SUE IT! [BTS RM] ✔

By Mytholojoon

13K 1.3K 288

[COMPLETE] ⚠️[Mengandung konten : kekerasan] ⚠️ Jika sudah bersinggungan langsung dengan ambisi, bahkan kelua... More

Destiny Begins
Who is Kim Namjoon?
Is this a love?
His Promise
Kim Namjoon and The Royal Kim Family
Kim Namjoon and The Royal Kim Family 2
Where are you?
Wait, What?
I want to make you mine
Real fight begin
Rival
A day before
Knowing Him
Unpredictable Thing 'bout Him
You Think?
Join In Your Clan
Watch Your Words
He doesn't know yet
Mission
His House
Little Brother
Try Again Later
Love Letter For Him
High Court
It's not over yet
Need Advice
It Happens Again
Back To Korea
Campaign
Road To Press Conference
Night In His House
Press Conference
Presidential Election
A Plan
The Girl
World War
The Truth Untold
Family Gathering
The Final

One Step Closer, but...

455 44 4
By Mytholojoon

Hongkong, September 29th, 2019

Minggu pagi, jam menunjukkan pukul 08.00, seperti biasa, kasur dan selimut kesayangan Hyossang telah berkompromi untuk tidak melepaskan Hyossang, namun Hyossang telah terjaga sejak pukul 07.30 tadi, berjaga-jaga kalau mamanya telfon dan dia belum bangun maka bisa dipastikan dia akan mendapat siraman rohani. Saat asik menscroll up dan scroll down twitternya tiba-tiba ada pesan whatsapp masuk.

'Nomer telfon siapa ini? Darimana dia tau nomer whatsappku? Dan darimana dia tau namaku?' Berbagai pertanyaan seketika memenuhi kepala Hyossang, dan betapa kagetnya Hyossang ketika ia melihat foto profil dari nomer telfon itu.

"Hah?" Hyossang langsung berteriak, kaget, bingung dan tak percaya, mungkinkah seseorang seperti mr. Kim menghubunginya? Tapi ada apa? Kepala Hyossang kembali penuh pertanyaan. Alih alih membalas pesan dari orang yang 'diduga' mr. Kim, Hyossang hanya terdiam memandangi ponselnya. Setelah terdiam dan berpikir sebentar, Hyossang memutuskan untuk menghubungi Leera.

📱Leera
"Lama sekali kau menjawab teleponku!" bentak Hyossang.
'Hei aku tadi di kamar mandi astaga, ada apa memangnya? Hari ini bukannya tidak ada janji?' Jawab Leera.
"Buka pesan dariku sekarang, aku tadi mengirimu sebuah gambar, sebuah screenshoot lebih tepatnya." perintah Hyossang.
'Tunggu sebentar.' Jawab Leera.

...

'What? Apa ini? Kau serius? Bukankah itu mr. Kim, si CEO yang sering kita temui beberapa hari ini?' Selidik Leera yang seketika menjadi sangat ingin tau.
"Mana aku tau, foto profilnya memang dia, tapi apakah itu benar-benar dia?" Tanya Hyossang mulai kwatir.
'Ajak ketemu saja!' usul Leera.
"Wah, kepalamu belum pernah terkena lemparan sepatu ya? Bagaimana kalau itu bukan dia? Bagaimana kalau penculik? atau lebih buruk, bagaimana kalau pembunuh?" Suara Hyossang terdengar semakin panik.
'Memangnya makhluk jenis apa yang mau dan berani menculikmu? Atau bahkan membunuhmu? Ku yakin mereka yang akan rugi karena melakukan hal itu!' Suara Leera terdengar ringan dan meledek.
"Haish kau ini, aku benar-benar panik!" Suara Hyossang kini benar-benar lirih, seperti akan menangis.

'Mau bagaimana lagi, kalau kau penasaran ya jalan satu-satunya harus kau ajak ketemu, lagi pula kita hidup di Hongkong, Hyossang-ssi, bahkan taman seluas apapun pasti ada cctvnya, dan aku yakin kau tidak akan dibunuh dengan mudah!' Kata Leera.
"Baiklah, kalau begitu menurutmu, dan akan baik kalau kau tidak mengucapkan kalimatmu yang terakhir!" Jawab Hyossang ragu-ragu.
'Nah begitu dong, haish lagipula kau kan bisa berkelahi, hajar saja kalau itu orang jahat, bawa senjata kalau perlu!' Kata Leera masih dengan usulnya yang agak menggelikan.

"Baiklah, aku akan mengajaknya bertemu, usulmu agak menggelikan, tapi akan ku praktekan." Ucap Hyossang kini dengan suara yang yakin.
'Hmm, ku berdoa untukmu, good luck! semoga memang benar itu mr. Kim.' Kata Leera tulus.
"Semoga saja, ya sudah aku tutup telfonnya, bye!" pamit Hyossang mengakhiri telfon, belum sempat Leera mengucap kata selamat tinggal, Hyossang sudah menutup telfonnya, kini Hyossang beralih ke whatsappnya untuk menyelidiki siapa sebenarnya yang tadi mengiriminya pesan.

Hyossang segera beranjak menuju kamar mandi, ia menyikat gigi, mencuci muka dan menata rambut, kali ini ia berdandan serapi mungkin karena entah kenapa ia merasa pertemuan ini tak akan sama dengan pertemuan-pertemuan sebelumnya yang notabene 'kebetulan' sedangkan hari ini adalah 'janjian'. Setelah merasa cukup rapi Hyossang mengambil tas kecilnya dan keluar, ia mengenakan celana jeans panjang dengan atasan kaos lengan pendek ditambah sepatu wedges setebal 5cm dan tas selempang kecil, benar-benar terlihat mengagumkan.

Awalnya Hyossang melangkahkan kaki dengan penuh percaya diri, sampai ia sampai di area taman, entah kenapa tiba-tiba keraguan menyelimuti dirinya, berbagai pertanyaan kembali memenuhi kepala Namjoon mulai dari apa yang akan dilakukan Namjoon? Sampai siapa Namjoon itu sebenarnya? Mengapa pria kaya raya seperti dia hidup berkeliaran? Sepengetahuan Hyossang dari membaca novel dan menonton film, orang sekelas Namjoon pasti banyak yang mengincar, 'ah sudahlah, tidak seharusnya aku berpikir yang aneh-aneh tentang dia' batin Hyossang mencoba meyakinkan dirinya sendiri, sampai dilihatnya sosok yang sedari tadi ia pikirkan,

"Joon-ah!" panggil Hyossang dengan suara lirih, takut mengagetkan.

"Ahh, kau sudah datang rupanya." reaksi Joon yang langsung menoleh ke arah Hyossang disusul senyum manis khas Namjoon.

"Jadi yang menghubungiku benar-benar dirimu?" Tanya Hyossang agak ragu.

Namjoon tersenyum sebelum mengatakan sesuatu, "menurutmu?" Namjoon bertanya balik dengan ekspresi masih tersenyum dan mengangkat alisnya. Jika saja kau tau Namjoon, hati Hyossang mungkin sudah melesat terbang jauh ke angkasa melihat ekspresi manis sekaligus menggemaskan itu, Hyossang merasakan wajahnya mulai hangat dan memerah, Namjoon yang menyadari hal itu berusaha menetralkan suasana.

"Kenapa berdiri saja? Duduklah!" Kata Namjoon sambil menunjuk tepat disebelahnya.

Hyossang yang canggung hanya menganggukan kepala dan duduk di samping Namjoon, "Oh iya, kau tadi mau tau kan aku dapat nomer teleponmu dari mana?" Tanya Namjoon.

"Ahh iya." Jawab Hyossang singkat tanpa melihat ke arah Namjoon.

"Hei, Hyossang-ssi, yang kau ajak bicara di sebelah sini." kata Namjoon sambil menjentikkan jarinya agar Hyossang menoleh ke arah Namjoon.

Dengan ragu, Hyossang menoleh ke arah Namjoon dan mata mereka kembali beradu, sekali lagi, Hyossang menemukan sepasang mata indah yang teduh, dan senyum tipis yang jika dilihat benar-benar manis dan bisa melelehkan hati siapapun, merasa ada desir hangat di wajahnya yang berarti wajahnya semakin memerah Hyossang kembali membuang pandangannya ke sembarang arah, dan Namjoonpun tertawa.

"Ke..kenapa kau tertawa Joon-ah? Adakah yang lucu" tanya Hyossang yang benar-benar gugup.

"Tidak ada." Namjoon mnjawab sambil tersenyum, dan melanjutkan kata-katanya, "Err, sebenarnya aku menyuruhmu datang kesini, aku ingin berpamitan."

"Berpamitan?" Sontak saja Hyossang menoleh ke arah Namjoon karena kaget.

"Humm, urusanku di Hongkong sudah beres, besok aku akan kembali ke Korea." Jawab Namjoon.

"Lalu kapan kau kembali kesini?" Pertanyaan Hyossang sukses membuat Namjoon bingung, tapi ia tetap berusaha mengendalikan dirinya.

"Entahlah, belum tau, aku kesini ketika benar-benar ada urusan penting disini, jika tidak aku tidak akan datang." jawab Namjoon. Hyossang hanya terdiam, jauh di dalam hatinya ia merasa akan ada hal besar yang hilang dari hidupnya, apakah dia telah jatuh cinta pada Namjoon? Pertanyaan itu tiba-tiba muncul di pikirannya, bagaimana tidak, merasa gugup saat bertemu dan merasa kehilangan ketika Namjoon mengatakan ia akan kembali ke Korea, apalagi kalau tidak jatuh cinta?

Hyossang berusaha bersikap senetral mungkin, ia menatap Namjoon nanar dan mengatakan, "Ah baiklah Joon-ah, mungkin pertemuan kita hanya sampai disini, aku senang bisa mengenalmu, kau sangat ramah untuk ukuran orang kaya yang biasanya hanya akan menyombong dan memilih milih teman, kau berbeda." Kata-kata Hyossang terhenti tatkala ia merasakan air mata tiba-tiba memenuhi pelupuk matanya untung saja tidak sampai menetes.

"I'll comeback soon Hyossang-ssi, I've something that should I explain to you." kata Namjoon dengan yakin.

"Then I'll wait you comeback and talk to me about it." jawab Hyossang tak kalah yakin. Mereka berdua saling melempar senyuman setelah itu keduanya sama-sama menghadap kedepan, memandang jauh ke arah taman dan seolah sibuk dengan pikiran masing-masing.

Hari semakin siang, matahari semakin terik, tiba-tiba Namjoon mendapat ide untuk mengajak Hyossang menghabiskan waktu bersama.

"Matahari sudah semakin tinggi, ayo kita cari tempat yang teduh." Ajak Namjoon.

"Umm." jawab Hyossang yang langsung beranjak dari tepat duduknya.

"Hari ini ada acara kemana?" Tanya Namjoon.

"Tidak kemana-mana, hari ini tidak ada janji dengan siapapun." Jawab Hyossang.

"Bagaimana kalau menemaniku menghabiskan waktu Jung ahgassi?" Tawar Namjoon.

Hyossang hanya terdiam mendengar ajakan dari Namjoon, dia bingung harus menjawab apa, antara bahagia karena bisa menghabiskan waktu dengan Namjoon atau takut, takut kalau semakin lama ia menghabiskan waktu bersama Namjoon itu akan membuatnya tak bisa melepaskan Namjoon, namun akhirnya Hyossang hanya mengangguk.

"Baiklah Jung ahgassi, seharian ini kau hanya akan menemaniku kemanapun aku ingin pergi!" Ucap Namjoon dengan bahagia mirip seperti anak TK yang dituruti permintaanya oleh orangtuanya.

"Ya, ayo menghabiskan waktu bersama." Ucap Hyossang yang ingin menyembunyikan keadaan hatinya.

Tujuan awal mereka adalah Ocean Park. Mereka bergegas menuju MRT Hang Hau dan menaiki kereta menuju stasiun MRT Ocean Park, butuh waktu sekitar hampir jam untuk sampai disana. Sesampainya disana Namjoon membeli tiket dewasa untuk 2 orang, mereka kemudian masuk dan menikmati hampir setiap wahana disana, gurat wajah bahagia terlihat jelas di wajah Namjoon, dia amat menikmati waktunya, sedangkan Hyossang, sesekali ia tersenyum dan tertawa tatkala Namjoon memandangnya atau mengatakan suatu hal yang lucu, karena jauh dalam hatinya kini berteriak berharap Namjoon tinggal lebih lama.

Sudah 2 jam lebih mereka berada di area Ocean Park, sampai akhirnya Namjoon lelah dan mengajak Hyossang ke tempat lain. Kini mereka menuju food court di Langham Place, daerah Mongkok, tempat dimana mereka berkenalan dulu, butuh waktu sekitar 20 menit perjalanan menggunakan MRT.

Sesampainya disana Hyossang dan Namjoon langsung memesan makanan di kedai yang berbeda, Hyossang ingin makan makanan Korea, sedangkan Namjoon memesan Spagheti. Selesai memesan dan membayar mereka mencari tempat duduk dan mengobrol.

"Hyossang-ssi, kenapa aku merasa hari ini hanya aku yang bersenang-senang huh?" Tanya Namjoon yang mulai sadar dengan sikap Hyossang.

"Ahh kata siapa? Aku juga menikmatinya, aku juga bersenang-senang." jawab Hyossang disusul senyum sekilas.

Tak berapa lama makanan yang mereka pesan sudah siap.

Hot pot chicken rice : one of Hyossang's favorite korean foods.

Spagheti bolognese, one of Namjoon's favorite italian foods.

Mereka kemudian menyantap hidangan yang disajikan kali ini tak ada pembicaraan apapun diantara mereka, baik Hyossang maupun Namjoon sibuk dengan makanan dan pikiran masing-masing.

Continue Reading

You'll Also Like

1.5K 84 41
menceritakan perjalanan bts dari tahun 2013 sampai 2023 diambil dari buku *BEYOND THE STORY* versi Indonesia
575K 47.7K 28
[COMPLETED✔] "Mengingat aku jatuh semakin dalam untukmu, tanpa bantuan sedikitpun untuk aku bangkit, aku ingin membencimu" -Jung Yein- "Aku menyukai...
1M 83.7K 29
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
NAMJOON By Ann

Fanfiction

26K 2.7K 66
Jungkook melihat Namjoon sebagai sosok yang berwibawa. Tapi kata Hoseok, Namjoon itu penuh dengan obsesi. "Obsesi itu sudah menjadi nama tengah Kim N...