PARAGRAF

Por youraraa_

93.5K 10.8K 489

[Jung Jaehyun ㅡ End] ❝Setiap paragraf yang tertoreh dalam tulisanku, selalu mengingatkanku akan dirimu.❞ Run... Más

Paragraf ; Intro
Intermezzo ; Visualisasi Tokoh
Paragraf 1 ; Prolog
Paragraf 2 ; The Beginning
Paragraf 3 ; First Meeting
Paragraf 4 ; Him
Paragraf 5 ; You
Paragraf 6 ; Strange Feeling
Paragraf 7 ; You Are Not Alone
Intermezzo ; Instagram Tokoh
Paragraf 8 ; Comfortable
Paragraf 9 ; This Feeling
Paragraf 10 ; Love Begin
Paragraf 11 ; New Journey
Paragraf 12 ; Happiness
Paragraf 13 ; Confession
Paragraf 14 ; Promise
Paragraf 15 ; Story Untold
Paragraf 16 ; The Truth
Paragraf 17 ; The Witch
Paragraf 18 ; Destroyed
Paragraf 19 ; Distrust
Paragraf 20 ; Disappointed
Paragraf 21 ; Missing You
Paragraf 22 ; I'm Sorry
Paragraf 23 ; Stabbed
Paragraf 24 ; Proposed
Paragraf 26 ; Suffered
Paragraf 27 ; New Life
Paragraf 28 ; Orion
Paragraf 29 ; Meeting You
Paragraf 30 ; Possessive
Intermezzo ; Update Instagram
Paragraf 31 ; Epilog

Paragraf 25 ; Gone

1.9K 272 13
Por youraraa_

"Saga?"

"Hmm?"

"Maaf kalau aku pernah merepotkanmu di sini. Sekarang aku pamit, ya? Aku harus kembali."

Saga membuka kedua matanya, dan lagi-lagi ia bisa melihat wajah Runa di dalam mimpinya. Saga kembali sadar jika dirinya sedang berada di alam mimpi, tetapi entah mengapa mimpi tersebut terlihat begitu nyata baginya. Saga menggelengkan kepalanya, ia ingin menahan Runa agar tetap berada di sisinya. Namun Runa hanya tersenyum manis sambil mengusap pipi Saga dengan lembut, mau bagaimanapun juga ia harus tetap kembali.

"Jangan pergi! Tidak bisakah kamu tinggal di sini lebih lama lagi?"

"Tidak bisa, Saga. Aku harus segera menyelesaikan kuliahku dan mencari pekerjaan."

Saga mengerucutkan bibirnya sambil menatap Runa dengan tatapan merajuk. Meskipun ia tahu jika dirinya sedang bermimpi, tetap saja ia merasa senang karena bisa melihat dan menatap Runa selama yang ia inginkan. Wajah Runa memang menjadi samar kembali ketika ia terbangun dari mimpinya, dan oleh sebab itu, di mimpinya kali ini Saga akan menghabiskan waktunya untuk menatap wajah Runa sebelum ia terbangun nanti.

"Tapi aku masih ingin menghabiskan waktu bersamamu, sayang. Ah, aku ingat jika besok kita ada kencan. Aku akan menceritakan mimpi ini kepadamu besok, dan aku harap aku bisa membuat banyak kenangan indah denganmu sebelum kita berpisah. Intinya kamu tidak boleh pergi secara diam-diam, atau Saga-mu ini akan marah!"

Saga tiba-tiba saja bertingkah manja dengan menenggelamkan dirinya ke dalam pelukan Runa, sembari kepalanya ia gesekkan di perpotongan leher Runa. Baru kali ini Saga berani bertingkah seperti itu kepada orang lain, bahkan sepupu dan adiknya pun mungkin tidak akan pernah mengetahui sisi manja Saga. Saga akui ia merasa begitu nyaman berada di dekat Runa, sehingga secara alamiah tingkah manjanya itu keluar dengan sendirinya.

"Kenapa tiba-tiba kamu bertingkah manja seperti ini, hmm? Baru kali ini aku melihat sisi lain dari Saga."

"Aku merasa sangat nyaman ketika bersamamu. Kalau kamu tinggal di sini bersamaku, pasti aku akan menunjukkan sisi lainku padamu."

"Lain kali. Lain kali kalau kita bertemu lagi, tolong tunjukkan sisi imutmu juga. Sekarang aku harus segera pergi, Saga. Jaga dirimu baik-baik, dan jangan lupakan aku."

Saga menggelengkan kepalanya dan terus mendekap tubuh Runa dengan erat, namun Runa tetap menghilang dan pergi menjauh bersama dengan cahaya yang terlihat sama persis di mimpi Saga sebelumnya. Saga berteriak dan ingin menyusul Runa, namun Runa telah menghilang dari pandangannya. Penglihatannya pun kembali gelap, dan ketika itu ia terbangun dari tidurnya.

"Mengapa mimpiku terlihat mirip seperti saat sebelum Runa menghilang? Mengapa pula perasaanku rasanya tidak enak seperti ini? Jangan-janganㅡ Evan?!? Wira?!? Kalian mendengarku?!?"

Saga beranjak turun dari ranjangnya sambil terus memanggil nama Evan dan Wira. Kebetulan setelah pulang dari rumah sakit kemarin Runa memang menolak untuk menginap di rumah Saga, sehingga kini Saga kembali terlihat khawatir jika ada yang terjadi lagi pada Runa. Sedangkan Sean masih aman bersama dengan kedua orang tua Evan dan Wira, dan kemungkinan hingga Saga pulih nanti Sean akan tinggal di Indonesia bersama dengan keluarga Assegaf.

"Evan! Wira! Apa kalian masih tidur? Bisa kalian membantuku mengecek keadaan Runa? Evan! Wira!"

"Iya, bang. Evan sudah bangun."

Dengan muka bantalnya itu Evan segera membuka pintu kamar Saga yang memang tidak pernah terkunci. Saga terus berjalan sambil meraba dinding kamarnya menuju ke arah Evan, lalu Saga mencengkeram kaos yang dikenakan Evan sambil memperlihatkan wajah khawatirnya. Wira pun ikut terbangun dan segera pergi ke kamar Saga, berniat untuk memberitahu mereka jika Runa sudah kembali ke Indonesia dengan memilih penerbangan yang paling pagi.

Tubuh Saga melemas, dan ia hanya bisa bengong sambil jatuh terduduk di lantai kamarnya. Sama halnya dengan Evan yang juga tidak mengetahui hal tersebut, dan kini ia malah memarahi Wira karena tidak mau memberitahunya sejak kemarin. Wira sudah berusaha menjelaskan jika semua itu adalah keinginan Runa, tetapi Evan tetap merasa jika Wira harus mengatakan hal tersebut kepada Saga karena bagaimanapun Saga harus mengetahuinya.

"Tolong antarkan aku ke bandara sekarang. Aku yakin jika Runa masih ada di bandara, aku yakin dia belum terbang ke Indonesia. Dia pasti sedang menungguku di bandara. Tolong, tolong antar aku ke sana."

***

Setibanya mereka di Bandar Udara Internasional Gimhae Busan dengan mobil mereka, Evan langsung menggandeng Saga masuk ke dalam bandara, dengan Wira yang memimpin di depan. Meskipun ia tidak tahu pukul berapa pesawat Runa berangkat, tetapi dalam hati ia juga berharap jika Runa masih ada di bandara. Setidaknya Saga bisa bertemu dengan Runa untuk yang terakhir kalinya.

Wira merasa begitu bodoh karena tidak memberitahu Saga, dan kini ia merasa menyesal. Ia takut Saga akan kembali down seperti dua tahun lalu, dan ia juga takut Saga akan menjadi pemurung dan menutup rapat dirinya seperti dulu. Bodohnya lagi, Wira bahkan tidak ingat jika ia harus menyerahkan surat dari Runa untuk Saga. Hingga kini surat itu masih ada di dalam lemari tua yang pernah digunakan Saga untuk bersembunyi bersama Aya ketika kecil dulu.

"Breaking news pukul 10 hari ini. Pesawat BA dengan nomor penerbangan 7034 dengan rute Busan ㅡ Indonesia mengalami kecelakaan. Diduga pesawat mengalami stall dan hilang kendali hingga menukik tajam ke arah perairan di sekitar jembatan Gwangan pada pukul 7 pagi hari tadi. Seorang saksi melihat jika Pesawat BA 7034 meledak di dalam laut hingga menimbulkan bunyi ledakan yang cukup keras dan membuat pesawat hancur. Bisa dipastikan bahwa seluruh penumpang sebanyak 210 orang tewas akibat ledakan tersebut. Meskipun demikian, para petugas masih melakukan penelusuran untuk mencari black box pesawat maupun para korban yang mungkin saja selamat. Sekian breaking news hari ini!"

"Evan, apa kamu melihat Runa? Haruskah kita bertanya kepada petugas saja? Mungkin mereka bisa membantu kita."

"Sebentar, bang. Aku tidak sengaja melihat berita yang ada di layar. Tunggu sebentar, aku ingin mencerna berita itu dulu."

Evan berusaha untuk mengingat kosa kata bahasa Koreanya agar dapat mencerna berita yang diputar terus menerus pada layar besar yang ada di dalam bandara. Sama halnya dengan Wira yang tubuhnya sudah bergetar sejak tadi. Apalagi petugas bandara mengatakan jika pesawat yang terbang ke Indonesia hari ini hanya pada pukul 7 pagi hari tadi, tentu hal tersebut membuat tubuh Wira menjadi lemas.

"Evan, apa aku tidak salah dengar? Ada kecelakaan pesawat? Evan? Runa tidak menaiki pesawat itu, kan? Bisa saja ada pesawat lain yang terbang ke Indonesia hari ini, iya kan?"

"Bangㅡ"

Evan menggigit bibirnya, ia tidak tahu harus bagaimana menjelaskan kecelakaan yang mungkin saja dialami oleh Runa itu kepada Saga. Namun saat itu Evan sudah melihat Wira yang terlihat seperti sedang menangis di dekat salah seorang petugas bandara, dan bisa ia pastikan jika Runa mungkin saja ikut menjadi korban jatuhnya pesawat tersebut.

"Runa!!! Runa!!! Kamu di mana?!? Runa!!! Katakan padaku kalau kamu tidak naik pesawat itu! Runa! Jangan pergi! Argh! Tolong siapapun nyalakan lampunya! Aku ingin mencari Runa. Tolong biarkan aku untuk melihat beberapa menit saja! Aku ingin mencari Runa! Di sini gelap selali, tolong bantu akuㅡ"

Wira yang mendengar teriakan Saga itu pun segera berlari mendekat dan ikut membantu Evan untuk menenangkan Saga yang terlihat sangat terpukul dengan berita tersebut. Awalnya Saga meronta-ronta sambil berteriak dan menangis hingga membuat kedua sepupunya kewalahan, tetapi lama kelamaan tenaga Saga habis, dan ia pun jatuh pingsan akibat shock yang dialaminya.

Orang-orang yang ada di sekitar bandara tidak bisa membantu banyak karena beberapa dari mereka juga kehilangan anggota keluarga yang turut menjadi korban, dan barulah beberapa petugas mendatangi mereka ketika Saga tak sadarkan diri. Saga pun dibawa ke rumah sakit dengan ambulance, bersama dengan Evan dan Wira yang masih terlihat belum mempercayai berita kecelakaan pesawat tersebut.

Wira dan Evan bahkan secara bergantian mencoba untuk menghubungi ponsel Runa, namun ponsel Runa sudah tidak aktif. Evan juga berusaha menanyakan Runa kepada Radit, tetapi Radit bahkan tidak tahu jika Runa pulang ke Indonesia secara mendadak dan tidak menghubunginya terlebih dahulu. Di saat pikiran keduanya sedang kalut, tiba-tiba saja ponsel Evan berdering, memunculkan nama sang ayah di layar ponselnya.

"Papa sudah menemukan kornea yang cocok untuk Saga. Tolong segera ajak Saga ke rumah sakit untuk pemeriksaan kecocokan kornea, sebelum kornea ini diambil oleh orang lain."

***

Seguir leyendo

También te gustarán

11.4K 2.4K 22
Hemat ala Kapisa itu dengan cara pacarin cowok kaya. Matre? Bukanlah! Itu namanya realistis. Seri pertama dari : Universe Of Love - © 2022, ontyapin.
3.3M 179K 38
Siapa yang tak mengenal Gideon Leviero. Pengusaha sukses dengan beribu pencapaiannya. Jangan ditanyakan berapa jumlah kekayaannya. Nyatanya banyak pe...
14.4K 1.2K 23
Dia itu emang ngak sempurna. Tapi, ketika aku melihat senyumannya, semua berbeda. Memang dia tak pandai berkata, tapi senyuman itu seolah berbicara...
89.9K 9.5K 45
Sweet Bullying | Jeon Jungkook BANGTAN'S SERIES #1 Semuanya berawal ketika Cha Hyorin mengetahui kalau ia bersekolah ditempat yang sama dengan orang...