HAN SEUNGWOO OPPA!"

Fans mereka memadati pintu kedatangan itu. Seungwoo dan Wooseok segera dilindungi oleh beberapa bodyguard yang berjaga disana.

Keduanya sesekali memberi salam dan melambaikan tangan mereka. Mereka di bumi Amerika sekarang. Sesuatu yang sangat mereka idamkan sejak lama. Senyum pun terus tersungging di wajah mereka dengan sumringah.

"Kita sudah sampai disini, Wooseok-ah,"

Wooseok mengangguk dengan cepat, "Mari bekerja keras! Fighting!!"

***

Hari tidak peduli orangtuanya pulang ke Korea hari ini. Ia hanya memesankan tiket, mengantar sampai bandara, lalu bergegas bekerja. Ia tidak marah, hanya kecewa dengan keputusan orangtuanya yang sangat cepat.

Seungyoun baru saja sampai di bandara ketika ia melihat Hari sudah bergegas keluar dari ruang tunggu VIP salah satu maskapai. Hari terkejut melihat Seungyoun yang tiba di depannya sambil berkacak pinggang.

"Apa kau masih anak-anak?"

"Mereka sendiri yang memilih. Aku tak mau menemani mereka,"

"Tetap saja mereka orangtuamu," Seungyoun menghela napasnya.

"Mereka sendiri yang memilih itu. Aku benci Korea dan mereka malah memilih untuk kembali kesana,"

Seungyoun melengos. Hari bergegas untuk pergi tanpa mau berdebat dengan sunbae-nya itu. Seungyoun menahannya, ia memegang lengan Hari.

"Hari-ah,"

Lelaki itu jarang memanggilnya dengan nama itu. Kecuali jika ia ingin berbicara serius. Keduanya masih berdiri membeku. Seungyoun masih belum menyerah dan terus memegangi lengan Hari.

"Aku tidak bisa, Cho Seungyoun," ujar Hari akhirnya, "Mereka masih berhubungan dengan keluarga lelaki itu. Aku tidak bisa,"

Seungyoun melepas lengan Hari, namun kini dengan kedua tangannya, ia memegangi bahu Hari. Matanya menatap lurus pada Hari.

"Mereka bahkan sudah memaafkan lelaki itu. Memaafkan lelaki yang membuat karir anaknya terhambat. Lalu kenapa kau tidak bisa?"

Hari mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Karena bukan mereka yang harus fisioterapi bertahun-tahun. Bukan mereka yang menyaksikan teman seumurannya debut duluan sementara aku terbaring tak berdaya,"

"Thought we've discussed about this before, right? Hari-ah, itu kecelakaan,"

"Iya, kecelakaan. Tapi jika dia tidak ajak aku kesana, aku pasti akan baik-baik saja," Hari melepaskan diri dari Seoungyoun, "Aku sudah memenuhi kewajibanku sebagai anak. Aku ada jadwal, maaf,"

Hari meneruskan perjalanannya menuju mobil yang ia parkirkan di dekat situ. Seungyoun menghela napas.

Ia memutuskan masuk ke ruang tunggu VIP maskapai itu. Celingukan karena ramai orang di sekitar situ. Ia menemukan ayahnya Hari, Lee Dongjun bersama istrinya sedang mengobrol.

Oh tidak, ibunya menangis lagi. Tapi beliau melihat Seungyoun dan tersenyum melihatnya.

Seungyoun mendekati keduanya lalu membungkuk perlahan.

"Aku bertemu Hari di depan. Schedule-nya padat jadi aku memutuskan menemani kalian disini,"

"Terima kasih, maaf sampai repot harus kesini," ayahnya Hari dengan mata berkaca-kaca menyalami Seungyoun dan menyuruhnya duduk bersama mereka.

"Tentang Hari, bisakah aku menitipkan ia padamu? Ia senang bekerja disini, kami tidak akan membawanya ke Korea," ujar ayahnya kemudian

Seungyoun mengangguk mantap dan tersenyum menenangkan, "Saya akan menjaganya, Anda tidak perlu khawatir,"

"Hari memang keras, tapi itu karena ia melewatkan banyak hal di masa mudanya karena ia harus menjalani pengobatan sekaligus berfokus ingin menjadi seperti sekarang. Tolong jangan dimasukkan ke hati ya, Seungyoun-ssi,"

Seungyoun tertawa kecil sambil mengangguk-angguk, " Jangan khawatir, Ahjussi. Aku sudah hapal dengan tabiatnya. Padahal aku sangat tahu kalau hatinya lembut. Ia hanya tidak tahu bagaimana mengekspresikannya,"

"Hari masih marah, tapi karena orang yang membuat ia marah tidak disini, dia tidak bisa melampiaskan kemarahannya. Ahjussi dan ahjumma tak perlu khawatir,"

Ibunya tiba-tiba lebih tenang mendengar penjelasan Seungyoun. Seungyoun tersenyum mencoba menghibur Nyonya Lee.

Tiba-tiba ruang tunggu itu didatangi beberapa pria berbadan besar yang mengelilingi beberapa pria didalamnya yang bertubuh lebih mungil. Mereka dikerubungi kumpulan wanita muda yang terus mencoba untuk mendekat. Pasti situasi diluar sudah begitu ramai hingga mereka akhirnya dimasukkan dahulu ke ruang tunggu VIP maskapai itu.

"Ada apa ya?"

"Biasa Ahjussi, kalau ada artis datang biasanya fans-fans menggila. Tapi ini sepertinya heboh sekali sampai mereka harus dimasukkan ke ruang tunggu keberangkatan,"

Ketiga pria yang ditengah diminta duduk di dekat kursi Seungyoun dan orangtua Hari duduk. Seungyoun menahan napasnya.

"Yeobo, Itu Han Seungwoo bukan?" ibunya Hari menunjuk salah satu pria yang berjalan ke arah mereka. Tubuhnya yang tinggi membuatnya mudah terekspos.

Ayahnya Hari menatap pria itu dengan terperangah.

Ekspresi yang sama datang dari pria yang baru saja datang itu. Ia menyembunyikan ekspresi kaget dengan menutup mulutnya.

Keduanya bertatapan. Pria itu masih berdiri mematung menatap ayahnya Hari dengan ekspresi yang tidak biasa. Ayahnya Hari berdiri, mendatangi pria itu sambil tersenyum menenangkan.

Pria itu menahan air matanya ketika ayahnya Hari semakin mendekat.

"Seungwoo-ah, benar, ini ahjussi,"

***

Situasi bandara yang tidak terkendali membuat mereka mengubah rute mereka. Jinhyuk meminta bodyguard itu untuk membawa mereka menuju pintu keberangkatan saja dan menunggu agar situasi sedikit lebih kondusif. Tak bisa jika diteruskan, mereka bisa saja terluka karena pintu kedatangan terlalu padat oleh My Girl.

Pihak maskapai meminta mereka menunggu di ruang tunggu VIP yang sedikit lengang. Mereka setuju dan memutuskan menunggu disana. Para fans masih mengikuti mereka. Seungwoo dan Wooseok sungguh merasa tidak enak hati karena mereka juga cukup kelelahan dan terus menjaga diri agar tidak berjalan sempoyongan.

Mereka masuk ke ruang tunggu. Beberapa bodyguard menunggu di pintu. Beberapa satpam bandara pun membantu mengusir para fans karena sudah dianggap membahayakan.

Seungwoo dan Wooseok berulang kali membungkuk karena merasa tidak enak harus seperti ini. Tapi mereka setuju, lebih baik menunggu dahulu sampai situasi lebih aman.

"Silahkan duduk disana, mohon tunggu sampai tim beres mengurusi bagasi kalian," ucap staff bandara tersebut. Jinhyuk mengucapkan terima kasih dan menyuruh kedua pria itu untuk duduk duluan.

Seungwoo berjalan duluan menuju kursi yang ditunjuk ketika ia merasa sedang eye contact dengan seseorang yang ia kenal.

Oh my God,

Jantung Seungwoo berdegup tidak karuan melihat pria yang sudah lumayan berumur itu mengenalinya dan tersenyum dengan ekspresi bahagia. Seungwoo tidak bisa menutupi perasaannya yang begitu lega melihat pria itu. Ia menahan air matanya sekeras yang ia bisa.

Pria itu mendekat, Seungwoo tidak bisa menahan air matanya lagi.

"Seungwoo-ah, benar, ini ahjussi,"

Seungwoo menghambur ke pelukan pria itu ketika pria itu membentangkan tangannya ke hadapan Seungwoo. Pria itu mengusap pelan punggung Seungwoo yang bergetar karena tangisan.

"Akhirnya kita bertemu lagi. Kamu sudah jadi orang hebat,"

Seungwoo menghapus air matanya, menatap ayahnya Hari dengan kelegaan luar biasa. Perlahan ibunya Hari pun bergabung dan memeluk Seungwoo dengan erat.

"Seungwoo-ah! Ahjumma minta maaf karena tidak segera menemuimu, "

Seungwoo menatap keduanya lalu membungkuk. Wooseok yang datang belakangan menatap bingung.

"Ah, ini partnerku. Kim Wooseok namanya. Kami berdua akan konser besok malam disini," Seungwoo beralih pada Wooseok, "Wooseok-ah, ini orangtua Lee Hari, temanku semasa sekolah,"

Wooseok segera menyadari bahwa mereka adalah orangtua Lee Hari dan ia ikut membungkuk mengenalkan diri.

Orangtua Hari pun menyuruh seorang pria yang duduk di dekat mereka untuk mengenalkan diri. Seungwoo langsung mengenali pria itu.

"Ini.... Evan kan?"

Seungyoun tersenyum sumringah lalu menyalami Seungwoo.

"Hi Partner! Aku Evan. Panggil saja Cho Seungyoun,"

Kedua orangtua Hari kebingungan saat Seungyoun mengenalkan diri seperti itu. Seungyoun segera menjelaskan.

"Besok di NYC Fashion Week kebetulan kami menjadi partner. Sejak kemarin aku sudah mencari tahu soal dia,"

Mereka mengangguk paham sambil tersenyum satu sama lain. Seungwoo menghapus air matanya yang sempat keluar tadi. Ayahnya Hari menepuk-nepuk bahunya perlahan.

"Terima kasih karena sudah tumbuh menjadi sebaik ini, Seungwoo-ah,"

***



Memutuskan menggunakan wajah Irene RV untuk sosok Diana 🙈 Karena ia cantik sekaliii aku suka hhi.

Mohon dukungannya dan jangan lupa tinggalkan jejak ya kalau sudah membaca.

Continue Reading

You'll Also Like

3.9M 43.2K 33
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...
2.6M 39.6K 51
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
3.8M 55.7K 32
Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh per...
13.3M 1M 74
Dijodohkan dengan Most Wanted yang notabenenya ketua geng motor disekolah? - Jadilah pembaca yang bijak. Hargai karya penulis dengan Follow semua sos...