Where Is My Calon Imam?

Por rasamaa

20.1K 882 51

Cinta adalah Fitrah. Menikah adalah Sunnah. Jatuh cinta dan memendamnya adalah caraku menghormati rasa. Menj... Más

prolog
1|Nama
2|Hari Pertama
3|Kembaran
4|Rumah Belajar
5|Jaga Sendiri Aja (1)
Jodoh
5|Jaga Sendiri Aja (2)
6|Bukan Benci
7|Jangan Lagi
8|Diam Dan Mengikhlaskan
9|Pergi
10|Rindu dan Doa
11| Move on
12|Baper
13|Rencana Allah
14|Kabar Gembira
15|Menjemput
16|Baper Jangan
Bertemu Misha
18|Pengakuan
19. Menunggu?
20| Sakit
21|Gugup
22|Menunggu

17|Gagal Move On?

186 14 0
Por rasamaa


"Kalau bukan kita akan tetap ada yang menggantikan dan menjalankan dakwah ini.

Dakwah gak akan berhenti hanya karena seorang yang pergi. Bahkan yang pergi pun akan terganti".

Misha

💕💕💕

"MaasyaAllah, kak Novel nya bagus-bagus loh. mauu loh," ucap Cika berdiri disamping ku yang duduk di depan meja belajar. merekap data di laptop. Aku hanya tersenyum tanpa menoleh. Pokus melanjutkan pekerjaanku

"Ini udah dibaca semua kak?"

"Hampir," singkatku.

"Aku pinjem baca yah kak."

"Iya dek ambil aja."

Aku berhenti dari aktivitasku. Dan memerhatikan pergerakan Cika yang sedang mengambil satu Novel diantara deretan Novel yang tersusun rapih di sisi almari meja belajarku.

"Bumi Cinta," bacanya pada salah satu novel favoritku yang sudah ada di tangannya, karya kang Abik. Habiburahman

"Wahh.. Karya Habiburahman. Pinjem ya kak."

"Iya adeek!" ucapku lembut dengan penekanan disetiap kata.

"Novel Habiburahman keren-keren ya kak. Maka nya banyak di jadiin film yah!" ucapnya berlalu duduk disisi kasur bersandar beralas bantal

"Lagi ngapain sih Sha? Ada tugas yah lo?" ucap Intan yang juga duduk disisi kasur yang berbeda dengan Cika memainkan handphone di kedua tangan nya

"Bukan kok." aku men-shut down laptopku Setelah mengirim data via email pada mba Anggun dan menutup nya sebelum akhirnya aku memutar arah dudukku menghadap Intan.

"Sha gimana di Bandung? Betah ya?"

"Hmmm... Gitulah ntan."

"Lo udah ada pengganti Hasan ya Sha disini?"

"Maksud nya?" bingung ku

"Iya Agung, tetangga pengganti Hasan. gua liat dia baik banget mau direpotin."

"Iya alhamdulillah, dia baik banget. Tapi dia bukan pengganti Hasan lah ntan, dia udah kaek abang banyak bantu gua disini," jelasku menyamakan panggil lo-gua Intan. Entah kenapa sekarang lebih mudah untuk ku menyesuaikan cara bicara lawan bicara ku.

Agung sudah seperti abang ku yang banyak bantu selama di Bandung, beda hal dengan Hasan sahabat yang hampir sepaham dalam berbagai hal dan mengerti satu sama lain, dia sahabat ku sejak sd saat pindah disana.

"Emang apa bedanya sama Hasan?"

"Beda aja lah ntan kalau Hasan kan temen kaek sama lo deket."

"Trus kalau Agung?"

"Ya deket juga sih. Hehe." bingung jelasin nya

"Gua kira tadi pacar lo? Agak shok gak percaya tadi gua liat lo?"

"Astagfirullah, apaan sih. Gak lah dosa tan. beneran udah kaek abang," ucapku

"Kirain lo khilaf liat cowok ganteng." Intan nyengir

What's ganteng!. Iya sih memang. Ya kali pacaran? Suka aja enggak. Astagfirullah. Kan apa-apaan ini

"Ganteng?" ucap ku sinis

"Iya lah manis gitu, hidung mancung. Keren lah anak kota banget. mirip artis korea Liminho. Haha.."

"Jangan nganar deh, dari mana mirip artis korea nya coba? Si Agung itu kulitnya aja coksu Indonesia banget."

"Ya seenggak nya lebih putih dari Hasan tu."

"Hati-hati loh! Jangan-jangan lo suka ya?" goda ku balik

"Lo cemburu yah?"

"Kok jadi gua. Mana ada!  ... gua sering kangen banget sama kalian tau," ucap ku membuka topik baru

"Udah sih gak papa ... sama tau Sha, lo pindah trus Husen juga pindah, setelah lulus mba Putri sama kak Rahman juga pindah kuliah di kota. sepi tau Sha." intan memindahkan bantal penyangga tempatnya bersandar ke dalam dekapan nya, menyaman kan duduk nya

"Iya, yah. Jadi banyak yang pindah. Gimana dengan perekrutan anggota baru?"

"Alhamdulillah lumayan Sha, cuman kan beda kalau ada kalian kan suasananya jadi ada yang kurang."

"Hussh gak boleh gitu. Tetap semangat tan. Aku yakin kok akan banyak pengganti yang pergi dalam dakwah, entah pergi meninggalkan dakwah atau pergi untuk hijrah. Ingat kan kata ustadz Amri?

"Kalau bukan kita akan tetap ada yang menggantikan dan menjalankan dakwah ini. Dakwah gak akan berhenti hanya karena seorang yang pergi. Bahkan yang pergi pun akan terganti  ...

"Jadi kita mau jadi yang terganti atau bertahan sebagai bagian dakwah?.

"kita memang bukan ustadz - ustadzah, tapi ini pilihan kita. Mengambil peran dalam membantu agama Allah. Iya kan?" Jelasku panjang lebar di akhiri dengan senyuman.

"Udah deh gak usah sok imut, senyum lo malah buat jijik tau. Hahaha.. " Intan tertawa lepas sedetik kemudian membekap mulutnya sendiri dengan tangan nya

"Canda Sha, langsung berubah loyo gitu," ucap Intan malah cengengesan mulai jail.

"hehe, afwan Sha. Jazakillah loh udah di ingetin lagi. Aku hampir lupa, gara-gara gagal move on." lanjut Intan

"gagal move on?... SAMA SIAPA?" aku mulai mendekat duduk mencari tempat yang nyaman di atas kasur di hadapan Intan. "Bilang deh! Loh gak mulai pacaran kan disana?"

"Mulai dah si mak-mak. Siapa yang Pacaran sih" dia menarik hidung ku hingga aku di buat meringis "emang gagal Move on itu cuma karena pacaran?... Ini tu gara-gara kalian pada ninggalin jadi kepikiran lo rang masih disana"

"Ya kali, kaget aja seorang Intan dengan ambisi dan motivasi tinggi gagal move on. Aneh aja tau gk."

"Yah Sha! Kemana-mana gua selalu bareng lo, gimana gua gak kehilangan tau gak sih." Intan menatapku

"Udah gak usah sok mellow gitu. tidur sana besok mau lomba kan?" aku bergerak turun mengambil selimut didalam almari dan menggelar kasur lipat di sisi kiri ranjang. Karena ranjangku hanya muat untuk dua orang.

"Ya Allah dek, tidur kok gak kira-kira. Pantesan gak protes ikut nimbrung ngobrol." Aku menghampiri sisi kiri ranjang tempat cika duduk dengan memeluk buku yang masih terbuka, entah sejak kapan dia tertidur.

Ku tarik buku di pelukannya. "Dek.. Tidur nya di bagusin nanti pegel loh. " aku sedikit menggoyangkan bahu cika, terdengar lenguhan dengan pergerakan pelannya memperbaiki posisi nya tidur tanpa membuka mata.

"Gua tidur bawah juga bareng lo aja yah," ucap Intan pindah ke bawah tempat kasur lipat yang ku gelar tadi

"Sha lo tau gak?" tanya Intan tak menggubris ajakan ku tidur

"Tau apa, lo belum cerita," tanya ku balik yang mulai merebahkan badan di samping Intan yang memeluk guling menghadap ku

"Iya yah," ucap intan nyengir garut kepala yang aku yakini tak gatal sama sekali, dia terlihat agak ragu

"Gini-gini!" Intan bangkit duduk masih menghadap ku dengan tatapan serius

"Inget gak dulu lo pernah nanya gua yang deket dengan ... Hmm, gini dah..! Lo ingat gak orang yang suka ngintilin gua kemana-mana dulu waktu kita kelas sepuluh kan bareng sekelas sama dia juga."

"Dia siapa?"

"Ya Allah itu lo-

"itu siapa Intan?" potong ku tak sabaran

"Fauzan" ucap Intan membisikan ke telinga ku, yang aku yakini nyamuk pun tak akan mendengar nya.
Sambil sesekali melirik Cika hawatir mendengar.

"Oh.. Iya gua inget dia suka banget nimbrung bareng." aku belum amnesia sampe lupa sama temen sekelas

"Iya dan lo bilang kan dia suka sama gua?"

"lah.. Kenapa?"

"lo salah tau sha. sebenernya dia itu suka sama lo. L" raut wajah ku terasa kaku mendengar kata-kata Intan

"Lucu.." ucapku tersenyum tak percaya menanggapi kata-kata Intan

"Lo masih aja gak peka banget sih sha. " Aku menarik selimut menggubris ucapan Intan

💕💕💕

'Suka sama lo' kata-kata Intan terngiang di ingatan ku, kata Intan sebenernya Fauzan mau deketin aku, dulu aku duduk sebelahan sama Intan dari kelas sepuluh sampai aku pindah sekolah.

Aku mengenal Fauzan saat kami kelas 1 SMA. Fauzan duduk tepat di bangku samping Intan yang berjarak pemisah untuk dilewati. Dia memang sering berpindah duduk di bangku deretan depan kami hanya untuk menanyakan sesuatu dan semacam nya. Tapi kebanyakan Intan yang bantu. Lah aku! Ya kabur cari kesibukan lain

"Setiap dia duduk di hadapan lo, lo nya pergi ngindar jadi lah Ujung-ujung nya dia ngajak gue ngobrol, dan begitu terus dia bilang susah banget deketin lo. Gue bilang lo gk suka deket laki-laki bukan mahram."

Sebenarnya aku memang tak terlalu suka berinteraksi atau obrolan santai yang harus berbaur begitu dekat

"Dan dia yang paling antusias buat ikut ke Bandung awalnya cuman mau nemenin aja tapi gak boleh sama ortu nya jadilah dia ikut lomba biar bisa ikut kesini."

Oke.. Satu pakta yang akan membuat aku jadi tak enak hati ketemu dengan Fauzan besok.

Tapi gak.. Aku gak bisa percaya gitu aja. untuk dalih tak ikut baper adalah menyangkal. Tak ingin terjadi yang tak di inginkan terlebih dengan perasaan.

💕💕💕

⌚senin, 211019
📌rasama
🖇️IG.rasama02

Alhamdulillah up lagi,
Masih terus belajar buat lanjutin cerita jadi menarik..

Kasih komentar kalian dong berupa masukan terserah apa aja..

Jazakumullah khair 🙏🙏

Seguir leyendo

También te gustarán

941K 64.2K 63
Namanya Camelia Anjani. Seorang mahasiswi fakultas psikologi yang sedang giat-giatnya menyelesaikan tugas akhir dalam masa perkuliahan. Siapa sangka...
2.1M 98.7K 70
Herida dalam bahasa Spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
232K 28.1K 25
⚠️ BL Gimana sih rasanya pacaran tapi harus sembunyi-sembunyi? Tanya aja sama Ega Effendito yang harus pacaran sama kebanggaan sekolah, yang prestas...
517K 39K 45
"Seru juga. Udah selesai dramanya, sayang?" "You look so scared, baby. What's going on?" "Hai, Lui. Finally, we meet, yeah." "Calm down, L. Mereka cu...