Runa berusaha melepaskan ciuman Saga karena ia merasa malu dengan teriakan histeris dari para tamu yang menghadiri acara tersebut. Lalu ia segera menutupi bagian wajahnya dengan rambut, karena ia enggan menjadi pusat perhatian. Namun setelahnya ia sadar, jika ia harus tetap bersikap profesional karena bagaimanapun juga Saga adalah tamu penting yang harus segera mengisi acara.
"Kita lanjutkan saja nanti ketika acaramu sudah selesai. Sekarang kamu naik lagi ke atas panggung. Aku harus kembali di belakang."
"Tidak mau! Runa harus ikut bersama Saga duduk di atas panggung! Kebetulan sekali orang yang menginspirasi novelku ada di sini, jadi kamu harus ikut mendampingiku. Tidak ada penolakan!"
"Saga, aku panitia di sini. Sekarang cepat naik, atau aku akanㅡ Saga turunkan aku!"
Saga tetap tidak mau menuruti perkataan Runa, dan kini ia malah menggendong Runa untuk ikut naik ke atas panggung. Mereka yang ada di tempat itu kembali berteriak histeris, merasa sangat iri karena mereka tidak bisa berada di posisi Runa. Sedangkan Runa berusaha melepaskan diri dengan meronta minta agar segera diturunkan, tetapi Saga tetap tidak peduli.
Ia langsung mendudukkan Runa pada kursi yang ada di sampingnya, lalu dirinya sendiri juga ikut duduk sambil menggenggam erat tangan Runa. MC yang seharusnya duduk di sebelah Saga itu termenung, namun ia segera membuka acara setelah memahami kehebohan yang baru saja terjadi tadi. Runa pun memilih untuk menundukkan kepalanya, tidak berani menatap ke depan karena pasti ada banyak orang yang menatap sinis kepadanya.
Acara akhirnya dimulai, dan selama acara itu berlangsung pun Runa tetap duduk di samping Saga. Telapak tangan Runa mulai berkeringat. Pasalnya Saga tidak pernah sedetikpun melepas genggaman tangannya, takut jika Runa akan kabur darinya. Saga memang sengaja menahan Runa di sampingnya, karena ia ingin menunjukkan sesuatu pada Runa.
Masuk ke acara inti, kini ada sebuah video berdurasi sekitar 30 menit yang diputar di layar. Inilah maksud dan tujuan Saga menahan Runa, karena ia ingin Runa ikut menonton video tersebut bersamanya. Video itu merupakan video yang direkam oleh Evan dan Wira selama Runa berada di Busan bersama dengan Saga. Awalnya video itu diputar untuk mengenang Runa, namun Saga bersyukur karena kini Runa ada di sampingnya.
Kisah cinta mereka pun dipertontonkan di depan banyak orang, dan para penonton baru menyadari jika selama Saga hiatus dan menghilang selama hampir dua tahun lebih adalah karena kecelakaan yang dialaminya. Para penonton mulai terharu, bahkan sudah ada beberapa yang menitikkan airmata karena melihat kisah cinta keduanya. Sampai ketika video di mana Saga kehilangan Runa diputar, dan Runa ikut menangis karena ia baru tahu jika Saga begitu terpuruk ketika kehilangannya.
Ia tidak tahu Saga terlihat sangat menderita hingga terbaring lemah di rumah sakit, dan hatinya terasa sesak meskipun kini Saga terlihat sangat sehat dan bugar di matanya. Runa memandang Saga sembari menggumamkan kata maaf, namun Saga hanya menggeleng sambil menyeka airmata di pipi Runa. Penonton pun bertepuk tangan sambil berdiri ketika akhir cerita cinta Saga tidak berakhir tragis. Saat itulah Saga secara resmi memperkenalkan Runa sebagai calon istrinya.
"Novel terbaruku ini memang aku tujukan untuk seseorang yang sangat spesial dalam hidupku. Aruna Senja. Seorang wanita yang bisa dengan mudahnya mengambil hatiku dalam waktu yang begitu singkat. Apa yang ada di dalam video itu adalah benar. Aku sebelumnya mengalami kebutaan karena kecelakaan, dan kini aku sudah bisa melihat kembali hingga bisa berada di sini dan bertemu dengan wanitaku yang aku kira menjadi korban kecelakaan pesawat waktu itu. Kini, aku ingin mengatakan sesuatu pada calon istriku ini di hadapan kalian semua. Runa, maukah kamu menikah denganku?"
***
Penonton semakin menggila begitu Saga melamar Runa di hadapan banyak orang. Terlebih acara Saga hari itu bertepatan dengan hari Valentine, jelas banyak dari mereka yang merasa sangat iri karena Saga melamar Runa di hari yang spesial. Saga memegang kedua tangan Runa sambil menunggu jawaban darinya, namun Runa hanya diam saja. Ia tetap merasa malu, karena ia memang bukan tipe orang yang suka menjadi pusat perhatian seperti ini.
"Runa..."
"Aku akan menjawabnya nanti. Jangan di sini, akuㅡ"
"Will you marry me?"
"Saga!"
"Menikahlah denganku. Setelah kamu menyelesaikan kuliahmu nanti, aku akan membawamu ke Busan dan tinggal di sana bersamaku. Oke?"
"Aku belum menjawab."
"Ku anggap kamu setuju."
Runa mendengus kesal, namun perilaku Runa itu malah membuat Saga gemas. Setelah menatap Runa cukup lama, kini Saga mendaratkan ciuman lembutnya di kening Runa, lalu kembali memeluk Runa dengan erat. Penonton bertepuk tangan dan memberikan selamat kepada keduanya, meskipun ada banyak wanita yang merasa iri dan patah hati pada Saga. Termasuk Ella yang ketika itu hanya bisa menghentakkan kakinya karena kesal.
Runa hanya bisa pasrah dengan apa yang dilakukan Saga terhadapnya, dan kini sang MC mulai melanjutkan acara yang sempat tertunda. Lagi-lagi, Runa tetap ditahan agar berada di samping Saga hingga acara berakhir. Tidak terasa sudah pukul 12 siang, acara pun selesai dengan tepuk tangan yang meriah. Para panitia yang merupakan teman kuliah Runa hanya bisa memandang Runa dengan tatapan iri, tidak menyangka saja jika wanita biasa seperti dirinya bisa mendapatkan lelaki seperti Saga.
Kini mereka berdua sudah turun dari panggung, dan Runa memilih untuk berlari ke belakang dengan alasan harus membantu panitia lain. Namun kenyataannya Saga tetap saja mengikuti ke manapun Runa pergi, dan dengan tidak tahu malunya lelaki itu terus saja mendekap tubuh Runa dari belakang. Runa merasa risih karena ada banyak orang yang berbisik sambil menatapnya, tetapi Saga bahkan tidak memedulikan hal tersebut.
Ia hanya begitu bahagia karena bisa bertemu dengan Runa setelah terpisah hampir satu tahun lamanya, dan Saga juga sudah bertekad untuk selalu berada di dekat Runa selama 24 jam penuh. Sifat posesif lelaki itu kini kembali lagi. Bahkan Runa tidak diizinkan untuk sekadar mengobrol dengan panitia lain yang kebetulan berjenis kelamin laki-laki.
Saga bahkan mengusir Sean yang hendak memeluk Runa kembali setelah berada di bawah panggung, dan perilaku Saga tersebut membuat Runa marah sekaligus kesal. Ia pada akhirnya mendiamkan Saga yang masih memeluk tubuhnya dengan tingkah manjanya itu, hingga pada akhirnya Saga menyadari kesalahannya karena mendengar helaan napas panjang dari Runa.
"Kamu marah?"
"Ya, aku marah padamu."
"Maaf, aku melakukan ini semua hanya karena aku sangat merindukanmu."
"Tetapi seharusnya kamu bisa melihat situasi dan kondisi juga, Saga! Aku jadi tidak bisa bekerja karenamu. Aku bahkan merasa menjadi pusat perhatian dan orang-orang kini melihat ke arah kita karena ulahmu. Aku malu, aku malu jika mereka membicarakanku yang terlihat tidak pantas untuk bersanding denganmu."
"Tidak usah pedulikan mereka, sayang. Coba lihat, temanmu saja sejak awal terlihat bahagia ketika melihatmu bisa bertemu lagi denganku. Aku perhatikan dia tidak iri sama sekali."
Runa menengok ke arah yang ditunjuk Saga, dan ia melihat Zanna yang sejak tadi memang sudah terharu melihat pertemuan keduanya. Zanna melambaikan tangannya dan berteriak sambil mengucapkan kata selamat dengan raut wajah yang bahagia, dan kini ia sadar jika seharusnya ia tidak perlu merasa malu dengan pandangan orang lain. Saga saja tidak peduli, seharusnya ia juga melakukan hal yang sama.
Kini Runa mendongak sambil menatap wajah Saga yang tidak henti-hentinya terus menatapnya sejak tadi, dan ia menyadari jika seharusnya ia memikirkan perasaannya sendiri. Sejak tadi ia memang menahan semuanya meskipun ia juga sangat merindukan Saga. Runa segera memeluk dan membenamkan wajahnya di dada bidang Saga, sembari mengucapkan kata maaf karena selama setahun ini dirinya menghilang tanpa jejak.
"Wira, apa kamu perlu bantuan abang untuk mencarikan wanita yang cocok untukmu?"
"Tidak perlu karena itu bukan urusanmu, bang. Nanti kalau waktunya tiba juga jodohku akan datang sendiri."
"Kamu mau menjadi jomblo selamanya? Aku tidak mau melihat adikku yang tampan ini tidak laku nantinya."
"Kalau begitu abang harus segera ganti statusㅡah, lebih baik abang mempersiapkan foto baru abang untuk diletakkan di buku... hmm, di buku..."
"Di buku nikah?" Jawab Evan tak yakin.
"Bukan, di buku Yasin. Hahaha."
Evan mendelik sebal. "Sialan!"
***