ARSENA -Sejauh Bumi dan Matah...

Galing kay wgulla_

12.5M 853K 48.8K

Warning ⚠⚠⚠!! [FOLLOW DULU SEBELUM BACA KARENA PART DI PRIVATE] setiap orang yang baca cerita ini akan jadi S... Higit pa

Prolog
BAB 1
BAB 2
BAB 3
BAB 4
BAB 5
BAB 6
BAB 7
BAB 8
BAB 9
BAB 10
BAB 11
BAB 12
BAB 13
BAB 14
BAB 15
BAB 16
BAB 17
BAB 18
BAB 19
BAB 20
BAB 21
BAB 22
BAB 23
BAB 24
BAB 25
BAB 26
BAB 27
BAB 28
BAB 29
BAB 30
BAB 31
BAB 33
BAB 34
BAB 35
BAB 36
BAB 37
BAB 38
BAB 39
BAB 40
BAB 41
BAB 42
BAB 43
BAB 44
BAB 45
BAB 46
BAB 47
Bab 48
Bab 49
BAB 50
BAB 51
BAB 52
BAB 53
BAB 54
BAB 55
BAB 56
BAB 57
BAB 58
BAB 59
BAB 60
Bab 61
bab 62
Bab 63
Bab 64
Bab 65
Bab 65
Bab 66
BAB 67
Bab 68
Bab 69
Extra part Arsena 18+
Open PO

BAB 32

159K 14K 725
Galing kay wgulla_

Love dulu buat part ini ♥️♥️

***

Waktu sudah malam, setelah makan di salah satu tempat makan mereka bergegas untuk pulang. Afiqah lebih dulu mengecek tiketnya untuk memastikan keberangkatan kereta. Namun di saat ia berusaha mencari di tasnya tiketnya sudah robek entah kenapa. Wajahnya berubah menjadi sendu bahkan hampir ingin menangis.

"Mas tiketnya robek, kalau gini kita ngak bisa pulang!! Hiks...hiks...hiks... Kok bisa robek gini ya padahal tadi ngak kenapa-kenapa." Dalam hati Arsena bersorak senang. Itu adalah salah satu rencananya. Waktu mereka di nol kilometer duduk menikmati senja tangannya yang bebas bergilya melakukan hal itu. Walau ia merasa sedikit bersalah telah membuat gadisnya menangis, tapi itu satu-satunya cara agar mereka menginap di kota ini sesuai dengan rencananya.

"Kan kita bisa beli lagi." Ujar Arsena mencoba menenangkan.

"Tapi udah habis mas, tinggal besok." Ucap Afiqah sambil menunjukkan jadwal tiket kereta yang di carinya di internet kepada Arsena.

"Yaudah beli buat besok." Dengan santai Arsena mengatakan itu.

"Ih mas mah... Ngk seru!!!"

"Atau kita naik pesawat atau bis atau taxi gitu." Usul Afiqah.

"Besok saja sayang ini sudah malam tidak baik untuk pulang."

"Tapi mas kalau nginap kita ngak bawa baju."

"Beli dong!! Uang maskan banyak." Arsena memarkan isi dompetnya. Tentu saja di tanggapi dengan dengusan oleh Afiqah. Gadis itu menatap Arsena curiga jika semua ini ada sangkut pautnya dengan pria itu.

"Jangan-jangan mas yang robekin kan?"

"Hush ngawur kamu... Mending kita beli baju aja keburu malem."

Kemudian Arsena membawa Afiqah ke salah satu toko baju di mall Malioboro untuk memilih baju.

****
Ketika mereka tiba di hotel untuk reservasi kamar. Resepsionis memandang mereka aneh. Mereka terciduk seperti anak nakal yang ingin berbuat mesum karena seragam SMA yang mereka kenakan. Arsena mengutuk dalam hati seragam sialan ini. Andai saja tadi mereka ganti baju sekalian, tapi mau bagaimana lagi, istrinya itu mau ganti baju kalau udah mandi. Padahal alasan kuatnya belum rela lihat Arsena lepas dari seragam SMA.

"Pesan berapa kamar?"

"Satu."

"Dua."

Jawab keduanya bersamaan, membuat mereka menatap satu sama lain. Begitu juga dengan resepsionis yang nampak bingung. Ia penasaran dengan pasangan ini.

"Jadi pesan berapa?"

"Satu mbak, saya sama dia sudah menikah dan kami berniat untuk bulan madu." Jawaban aneh Arsena tentu saja membuat resepsionis itu tambah curiga. Sedang Afiqah hanya menghela napas kasar, ia kesal dari sekian banyak kata kenapa harus kata itu yang Arsena ucapkan.

"Mas kok ada polisi banyak?" Tanya Afiqah yang tak sengaja melihat beberapa polisi masuk ke hall hotel. Dan itu menimbulkan tanda tanya. Apalagi ada salah satu dari mereka yang berjalan mendekat ke arah mereka.

"Mau ada razia kali, mau nangkep pasangan mesum."

"Gawat dong mas, nanti kalau kita di tangkap gimana."

"Kitakan udah nikah sayang. Lagian masmu inikan polisi masa di tangkap polisi."

"Ngak ada jaminan mas. Mas polisi tapi pernah di tilang." Ujar Afiqah mengingatkan kejadian absurd beberapa bulan yang lalu. Sedang Arsena hanya terkekeh. Ketika pria itu ingin memberikan ID card untuk identitas memesan kamar. Tiba-tiba seorang polisi mendekat ke arah mereka.

"Selamat malam adik-adik. Apa yang kalian lakukan di hotel malam-malam begini?"

"Selamat malam pak. Kita mau bulan madu pak." Jawaban yang benar namun tidak sesuai dengan dandanan mereka saat ini yang tentu saja membuat polisi ini tidak percaya. Afiqah menepuk jidatnya mendengar jawaban menyebalkan Arsena. Ia sudah terlanjur malu. Bahkan pipinya merona tanpa sadar.

"Kalau begitu tunjukan buku nikah kalian." Suasana hening, beberapa pegawai hotel menatap penasaran. Bahkan sudah beberapa pasangan gelap di tangkap.

"Mas ngak lucu yah, kalau kita di tangkap." Desis Afiqah dengan kesal. Ia tahu mereka tidak membawa benda sakral itu. Mana terpikir bawa buku nikah. Rencana awal Afiqah hanya liburan sebentar terus pulang. Ia menatap Arsena kesal. Tapi menyebalkannya pria itu masih menunjukan wajah santai.

"Ini pak." Arsena menunjukkan sebuah foto pernikahan mereka di ponsel dan juga kartu identitas polisinya.

Polisi itu tersentak kaget ketika menyadari orang yang hampir di tangkapnya. Dia langsung menunduk hormat dan meminta maaf. Semua itu tak luput dari pandangan orang-orang yang menatap mereka penasaran. Bahkan mereka bingung kenapa dua anak seragam SMA itu lolos dari razia tidak seperti yang lain sudah di amankan.

"Maaf pak menganggu waktu anda. Semoga bulan madu bapak menyenangkan bersama istri bapak." Kemudian polisi itu pergi meninggalkan mereka.

"Kok bisa mas?" Tanya Afiqah ketika mereka menuju kamar.

"Kan saya sudah bilang saya itu polisi cerdik yang bertanggung jawab."

"Aku kira mas saking bertanggung jawabnya akan menyerahkan diri ke polisi itu kayak di tilang dulu dan membuat kita berdua malu."

"Dulukan saya memang salah dek, kalau sekarangkan benar. Kitakan sudah benar-benar menikah kamu ingatkan? Lagipula saya masih harus bertanggung jawab atas bulan madu kita yang tertunda."

"Apaan sih mas!!! Udah ah!! Afiqah mau mandi dasar ngak jelas!! Pokoknya Afiqah masih sebel sama Mas Arse." Ketika mereka masuk ke kamar, gadis itu langsung membersihkan diri ke kamar mandi. Sedang Arsena hanya terkekeh. Pria itu berjalan ke balkon menatap langit-langit malam. Baru kali ini ia melihat bintang begitu indah. Ia pastikan rencananya tidak akan gagal.

****
Afiqah keluar dari kamar mandi dengan mengenakan piyama lengan panjang yang tadi ia beli bersama Arsena. Ia menuju kasur namun tidak mendapati Arsena disana. Hingga sebuah siluet di balkon membuatnya sadar jika ada seseorang disana.

Pria itu nampak tenang menatap langit. Afiqah mendekat ke arah Arsena. Tanpa sadar ia menggenggam tangan pria itu. Melihat ketenangan pria itu, ia sadar bahwa Arsena jarang sekali mengeluh padanya. Ia selalu tersenyum dan bahagia di hadapannya.

"Sudah selesai?" Afiqah mengangguk menjawab itu.

"Mas lagi lihat apa?"

"Bintang." Mendengar itu Afiqah ikut mendongak ke atas langit. Entah kenapa suasana berubah menjadi sunyi dan hanya ada semilir angin di sana.

"Pernah tidak kamu berpikir jika siang hari kemana perginya bintang-bintang itu?" Afiqah menggeleng, ia tidak pernah memikirkan hal itu. Ia hanya tau bintang akan terlihat saat malam karena tidak ada sinar matahari.

"Bintang, ia berdiam diri disana baik pagi, siang dan malam. Bumilah yang berputar sedang bintang mereka tetap setia di sana, walau di acuhkan bumi. Dia tak pernah protes jika harus berbagi kasih dengan matahari untuk mencintai bumi. Sama seperti aku yang ingin menjadi bintang yang setia di hatimu walau kadang tak bisa kau lihat keberadaannya sekalipun." Arsena mendekat mensejajarkan wajahnya dengan Afiqah. Gadis itu terlihat sangat cantik di bawah purnama berbintang. Ia tidak pernah melihat gadis secantik ini sebelumnya. Hal itu membuat Arsena ingin mencium gadis itu hingga lelap.

"Soal mencintaimu biar jadi urusanku, tapi berhentilah menjadi bumi yang berpura-pura tidak tahu aku mencintaimu." Afiqah terpaku mendengar itu, bahkan ia tidak sadar sejak kapan bibir pria itu di dekatnya dan mencium bibirnya lembut. Afiqah tak kuasa menolak, ia luluh dalam lautan cinta Arsena. Bagaimana lembutnya pria itu memujanya, menyentuhnya dan mencintainya. Hingga mereka terhanyut satu sama lain, mencurahkan rasa yang selama ini mereka tahan. Tubuh mereka saling mendekap penuh kehangatan. Berbagi kasih dan bercumbu rindu di bawah langit berbintang.

****

Gimana chapter ini 😭😭😭

Suka ngk?

SPAM komen next di sini yaa!!!

Ada yg mau disampaikan ke Afiqah?

Ada yg mau di sampaikan ke Arsena?

Semoga kita terlindungi dari coorona...

Author jadi mau cium Arsena

Jangan lupa follow Wattpad aku, like, coment and share..

jangan lupa follow Instagram @wgulla_
@arse_fa
@arsen_anggara
@afi_qahshafa

Ipagpatuloy ang Pagbabasa

Magugustuhan mo rin

2.3M 35.2K 48
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
16.2K 2K 21
[ H I A T U S ] ⚠️ WARNING !!! ⚠️ Bahasa kasar & Non-Baku Homophobic menjauh !!! Hanya cerita khayalan saya :) Original buatan saya !!! Slow Update ~...
10.5M 1.1M 76
𝐏𝐀𝐑𝐓 𝐌𝐀𝐒𝐈𝐇 𝐋𝐄𝐍𝐆𝐊𝐀𝐏! Squel dari cerita : RENAVEL 🚫𝐊𝐀𝐋𝐀𝐔 𝐌𝐀𝐔 𝐇𝐄𝐁𝐀𝐓, 𝐉𝐀𝐍𝐆𝐀𝐍 𝐉𝐀𝐃𝐈 𝐏𝐋𝐀𝐆𝐈𝐀𝐓🚫 Cerita solf pr...
3.3M 26.2K 47
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...