SARANGKALA

By riankobe

32K 1.6K 141

Demit penculik bayi yang meneror sebuah kampung di kota Banten More

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15

chapter 10

1.4K 95 4
By riankobe

Tanpa membangunkan yang lain karena mungkin pikir bu Warsih hanya untuk mengecek ke khawatiran anak didiknya saja.

Bu bidan tidak memperhatikan benda-benda yang tadi terlempar ke kepala kamu berserakan dan terinjak saat dia berjalan. Kamu memperhatikan, tapi tidak ada waktu untuk membahas itu sekarang.

"Bu"

Masih tidak ada jawaban.

"Kamu yakin bu warsih sudah lama dikamar mandi ?" Bu bidan yang masih dalam keadaan setengah mengantuk, berjalan keluar rumah dan tentu saja kamu dibelakangnya

Kamu mengangguk menjawab bu bidan.

Bu bidan mendekati kamar mandi, didepan pintu dia tampak ragu-ragu untuk membukanya. Sekali lagi dia mencoba memanggil namun masih belum mendapat jawaban. Kini bu bidan memiliki ke khawatiran yang sama dengan kamu.

"Buka saja bu." Usul kamu.

Bu bidan membuka pintu dengan perlahan sambil memanggil nama bu warsih.

"Astafirulohaladzim." Kata bu bidan yuyun dengan sedikit berteriak.

"Ada apa bu ?" kamu semakin cemas.

"Kamu mundur ! mundur, kamu jangan kesini !, panggil ibu-ibu didalam." Kata bidan yuyun dengan sedikit berteriak.

Kamu sempat terpaku saat melihat wajah bu bidan menjadi merah dengan matanya yang sedikit berkaca-kaca. Sampai akhirnya bu bidan membentak kamu lagi untuk melaksanakan perintahnya. Kamu tidak melihat apa yang terjadi didalam kamar mandi, tapi kamu yakin telah terjadi hal yang buruk. Jantungmu berdetak lebih cepat, kaki mu terasa lemas, kepalamu terus membayangkan hal-hal yang mengerikan.

Keadaan dirumah bu warsih menjadi ramai, setelah semua orang terbangun. Salah satu tetangga bu warsih terlihat menangis sambil berlari untuk meminta bantuan. Kamu, sari, indah dan kelima anak bu warsih tidak tahu apa yang sedang terjadi karena mereka ada didalam kamar. Bidan yuyun menyuruh kamu bersama yang lainnya juga si bayi untuk tetap tinggal didalam kamar.

Untunglah anak-anak bu warsih mungkin belum sadar, mereka masih dalam keadaan ngantuk jadi terlihat tidak peduli dengan keramain yang terjadi diluar. Sementara kamu, sari dan indah tentu aja ada yang sedang tidak beres dengan bu warsih, namun ketiga sahabat ini memutuskan untuk tidak saling berbincang. Masing-masing mereka duduk bersandar pada bilik bambu. Indah yang terlihat paling gelisah. Sempat beberapa kali ingin keluar kamar untuk menjawab rasa penasarannyam tapi Sari selalu berhasil membujuknya. Sementara kamu seperti sudah kehilangan tenaga untuk terlibat dalam konflik kecil itu.

Kamu mengambil bantal, mencoba membaringakn tubuh disamping anak-anak bu warsih. kamu mencoba menghilangkan bayangan-bayangan dikepalamu tentang hal mengerikan yang menimpa bu warsih, tapi sekuat apapun kamu mencoba mengalihkan pikiranmu selalu muncul sorot mata bu warsih dan senyum ganjil dibibirnya. Ekpresi wajah bu warsih yang membuat kamu kaget sebelum dia meminta diantar ke kamar mandi.

Bu warsih dibawa dengan motor, bidan yuyun ikut menemaninya. Rumah bu warsih menjadi ramai oleh kedatangan warga desa. Kamu dan kedua temanmu sudah diizinkan untuk keluar begitu juga dengan anak bu warsih. namun kamu tidak ada tenaga untuk keluar kamar dan berbincang dengan orang lain, kamu masih membaringkan tubuh untuk menghilangkan kegelisahan, sambil berharap rasa kantuk segera datang dan ketika bangun esok pagi kepalamu sudah bisa tenang.

Tapi sayang hingga suara adzan datang kamu masih belum bisa memejamkan mata. Beberapa warga sempat beberapa kali mengajak kamu untuk makan saur dirumahnya, tapi kamu menolak begitu juga dengan Sari dan Indah. Hingga akhirnya tetangga yang lain datang membawa makanan, kemudian disajikan. Kamu hanya menyantap setengah centong nasi saja. tidak ada nafsu makan sama sekali, kamu makan hanya untuk menghargai orang yang sudah repot repot membawanya saja.

Indah menatap kamu ketika ketiga sahabat ini sedang menikmati santap sahur. Dari matanya dia tampak memedamkan banyak pertanyaan untukmu, tapi sepertinya dia berhasil mengendalikan bibirnya. Sedangkan Sari tampak lebih tenang, saat dikamar dia beberapa kali mengelus punggungmu mencoba untuk menghilangkan ketegangan dan membuatmu lebih tenang dan santai. Sari lebih bisa membaca situasi, mungkin dia juga memiliki rasa penasaran tapi saat ini bukan waktu yang tepat.

Tapi sari dan indah juga tidak tahu bahwa kamu juga tidak tahu apa yang terjadi dengan bu warsih. hal buruk tentu saja yang terjadi pada bu warsih, tapi lebih detail hal buruk seperti apa kamu juga tidak tahu.

Kamu mencoba menguping pembicaraan dari setiap warga yang ada dirumah, tapi tidak dari satupun dari mereka membicarakan lagi bu Warsih, yang terdengar hanya obrolan-obrolan biasa. Walaupun kamu berusaha untuk meredam bayangan-bayangan mengerikan namun rasa penasaran didalam dirinya tidak mau hilang.

Hingga matahari terbit kamu tidak bisa memejamkan mata, kamu masih terbaring dengn posisi yang sama. Warga yang dari malam ramai kini mereka pulang satu persatu, yang tersisa hanya beberapa orang saja.

Si bayi menangis, mungkin meminta air susu. Anak-anak bu warsih yang paling kecil juga bertanya-tanya dimana ibunya. Sedangkan anak yang paling besar sudah tahu ibunya dibawa kerumah sakit dan mencoba mengalihkan perhatian adiknya dengan mengajaknya untuk keluar rumah.

Kamu, Sari dan indah mencoba menjalankan rutinitas pagi seperti biasanya untuk mengurus si bayi mulai dari membuat air panas hingga memandikannya, namun bedanya kali ini kamu harus mencari akal untuk memberi si bayi pengganti air susu. Para tetangga wanita bu warsih tidak ada yang memiliki bayi jadi tidak ada satupun dari mereka yang bisa membatu, karena air susunya tidak keluar setelah dicoba beberapa kali.

"Pake air gula aja neng." Usul salah satu warga setelah dia mengecek ke beberapa warung untuk membeli susu untuk bayi namun pulang dengan hampa.

"Wah jangan bu,"

"Tapi ini gulanya gula merah kan lebih sehat, dari pohon aren, jadi alami tidak ada bahan aneh-anehnya. Lagian gulanya dibikin sama warga sini, masih alami." Dia tetap kekeh dengan pendapatnya.

Tetangga yang lain datang sambil membawa madu dalam botol ukuran kecil.

"Pake ini aja neng, ini sehat dan alami."

"Iya bu, tapi untuk bayi belum boleh, pencernaannya kan belum seperti orang dewasa." Sari mencoba menjelaskan.

"Lalu bagaimana, kasian perutnya belum diisi. Nanti dia rewel nangis terus, lebih kasian lagi."

Dalam keadaan yang serba bingung untuk mencari pengganti asi. Mobil truk yang membawa rombongan bapak-bapak lewat dibelakang rumah bu warsih. kamu baru sadar bahwa suami bu warsih kerja di perternakan sapi peras. Lalu kamu mengusulkan ide untuk meminta atau membeli susu di peternakan, tentu saja para tetangga bu warsih dengan senang hati menuruti usul kamu.

"Kenapa saya ga kepikiran yah." Kata tetangga bu warsih yang membawa sebotol madu tadi.

Sementara tetangga bu warsih pergi ikut dengan rombongan bapak-bapak untuk membeli susu sapi, kamu membantu anak tertua bu warsih untuk menanak nasi dan juga mengurus adik adiknya yang lain. Walaupun kamu dibuat sibuk tapi tetap saja tidak bisa menghilangkan ingatan semalam.

"Sudah ada kabar dari bu bidan ?" tanya sari.

"Belum ada, belum ngasih kabar. Apa kita telpon dia saja ?"

"Tidak usah. Mungkin bu bidan lagi sibuk. Lagian kalau ternyata kondisi bu warsih tidak baik-baik saja tentu akan membuat orang-orang dirumah ini semakin gelisah."

"Kenapa kamu berpikir bu warsih tidak akan baik-baik saja ?"

"Aku tidak tahu, hanya saja kalau bu warsih Cuma terjatuh di kamar mandi pasti keadaanya tidak akan sepanik semalam dan juga puskemas masih bisa menanganinya. Bukankah kamu lebih tahu apa yang terjadi dengan bu warsih semalam ?"

Kamu menggelengkan kepala.

Sari memegang pundak kamu, lalu mengusap-ngusapnya seakan dia memberi isyarat bahwa tidak apa-apa, dia tidak memaksa untuk kamu menjawab pertanyaannya.

"Kenapa kamu berpikir aku tahu apa yang terjadi dengan bu warsih ?"

"Bukannya kamu yang semalam mengantar bu warsih ke kamar mandi."

Bayangan tatapan bu warsih dan senyum ganjilnya kembali terbayang. Tubuhmu merinding seperti ada angin yang kencang tiba-tiba menyapu tubuhnya.

"Iya, tapi aku tidak tahu apa yang terjadi setelahnya. Apa sebaiknya kita pulang saja ?"

"Kenapa kamu tiba-tiba ingin pulang ? rasanya ini bukan saat yang tepat. Bu bidan pasti sangat membutuhkan bantuan kita saat keadaan seperti ini."

"Ya sudah kamu mandi dulu, nanti kita pulang dulu ganti baju."

Kamu pergi kekamar mandi, saat kamu melewati samping rumah kamu kembali teringat pada kejadian semalam setelah benda-benda yang semalam melempar kepalamu masih tergeletak disana. Ada bawang merah dan cabe bekas terinjak kaki bu bidan. Juga piring kaleng yang juga masih tergeletak.

Kejadian semalam benar-benar terjadi bukan halusinasi.

Saat kamu masuk ke kamar mandi, kamu terbayang sosok bu warsih. Saat kamu jongkok dan mulai membasuh muka, mata kamu tertuju pada bercak merah di bilik bambu. Kamu merasa familiar dengan warna noda merah itu, kamu menganggap itu mungkin darah. Tapi untuk memastikannya kamu harus menciumnya lebih dekat untuk mengecek adakah bau anyir yang tercium.

kamu melihat ke jalur pembungaan air kamar mandi, kamu melihat samar-samar warna merah gelap yang sudah tercampur dengan air comberan. Sepengetahuan kamu tidak ada yang memotong ayam atau membersihkan daging. Kamu baru sadar juga bahwa setiap dinding bambu kamar mandi terlihat basah seperti habis dibersihkan. Apa yang terjadi dengan bu warsih semalam ? kamu dengan cepat mengambil handuk dan mengurungkan niat untuk mandi.

Continue Reading

You'll Also Like

396K 10.1K 36
This is a Collection of Real Life Horror stories. These stories are told by various different people who personally experienced paranormal events.
1.8K 268 5
This is the story of a unwanted guest who sudden appearance in kareena life .how they gonna deal with It.
41.2K 988 93
About my experiences with creepypastas, ect.
5.6K 716 22
TITLE - I'm Flirting with a Man in the Supernatural World Supernatural world မှာ မင်းနဲ့ flirt ကြမယ် ချူဟွိုက် + ကျင်းထျန်းယိ Description 💥 ချူဟွိ...