PARAGRAF

By youraraa_

93.5K 10.8K 489

[Jung Jaehyun ㅡ End] ❝Setiap paragraf yang tertoreh dalam tulisanku, selalu mengingatkanku akan dirimu.❞ Run... More

Paragraf ; Intro
Intermezzo ; Visualisasi Tokoh
Paragraf 1 ; Prolog
Paragraf 2 ; The Beginning
Paragraf 3 ; First Meeting
Paragraf 4 ; Him
Paragraf 5 ; You
Paragraf 6 ; Strange Feeling
Paragraf 7 ; You Are Not Alone
Intermezzo ; Instagram Tokoh
Paragraf 8 ; Comfortable
Paragraf 9 ; This Feeling
Paragraf 10 ; Love Begin
Paragraf 11 ; New Journey
Paragraf 12 ; Happiness
Paragraf 13 ; Confession
Paragraf 14 ; Promise
Paragraf 16 ; The Truth
Paragraf 17 ; The Witch
Paragraf 18 ; Destroyed
Paragraf 19 ; Distrust
Paragraf 20 ; Disappointed
Paragraf 21 ; Missing You
Paragraf 22 ; I'm Sorry
Paragraf 23 ; Stabbed
Paragraf 24 ; Proposed
Paragraf 25 ; Gone
Paragraf 26 ; Suffered
Paragraf 27 ; New Life
Paragraf 28 ; Orion
Paragraf 29 ; Meeting You
Paragraf 30 ; Possessive
Intermezzo ; Update Instagram
Paragraf 31 ; Epilog

Paragraf 15 ; Story Untold

1.9K 284 4
By youraraa_

Sudah dua hari berlalu semenjak Saga dan Runa saling menyatakan perasaan di pantai kala itu, dan sejak itu pula keduanya memutuskan untuk menjalani hubungan sebagai sepasang kekasih. Sudah dua hari juga Runa selalu bermalam di rumah Saga, bahkan mungkin hingga kegiatannya di Busan selesai minggu ini.

Semua ini karena Saga yang memaksa Runa agar mau menginap di rumahnya, terlebih ia tidak mau jika kekasihnya itu diganggu oleh penunggu di rumah peninggalan sang kakek. Tentu mereka tidak tidur sekamar, karena Runa tidak mau jika jantungnya lama kelamaan rusak karena ulah Saga. Kehadiran Runa pun membuat Sean senang. Setiap malam sebelum tidur bahkan Sean selalu meminta Runa untuk membacakan dongeng dan menemaninya tidur.

Hingga pada akhirnya adik Saga tersebut memanggilnya dengan sebutan 'Buna'. Saga tidak mempermasalahkan hal tersebut karena ia tahu Sean pasti merindukan sosok seorang ibu, jadi ia meminta Runa untuk mengiyakan saja keinginan Sean tersebut. Diluar dugaan, Runa ternyata nyaman-nyaman saja dengan panggilan baru dari Sean, karena ia pun sudah menganggap Sean seperti anaknya sendiri karena tingkah lucunya itu.

Di waktu senggang, Saga juga sempat menceritakan Runa tentang rumah peninggalan sang kakek, karena Runa begitu penasaran dengan sejarah dan awal mula mengapa rumah tersebut dibiarkan kosong. Awalnya, rumah itu memang dibangun ketika jaman penjajahan Jepang, meskipun Saga tidak begitu ingat kapan waktu tepatnya.

Ada kejadian yang tidak mengenakkan di rumah tersebut, dan bahkan Saga harus mengingat kembali kejadian mengerikan yang sudah terkubur dalam ingatannya. Runa merasa jika ia tidak enak hati karena telah mengingatkan Saga tentang masa lalunya, tetapi kekasihnya itu tidak mempermasalahkannya. Ia sendiri yang memang ingin menceritakan kejadian lampau itu kepada Runa, karena kini Runa adalah orang paling penting baginya.

Setelah kejadian mengerikan tersebut, rumah milik sang kakek itu sebenarnya sudah dijual oleh kedua orang tua Saga, tetapi tidak ada yang pernah betah tinggal di sana. Hingga pada akhirnya dibiarkan kosong sampai Runa datang untuk menempatinya. Pernah juga orang tua Saga mencoba untuk menyewakan rumah itu dengan harga yang sangat murah untuk para wisatawan yang kebetulan ingin menginap di daerah Busan.

Namun tetap saja, mereka tidak ada yang betah tinggal di rumah itu walau hanya menginap semalam. Alasannya karena mereka selalu diganggu oleh arwah anak kecil yang mungkin saja dulunya adalah pemilik baru yang tewas di rumah itu. Ternyata memang benar, karena Saga adalah saksi utama dari kejadian mengenaskan tersebut. Kejadian yang membuatnya sempat hilang ingatan akibat trauma mendalam yang dialaminya.

***

Saat itu Saga masih kecil, bahkan ibunya saat itu belum mengandung Sean. Pada suatu hari, ia diajak oleh kedua orang tuanya untuk berlibur ke Busan, sekaligus untuk menengok rumah peninggalan kakeknya yang katanya telah dihuni oleh keluarga campuran Jepang ㅡ Korea, tepatnya keluarga pertama yang menempati rumah tersebut.

Orang tua Saga bertamu ke keluarga Korea ㅡ Jepang yang memiliki marga Akimoto, dan ternyata mereka disambut dengan baik oleh si pemilik rumah. Pemilik rumah baru tersebut ternyata memiliki seorang anak perempuan, dan anak perempuan itu adalah cinta pertama Saga. Ya, bisa dikatakan cinta monyet, meskipun keduanya hanya bertemu dalam waktu yang sangat singkat.

"Hai! Namaku Aya, Akimoto Aya. Namamu siapa?"

"Saga. Antares Saga Dirgantara."

"Saga? Nama yang bagus."

Saga dan Aya pun saling berkenalan dengan menjabat tangan satu sama lain. Keduanya saling memandang dengan malu-malu, dan pada akhirnya mereka menjadi teman akrab selama Saga berlibur di sana. Hingga pada suatu malam yang tenang, keadaan menjadi begitu genting karena tiba-tiba saja Aya berlari ke rumah orang tua Saga yang berada di samping taman sambil menangis.

"Aku takut sendirian. Aku tidak berani tinggal di rumah itu sendirian."

"Orang tuamu tidak ada di rumah?"

"Mereka ada di rumah, tetapi perasaanku tidak enak. Apalagi akhir-akhir ini ayahku sering sekali memukul ibuku. Aku takut."

Tangisan Aya pada akhirnya pecah, membuat Saga memeluk gadis kecil tersebut dengan erat. Saga pun memutuskan untuk mengajak Aya kembali pulang ke rumah, dan ia berjanji untuk menemani Aya hingga ia tidak merasa ketakutan lagi. Awalnya Aya menolak karena ia merasa akan ada sesuatu yang terjadi di rumah itu, tetapi Saga terus saja meyakinkan jika tidak akan terjadi apa-apa, membuat Aya pada akhirnya menurut.

Tidak berselang lama, tiba-tiba saja terdengar suara hentakan kaki dari arah luar. Sepertinya ada lebih dari tiga orang yang memaksa masuk dan langsung mendobrak pintu rumah Aya. Saga yang mulai merasa takut itu pun mencoba untuk mengintip dari pintu, berusaha memberanikan diri melihat siapa orang-orang yang berani masuk ke dalam rumah Aya tanpa izin.

"Di mana orang Jepang itu? Kita harus segera membunuhnya."

"Cari ke seluruh tempat. Aku tahu mereka masih bersembunyi di sini."

Saga sangat terkejut setelah mendengar pembicaraan mereka, lalu ia segera mengajak Aya untuk bersembunyi di dalam almari yang berada kamar Aya, dan menyuruhnya agar tidak mengeluarkan suara dengan cara menutup mulut Aya dengan tangannya. Aya awalnya sempat memberontak karena ingin memanggil ayah dan ibunya, tetapi Saga melarangnya. Terlalu bahaya karena saat ini rumah Aya pun sudah dikepung oleh mereka.

DOR!

Saga dan Aya sama-sama terkejut dengan suara tembakan pistol yang sangat mengerikan itu, membuat tubuh Aya bergetar hebat hingga Saga harus terus menenangkan Aya meskipun dirinya juga sangat ketakutan saat itu. Nahasnya, satu tembakan tadi tepat mengenai jantung ibunya yang hendak berteriak meminta pertolongan dan membuatnya langsung tewas seketika.

DOR!

DOR!

DOR!

Terdengar suara tembakan berkali-kali yang membuat kedua anak kecil itu semakin ketakutan. Apalagi suara tembakan tersebut terdengar sangat memekikkan telinga, membuat Aya hanya bisa terus menangis sambil memeluk Saga dengan erat. Demi melindungi Aya, Saga terus berusaha untuk menghilangikan rasa takutnya. Ia pun segera menutup kedua telinga Aya dengan tangannya agar Aya bisa meredakan rasa takutnya.

Tembakan tersebut ternyata juga telah membuat ayah Aya terbunuh. Padahal ayah Aya pada awalnya hendak menyerang mereka balik dengan menggunakan pistolnya, namun sayang sekali, orang-orang tersebut sudah mengepungnya terlebih dahulu. Ketika itulah Aya merasa jika ada hal buruk yang telah menimpa kedua orang tuanya.

Dengan berani Aya berlari keluar dari tempat persembunyiannya, meninggalkan Saga yang masih berusaha untuk mencegah Aya keluar. Namun sayang, sebelum ia berhasil keluar kamar untuk menyusul Aya, Saga kembali menutup kedua telinganya ketika ia mendengar suara tembakan yang terakhir.

DOR!

Peluru tersebut tepat mengenai kepala Aya, membuat anak kecil itu langsung tewas seketika, bersama dengan kedua orang tuanya yang telah tewas terlebih dahulu. Badan Saga bergetar hebat setelah berkali-kali mendengar suara tembakan pistol yang membuat telinganya sakit, namun ia juga berusaha sekuat tenaga untuk tetap berani karena ia harus mencari Aya yang kini suaranya sudah tidak terdengar lagi.

"Sudah beres. Ayo kita pergi."

Saga diam beberapa saat dan menunggu hingga komplotan bersenjata itu pergi dari rumah Aya. Setelah keadaan rumah menjadi hening, Saga pada akhirnya mengumpulkan keberaniannya dan berjalan mengendap-endap keluar dari tempat persembunyiannya untuk mencari Aya. Langkahnya terhenti ketika ia melihat genangan darah tepat di hadapannya.

Orang tua Aya, dan juga Aya telah tewas tertembak, membuat tubuh Saga tiba-tiba menjadi kaku setelah ia melihat kematian mereka tepat di depan matanya. Pikirannya menjadi kosong, dan ia pun pada akhirnya jatuh pingsan. Untungnya setelah ia tersadar dari pingsannya, Saga sama sekali tidak mengingat kejadian mengerikan tersebut akibat shock hebat yang dialaminya.

Orang tuanya sendiri juga berusaha untuk merahasiakan kejadian mengerikan itu karena mereka tidak ingin membuat Saga menjadi depresi. Tetapi saat ini, Saga telah berhasil mengingat semua masa lalunya itu lewat mimpi yang tiba-tiba saja hadir ketika sebelumnya ia sempat menceritakan asal mula rumah kakeknya itu kepada Runa.

"Aku takut sendirian. Aku tidak berani tinggal di rumah itu sendirian."

Dalam mimpinya itu Saga dapat melihat. Meskipun tidak begitu jelas, ia dapat melihat seorang wanita cantik dengan rambut panjang sebahu yang terurai. Wanita tersebut memakai dress piyama putih selutut tanpa menggunakan alas kaki. Wanita itu sedang berdiri dari kejauhan sambil menatap Saga dengan tatapan yang tidak dapat diartikan.

"Runa? Apa itu kamu? Ataukah Aya? Hahhh..."

Saga langsung terbangun dari tidurnya dengan napas yang tersengal-sengal. Ia tidak menyangka jika dirinya malam ini akan bermimpi tentang kejadian buruk di rumah itu. Kejadian buruk yang menimpa Aya dan kedua orang tuanya. Kejadian buruk yang sempat ia lupakan namun kini bisa ia ingat kembali. Kejadian buruk yang membuat Saga teringat dengan kata-kata Runa malam itu.

"Aku takut sendirian. Aku tidak berani tinggal di rumah itu sendirian."

"Kalimat yang sama. Sepertinya tadi aku memimpikan Runa. Tetapi aku lupa bagaimana bentuk wajahnya. Tapi aku yakin sekali jika itu Runa, bukan Aya. Tetapi mengapa kalimat yang dikatakan Runa sama persis dengan yang dikatakan Aya? Apa arwah Aya masih berada di rumah itu?"

***

Continue Reading

You'll Also Like

31.2K 4.9K 35
[Jung Jaehyun ㅡ End] ❝Jatuh cinta pada dirimu adalah hal yang terindah dalam hidupku, karena cintamu itu dapat mengubahku menjadi yang sempurna di ma...
3.8K 553 31
Ryan adalah lelaki dengan gangguan skizofrenia. Dia melanjutkan studinya di kampus setelah cuti selama empat semester. Di sana, dia dipertemukan deng...
Romanticize By 💨

Teen Fiction

4.1K 354 13
Ravendra Galen Nugroho (Galen) dipertemukan dengan Lavanya Anaserra (Serra). Mereka saling kenal dari Twitter. Masing-masing dari mereka mempunyai ma...
9.4K 1.5K 51
(Completed) SEQUEL ANKARHADA Local Fanfiction • Daily Life Cast : Dokju, Eungyu, Hoshyer, Socheol Marriage Life | Friendship | Family | Romance 24...