Enjoy~
.
.
.
.
.
"Ayah sama Bunda mau ke acara reunian SMAnya makanya Bunda minta kakak dateng ke rumah,"
"Emang sampe jam berapa acaranya?"
Minhee menutup speaker ponselnya dan menoleh pada Bunda yang sedang merias diri di depan kaca rias, "Bun, Bunda sama Ayah pulang jam berapa nanti?"
"Paling jam 12an. Pokoknya malem lah. Kenapa? Yunseong gk bisa?"
Minhee mengedikkan bahunya lalu kembali fokus dengan panggilan telepon, "Tengah malem, Kak. Lama banget kan?"
Yunseong di seberang sana hanya menghela nafas. Terdengar penuh beban padahal dalam hati udah senang setengah mati,
"Ya udah. Aku ke rumah sekarang ya?"
Minhee tersenyum senang dan mengangguk, "Iya. Aku tunggu ya?"
Lalu sambungan telepon terputus. Minhee menatap layar ponselnya dan tersenyum lagi, "Gimana? Yunseongnya gk bisa?"
"Bisa kok, Bun. Bentar lagi kesini katanya,"
Bunda ngangguk dan kembali merapihkan rambutnya, "Gimana, Hee? Bunda udah cantik belum?"
Minhee menatap Bundanya yang memakai pakaian semi-formal, kemeja berwarna putih dengan celana bahan berwarna hitam. Rambutnya disisir ke bawah membuat Bundanya terlihat semakin... Manis?
Minhee yang ngeliat geleng-geleng, "Bunda mau reunian apa ketemu mantan? Ayo ngaku!"
Minki menggeleng dan terkekeh kecil, "Sekalian, Hee. Bunda udah lama gk ketemu dia, siapa tau kan dia nyesel udah mutusin Bunda dulu,"
Minhee mencibir dan berjalan mendekati Bundanya, "Awas dimarahin Ayah lho, Bun," Dirapihkan sedikit rambut sang Bunda yang sedikit berantakan dan tersenyum bangga, "Uuhhh, Bundanya Mini cantik banget siihhh?"
"Bisa aja sih kamu," Minki terkekeh lagi dan mengambil ponselnya yang ada di atas meja nakas, "ayo kita turun. Bisa bahaya kalo Ayah yang nyambut Yunseong nanti,"
Minhee mengangguk dan mengikuti Bundanya sembari menggandeng tangan Minki untuk turun ke bawah.
.
.
.
.
.
Ting tong.
Bel sudah berbunyi.
Yunseong kembali merapihkan jaketnya dan memasang senyum terbaik ketika pintu terbuka.
Dalam hati sebenarnya dia udah bisa nebak, dengan siapa Yunseong akan bertatap muka setelah sampai di rumah ini.
"Lho, kamu ngapain disini?"
Yunseong menelan ludahnya kasar lalu kembali tersenyum selebar mungkin, "Saya mau nemenin Minhee, Om... Eh... Ayah?" jawabnya ragu-ragu.
Dia masih bingung soalnya mau manggil Dongho apa.
Dia denger sih waktu Dongho nyuruh dia manggil Ayah aja, tapi kan tetep aja, dari sorot matanya Yunseong tau Ayahnya Minhee itu masih tidak melepaskan restu untuk hubungan mereka berdua.
Dongho mendengus sebal lalu menatap Yunseong dari atas sampai bawah.
Rasanya seperti deja vu beberapa waktu yang lalu.
"Kamu--"
"Ayah ih, gk sopan deh jadi orang. Kalo ada tamu ya disuruh masuk dulu atuh," Minki akhirnya datang sebagai penyelamat untuk yang kedua kalinya.
"Bunda yang nyuruh dia dateng?" tanya Dongho lalu menunjuk Yunseong dengan dagunya.
"Iya. Kan Minhee kasihan sendirian di rumah,"
"Kenapa gk suruh temen-temennya aja dateng kesini?"
"Temen-temen Minhee sibuk semua, Yah," jawab Minhee yang datang dan berdiri di sebelah sang Bunda. Dia menoleh pada Yunseong dan tersenyum malu-malu.
"Tapi kan--"
"Udahlah, Yah, biarin aja. Itung-itung kan latihan buat nanti kalo mereka udah tinggal satu rumah,"
"Tinggal satu rumah gimana?!" Dongho membolakan matanya dan menatap Yunseong tajam.
Yang diliatin sih cuma senyum aja.
"Iya. Udah ih Ayah cerewet," Minki lalu menarik Yunseong ke dalam rumah dan mendorong Dongho keluar, "kalo gitu Bunda sama Ayah pergi dulu ya? Yunseong, Bunda titip Minhee ya? Jagain baik-baik,"
Yunseong tersenyum dan ngangguk, "Iya Bunda. Bunda juga hati-hati di jalan,"
Minki senyum lagi lalu menarik tangan Dongho yang udah siap memberi petuah bagi Yunseong untuk jangan macam-macam.
Ditatapnya Yunseong tajam lalu ditunjuk seperti mengatakan dengan isyarat,
'Jangan macam-macam atau restu saya gk akan pernah lepas buat kamu'
Yah seperti itulah kata-kata yang muncul dalam otak Yunseong.
Setelah mobil yang dikendarai pasangan suami istri itu hilang dibalik gerbang, Yunseong menutup pintu rumahnya dan berbalik, melihat Minhee yang sudah bersidekap dada di depannya.
"Jadi... Kita mau ngapain, Kak?"
"Kamu maunya ngapain?"
Minhee mengerucutkan bibirnya lalu meletakan jarinya di dagu, "Nonton aja gimana? Aku mau nonton 13 reason why!"
Yunseong hanya mengangguk dan pasrah aja waktu Minhee narik tangannya menuju lantai atas, lebih tepatnya ke sebuah ruangan berisi layar tancap (kalo kata Yunseong) dan tempat tidur.
Wasalam.
Ngeliat tempat tidur pikiran Yunseong udah bercabang kemana-mana.
"Tapi aku belum nyiapin makanan kak~"
"Eung... Ya udah gapapa. Kita pesen aja gimana?" Minhee mengangguk dan menatap Yunseong berbinar, "kamu mau apa?"
"Mau pizza, cola, burger, kentang, popcorn, coklat, es krim--"
"Et et, stop. Jangan banyak-banyak, sayang. Nanti kalo gk abis kan mubazir,"
Minhee cemberut tapi akhirnya mengangguk.
Yunseong mengeluarkan ponselnya dan mulai memesan makanan pilihan Minhee melalui aplikasi LeaveJek.
Setelah memesan, Minhee mulai memasang film yang mau dia tonton sedangkan Yunseong udah rebahan di atas tempat tidur.
Filmpun terputar.
Minhee mundur lalu ikut rebahan di sebelah Yunseong dengan tangan lelaki itu sebagai bantal si manis.
"Kenapa kita gk nonton film horor aja?"
"Kakak sengaja mau bikin aku gk bisa tidur?" Minhee mendengus lalu kembali fokus menonton.
"Ya kan biar lebih bergairah gitu,"
Minhee mendelik lalu mencubit perut Yunseong, "Kak, ini Netflix with no chill ya. Kakak mau ditendang sama Ayah kalo ketauan?"
"Sekarang kan masih jam 9, Hee. Ayah sama Bunda kan pulangnya tengah malem. Masih ada 3 jam lagi..." Minhee meringkuk kegelian ketika Yunseong berbisik di telinganya.
"T-tapi-- eunghh kaakkk!!" Minhee mendorong dada Yunseong menjauh ketika lelaki itu dengan sengaja menggigit cuping telinga si manis.
Ya kagetlah Minhee, mereka kan gk pernah sentuhan fisik berlebihan selain ciuman kening sama kecupan-kecupan kecil.
Bahkan ciuman yang beneran ciuman aja gk pernah.
"Kenapa?"
"Geli kak~ :("
"Kalo udah biasa gk geli kok," Yunseong mendekatkan tubuhnya ke tubuh Minhee tapi langsung ditahan sama Minhee.
"Kak iihhh~ nanti kalo Ayah nanya kenapa aku jalannya aneh gimana??"
"Besok hari minggu, Hee. Kamu kan bisa diem di kamar seharian,"
Minhee kembali mengerucutkan bibirnya tapi akhirnya tangan yang tadi menahan tubuh Yunseong dibiarkan terlepas.
Yunseong memajukan kepalanya hingga jarak keduanya semakin menipis.
Terus menipis hingga bibir Yunseong mengenai bibir merah merona milik Minhee.
Tok tok tok.
"Den Minhee? Itu LeaveJek nya udah dateng Den~"
Tok tok tok.
"Denn--"
Minhee segera mendorong tubuh Yunseong dan berlari menuju pintu untuk membukanya, "Iya Bi, Mini denger kok,"
"Itu, makanannya udah dateng, Den."
"Iya, makasih ya Bi," Minhee lalu turun ke bawah buat nerima makanan pesanan mereka meninggalkan Yunseong yang menggerutu sendiri karna gangguan tak terduga.
Lagian kok makanannya cepet banget sih datengnya?
Yunseong akhirnya ikut turun ke bawah juga buat bantuin Minhee ngangkat makanannya ke atas soalnya pesanan mereka gk sedikit.
Setelah makanannya udah di atas semua, Minhee dan Yunseong makan dengan tenang.
Gk ada yang buka suara, semua fokus sama makanan dan tontonan.
Begitu terus sampe filmnya abis.
Minhee noleh ke Yunseong yang ketara banget betenya.
Ya terus Minhee harus apaa??
"Aku turun dulu ambil minum,"
"Eum..."
Yunseong menoleh pada Minhee, "Kamu mau?"
Minhee menggeleng dan menatap punggung Yunseong yang hilang di balik pintu.
Setelah Yunseong hilang, Minhee guling-guling di atas kasur dan mengacak rambutnya sendiri.
"Aaahhhh!! Kok jadi gini siihh?!"
Yunseong menatap gelas berisi air itu lalu meminumnya.
Dia ngerasa bodoh banget.
Bisa-bisanya dia kepikiran buat merusak Minhee sebelum waktunya.
Sejujurnya dia sedikit bersyukur sih karna Bibi yang bekerja di rumah Minhee itu mengganggu, karna seandainya kejadian tadi berlanjut, Yunseong udah gk tau harus naro mukanya dimana.
"Goblok Yunseong goblok!"
Yunseong memukul kepalanya sendiri lalu duduk di salah satu bangku disana.
Sekarang dia jadi malu sendiri kalo berhadapan sama Minhee.
Yunseong menghela nafas lalu diri lagi.
Dia letakin gelas kosongnya ke atas wastafel lalu berbalik,
"Astaga!!"
Yunseong sedikit mundur ke belakang ketika tau-tau Minhee udah ada di belakangnya dengan wajah merah siap menangis.
"Hee? Ini kamu?"
Minhee mendengus lalu mengusap matanya yang udah berkaca-kaca, "Gk. Ini aku arwahnya Minhee,"
Yunseong menatap Minhee dan tersenyum kecil, "Kenapa? Kamu haus? Kan tadi udah aku tawarin mau minum apa gk,"
Minhee mendengus lagi tapi matanya meneteskan air mata lebih deras dari yang tadi.
"Eh eh, kok kamu malah nangis??"
Yunseong mendekati Minhee lalu memeluk lelaki manis itu. Diusapnya pelan kepala Minhee, membiarkan si manis menangis di dalam pelukannya,
"Hee, kamu kenapa?"
"Hiks-- harusnya aku yang tanya-- hiks-- kakak kenapa? Kakak marah sama aku?"
"Marah?"
"Kakak-- hiks-- kakak diemin aku daritadi... Kakak marah kan sama aku?!" Minhee menangis lebih keras lalu menggoyang-goyangkan badan Yunseong, "kakak jangan diemin aku!! Hiks-- aku-- hiks aku--"
"Hee--"
Yunseong membolakan matanya ketika Minhee memajukan wajahnya dan mencium lelaki itu.
Hanya nempel sih, soalnya kan Minhee gk pernah ciuman sebelumnya, jadi dia gk ngerti ciuman sebenernya kayak gimana.
"Ummpp-- Minhee!!"
Yunseong mendorong tubuh Minhee menjauh dan menatap lelaki manis itu tajam.
Minhee yang mendengar Yunseong membentaknya dengan wajah seperti menunjukan ketidaksukaan hanya bisa terdiam.
"Kakak... Kenapa gitu..." Minhee mengalihkan pandangannya. Matanya kembali berair, "t-tadi kakak yang minta... Kenapa sekarang pas aku kasih kakak malah nolak? Aku-- hiks-- kakak ngebuat aku jadi ngerasa kayak lelaki murahan yang minta disentuh--"
Yunseong yang tadi sedang mengusap bibirnya kembali menatap Minhee kaget. Dia baru sadar perlakuannya tadi malah nyakitin Minhee.
"Hee... Maksud aku gk gitu--" Yunseong berusaha meraih tangan Minhee tapi langsung ditepis sama empunya.
"Kaka jahat... Hiks-- kakak sengaja mancing aku supaya aku yang minta kan?!"
"Hee dengerin dulu--" Yunseong kembali menarik tangan Minhee dengan sedikit paksaan supaya si manis gk kabur kemana-mana.
"Lepasin kakk!!" Minhee berusaha menepis tangan Yunseong dan mendorong tubuh lelaki itu tapi sepertinya sia-sia karna kekuatannya gk seberapa.
"Hee--"
"Kakak jahat!! Kakak jahat--"
Minhee memukul tubuh Yunseong yang memaksa untuk memeluknya.
Yunseong biarkan saja. Toh memang disini dia yang salah.
Hingga beberapa saat akhirnya Minhee jadi lebih tenang, barulah Yunseong melonggarkan pelukannya dan menangkup wajah Minhee. Diusapnya air mata yang mengalir hingga bersih.
"Hee... Maaf, aku gk bermaksud nyakitin kamu kayak gini. Aku nolak bukan karna aku gk mau. Justru aku nolak karna aku tau tadi aku udah melakukan kesalahan. Gk seharusnya aku minta yang macem-macem sama kamu padahal kamu sendiri gk mau. Aku gk marah sama kamu, Hee. Aku diemin kamu karna aku malu sama kelakuan aku sendiri. Maaf... Harusnya aku gk bentak kamu tadi. Aku cuma kaget aja sama tindakan kamu yang tiba-tiba. Maaf~"
Yunseong menyatukan kedua dahi mereka dan menatap mata Minhee yang lebih memilih menatap ke bawah.
"I'm sorry, Hee. Aku tau aku bodoh... Kamu boleh tampar aku kalo kamu marah, aku--"
Plak!!
Yunseong kembali membulatkan matanya kaget karna Minhee benar-benar menamparnya.
Bibir si manis kembali mengerucut dan matanya memandang ke arah lain, "Tuh... Udah aku tampar,"
Yunseong memegang pipinya tapi senyumnya mengembang melihat Minhee sudah kembali seperti tadi, "Iya. Makasih,"
"Iihhh kok malah makasih, sih?!"
"Kan dengan tamparan itu aku tau kalo kamu marah," Yunseong senyum lagi lalu menggenggam kedua tangan Minhee, "maaf ya? Aku janji gk akan gitu lagi,"
Minhee menatap Yunseong sebal lalu mengalihkan wajahnya yang memerah karena malu, "Iya udah terserah."
"Kok terserah? Terserah itu kan maknanya ambigu, sayang. Bisa aja ternyata kamu belum maafin aku,"
"Iya ih, udah aku maafin," Minhee mendengus lagi membuat Yunseong tersenyum kecil melihatnya, "tapi kakak harus tanggung jawab!"
"Tanggung jawab apa?"
"Aku malu banget tau tadi!! Uuhhh~ padahal aku udah nurunin gengsi buat nyium kakak!!"
Minhee melepaskan genggaman Yunseong lali menutup wajahnya yang semakin memerah.
Yunseong terkekeh geli lalu kembali menarik tangan yang menutupi wajah si manis. Dia mendekatkan wajahnya ke wajah Minhee lalu menatap mata si manis intens, "Ya udah aku tanggung jawab. Tapi jangan salahin aku kalo kamu pingsan ya abis ini?"
Lalu, sebelum Minhee sempat menjawab, Yunseong kembali menyatukan bibir keduanya.
Minhee meremas lengan Yunseong ketika lelaki itu menggerakan bibirnya seperti mengecup dan menjilat?
Astaga!
Perasaan macam apa ini?
Perutnya serasa seperti melintir dan Minhee jadi mau muntah.
Tapi kan gk mungkin dia muntah pas lagi ciuman sama Yunseong. Gk etis banget dong.
Perasaannya makin campur aduk ketika lidah Yunseong bermain dengan lidahnya.
Bahkan Minhee sampe gk sadar dia udah duduk di atas meja counter.
"Eungh... Kakkk~"
"Akh ah, sakit-- sakit--"
Minhee membuka matanya dan kaget melihat Yunseong yang udah ketarik ke belakang. Dia lalu turun dari meja counter.
"Kak--"
"Dari awal berangkat perasaan udah gk enak. Mentang-mentang kamu udah boleh manggil saya Ayah bukan berarti kamu udah bisa macem-macem sama anak saya!"
"Ayah-- eh om-- aduh, telinga saya sakit ini~" Yunseong menyatukan tangannya memohon pada sang kepala keluarga Kang alias Dongho untuk melepaskan jewerannya.
Mana jeweran seorang Kang Dongho memungkinkan daun telinga semakin lebar.
"Ayah, udah atuh, kak Yunseongnya kasian~" Minhee menyentuh lengan Dongho bermaksud membujuk Ayahnya untuk melepas jewerannya.
"Ssttt!! Kamu diem aja. Sana masuk kamar, ada gilirannya nanti Ayah ngomong sama kamu,"
Minhee mengerucutkan bibirnya lalu menatap sang Bunda yang hanya berdiri di dekat sana dengan tatapan anak kucing,
"Bundaa~" rengek Minhee yang berjalan mendekati Bunda.
Minki hanya tersenyum tipis lalu menggenggam tangan Minhee sebelum anak tunggalnya itu masuk ke kamar.
Yah, setelah kejadian ini, Yunseong jadi harus lebih berhati-hati kalo bertindak terutama di depan Dongho.
Karna setelah kejadian ini dia jadi gk boleh ketemu Minhee selama sebulan.
Masih untung sih cuma sebulan,
Kalo selamanya?
Pupus dong harapan Yunseong membina rumah tangga dengan Minhee.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
끝 : )
Nih yang minta sekuel ketemu camer ~~~
Btw ya,
Ini Out Of Topic sih ya,
Cuma,
Ieu teh saha siihhh???
Aku merasa....
Gimana gitu ya melihat dia :")
Gk sebel sih, malah lucu~
Tapi kenapa,
Moon Hyunbinku gk pernah muncul :")
Ya udah gitu aja
Sekian cerita hari ini ~
Jangan lupa voment zheyenk😗
Arigathanks :*