Bukan Dosen ku

By Arnalda_haru

2.6K 42 3

Cerita tentang gadis yang mau ngejar toga dengan pria yang mengejar akad. Arya dengan segenap keyakinan ingi... More

AWAL
BAB 1 (my story)
BAB 2.1
Bab 3

BAB 2.2

339 7 0
By Arnalda_haru


Arya Janardana

.

.

.

"jadi mas, balik lusa ?" Tanya pak Wisnu di sela-sela wisata kuliner mereka malam ini.

"ia mas. Saya ngisi kuliah umum. By the way mas. Yang ikut seminar kemarin mahasiswa semua ya mas ?"

"ia mas. Kita lagi menggalakkan publikasi ilmiah. Biar tetap jadi LPTK favorit. Oia, besok agenda mas apa ? mumpung lagi kosong jadwal.'nih.." ajakan pak Wisnu menarik perhatian dosen muda ini. Sejenak ia berhenti menyantap kerang rebus ke-tiganya ini.

"tau ja nih mas nya. Tapi, ntar masnya jadi repot lagi. Saya gak enak mas. Rencananya saya naik angkutan aja kesana. Itung-itung solo traveling."

"repot dari mana sih mas ? tamu dari jauh ya harus di jamu dengan baiklah. Biar mas kangen terus sama daerah ini. Yaudah kita berangkat malam ini aja. Jalan malam tidak terlalu macet."

"eh, seriusan ini mas ? gpp ?"

"ia. Udah buruan kita berangkat. Kita ajak dosen yang lain juga. Kebetulan mereka masih dikantor".

.

.

.

Mobil yang berisi Arya, Wisnu, Setya, dan Eko. Mobil yang dosen-dosen muda dan kece ini melaju dengan kecepatan sedang, itung-itung nikmati angin malam.

Kebanyangkan pembicaraan dosen-dosen muda ini, apalagi kalau bukan bicarain penelitian, pengalaman mengajar dan....

Dan...

Dan.

Dan yah... kehidupan pribadi tentunya.

"kalau saya Alhamdulillah, sudah punya momongan. Mau liat mas ?" ujar pak Wisnu sembari memperlihatkan foto anaknya.

"Cah lanang mas ? cakep banget.." Arya terlihat antusias melihatnya. "saya jadi pengen"

"kalau saya udah 2 mas, sepasang cewe-cowo" ujar pak Eko.

"kalau pengen, harus garcep lah mas. Kan gak ada lagi yang di tunggu ?" saut pak Setya.

"ia sih mas. Belum ketemu yang pas aja. " - "lagian saya juga bakalan sibuk untuk disertasi saya mas" sambung Arya.

"kalau saran saya nikah aja dulu. Kan lumayan mas, istri mas nanti bisa nemenin mas ngerjain tugasnya."

"bener juga y mas eko. Saya juga sudah di tanyain sama keluarga"

"tapi mas harus ingat. Kita menikah bukan hanya sekedar butuh teman hidup atau maaf teman tidur. Bukan. Arti menikah itu adalah kita hidup bersama untuk mencapai surganya Allah. Saling mendukung, saling menutupi, saling mengingatkan, semuanya harus saling agar kehidupan kita juga adem ayem." Kata-kata pak Wisnu sangat bagus.

"wanita itu tidak ada yang sempurna, begitupun kita. Makanya kita harus saling menyempurnakan mas" kata-kata penutup dari pak Setya.

Dan pembicaraan tentang pernikahan dan anak berhenti sampai disana. Karena mereka tau, pembicaran seperti ini sangat sensitive. Di samping itu Arya mulai meresapi perkataan dosen-dosen muda yang lain. Sedikit tidaknya pernikahan selalu ada di pikiran dosen muda nan ganteng ini.

.

.

.

"suasananya asik ya pak, saya udah lama mau liburan. Walaupun mahasiswa libur, dosen belum tentu."

Arya benar-benar menikmati perjalanannya kali ini. Menerima tawaran menjadi pembicara di Sumatera adalah keputusan yang tepat. Suasana yang menyenangkan, sambutan yang ramah, benar-benar luar biasa. Mematahkan semua anggapan bahwa "orang sumatera itu kasar". Ditambah lagi, bertemu dengan seseorang yang 'sedikit' membuatnya berdebar.

Ah... Haru...

"namanya Alarice Haru mas. Stambuk 2014. Anaknya baik, sopan. Asli orang sini. Orang jawa juga mas"

Mendengar peryataan pak Wisnu, sontak membuat Arya jadi salah tingkah. Wajahnya samar-sama 'merona'.

"apaan sih mas. Da..da..datang-datang malah ngomong gitu" tuhkan jadi gaguk bicaranya.

"dia anaknya baik kok mas. Sering bantu-bantu di kantor juga anaknya" sambung pak Eko.

"ooo... jadi mas Arya kepincut si Ris toh... sok atuh mas, kalau mau nanya-nanya. Atau mau nomor hpnya ? alamatnya juga ada? Sosmed juga ada nih saya" sambung pak Setya.

Yang ditawari malah semakin salting.

Garuk-garuk kepala √

Pipi merona √

Senyum-senyum √

Hayoo.. itu tanda-tanda apa ?

Yap.... Tanda-tanda suka..

"si bapak bisa aja sih... saya udah tua gini, mana mungkin mau mas" jawab Arya melas.

"siapa bilang mas ? masih ganteng gini juga"

"tapi saran saya nih mas. Jangan coba-coba mainin perasaan ya mas. Karena perasaan cewe itu rapuh"

"siap mas. Saya juga harus yakinkan perasaan dulu"—"tapi sosmednya boleh lah mas" diakhiri dengan cengiran imutnya.

.

.

.

Alarice Haru

"sebenernya kita bisa wisuda bulan November ini kan ris ?"

"insha Allah raniku sayang, kan berkas kita udah naik ke BAAK, udh santuy aja"

"selesai dari sini, kamu lanjut s2 gak ?"

"rencananya, ko gimana run ?"

"iya, mau nyoba di LPTK yang di Yogya, siapa tau ketemu Pak Arya gitu...."

"kamu ngeHalu run ? pak Arya kan Nondik.."

"oia yah ?? yaudah deh, sama aku sama bang david aja"

"siapalagi lah itu run ?"

"itulo... dokter gigi yang praktek di Ruko dekat kosan ku ituris"

"@~~!@!@#$%^&*"  Nasib punya temen labil ya gini ... -huft...

.

.

.drttt....drt....

Panggilan masuk ke hp Haru, eh ? pak Wisnu ngapain nelpon ya­- pikir Alarice.

"Assalammualaikum ris, kamu di kampus gk ?"

"Waalaikumsalam, Ris di kampus pak, lagi di DigiLib"

"sendirian atau sana temenmu itu?"

"sendirian pak, ada yang bias di bantu pak ?"

"gini, saya nelponin bu Dewi gak bisa-bisa, coba kamu ke ruanganya. Bilang buat pesenin tiket mas Arya"

"okesiap pak, ris ke lab sekarang"

"oke-oke.. oia ris mas Arya titip salam"

"o. .. .. .. iya pak, waalaikumsalam, saya tutup y pak"

Setelah mengakhiri panggilan telpon dari Pak Wisnu, Alarice segera melunjur ke Lab untuk menemui Buk Dewi.

.

.

Tok..tok..

"Assalammualaikum buk dewi...."

"waalaikumsalam, ada apa ris ?"

"buk... Kata pak Wisnu jangan lupa pesankan tiket pak Arya."

"oo, udh saya pesan kan .. nih, kamu aja yang pegang ya. Karena saya sore ini mau pulang kampung, martua saya sakit"

"eh,,, berarti saya besok datang ke kampus dong buk ?"

"gak usah, kan Pak Wisnu lagi ke gunung sama mas Arya, nanti sore mereka balik ke kampus, jd kamu tunggu aja. Nanti diambil sama mas arya"

Alarice hanya bisa menganggukkan kepal. Lagian dikampus bisa wifian wkwkwk....

.

.

.

..

.

.

Sembari menunggu kedatangan rombongan para dosen muda yang melancong. Alarice menghabiskan waktu di gedung fakultas. Ngadem..

"Haru kah ?"

Sebuah suara mengalihkan atensi gadis ini dari ponselnya. Degan sigap menghadap sang pemilik suara.

"ia pak Arya. E. e.. ini tiketnya pak. Buk Dewi nya sudah pulng." Alarice terdiam sebentar melihat sekeliling. "loh bapak sendirian aja ? gak bareng pak wisnu ?"

"pak Wisnu langsung ke ruangannya tadi. Oia, ini udah jam 5 sore har, maaf ya kamu jadi nungguin kita." Arya mencoba berbicara setenang mungkin. Kalau boleh jujur, Dosen muda ini gak pernah 'dekat' dengan cewe.

"no problem pak. Saya juga sekalian ngobrol sama temen, baru aja pulang temen Haru"

"yaudah, kalau kamu mau pulang silahkan, tapi saya gak ngusir kamu loh. Katanya rumah kamu jauh dari sini, gak baik kan pulang terlalu malam"

"eh si bapak. Saya hari ini bawa motor kok pak, jadi bisa cepat sampai rumahnya"--- "em.. bapak mau ke ruangan pak wisnu ?"

"ah, iya. Saya mau nyusulin pak Wisnu. Mau wisata kuliner lagi saya. Tadi di gunung udah beli pernak-pernik juga" ngomong apasih gue- Inner Arya.

"iya deh, jajanan Kota ini makyus semua. Hati-hati BB naik loh pak." Alarice tertawa pelan " Saya izin pulang dulu y pak"

Arya sempat melirik ke ponsel Haru sebentar, "kamu lagi buka ig ya Har ?"

"iya pak, anak-anak pada upload foto-foto lucu semasa kuliah, kita masih muda-muda banget"

"sekarang kamu juga masih muda kok Har, saya baru bisa dibilang sudah tua"

"bapak masih kelihatan muda kok pak. Kalau bapak ngajar disini, dijamin deh bapak bakalan punya banyak fans disini. Kayak Pak Wisnu, tapi sekarang udah gak lagi, kan Pak wisnunya udah nikah"

"wah... jadi pak Wisnu itu terkenal ya disini? Jadi banyak yang patah hati dong ya Har ?"
"jelas lah pak, Hari Patah Hati se-Jurusan" diakhir dengan tawa kecil gadis Jepang – Indo ini.

"kamu juga termasuk Har ?

Alarice terdiam sebentar, memasang pose berpikir

"hmm... waktu itu saya belum kenal dengan Pak Wisnu pak. Jadi gak ada yang kayak gituan"

"ooo... " alhamdulillah, si haru gak kenak virus merah jambu sama pak Wisnu- Inner Arya.

"saya pamit pulang dulu yak. Safe flight pulangnya besok ya pak"

Sepeninggalnya Haru, Arya langsung loncat-loncat kecil. Seneng dia tuh.

Gak salah dia, ikutin saran Pak Wisnu, coba ngobrol bareng si Haru.

.

.

.

.

"wits... kayaknya lancar nih" goda Pak Wisnu ketekita Arya masuk keruangannya.

"lancar mas. Tapi saya kelupaan nanya nama ig nya, padahal tadi saya sudah singgung tentang itu tadi." Sedih Arya.

"gampang itu mah, mas kan udah tau naman ignya, kenapa gak langsung difollow coba ?"

"kalau saya tiba-tiba follow dia, saya takut dikira stalking lagi mas"

"udah follow aja. Nanti kita bantu disini."

"si mas, bias aja."

"besok berangkat jam 11 kan mas ? barengan si Haru nanti kita"

"loh ? kok ? Haru ikut nganter saya gitu mas ? beneran mas ?"

"enggak, besok ada tamu buat acara lusa jadi si Haru ditugasin untuk jemputnya. Udah mas, belum jadi aja udah nge-bucin­ aja. Pastiini dulu dia suka sakma mas juga"

Pak Wisnu dan Arya sudah dalam perjalanan menuju hotel tempat Arya menginap. Gak jadi jalan-jalan, karena udah pada kelelahan. Sesampainya di hotel dan pak Wisnu langsung pamit, buru-buru pulang agar cepat-cepat bertemu dengan jagoannya.

Sedangkan Arya langsung membersihkan diri. Selesai mandi, Arya duduk di pinggir tempat tidur, pikirannya random. Jalan-jalan ke gunung, orangtuanya, mbakyunya dan berakhir si Haru.

Mengingat Haru pertanyaan simple itu muncul.

"apa dia suka sama aku juga?"

.

.

.

.

Alarice Haru

"assalammualaikum.... Papa udah sampai rumah? Jam berapa sampe rumah pa?"

"waalaikumsalam, tadi siang sampenya. Katanya kakak cuman sebentar ke kampusnya kok ini lama ?"

"ia pak, tadi nungguin dosen buat ngasi tiket pesawat"

"dosen ganteng yang kakak ceritaain semalam kak ?" Tanya sang mama.

"iya ma, itu dosennya tinggi banget ternyata"

"bukan dosennya yang tinggi kak, tapi kakak aja yang pendek"

"is..is.. si papah, ngejek anaknya pendek.... Ter-la-lu"

Papa dan mama cuman ketawa aja. Suka gemes aja liat Haru kalau bahas tinggi suka sensi sendiri dianya.

"jadi kakak suka sama dosen itu?" pertanyaan si papa, buat si Haru menghentikan kunyahannya.

"suka sih pa. Tapi cowo kayak gitu mana suka sama kakak, dia ganteng, tinggi, udah gitu udah jadi dosen. Pastilah cari yang sepantaran sama dia. Kakak gak mau nge-Halu pa"

"mana tau jodoh kak, kayak papa dan mamamu ini loh,,, iya kan cintaku" ujar papa sambil menyolek dagu mama. Genit...genit..manjha.

"euh.... Kakak ke kamar dulu ya, mau mandi"

Sesampainya dikamar, hilang sudah niatan mandi. Sepertinya rebahan sebentar gak masalah. Haru menelungkupkan tubuhnya di kasur..

"ah... nyamannya"

Pikirannya menerawang tentang si dosen muda itu.

"apa iya dia suka sama aku?"

TBC. 

Continue Reading

You'll Also Like

149K 5.3K 60
An Indian brother-sister/family story. The Singhania family is the most prestigious family in the country. Together, they seemed to be invincible...
118K 1.5K 49
Well i mean its just imagines of walker sooooo Also request are open so if you want one just let me know!
93.4K 4.4K 51
ငယ်ငယ်ကတည်းကတစ်ယောက်နှင့်တစ်ယောက်မတည့်တဲ့ကောင်လေးနှစ်ယောက်ကအလှလေးတစ်ယောက်ကိုအပြိုင်အဆိုင်လိုက်ကြရာက မိဘတွေရဲ့အတင်းအကြပ်စီစဉ်ပေးမှုကြောင့်တစ်ယောက်အပေါ...
53.9K 2.5K 167
This story follows the early life of James also known by his street name Headshot or Shooter. James had an extremely rough childhood, one that turned...