Typo bertebaran dan bahasa amburadul
Selamat membaca :*
TOK ... TOK... TOK
"Hyukie sayang, bangun bukannya kamu ada kelas pagi ini ?" terdengar suara lembut wanita di balik pintu.
Sesosok makhluk tampan –cantik cenderung imut- menggeliat di balik selimut tebal diatas tempat tidur, "ne eomma Hyukie bangun . . ." triak pemuda manis dari balik selimut.
"Ok cepatlah bersiap, dan turun untuk sarapan!!. Oh dan jangan lupa bangunkan Junsu juga !"
"nne eomma.."
'Hahhh. . . pagi seperti biasa seperti hari-hari sebelumnya, entah sudah berapa lama aku merakan hal ini berulang kali 100, 200 atau mungkin sudah 300 tahun? aku sampai lupa berapa umurku sekarang'. Batin Hyukjae vampire terimut abad ini.
Bangun dan mulai melangkah menuju kamar mandi untuk memebersihkan diri, setelah selesai dan memakai seragam dan tidak lupa mengecek penampilan di cermin " kau sesalu terlihat tampan Lee HUKJAE" narsis.
Hyukjae bergegas keluar untuk membangunkan saudara, peliharaan atau apapun itu di samping kamarnya.
TOK...TOK..TOK
"Jun-chan ayo bangun. . . " triak hyukjae mencoba membangunkan penghuni ruangan di samping kamarnya.
"Iya, Iya aku bangun!! "
CKLEk. . .
Pintu terbuka dan muncullah pemuda manis dengan bokong bohay(?) dan ohh jangan lupa telinga dan ekor kucing yang ada padanya menambah kesan manis dalam dirinya.
"cepat bersiap dan segera turun sarapan jun-chan, ... eomma dan appa sudah menunggu di bawah"
" ndee. . . aku akan segera bersiap , dan jangan pangil aku jun-chan, terdengar menggelikan!! " jawab junsu atau Kim Junsu dengan sesekali menguap.
"huuh . . .sudah sana cepat mandi dan jun--chan terdengar imut seperti dirimu "hyukjae melayangkan tatapan menggoda dengan mencolek dagu junsu.
" Ck !!!" Jengah dengan sikap pemuda di depannya, junsu bergegas menuju kamar mandi.
Melangkan menuruni tangga menuju ruang makan yang sudah di isi oleh dua orang paruhbaya,
"hyukie diman junsu?" suara pria paruh baya namun terlihat masih muda dan menawan dengan setelan jas kerja sambil melipat koran paginya.
"Junsu baru mandi appa, mungki sebentar lagi turun " jawab sang putra sambil mengambil kursi depan satu-satunya perempuan di rumah itu, Tak selang berapa lama terdengar suara terdengar suara langkah kaki dari belakang..
"Pagi appa, pagi eomma, dan pagi hyukie yang imut " sapa sosok pemuda manis yang baru saja bergabung,junsu. Namun kali ini sudah tak terlihat telingan dan ekor kucing nya,
Mungkin kalian bingun kenapa Junsu memanggil kedua orangtua Hyukjae dengan sebutan appa dan eomma padahal marga mereka berbeda? sedikit bocoran sebenarnya Junsu adalah seorang siluman kucing yang di titipkan pada orangtua hyukjae dari kecil, sehingga menyuruhnya memanggil mereka appa dan eomma karena keluarga Lee sudah menganggap junsu sebagai anak sendiri juga.
Sedang keluarga hyukjae adalah bangsa vampire jadi normal saja kalau penampilan mereka seperti manusia pada umumnya #khusus bangsa siluman mereka punya sihir untuk menyembunyikan penampilan mereka.
" pagi juga Junsu " jawab mereka kompak
"ayo kita mulai sarapan " ucap sang kepala keluarga.
sedangkan di sebuah rumah besar a.k.a mansion terdengan suara derap langkah dengan cepat
DRAP.. DRAP..DRAP ...
"aku kesiangan, aku kesiangan, sial aku kesiangan . . . " rapal lelaki jakung dengan kacamata bulat yang bertengger di hidungnya sambil berlari di lorong menuju sebuah ruangan.
"maaf Donghae hyung aku kesiangan . . . " ucap lelaki tersebut itu dengan nafas terengah.
"haahh. . . . sudah kubilang jangan terlalu malam untuk membaca buku-buku tak jelasmu itu Jeno!!" ucap lelaki tampan di seberang meja penuh dengan makan ini sambil menghela nafas.
"sudah lah ayo cepat sarapan, tidak lucu kalau dihari pertama masuk kuliah kita telat bukan ?" sambung lelaki tampan itu. Donghae atau Lee Donghae lelaki tampan, berbadan tegap dengan sejuta pesona yang mampu menyihir setiap orang untuk meliriknya.
"he he he nde hyung . . .ayo mari makan " balas Jeno sambil duduk didepan kaka nya itu, Lee Jeno adik dan keluarga satu-satunya yang dimiliki Donghae sekarang semenjak orangtua mereka meninggal 7 tahun silam karena sebuah tragedy yang menjadikannya seorang Hunter sekarang.
'sudah 7 tahun yang lalu sejak hal 'itu' terjadi dan sampai sekarang aku bahkan belum menemukan pelakunya.' Ck sial batin Donghae memandang Jeno yang tengah menikmati sarapan.
"Hyung . . .Donghae hyung?" suara Jeno mengembalikan Donghae pada kesadaran saat melamun memikirkan orangtua mereka
"hyung sedang memikirkan apa ?" Tanya jeno.
"Bukan apa- apa... ayo cepat bersiap" balas donghae melanjutkan sarapannya, setelah selesai sarapan merekapun bergegas menuju kampus tempat mereka menuntut ilmu.
cukup 20 menit dengan mobil kami sampai di kampus yang akan memjadi sekolah baru mereka
"ayo kita ke ruang dosen dulu untuk menanyakan kelas "
Setelah mengurus keperluan kan informasi tentang kelas merekapun berpisah karena berbedan tingkat dan jurusan, Donghae menganbil jurusan bisnis yang sudah tahun ke 3 sedangkan Jeno mengambil jurusan sastra tahun ke 2.
"Hyung nanti kalau kelasku sudah selesai aku akan menghubungi mu... daahh " ujar Jeno mulai menjauh mengikuti dosen yang akan mengajar di kelas barunya
"heem ok . . sampai ketemu nanti sore "
Donghae berbalik untuk menuju kelas bersama dosen yang baru keluar dari ruangan tadi.
Tempat parkir sebuah kampus ternama di Seoul, terdapat banyak kendaran mulai dari sepeda sampai mobil sport seperti halnya mobil yang baru saja berhendi di tempat yang telah di sediakan.
CLEK. . .
Muncullah seorang pemuda tinggi berkacamata hitam dengan postur tubuh yg ideal dengan wajah tampan bak dewa-dewa Yunani membuat setiap wanita terpesona dan membuat setiap pria iri dari sebuah mobil sport putih, di susul dengan muncul nya pemuda lain yang tak kalah menawan dari pintu samping nya, yang membedakan hanya tinggi tubuh nya yang lebih pendek dan lebih kecil -kurus- dari pria berkacamata tadi.
"Jadi ini sekolah baru kita hyung? " Tanya pemuda terakhir,
"yah begitulah Jaem. . . " jawab lelaki tinggi itu atau kita sebuat saja Yochun sambil melepas kacamata hitamnya, menampilkan klereng kecoklatan yang jernih menelurusi setiap kondisi di sekitarnya.
"Haahh. . . kuharap kita segera menemukan penyihir cilik itu . . ." ucap pemuda di sampingnya atau sebut saja dia Jemin, Park Jaemin sang adik.
"Ku harap juga begitu Jaem "
Yochun dan Jaemin di sini untuk mejalankan tugas yang diberikan orangtua mereka untuk mencari penyihir cilik yang diramalkan namun sayang bahkan sampai sekarang mereka belum menemukan petunjuk apapun tentang keberadaan nya, 'Ck sial sekali aku . . . bahkan petunjuk yang di berikan appa, hanya tentang tanda yang ada di bahu penyihir itu ?' batin yochun.
"Ayo hyung sebaiknya kita cari ruang administrasi dulu untuk mengurus kepindahan kita "
Luas dan banyaknya bangunan menyulitkan Yochun dan Jaemin untuk menemukan ruang informasi ataupun ruang dosen.
"Ck sial kenapa fakultas ini luas sekali . . ."yochun sambil terus mencari
"kaubenar hyung, sebaik nya kita cariorang untuk bertanya" saran Jaemin sambil mencari mahasiswa atau guru ygmungkin lewat,
"coba kita tanya mereka " tunjuk yochun ke arah dua pemuda yang sedangmengobrol di dekat pohon.mereka pun segera menghampiri dua pemuda itu, dan saat sampai di depan mereka.
DEG. . . DEG. . . DEG. . .
'perasaan apa ini ?' batin yochundalam hati
TBC
Jan lupa kritik dan sarannya di tunggu :*