Good Morning, Uncle! (END)

By moosahara

1.4M 9.8K 185

Arya seorang pria berusia menjelang 26 tahun dewasa dan penggila kerja mendadak harus mengikuti keinginan ter... More

1. A Promise
2. Little Girl
4. New Home
5. Kiss
Move to Dreame

3. The Day

54.9K 1.7K 18
By moosahara

Arya telah selesai memakai jasnya yang berwarna gelap. Ya Tuhan, terjebak dalam situasi apa dia ini? Sebentar lagi menikah dengan seorang remaja. Akad yang seperti diam-diam hanya orang terdekat yang datang, Sean tak ingin kerabat lain tahu sebelum semuanya beres.

Kasihan Seline, bagaimana hidupnya terjebak seperti ini? Dia baru saja lulus SMA.

Bibi Suri memanggilnya, "Mas, penghulunya sudah datang. Ayo."

Arya duduk di depan meja, hanya sekitar dua puluh orang yang hadir pada akad nikahnya. Bukan pernikahan yang ada dalam bayangan Arya. Sean tidak memiliki keluarga selain Seline, dia tak mengundang kerabat Ibu Seline mereka bermusuhan sejak dulu.

Arya menoleh saat Seline memasuki ruangan, gaun putih dengan payet di bagian dada juga sedikit mengembang di bagian bawah,

Syukurlah sudah di-fitting dengan sempurna. sangat pas di tubuh mungil gadis itu.

Arya yang memilih gaun itu, tidak sempat kalau memesan, karena waktu yang sangat mepet jadi dia memilih gaun yang telah ready. Untaian melati terurai dari leher hingga dada Seline, dari rambutnya yang tersanggul mungil ditutupi oleh selendang bewarna putih juga.

Seline duduk di samping Arya,  kemudian acara dimulai. Arya menelan saliva-nya, tercium aroma strawberry dari tubuh Seline. Aroma manis khas Seline.

Ternyata mengucapkan kalimat yang sudah dihapalnya beberapa hari itu benar-benar membuatnya keringat dingin dan gemetar.

"Sah! Alhamdulillah!" Begitu sorak suara itu melepas ketegangan Arya. Dia telah sah menjadi seorang suami dari seorang gadis kecil diusianya yang menjelang 26 tahun. Setelah menandatangani buku nikah, mereka saling berhadapan. Arya mengangkat selendang yang menutupi kening Seline.

Dia tercengang, Seline?

Berbeda sekali, sungguh sangat cantik. Seline memang cantik juga manis, tapi riasannya saat ini membuatnya jauh berbeda. Riasan yang jauh dari kata tebal, dioles tipis di wajah Seline yang terpahat sempurna. Bibirnya yang mungil diberi lipstick bewarna pink muda.

"Ehem ...." Sebuah suara menyadarkan Arya, itu suara penghulu, wajah Seline memerah waktu Arya mengecup keningnya. Gadis kecilnya sudah dewasa, Arya baru menyadari.

"Papa ...." Seline menghambur ke pelukan papanya yang memakai kursi roda.

"Waduh belum masuk acara sungkem," kata hadirin yang ada di sana diikuti suara tawa tamu yang lain.

Sean memeluk anaknya, gaun putih dengan motif kebaya di bagian atas membuat Seline sangat anggun dan dewasa. Air mata Seline mengalir.

"Putri papa sangat cantik. Sudah ... kenapa menangis ini hari bahagia," ucap Sean sambil mencubit hidung Seline. Arya mendatangi mereka. "Jaga dan sayangi anakku Arya." Sean berkata lagi. Arya mengangguk pelan.

Acara hari itu dilanjutkan dengan foto-foto dan makan bersama, biar bagaimanapun, Seline hanyalah seorang remaja dia menghabiskan waktu bersama Nadine dan Sandra untuk berfoto.

Arya menatap gerak geriknya, Mulai hari ini kebebasanmu sudah direnggut. Apa kamu masih bisa tertawa bahagia seperti itu?

"Arya."

"Ya Bang."

"Sekarang kamu harus memanggil aku papa."

"Mana mungkin bisa begitu."

"Terserahlah, asal kamu tau Arya terkadang jodoh bisa datang dengan cara yang tidak kita sangka."

Arya terdiam, entahlah dia cuma tak sanggup berpikir.

🌹🌹🌹

Fotografer mengarahkan pose Seline saat berfoto bersama Arya. Oh God! Arya sangat tampan, jas yang melekat sempurna di tubuh bidangnya, rambutnya yang tertata rapi sangat kontras dengan matanya yang teduh itu. Seline tak bosan-bosan memandang Arya.

Wajah Seline makin memanas saat pose di mana tangan Arya melingkar di pinggangnya. Sekalipun ini akad yang sangat sederhana tapi Arya men-design rumah mereka sedemikian rupa menjadi begitu elegan. Arya yang menyiapkan semuanya.

Seline nyaris kehabisan nafas saat sesi foto, entah kenapa padahal dulu saja dia sering memeluk juga mengecup pipi Om Arya. Tapi saat ini? Jantung Seline sudah mau melompat keluar juga darahnya meletup-letup di dalam. Ya ampun dia tak bisa membayangkan bagaimana merahnya pipinya saat ini.

Akhirnya acara akad selesai, Seline masuk ke kamarnya. Tidak dihias seperti kamar pengantin. Tapi ada banyak kotak hantaran di atas tempat tidurnya. Kapan Om Arya menyiapkan ini semua?

Seline mengganti pakaiannya dengan pakaian santai, saat keluar dari kamar mandi kotak hantarannya telah diturunkan semua ke lantai oleh Nadine dan Sandra. Dua sahabatnya itu bahkan tengah berbaring di atas tempat tidur.

Seline menghempaskan tubuhnya ke atas tempat tidur.

"Nyonya," kata Nadine.

"Uhhh Nadinee." Nadine paling bisa mengejeknya.

Nadine dan Sandra memeluk dan menciuminya habis-habisan. Mengucapkan selamat karena telah berganti status di usia yang masih muda.

Nadine meraung melihat cincin Seline yang indah. Bermata kecil tapi menyilaukan.

"Aku iriiii." Nadine merengek sambil mengangkat tangan Seline dan memandangi cincin itu.

"Sudah cepetan cari calon suami sana kalau udah ngebet nikah." Sandra tertawa.

"Mana calonnya? Aku mau yang seperti Om Arya."

"Hei jangan bilang kamu mau jadi pelakor." Sandra menggeleng. Nadine terkekeh.

"Eh Seline kamu sudah bersiap-siap malam ini?" goda Nadine.

"Bersiap-siap apa?"

Nadine menutup mulutnya dengan tangan. "Kamu gimana sih? Jangan terlalu polos gitu. Masa nggak tau kalau habis nikah ngapain malamnya?"

"Eh ...." wajah Seline merona panas sampai ke telinganya. Dia tidak memikirkan hal itu.

Malam pertama!

"Kalau kamu nggak diapa-apain malam ini sama Om Arya. Fix kamu cuma dianggap anak kecil terus Om Arya nikahin kamu karena paksaan papamu."

"Nadine jangan ngomong gitu sih, nakut-nakutin pengantin baru aja," ujar Sandra.

Seline hanya mematung. Dia meremas-remas ujung blouse-nya.

"Tapi ... tadi aku perhatiin Om Arya ngeliatin kamu terus dia kayak terpesona gitu." Nadine senang menggoda sahabatnya ini, terutama memang saat ini Selinelah yang layak jadi korban diantara mereka.

"Uhh Nadine udah sih." Tanpa sadar suara Seline gemetar.

🌹🌹🌹

Menjelang malam rumah keluarga Zumora sudah sepi, Arya keluar dari kamar Sean. Abangnya, ayahnya, gurunya itulah arti Sean bagi Arya. Bahkan demi Sean, Arya siap mengorbankan hidupnya. Tapi, apa dia tega membiarkan hidup seorang gadis hancur karena permintaan egois Sean?

"Cepat beri aku cucu Arya."

Belum cukup dia menyiksa Arya dengan menikahi putrinya, membuat Arya seperti pedofil sekarang pria itu ingin dia ... astaga!

Arya menaiki tangga ke lantai dua, tiba-tiba rumah ini jadi terasa asing baginya. Bagaimana tidak? Dia yang selalu menginap di kamar tamu dan jarang ke lantai dua mendadak harus ke sana. Lantai dua daerah kekuasaan sang putri, Seline, sekarang istrinya.

Arya membuka pintu kamar Seline. Seline telah mandi dan wajahnya tidak lagi terlihat mengenakan riasan. Rambutnya terlihat lembab teruntai sedikit melewati bahu. Dia memakai piyama tidur berlengan pendek berwarna hijau tosca. Arya telah beberapa kali masuk ke kamar itu. Seline menyukai warna hijau, jadi jelas saja kamarnya didominasi warna hijau yang lembut. Hanya cover bed-nya yang berwarna hijau lumut dipenuhi bantal-bantal strawberry. Arya mengucap lagi dia menjadi seorang 'Pedofil'.

"O-Om Arya." Gadis itu memanggilnya lirih. Lihat saja bagaimana dia begitu ketakutan melihat Arya masuk? Arya seperti pria mesum saja.

Arya duduk di samping Seline. Biasanya dengan santai Seline melompat kepelukannya kemudian bergelayut manja padanya. Tapi hari ini menyentuhnya saja Seline terlihat gemetaran.

Arya meraih tangan Seline dan menggenggamnya, "Kamu lelah?"

Seline menggeleng, Arya terkejut tiba-tiba dadanya berdetak melihat Seline dalam pakaian tidur seperti ini. Padahal dia sering melihatnya. Ya Tuhan, jangan bilang dia terpengaruh status suami istri mereka.

"Maaf ya."

"Kenapa om? eh ... Kak Arya." Seline berkata lirih dan pelan sekali, Arya terkejut mendengar Seline memanggilnya kak. "Kenapa minta maaf?" tanya gadis itu. Matanya memandang polos ke arah Arya.

"Karena papamu, kamu terjebak dengan pria tua seperti aku."

Mata Seline membulat, bibirnya yang mungil bergerak-gerak.

"Om ... bukan pria tua."

Arya tersenyum, "Dibandingkan kamu, aku ini tua Seline."

"Kamu pasti lelah, tidurlah. Aku akan Tidur di lantai," kata Arya lagi.

"Di lantai? Tapi lantai dingin." Seline berkata lagi sangat menggemaskan, sekalipun selama ini kamu gadis kecilku aku juga tau bagaimana naluri laki-laki, tidur seranjang dengan tubuh ranum yang beranjak dewasa jelas bukan pilihan yang baik saat ini.

"Ya tidak apa-apa," jelas Arya.

Arya membelai rambut dan mengecup mata Seline.

🌹🌹🌹

Seline menggeliat, dia melirik jam di dinding kamarnya.

"Ya ampun, jam tujuh." Seline memekik kesal, padahal ini hari pertamanya jadi istri Arya!

Ya, Seline bertekad tidak memanggil Arya dengan embel-embel om lagi. Harusnya dia bangun menyiapkan kopi dan sarapan pria itu.

Seline buru-buru memakai sendal keropinya. Langkahnya terhenti melihat selimut telah terlipat di atas karpet. Di sanalah Arya tidur tadi malam, apa nggak sakit badannya? Uhhh ... Seline keluar dengan tergesa.

Seline tercekat, "Halo tuan putri," panggil Arya. Dia sedang menyiapkan sarapan.

Uhhh Seline ingin menangis. Padahal dia sengaja meminta Bibi Suri kemarin agar tidak menyiapkan sarapan pagi itu supaya dia bisa menyiapkan sarapan untuk ... ekhemm ... suaminya dan papa. Seline terduduk lesu di kursi makan.

"Seline," suara papa terdengar tegas.

"Papa." Seline menjawab.

Papa di atas kursi roda didorong oleh perawat menuju ruang makan.

"Kenapa kamu biarkan suamimu menyiapkan sarapan?" tegur papa. Seline jadi salah tingkah.

"Bang, sudahlah." Arya menggaruk-garuk kepalanya.

"Seline kesiangan, Pa," rengek Seline.

"Buatkan Arya kopi."

"I-iya pa."

"Seline nggak usah, aku sudah minum teh tadi."

Aduh memusingkan sekali. Seline akhirnya menyendok nasi goreng buatan Arya ke piring-piring. Seline tahu kalau Arya pintar masak,  beberapa kali dia memasak di rumah mereka. Kemampuan Seline memasak juga tidak buruk, dia telah belajar memasak sejak insiden kecelakan papa karena ingin berbakti pada papanya.

"Bagaimana semalam?" Papanya bertanya membuat Seline ingin menghamburkan nasi goreng dari mulutnya.

"Apa papa?"

"Hmm ... Sudah ngapain?" tanya papanya lagi.

Seline melihat Om Arya menggelengkan kepalanya.

Seline tergagap, "Nggak ngapain, O-om Arya tidur di lantai." Astaga dia keceplosan.

Arya terlihat shock mendengar ucapannya itu.

"Lihat Seline, kenapa kamu masih memanggil suamimu Om? Lagipula kenapa dia tidur di lantai?"

"Ke-kebiasaan pa."

"Hari ini berkemaslah," kata papanya lagi.

Seline menunduk, "Berkemas? Ke mana?"

"Kamu pindah ke apartemen Arya."

"Bang. Sudahlah." Arya memotong pembicaraan itu

"Pa, tapi papa gimana?" Seline mulai panik, dia tidak ingin meninggalkan papanya.

"Seorang istri harus ikut suaminya Seline."

Arya menyugar rambutnya.

"Pa ...."

"Iya sayang?" Papa bersikap lembut lagi.

"Kuliah Seline bagaimana?"

"Kenapa kamu bertanya pada papa? Tanya suamimu sayang." Sean menyeruput kopinya.

Wajahnya berbinar, memang benar suasana hati mempengaruhi seseorang. Tampaknya Sean sangat bahagia menikahkan anaknya dengan Arya.

"Kita bahas nanti saja." Arya segera menjawab dengan lembut. Arya berdiri untuk mengangkati piring-piring.

"Jangann ... biar Seline saja," kata Seline panik takut ditegur papanya.

Continue Reading

You'll Also Like

2.2M 107K 45
•Obsession Series• Dave tidak bisa lepas dari Kana-nya Dave tidak bisa tanpa Kanara Dave bisa gila tanpa Kanara Dave tidak suka jika Kana-nya pergi ...
246K 22.4K 42
Kalanda Kavelo, sosok remaja yang tubuhnya diisi oleh jiwa Cakra Cavelo. Tidak hanya nama belakang mereka yang sama, namun hidup tanpa kasih sayang...
1.1M 112K 54
Ketika menjalankan misi dari sang Ayah. Kedua putra dari pimpinan mafia malah menemukan bayi polos yang baru belajar merangkak! Sepertinya sang bayi...
104K 9.5K 45
Tentang BLACK B yang mempunyai cerita sendiri dalam soal cinta dan pertengkaran yang mereka alami Cast : Bae Irene Son Wendy Kang Seulgi Kim Jisoo La...