Thinking Out Loud

By kokokikatze

40.5K 4K 779

Han yang sering merasa kesulitan karena Youn tapi juga sangat mengandalkannya setiap waktu. Kumpulan oneshot... More

The Night🔞
Wild
Sorry
Fakestagram
Family
Wild (2)
Wild🔞 (3)
Gabut
Fakestagram (2) 🔞
Wild (End)
Addicted🔞
Beautiful Mistake
Fakestagram (3)🔞
Love Story
Sesuatu yang Manis di Hari Jumat
Old Story

Date

2.7K 271 38
By kokokikatze

Warn!Semi-Baku

Typo bertebaran

BoyxBoy

Jangan lupa vote dan comment.

.

.

.

"Ayo, masuk."

Seungwoo membuka pintu mobil samping kursi kemudi untuk adik tingkatnya di kampus yang belakangan ini dekat sekali dengannya.

"Makasih, kak" balas youn, segera mengenakan sabuk pengamannya tanpa harus menunggu seungwoo yang memakaikan. Bisa spot jantung dia.

"Cuma kak youn doang yang dibukain, dodo sama kak pyo disuruh masuk sendiri."

Seungwoo dan youn tertawa menanggapi celoteh bocah bongsor yang duduk di kursi penumpang belakang.

"Kak woo gak suka sama kita," tanggap dongpyo, keponakan seungwoo yang masih duduk di bangku sekolah menengah atas dengan nada bercanda, bermaksud menggoda adik dari pacar kakaknya.

"Beneran kak?!" jerit dohyon, memajukan tubuhnya di sela-sela kursi depan, sesekali mengguncang bahu seungwoo.

"Pyo jangan godain adeknya, liat tuh udah mau nangis dia."

Youn mengecup gemas pipi tembam dohyon kemudian meminta anak itu kembali duduk ke tempat semula karena seungwoo hendak menjalankan mobilnya, takut-takut kejengkang, bisa repot youn kalau mengurusi dohyon yang menangis ditambah merajuk.

"Dodo lucu sih," ujar dongpyo.

"Kalian tidur dulu aja kalau capek, perjalanan masih satu jam lebih," kata seungwoo yang dari tadi hanya memperhatikan obrolan tiga makhluk menggemaskan kesayangannya.

"Kak pyo jangan deket-deket dodo lagi,"

"Dodo jangan minta makanan punya kak pyo lagi,"

"Kak pyo gak boleh peluk-peluk kak youn,"

"Dodo gak boleh ngerengek ke kak woo,"

"Kak pyo tidur sama kak yohan kalau nginep, gaboleh sama dodo,"

"Eh kok gitu?!"

Seungwoo dan youn tertawa saja menyimak perdebatan dua bocah itu, bentar lagi pasti mereka akan tertidur atau jika salah satunya tertidur, yang satunya lagi akan mengganggu dan berakhir perdebatan panjang

"Udah tidur, kak." lapornya, setelah menengok ke belakang, melihat adik-adiknya tertidur sambil berpegangan tangan.

"Iya tau, kasian juga pulang sekolah langsung pergi," jawab seungwoo sesekali melirik kaca spion.

"Lagian aneh-aneh aja sih, masa jinhyuk ngelamar wooseok hari jumat gini?" dengus youn.

"Biar berkesan, katanya." Seungwoo tertawa kecil, mengacak rambut youn, mencubit hidung yang lebih muda.

"Berkesan kepalanya meledak," gumamnya sembari menangkis tangan seungwoo yang masih jahil mencubiti wajahnya. "Jangan ditarik tarik terus, pipiku sudah melar bisa makin melar, kak!"

"Gemas," ujarnya, kali ini mencolek dagu youn.

"Kak!"

Seungyoun mendengus keras, memalingkan wajahnya dari seungwoo, melipat tangannya di depan dada. Merajuk, apalagi saat melihat wajahnya sudah kemerah-merahan karena habis dicubiti seungwoo, makin sebal lagi saat mendengar tawa penuh kemenangan yang seungwoo keluarkan. Inginnya membalas, tapi seungwoo sedang menyetir dan mereka membawa dua bayi, dia masih sayang nyawa.

Cukup lama dalam suasana hening, ketika lampu lalu lintas menunjukkan warna merah, seungwoo menoleh pada youn yang sepertinya sudah tenggelam dalam mimpi.

"Tadi kamu janji gak akan ketiduran," diusaknya rambut yang lebih muda, "tapi kalau kamu gemesin gini, gimana kakak mau marah?" seungwoo mengecup singkat kening youn kemudian kembali pada posisi awalnya, melanjutkan perjalanan yang sudah tidak jauh lagi.

-

"Kak wooseok!!" teriak dongpyo, segera berlari memeluk orang yang dimaksud.

"Hai, pyo, dodo, kak seungwoo," sapa wooseok sembari membalas pelukan dongpyo.

"Aku tidak di sapa?" tanya youn.

"Malas," jawabnya, kemudian mendekat, mencondongkan tubuhnya dan memposisikan bibirnya persis di samping telinga youn, "Gimana hubunganmu dengan bos seungwoo?"

Youn mengernyit heran.

"Hubungan apa? Kami hanya rekan kerja ... menyerempet jadi teman sih."

Dengan wajah manisnya, wooseok memukul keras belakang kepala seungyoun, di depan anak-anak dan juga seungwoo pastinya. Membuahkan tanda tanya besar namun hanya di anggap angin lalu. Sudah biasa keduanya bertengkar begitu, kalau tidak bertengkar barulah menjadi aneh.

"Kenapa memukulku?!" pekik youn, tidak mendapat tanggapan dari sangpelaku.

"Ayo, anak-anak. Wooseok hyung punya banyak cemilan manis untuk adik-adik yang manis!"

Wooseok menjulurkan lidahnya, mengejek seungyoun. Menggandeng tangan dohyon dan dongpyo ke tempat penuh camilan manis sesuai yang dijanjikannya sementara youn mendengus sebal di samping seungwoo.

Seungwoo tertawa mendengar dengusan youn, "Youn," panggilnya.

"Apa?"

"Kita cuma rekan kerja?" tanya seungwoo, menatap langsung pada kedua manik hitam yang bergerak gelisah mendengar pertanyaannya.

"Bu-bukannya memang begitu?" tanggapnya, tak tahu harus menjawab apa.

Jujur saja, selama ini ia bingung tentang hubungannya dengan seungwoo. Tidak ada kejelasan, tidak ada kepastian, tidak ada pertanyaan dan penerimaan. Jadi, youn tidak salah bila menjawab status keduanya 'kan? Yah, meskipun secara visual dan aksi nyata, keduanya sama sekali tak terlihat sebagai rekan kerja atau sebatas teman. Lagipula, teman macam apa yang menatap temannya dengan pandangan penuh pemujaan, saling berbagi kehangatan di malam hari, atau melakukan skinship lain.

"Kurasa memang begitu," jawab seungwoo.

Jemari panjangnya ditautkan dengan milik seungyoun, mengajak yang lebih muda untuk menghampiri lokasi pelamaran yang lebih mirip tempat piknik anak-anak ini untuk memastikan kedua adik manis mereka tak memakan terlalu banyak cemilan tinggi glukosa.

"Hey, anak-anak! Mau main sepak bola tidak?" tawarnya pada anak-anak yang masih sibuk memegangi makanan manis, apalagi dohyon.

Duh, youn gemas sekali melihat dohyon belepotan memakan kue coklat, terutama saat pipi tembamnya bergerak mengikuti tempo kunyahannya. Ingin menggigit tapi takut bocah itu mengamuk, akhirnya youn hanya bisa menjerit gemas dalam hati.

"Ayo hyung!" serempak, mereka menanggapi dan langsung berlarian menghampiri seungwoo, tentu saja jinhyuk juga ikut menemani anak-anak itu.

Team dibagi menjadi dua, satu team berisi lima orang.

Team pertama di isi oleh seungwoo, yohan, junho, hyungjun, dan dongpyo. Sedangkan team kedua di isi oleh jinhyuk, hangyul, eunsang, minhee, dan dohyon.

"Jinhyuk hyung! Apa kau melihat hangyul? Astaga aku tidak bisa melihatnya, apa tertutupi minhee?" ejek yohan, terbahak melihat wajah kesal hangyul yang ditertawakan banyak orang perkara tinggi badannya yang paling minimalis dalam team.

"Jangan mengejek hangyul, takutnya dia malah semakin pendek!" teriak youn, ikut-ikutan membuat kesal teman sekolah yohan itu.

"Kalian ini berisik sekali, jadi main bola atau tidak?! Jika tidak lebih baik kita menonton drama hotel del luna yang sedang trending. Astaga drama itu bagus sekali, aku suka melihat pendalaman akting para pemerannya yang tidak tanggung-tanggung. Bagaimana jika aku yang menjadi Ku Chanseong ya? Pasti akan semakin—"

"Semakin kacau."

Seungwoo memotong omongan byungchan yang sudah melipir kemana-mana, tidak peduli pada wajah byungchan yang sudah merengut. Jelek sekali, batin youn.

Setelah banyak perdebatan dan gurauan, pertandingan berlangsung lancar, sebenarnya tidak terlalu lancar karena dohyon terlalu banyak protes mengaku lelah padahal belum lima menit pertandingan berjalan.

Youn mengambil kameranya dan memotret banyak gambar. Beberapa kali ia fokuskan kameranya untuk memotret seungwoo, tersenyum geli memikirkan tindakannya yang sudah seperti seorang stalker.

"Kalau bos tidak kunjung memulai, kenapa bukan kau saja yang menyatakan duluan?" tanya wooseok, tiba-tiba sudah duduk di samping youn.

Tidak ada tanggapan selain hening. Youn sibuk berpikir tentang dirinya dengan seungwoo, tentu saja. Hubungan mereka semakin tak jelas dan terkadang youn kebingungan melihat sikap seungwoo yang sudah seperti kekasihnya.

"Kenapa melamun sejak tadi?" ujar seungwoo, membuka suara setelah banyak keheningan terlewati.

Hal aneh ketika youn terlihat tidak tulus menunjukkan tawanya. Bahkan acara lamaran berlangsung hingga rampung, youn masih terpisah dengan jiwanya.

"Ah, tidak. Hanya lelah," jawabnya singkat.

Seungwoo tersenyum, menepikan mobilnya. Memberi kode pada youn untuk mengikutinya. Youn mengernyit bingung, sesekali menggosok kedua telapak tangannya karena udara pada waktu senja cukup menusuk sementara ia hanya menggunakan kaos tipis bergaris ditambah celana jeans hitam.

"Pemandangannya bagus," seungwoo mendudukkan dirinya di bangku taman. Tidak banyak orang berlalu lalang di hawa dingin seperti ini.

"Kenapa tiba-tiba ke taman?" tanya youn, ikut duduk di samping seungwoo.

"Dulu kita pertama kali bertemu di tempat ini, saat kau hampir menangis karena dohyon tersesat."

Youn mendengus. Seungwoo mengacak rambutnya, gemas.

"Sudah, jangan diingat ingat, wajahku buruk sekali waktu itu!"

"Tidak, wajahmu lucu. Makanya aku gemas sekali setiap melihatmu. Entah itu dulu, saat kita pertama kali bertemu. Ataupun sekarang, dan sampai seterusnya," Youn diam mendengarkan, jantungnya berdetak cepat.

"Tapi sepertinya, aku menyesal," sambung seungwoo.

"Menyesal bertemu denganku?" lirih youn, tiba tiba merasa sesak.

"Iya," seungwoo mengalihkan pandangannya pada youn yang menunduk dalam diam, "Menyesal tak bertemu denganmu lebih awal dan menyesal terlalu lama menjadi pengecut yang mempermainkan perasaanmu," sambungnya pelan, terlalu pelan atau mungkin youn sudah tidak fokus lagi hingga ia bahkan tak bergeming sedikitpun ketika seungwoo beranjak dari duduknya.

Jantung youn serasa berhenti berdetak. Sakit sekali mendengarnya, matanya bahkan sudah berkaca-kaca dan hampir menjatuhkan kristal bening jika saja youn tak berusaha menahannya sekuat tenaga.

"Ini, untukmu."

Seungwoo menyerahkan kertas kecil berwarna kuning gading yang terlipat menjadi dua. Youn menerima tanpa melihat pada sang pemberi, takut air matanya tidak bisa di tahan lagi jika melihat seungwoo. Sedangkan yang memberi mulai melangkahkan kakinya menjauh, youn anggap sebagai penolakan atas perasaannya dan memikirkan hal itu semakin membuat youn sakit.

To : Cho Seungyoun

Hari ini kau manis, dan akan selalu begitu dalam pandanganku. Pipimu yang memerah seperti apel menjadi kesukaanku selama ini. Aku mencintaimu.

Ayo berkencan?


"Kak!" teriaknya, berlari sekencang mungkin, menubrukkan tubuhnya pada seungwoo, memeluk lelaki itu dari belakang.

"Aku juga mencintaimu. Ayo, ayo berkencan!" Seungwoo tersenyum lebar mendengarnya, ia memutar tubuh kemudian mengecup dalam kening yang lebih muda.

"Jadi, hari ini kita sudah bukan rekan kerja lagi?"

End.

Aku gatau ya apakah yang fluffy gini bisa nyampe ke kalian karena aku tida ahli dalam fluf fluf, ga punya pengalaman cuy, mantanku bajingan semua soalnya hahahaha.

Thanks buat yang vote dan comment, luvya

—choco, 03.10.2019.

Continue Reading

You'll Also Like

44.1K 5.3K 30
Marsha Ravena baru saja diterima di salah satu perusahaan ternama, ia jelas sangat senang karena memang dari dulu itulah yang ia inginkan. tetapi kes...
387K 31.9K 58
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.
38.4K 3.6K 23
° WELLCOME TO OUR NEW STORYBOOK! ° • Brothership • Friendship • Family Life • Warning! Sorry for typo & H...
58.8K 3.1K 7
meskipun kau mantan kekasih ibuku Lisa😸 (GirlxFuta)🔞+++