PARAGRAF

By youraraa_

93.5K 10.8K 489

[Jung Jaehyun ㅡ End] ❝Setiap paragraf yang tertoreh dalam tulisanku, selalu mengingatkanku akan dirimu.❞ Run... More

Paragraf ; Intro
Intermezzo ; Visualisasi Tokoh
Paragraf 1 ; Prolog
Paragraf 2 ; The Beginning
Paragraf 3 ; First Meeting
Paragraf 4 ; Him
Paragraf 5 ; You
Paragraf 6 ; Strange Feeling
Paragraf 7 ; You Are Not Alone
Intermezzo ; Instagram Tokoh
Paragraf 8 ; Comfortable
Paragraf 9 ; This Feeling
Paragraf 10 ; Love Begin
Paragraf 11 ; New Journey
Paragraf 12 ; Happiness
Paragraf 13 ; Confession
Paragraf 14 ; Promise
Paragraf 15 ; Story Untold
Paragraf 16 ; The Truth
Paragraf 17 ; The Witch
Paragraf 18 ; Destroyed
Paragraf 19 ; Distrust
Paragraf 20 ; Disappointed
Paragraf 21 ; Missing You
Paragraf 23 ; Stabbed
Paragraf 24 ; Proposed
Paragraf 25 ; Gone
Paragraf 26 ; Suffered
Paragraf 27 ; New Life
Paragraf 28 ; Orion
Paragraf 29 ; Meeting You
Paragraf 30 ; Possessive
Intermezzo ; Update Instagram
Paragraf 31 ; Epilog

Paragraf 22 ; I'm Sorry

1.9K 271 9
By youraraa_

"Aku ingin ikut mencari Runa. Aku tidak mau hanya diam dan menunggu di rumah. Rasanya begitu sesak."

"Baiklah, kita berangkat sekarang ya, bang? Aku sudah menghubungi Radit karena dia juga penanggungjawab Runa selama di sini, dan dia bilang Runa belum kembali ke Indonesia. Jadi Radit akan mencari Runa di sekitar kampus."

Saga hanya mengangguk, karena ia juga tidak akan bisa mencari Runa sendirian dengan penglihatannya yang tidak berfungsi. Saga hanya bisa memasrahkan keselamatan Runa kepada kedua sepupunya dan juga Radit, berharap Runa akan segera ditemukan dalam keadaan utuh, tidak seperti yang dimimpikannya semalam. Bahkan Saga tidak mau mengingat mimpi mengerikannya itu, karena Saga tidak mau kehilangan Runa.

Mereka bertiga pada akhirnya mulai mencari keberadaan Runa sambil mengendarai mobil dengan Wira sebagai supirnya. Evan duduk di samping Wira, dan Saga duduk di bangku tengah seorang diri. Saga hanya bisa memandang jalanan dari kaca jendela dengan tatapan kosongnya, baru kali ini kebutaannya itu terasa begitu berat. Padahal selama ini ia sudah mulai terbiasa dengan keadaannya.

Apalagi semalam wajah Runa bisa ia lihat dengan jelas. Meskipun ia sebenarnya juga tidak tahu apakah yang muncul di dalam mimpinya itu adalah wajah Runa yang sebenarnya atau bukan. Tetapi dilihat dari ciri-ciri yang pernah ia ingat ketika Saga sempat meraba wajah Runa, sepertinya wajah Runa memang persis seperti yang ada dalam mimpinya.

'Kamu cantik, Runa. Aku baru sadar jika sudah dua kali aku memimpikanmu, namun baru semalam aku bisa melihat wajahmu dengan jelas. Aku akan mengingat wajahmu sampai kapanpun, Runa. Aku harap aku bisa melihatmu ketika aku sudah bisa melihat nanti. Aku benar-benar mencintaimu.'

"Bang? Abang melamun?"

Evan menatap Saga lewat kaca spionnya untuk melihat apakah Saga akan merespons perkataannya atau tidak, namun nyatanya lelaki itu tetap terus menatap kosong ke arah jalanan yang lengang. Hujan rintik-rintik mulai membasahi Busan, dan Saga terlihat sangat khawatir dengan kondisi Runa yang entah berada di mana. Saga takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan di luar sana, dan ia kembali merutuki dirinya sendiri karena ia sudah bersikap begitu jahat pada Runa.

"Bang? Bang Saga?"

"Oh, hmm? Ada apa? Kalian menemukan Runa?"

"Bukan begitu. Ku lihat sejak tadi abang seperti melamun. Jangan merasa bersalah, bang. Aku yakin Runa pasti baik-baik saja. Saat ini aku sedang melacak keberadaan ponselnya dengan bantuan temanku yang kebetulan handal di bidangnya, mungkin sebentar lagi kita akan segera mengetahui di mana keberadaannya."

Saga meresponsnya dengan anggukan kecil dan pandangannya kembali ia alihkan ke kaca jendela, berharap Runa memang baik-baik saja. Dengan begitu, ia bisa berhenti menyalahkan dirinya sendiri. Tak masalah jika Runa tidak mau memaafkannya dan bahkan mungkin meminta putus darinya, karena yang Saga inginkan saat ini adalah keselamatan Runa. Hanya itu yang sejak tadi terus dipikirkannya.

"Bang! Aku berhasil melacak ponselnya! Wira, segera menuju ke daerah pinggiran Busan, di daerah ini."

Evan langsung menunjukkan tanda merah yang muncul pada ponselnya, dan tanda tersebut adalah lokasi ponsel milik Runa berada. Saga mengatupkan kedua tangannya sembari berdoa, semoga Runa benar baik-baik saja. Meskipun awalnya ia tadi sempat bingung dengan perkataan pinggiran Busan yang disebutkan oleh Wira. Apa yang dilakukan oleh Runa di sana? Mengapa sampai pergi jauh sekali hingga ke pinggiran kota? Saga masih tidak mengerti alasannya.

"Evan, lokasi Runa itu berada di mana? Mengapa dia pergi jauh sekali sampai ke pinggiran Busan? Apa yang sedang dilakukannya di sana? Dia tidak diculik, kan?"

"Bang, jangan berpikir seperti itu. Aku yakin Runa hanya sedang menenangkan diri di sana. Tapi sewaktu aku perbesar lokasi tempat Runa berada, tempat itu benar-benar terasa asing bagiku. Hanya ada sebuah tempat pembuangan mobil bekas yang sudah tua dan terbengkalai di sana. Aku juga tidak tahu mengapa Runa bisa sampai sana. Kita berdoa saja semoga Runa baik-baik saja."

***

"Kumohon, temukan Runa. Jika saja aku tidak buta, aku pasti bisa mencarinya seorang diri."

"Tenang, bang. Kita akan berusaha semaksimal mungkin untuk mencari Runa. Ada banyak tumpukan mobil bekas di sini, jadi kita butuh waktu untuk mencarinya."

"Bang, abang tahu sendiri kalau sekarang malam sudah tiba. Kalau nanti ada hantu yang tiba-tiba muncul di depanku bagaimana? Aku takut, bang."

Evan menatap malas sang adik yang memiliki nyali ciut dalam hal mistis. Wira benar-benar lelaki penakut yang bahkan tidak berani buang air kecil sendirian jika tidak ada orang di rumah. Dari luar memang Wira tampak sangar dengan vibe preman, tetapi faktanya ia hanyalah lelaki pengecut yang takut hantu. Jadi, tak heran jika Evan akan kesulitan mencari Runa sendirian di malam hari ini.

"Sudahlah, aku tak mengaharapkan apa-apa darimu. Kalau begitu kamu dengan bang Saga cari di sebelah utara, sedangkan aku akan mencari di sebelah selatan. Jangan menyusahkan bang Saga, ingat itu."

"Iya, bang."

Dengan cemberut Wira segera mengajak Saga untuk mencari Runa di sebelah utara, sedangkan Evan sudah berlari terlebih dahulu menuju arah selatan. Evan berusaha mencari letak keberadaan ponsel Runa lewat tanda merah yang hanya diam di satu titik, tetapi rupanya sangat sulit dicari jika tempatnya penuh dengan tumpukan mobil usang seperti ini.

Sama halnya dengan Wira yang juga mencari ke seluruh tempat dengan bantuan senter, bersama dengan Saga yang hanya mengikuti Wira ke manapun Wira pergi. Disaat seperti inilah dirinya merasa menjadi manusia yang tidak berguna, namun ia tentu tidak boleh pesimis karena saat ini ia harus membantu Wira dan Evan untuk menemukan Runa.

"Wira, kamu tahu jika indera pendengaran dan penciumanku tajam, bukan? Mungkin sekarang aku tidak mendengar suara Runa, tetapi setidaknya aku tahu bagaimana aroma parfum yang selalu Runa kenakan. Teruslah berjalan, aku akan menajamkan indera penciumanku untuk membantumu."

"Oke, bang."

Wira terus berjalan sembari tangan kanannya terus menyinari tempat-tempat gelap dengan menggunakan senternya, sedangkan Saga berusaha untuk menajamkan indera penciuman dan juga kemampuan ekolokasinya untuk menemukan keberadaan Runa. Namun, teriakan dari Wira membuat konsentrasi Saga menjadi buyar. Kepalanya terasa berdenyut, telinganya juga berdenging, dan ia hampir saja jatuh jika tadi ia tidak berpegangan pada Wira.

"Abang!!! Ituㅡitu... itu ada hanㅡhan..."

Saga memegangi kepalanya dan berusaha untuk kembali berkonsentrasi, namun aksinya lagi-lagi gagal karena Wira bersembunyi di belakang Saga sambil menunjuk ke arah depan dengan menggunakan telunjuknya. Saga pun berusaha menenangkan Wira lalu berjalan ke depan sambil meraba udara. Ia seperti mencium bau dari parfum yang biasa dipakai oleh Runa. Saat itulah Wira baru sadar jika sosok yang disebutnya sebagai hantu tadi nyatanya adalah Runa.

Wira segera menelepon Evan dan menyuruhnya untuk segera datang ke tempat di mana mereka berada, sedangkan Saga saat ini sudah berhasil sampai ke tempat di mana Runa tergeletak dengan bantuan inderanya yang lain. Saga meraba-raba tempat di mana tercium aroma dari Runa, dan betapa terkejutnya ia ketika menyentuh telapak tangan Runa yang terasa dingin.

"Runa? Runa!!! Bangun, sayang. Apa yang terjadi padamu? Sayang! Kumohon, bangunlah! Wira, apa yang terjadi pada Runa? Kenapa tubuhnya terasa dingin? Nadinyaㅡ denyut nadinya juga lemah."

Saga menjadi kalut luar biasa karena takut jika Runa tidak bisa bertahan lama. Ia bahkan bisa merasakan ada sesuatu yang basah pada baju Runa, dan ia tidak tahu apakah baju Runa basah karena air hujan atau terkena darah. Badan Wira bergetar. Baru kali ini ia melihat seseorang bersimbah darah tepat di hadapannya. Ia bahkan tidak bisa menjawab pertanyaan Saga karena bibirnya terasa kelu, dan untungnya saja Evan datang di waktu yang tepat.

"Bang, nanti akan ku jelaskan di dalam mobil. Sekarang kita bawa Runa ke rumah sakit, sebelum semuanya terlambat."

Evan segera membopong Runa dan menyuruh Wira untuk menggandeng Saga untuk kembali menuju mobil. Saga hanya bisa menurut, dan ia menggenggam tangan Wira dengan kuat, merasa begitu cemas dengan kondisi Runa yang sepertinya terlihat parah. Asumsinya tadi mengatakan bahwa cairan basah yang disentuhnya itu adalah darah segar, dan yang bisa ia lakukan saat ini adalah berdoa. Berdoa agar mimpi buruknya tidak menjadi kenyataan.

'Runa, maafkan aku. Maaf karena ini semua pasti karena kesalahanku. Bertahanlah, sayang. Aku tidak tahu harus bagaimana jika kamu pergi meninggalkanku seperti yang terjadi dalam mimpiku. Maafkan aku karena bagaimanapun juga aku merasa bersalah karena telah menyakitimu. Maafkan aku, Runa. Kumohon, bertahanlah!'

***

Continue Reading

You'll Also Like

31.3K 4.9K 35
[Jung Jaehyun ㅡ End] ❝Jatuh cinta pada dirimu adalah hal yang terindah dalam hidupku, karena cintamu itu dapat mengubahku menjadi yang sempurna di ma...
5K 983 33
- MASIH LENGKAP - [Diikutsertakan dalam event Pensi Volume 8 oleh Teori Kata Publishing] Kehadirannya sangat amat tidak disangka. Cowok ini bisa munc...
126K 14.8K 25
hanya sekedar cerita baru tentang percintaan Jeffrey dan zahra yang sama - sama sudah menginjak universitas dan bukan SMA lagi. Jeffrey yang sudah pe...
758K 5.3K 21
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) Hati-hati dalam memilih bacaan. follow akun ini biar lebih nyaman baca nya. •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan sa...