Good Morning, Uncle! (END)

Galing kay moosahara

1.4M 9.8K 185

Arya seorang pria berusia menjelang 26 tahun dewasa dan penggila kerja mendadak harus mengikuti keinginan ter... Higit pa

1. A Promise
2. Little Girl
3. The Day
5. Kiss
Move to Dreame

4. New Home

54.3K 1.7K 16
Galing kay moosahara

Apartemen Arya tidak jauh dari rumah hanya sekitar sepuluh menit kalau tidak macet. Terletak di pusat kota, walau tidak mewah tapi nyaman dan bersih. Seline heran kenapa Arya tidak membeli rumah atau apartement lain yang lebih bagus. Bukankah Arya orang kepercayaan papanya juga punya jabatan tinggi di perusahaan?

Tapi Seline diam saja dia mengikuti langkah Arya, Arya membeli banyak kue sebelum kembali ke apartement.

"Untuk apa?" tanya Seline.

"Hmm .. tetangga, kamu nggak mau mereka mengira aku mengurung seorang gadis bukan?" Arya tersenyum.

Membuat Seline tersipu, dia pasti tak tahu kalau wajah itu sangat menggemaskan.

"Nanti kita akan berkunjung ke tetangga dan bilang kalau kamu ... istriku."

Deg! Jantung Seline berdetak.

"Mau kan?"

"I-iya ..."

Seline menyapu apartement Arya dengan matanya, bersih dan rapi. Kamarnya ada dua. Jadi bagaimana pembagiannya?

Arya mengangkat koper Seline seraya berkata, "Kamu pakai kamar yang itu."

Tampaknya kamar mereka akan pisah. Seline sedikit kecewa, lagi-lagi dia merutuk. Arya mengangkat koper Seline ke kamarnya.

Terlalu simple hanya ada ranjang dan lemari bernuansa coklat di kamar itu, gorden senada bewarna coklat muda. Tampaknya kamar ini selalu dibersihkan. Seline malu sendiri melihat Arya yang begitu rapi dan teratur.

"Kalau mau besok kita belanja, bilang saja mau kamarnya seperti apa. Malam ini tidak apa seperti ini?"

Seline mengangguk. Dia membuka kopernya untuk meletakkan baju-baju di lemari. Barang-barang yang dia angkut dari rumah hanya sedikit dan yang penting saja karena Seline yakin papanya akan segera menyuruh mereka kembali. Papa tak akan sanggup berpisah dari Seline.

"Istirahat dulu, nanti sore kita akan berkunjung ke tetangga."

Seline mengangguk. Seline lelah sekali sepertinya dari semalam tidak ada istirahat, tapi tak mungkin dia mengatakan pada Arya. Semakin dianggap anak kecil nanti.

Seline menyusun baju-bajunya di lemari. Meja rias akan dia angkut dari rumah karena meja itu kesayangannya, tapi belum sampai. Kasur dan lemari harus diganti karena Seline tidak suka modelnya.

Seline merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Kasur di kamar ini tidak seempuk kasur Seline di rumah tapi dia benar-benar lelah. Seline memejamkan matanya.

🌹🌹🌹

Arya membereskan ruang tamunya, ada-ada saja permintaan Sean. Sekarang dia harus tinggal berdua dengan Seline, Arya menggelengkan kepalanya.

Gadis yang malang, rutuk Arya.

Sudahlah, setidaknya aku akan mencoba menyenangkan dia agar dia tidak mengalami trauma.

Arya tidak memiliki asisten rumah tangga. Sedari dulu dia terbiasa melakukan semuanya sendiri. Bahkan di panti asuhan dia selalu dipuji karena selalu rapi dan bersih, ya dia berasal dari panti asuhan yang sama dengan Ayah Seline. Sean.

Usai menyapu ruang tamu, Arya menuju dapur, dia memisahkan-misahkan kue yang dia beli ke dalam kantong-kantong, tidak semua penghuni yang akan akan mereka kunjungi. Cukup yang dekat dan terutama yang bermulut besar. Arya tersenyum.

Pukul empat, Arya membuka pintu kamar Seline. Ya Tuhan gadis itu tertidur lelap. Kasihan sekali, Arya berdecak lagi. Seharusnya diumur segitu Seline sedang bersenang-senang dengan temannya. Alih-alih menjadi istri seseorang.

Arya terkesiap, wajah Seline yang tertidur pulas membuatnya berdebar, belum lagi pahanya begitu mulus dengan pose tanpa pertahanan. Sial! Arya merasa bersalah karena tergoda dengan gadis mungil ini.

Arya membelai pipi Seline lembut, "Uhh ..." dia mengerang. Bahkan erangan khasnya yang sering dia dengar saat ini membuat Arya berdesir.

Astaga! So stupid Arya! bentak Arya pada dirinya sendiri.

"A-Arya."

Lho mana embel-embel omnya?

"Ayo katanya mau berkunjung ke tetangga."

"Aku belum mandi." Seline mengucek matanya.

"Nanti saja mandinya, biar nggak sampe magrib. Aku tunggu di luar ya."

Seline mengangguk. Sepuluh menit kemudian dia keluar mengenakan blouse satin bewarna pink dengan motif bunga-bunga kecil juga rok gelap polos selutut. Manis sekali.

Astaga! Entah apa yang akan dipikirkan tetangganya nanti melihat Seline, istrinya tampak sangat muda Sedangkan dia? Arya menggelengkan kepala.

Di lorong apartement Seline terus menggandeng tangan Arya. Ternyata dugaan Arya salah, tetangganya hanya kesal karena tidak diundang ke acara pernikahan mereka. Tapi mereka berkata kalau Arya dan Seline sangat serasi sekalipun Seline terlihat masih begitu muda. Sepertinya ada yang salah dengan mata mereka, Arya tersenyum simpul tapi dia juga lega melihat Seline tertawa. Dia takut kalau gadis itu akan tertekan.

Mereka bolak balik mengambil kue kemudian mendatangi tetangga. Pokoknya satu tempat maksimal lima menit, Arya menghitung. Agar mereka selesai sebelum magrib dan tidak perlu mengulang setelah magrib.

****
Arya telah hampir tertidur saat pintu kamarnya diketuk.

Siapa ya? pikir Arya setengah sadar.

Terhuyung dia bangun, dia sedikit lelah.

Seline? Kenapa ada Seline? Bukannya dia sedang tidak menginap di rumah Sean?

Hah dia lupa, Seline sekarang istrinya.

"Seline, ada apa?"

"Aku nggak bisa tidur," ujarnya dengan pipi memerah.

Astaga! Tentu saja, dia berada di rumah dan kamar yang asing.

"Ya sudah, aku temeni kamu sampai ngantuk," ujar Arya melangkah keluar.

"A-aku mau tidur di sini."

Apa Arya tidak salah mendengar? Atau apa yang ada di dalam pikiran gadis itu? Tapi Arya tak mungkin menolak.

"Masuklah. Aku akan tidur di lantai."

"J-jangan ...."

Arya mengerutkan keningnya. Salah dengar tidak sih dia?

"Tidur di atas sama aku."

"Baiklah." Arya menelan salivanya, dia memang hanya seorang gadis kecil. Apa tidak berpikir kalau nanti bisa terjadi sesuatu?

Sebaiknya kamu berdoa aku bisa bertahan.

Seline tidur membelakangi Arya, tubuhnya menempel di dada Arya. Hmm kulit Seline sangat halus, lembut, padahal Seline sering memeluk dan menggelayutinya sejak dulu. Tapi, posisi mereka saat ini? Belum lagi aroma yang manis strawberry tercium dari tubuh gadis itu. Kelakian Arya mengeras.

Astaga aku sudah gila! Arya segera berbalik menghadap ke arah lain.

Arya tak bisa tidur semalaman, saat tidur Seline memeluknya erat seperti memeluk guling. Arya tak tahu sampai kapan dia akan bertahan.

Oh, jangan sampai terjadi pemerkosaan di kamar ini, pikir Arya bergidik ngeri.

🌹🌹🌹

Arya terbangun, dia hampir tak pernah kesiangan. Dia harus ke kantor hari ini. Arya membuka matanya tapi tak melihat Seline di sana.

"Seline," panggilnya. Dia melompat bangun.

Arya mencium aroma telur dari arah dapur.

Sepagi ini Seline menyiapkan masakan? Ya ampun pasti dia ketakutan dan tertekan karena kemarin di marahi oleh papanya.

"Seline kamu ngapain?"

"Bikin sarapan."

Arya melihat ke atas meja sudah ada telur omelet dan sandwich disana.

"Hari ini k-kamu ke kantor."

Arya menghela nafasnya. "Duduklah."

"Tapi ...."

"Kamu buat banyak sekali, kita cuma berdua."

Seline duduk, Arya memotongkan omelet dan menyupinya ke gadis itu.

"Enak?" tanya Arya.

"Enak, kan aku yang masak." Seline tertawa.

"Tidak usah masak kalau kamu lelah."

"Nggak lelah." Seline menggeleng. Rambutnya yang dikuncir kuda bergoyang.

"Aku mandi dulu ya, nanti siang kita belanja keperluan kamu."

Seline mengangguk.

Gemas, pikir Arya. Astaga! Arya buru-buru meninggalkan meja makan.

Arya melilitkan handuk di pinggangnya dia keluar kamar mandi sambil bersiul-siul.

"Kyaa ...!" Terdengar suara pekikan kecil

Kenapa Seline di kamarnya?

"A-aku siapin baju," ucapnya gemetar. Arya mengerutkan kening, siapa yang ajarin kamu begini? Ini melebihi ekspektasi Arya sejujurnya.

Wajah Seline benar-benar merah, Arya jadi ingin menggodanya.

"Ya udah mana bajuku?" Arya mendekati Seline.

"Uhh ...." Seline menyerahkannya sambil memalingkan wajah. Kemudian dia berlari meninggalkan kamar. Arya tertawa, sedetik kemudian merasa gila. Heh! Kenapa dia tertawa dan senang melihat Seline seperti itu.

Arya mengecup kening Seline sebelum berangkat. Seline balas mencium pipinya malu-malu.

"Nanti kalau ada apa-apa hubungi aku."

Seline mengangguk. Arya meninggalkan apartement bergegas menuju kantor.

***

Ihh memalukan, Seline memegang pipinya sendiri. Kagett!! Arya shirtless sebenarnya bukan sekali dua kali Seline melihatnya saat mereka berenang di rumah Seline.

Tapi tadi dia begitu dekat, tubuh Arya terpahat sempurna, dadanya bidang. Juga tangannya terlihat urat-urat halus membuat Seline merona dan merona.

Lamunan Seline terhenti saat mendengar suara telepon. Ya itu bibi Suri, dari bi Surilah Seline diberitahu mengenai cara bersikap sebagai istri yang baik. Kemudian papa menggantikan suara bi Suri. Menginterogasinya.

Seline mandi setelah memasak, baru sehari ternyata pekerjaan rumah tangga melelahkan. Seline telah memasak dan bermaksud ke kantor Arya untuk mengantar makan siang.

Bibi Suri berkata, Mas Arya pasti terharu kalau dibawakan bekal makan siang ke tempat kerja. Kata-kata itu membuat Seline bersemangat. Lagian kali ini Seline jadi penasaran dengan perusahaan papanya yang saat ini di handle oleh Arya suaminya.

Seline memilih pakaian terformal yang dia miliki. Kemeja berwarna hijau terang dipadu dengan rok selutut bermotif marble. Seline menggerai rambutnya dan menjepit poninya ke samping supaya wajahnya tidak terlihat sedikir dewasa. Sepatu? Masa dia memakai sepatu sneaker? Akhirnya Seline memilih wedges simple bewarna coklat tua.

Seline menuju ke kawasan Zumzum corp. dengan taxi online. Dia dihentikan oleh security di gerbang.
Tapi melihat bekal makanan yang dia bawa, security mengizinkan masuk apalagi ini hampir jam makan siang. Seline menuju front office. Dia tidak mau menelpon Arya kecuali dia tidak diperbolehkan masuk.

"Cari siapa ya 'dik'?" Resepsionis bertanya.

Dipanggil adik? Hhh ....

"Arya."

Resepsionis mengerutkan kening. "Ada perlu apa ya? Sudah janji."

Susah sekali sih bertemu Arya, harus ada penjagaan berlapis-lapis. Ngalahin gubernur.

Istrinya. lidah Seline kelu.

"Saya sepupunya mau antar makanan," kata Seline berbohong. Resepsionis itu melihat dari atas sampai kaki Seline, tapi dipikirannya gadis mungil dan cantik ini tentu jujur. Akhirnya resepsionis mengizinkan Seline naik ke atas.

Seline menuju lantai tiga ruangan yang di tunjukkan oleh resepsionis. Ternyata Seline harus melewati barisan meja karyawan untuk sampai ke ruangan Arya.  Mereka memandanginya, Seline sampai merinding.

Huffftt ... sampai." Seline membuka pintu ruangan, sosok wanita cantik menyambutnya.

"Iya?" Dia mengerutkan kening. Seline kaget melihat wanita di dalam ruangan itu. Pikirannya seketika mengingat film perselingkuhan di kantor.

"Siapa ya?" Wanita itu bertanya.

"Siapa Miya?" Dia mendengar suara Arya dari dalam.

Seline masih berdiri di depan pintu itu. "Seorang ... gadis pak."

Seline menarik nafas.

"Kamu siapa?" Dia bertanya lagi.

Astaga apa tidak bisa menyuruhku masuk dulu?

"Seline?" Syukurlah Arya membuka pintu. Arya terlihat kaget.

"Kamu tidak sopan Miya, ini istriku."

Wanita bernama Miya itu menutup mulutnya dengan kedua tangan, wajahnya berubah pucat pasi. Seline juga kaget tak menyangka Arya akan mengatakan siapa dia soalnya kata papa soal pernikahan mereka lebih baik jangan terlalu diumbar.

"M-maafkan saya, Bu," kata wanita itu, ternyata dia sekretaris Arya.

Dia terlalu cantik nanti kalau kedudukan Seline sudah lebih stabil dia akan mengganti sekretaris Arya dengan seorang laki-laki.

Miya memandangi Seline saat membawa minuman.

"Miya. Kenapa melotot?" hardik Arya.

"Aa ... maaf pak istri bapak sangat cantik," Jawabnya.

"Tinggalkan kami ya," perintah Arya.

Miya meninggalkan ruangan itu, entah apa yang ada dibenak gadis itu dia terlihat sangat shock.

"Kenapa ke kantor?" Arya bertanya dengan sangat lembut.

Seline membuka tutup-tutup bekal makanan. "Bekal."

"Makasih Seline, tapi kamu nggak perlu repot." Walau berkata begitu, wajah Arya terlihat gembira.

Seperti biasa Arya menyuapi Seline dulu sebelum makan.

"Makan yang banyak nanti kita ngemol," ujar Arya sambil tertawa.

Miya sekretarisnya mengintip dari jendela, dia tau kalau bosnya telah menikah dua hari yang lalu karena dia membantu persiapan. Hanya saja dia diminta untuk tidak menyebarluaskannya.

Gadis itu cantik sih, tapi masih muda sekali seperti anak SMA. Gila juga bosnya, apa tidak ada wanita dewasa lain yang lebih pantes?

"Miya! Kamu ngapain ngintip bapak?" Salah satu karyawan menegurnya.

"Ehh kaget!!!"

"Siapa itu? adik Pak Arya? Emang pak Arya punya adik?" Pria yang mengagetkannya tadi ikut mengintip dan bertanya.

"Pacar bapak!" jawab Miya ketus.

"Eh!" Pria itu tak kalah kaget.

Ipagpatuloy ang Pagbabasa

Magugustuhan mo rin

1.4M 91.1K 28
WARNING : 21++ Yang belum cukup umur silahkan kembali lagi lain waktu. "Dari nama saja kami sudah jodoh. Sea dan Earth. Kami akan ber sinergi dengan...
716K 12.1K 21
Megan tidak menyadari bahwa rumah yang ia beli adalah rumah bekas pembunuhan beberapa tahun silam. Beberapa hari tinggal di rumah itu Megan tidak me...
1.7M 68.1K 43
"Setiap pertemuan pasti ada perpisahan." Tapi apa setelah perpisahan akan ada pertemuan kembali? ***** Ini cerita cinta. Namun bukan cerita yang bera...
182K 27.6K 12
Byun Baekhyun itu pangeran. [4 Februari 2020 - 16 Februari 2020]