PARAGRAF

Av youraraa_

93.5K 10.8K 489

[Jung Jaehyun ㅡ End] ❝Setiap paragraf yang tertoreh dalam tulisanku, selalu mengingatkanku akan dirimu.❞ Run... Mer

Paragraf ; Intro
Intermezzo ; Visualisasi Tokoh
Paragraf 1 ; Prolog
Paragraf 2 ; The Beginning
Paragraf 3 ; First Meeting
Paragraf 4 ; Him
Paragraf 5 ; You
Paragraf 6 ; Strange Feeling
Paragraf 7 ; You Are Not Alone
Intermezzo ; Instagram Tokoh
Paragraf 8 ; Comfortable
Paragraf 9 ; This Feeling
Paragraf 10 ; Love Begin
Paragraf 12 ; Happiness
Paragraf 13 ; Confession
Paragraf 14 ; Promise
Paragraf 15 ; Story Untold
Paragraf 16 ; The Truth
Paragraf 17 ; The Witch
Paragraf 18 ; Destroyed
Paragraf 19 ; Distrust
Paragraf 20 ; Disappointed
Paragraf 21 ; Missing You
Paragraf 22 ; I'm Sorry
Paragraf 23 ; Stabbed
Paragraf 24 ; Proposed
Paragraf 25 ; Gone
Paragraf 26 ; Suffered
Paragraf 27 ; New Life
Paragraf 28 ; Orion
Paragraf 29 ; Meeting You
Paragraf 30 ; Possessive
Intermezzo ; Update Instagram
Paragraf 31 ; Epilog

Paragraf 11 ; New Journey

2.2K 330 10
Av youraraa_

Semenjak perkataan Saga yang ingin mengajak Runa berkencan, Runa malah terlihat seperti menjaga jarak dari Saga. Setiap Saga mendatangi rumahnya untuk meminta penjelasan, Runa selalu melarikan diri. Ia merasa tidak siap dengan kata kencan yang dilontarkan Saga. Entah maksud Saga ingin mengajaknya berkencan untuk memulai suatu hubungan atau hanya sekadar pertemanan, Runa tetap tidak siap.

Ia masih terlalu takut untuk mempercayai ucapan lelaki, apalagi lelaki seperti Saga yang bahkan terlihat sangat sempurna di matanya. Jika saja Saga tidak kehilangan penglihatannya, pasti lelaki itu juga tidak akan mau mendekati dirinya yang bahkan jauh dari kata cantik dan menarik. Seperti kebanyakan lelaki yang ia temui, yang hanya melihat seseorang dari wajah dan fisiknya saja.

Beberapa hari ini ia memang berhasil menjaga jarak dari Saga dengan alasan jadwalnya yang sangat padat. Ia bahkan sampai tidak memedulikan suara-suara aneh yang terus saja mengganggunya di rumah, meskipun terkadang Runa berakhir dengan tidur di beranda rumahnya sendiri karena merasa takut.

Pernah ia mencoba untuk tidur di beranda rumah Saga seperti waktu lalu, tetapi dirinya takut jika ketahuan oleh sepupu Saga. Jadi, karena ia masih memiliki harga diri yang harus ia jaga, dengan segala keberaniannya ia pada akhirnya berusaha untuk tetap bertahan di rumah peninggalan milik kakek Saga yang terlihat berhantu itu.

Weekend pun tiba, saatnya ia menghabiskan dua hari ini untuk berjalan-jalan, karena minggu depan adalah minggu terakhirnya di sini. Semalam sebenarnya ia sudah menghubungi Zanna apakah temannya itu jadi berkunjung ke Busan atau tidak, tetapi Zanna ternyata tidak bisa datang karena ada acara lain yang mengharuskannya untuk tetap tinggal di Jeju.

Terpaksa ia hari ini akan berjalan-jalan sendiri, entah itu untuk mencari oleh-oleh atau mungkin mencari barang untuk kebutuhannya sendiri. Sarapan pagi ini ia hanya memakan roti sandwich untuk mengganjal perutnya, karena nanti kemungkinan ia akan membeli makan di luar. Kini saatnya pergi keluar, mencari kesenangan tersendiri mumpung ia sedang menjaga jarak dengan Saga.

Namun sialnya, pagi ini lelaki itu tiba-tiba saja sudah berdiri di depan pintu rumah Runa, tidak seperti hari sebelumnya ketika Runa selalu berhasil menghindar dari Saga karena dirinya yang selalu berangkat di pagi buta. Jantung Runa kembali berdegub kencang, padahal beberapa hari ini ia berhasil menenangkan dirinya karena tidak melihat Saga. Ternyata ia tidak bisa menampik jika memang perasaan yang dirasakannya ini adalah perasaan suka.

"Akhirnya aku bisa bertemu denganmu."

"Oh, ada Saga rupanya. Sedang apa kamu berdiri di sini?"

"Seharusnya aku yang bertanya, mengapa kamu terlihat seperti menjauhiku selama beberapa hari ini? Kalau kamu tidak mau berkencan denganku, seharusnya bilang. Jangan menghindar seperti seorang pengecut."

'Sial, aku lupa kalau di balik sisi manisnya, mulutnya itu juga sangat tajam. Raut wajahnya juga terlihat dingin sekali, sepertinya dia marah besar padaku.'

"Aku sibuk, aku juga merasa lelah sampai tidak punya waktu untuk beristirahat. Kamu tahu sendiri kalau aku datang kemari bukan untuk liburan. Aku tidak bisaㅡ"

Saga berhasil mengetahui keberadaan Runa dan langsung menarik wanita tersebut ke dalam pelukannya. Mereka saling mendengarkan degub jantung masing-masing, dan hal itu membuat keduanya saling menyadari jika mereka memiliki perasaan yang sama. Saga tersenyum tipis karena mengetahui perasaan Runa, sama halnya dengan Runa yang merasa agak sedikit senang karena sepertinya Saga juga menyukainya.

"Aku merindukanmu, Runa. Maaf kalau aku selalu membuatmu tidak nyaman. Tetapi hari ini, izinkan aku untuk menemanimu jalan-jalan. Ada hal lain juga yang ingin aku katakan kepadamu."

***

Pada akhirnya sampailah mereka sekarang di Samik Beach Town di Namcheondong, Busan, untuk melihat pemandangan bunga sakura meskipun saat ini sedang tidak mekar. Mereka pergi berempat, sedangkan Sean sedang berlibur bersama dengan teman-temannya di pusat rehabilitasinya sendiri. Evan dan Wira yang begitu antusias karena menemani keduanya kencan pun memutuskan untuk menyusun rencana rahasia.

Ketika Runa dan Saga sedang berjalan sambil bergandengan tangan untuk menikmati pemandangan di Namcheondong, kedua sepupu itu secara diam-diam merekam momen mereka untuk dijadikan kenang-kenangan. Siapa tahu suatu saat nanti Saga bisa melihat kenangan tersebut ketika sudah bisa melihat kembali.

"Sepertinya ini adalah kali pertamaku bisa berjalan-jalan menghirup udara bebas seperti ini. Selama dua tahun aku mengurung diri, dan bahkan aku sudah lupa bagaimana bentuk kota kelahiranku ini."

"Kamu lahir di sini? Pantas saja wajahmu tidak seperi orang Indonesia pada umumnya."

"Ya, aku lahir dan besar di sini hanya sampai ketika ibuku mengandung Sean. Kami pindah ke Indonesia ketika Sean lahir, dan kami menetap di sana hingga sebelum dua tahun lalu."

"Aku tidak bermaksud untuk membuatmu mengingat kenangan masa lalumu. Bukankah tadi kamu bilang ingin mengatakan sesuatu padaku?"

"Apa minggu depan kamu benar-benar harus kembali ke Indonesia? Tidak bisakah kamu tinggal di sini lebih lama?"

"Memangnya kenapa? Perkataanmu ini tidak seperti Saga yang ku kenal. Biasanya kamu terlihat dingin, cuek, dan sedikit kejam dengan omongan pedasmu itu."

Saga hanya tersenyum tipis sembari menatap kosong ke depan. Ia ingin sekali bisa melihat wajah Runa sebelum wanita itu kembali ke negaranya, tetapi tentu hal tersebut terlihat sangat mustahil baginya. Runa yang merasakan ada yang aneh pada Saga itu pun berinisiatif untuk mengajak Saga duduk di sebuah bangku yang kosong. Runa mengulurkan tangan kanan Saga pada bangku tersebut, lalu membantu Saga duduk.

"Terima kasih. Perlakuanmu ini yang semakin membuatku gila. Akuㅡ aku ingin menjadi egois karena aku ingin kamu untuk tetap berada di sini, bersamaku."

"Tapi aku tidak bisa, Saga. Aku harus kembali karena aku harus menyelesaikan kuliahku. Mungkin jika aku sudah lulus dan punya uang, aku akan kembali ke sini lagi untuk menemuimu."

Runa memandang sedih ke arah Saga karena ia merasa tidak rela juga jika harus kembali secepat itu. Ia lalu mendongakkan kepalanya ke atas, dan pemandangan yang ia lihat saat ini adalah bunga sakura yang sedang berguguran. Meskipun tidak banyak bunga yang ia lihat, tetapi tetap saja terlihat indah. Ia pun mengambil tangan kanan Saga untuk ia tengadahkan ke atas, lalu ia tersenyum ketika ada sehelai kelopak bunga sakura yang terjatuh ke telapak tangan Saga.

"Karena bunga cantik ini berhasil jatuh ke telapak tanganmu, aku berjanji akan kembali ke sini suatu saat nanti. Semoga ketika itu kamu sudah bisa melihat kembali."

Saga meraba kelopak yang masih berada di telapak tangannya tersebut, dan ia pun hanya bisa tersenyum karena ia merasa beruntung telah dipertemukan dengan Runa. Tanpa meminta izin dahulu, tangan Saga mulai menjalar untuk meraba bagian wajah Runa. Runa pun hanya bisa terdiam sambil menatap wajah Saga dari dekat, merasakan hatinya terasa berdenyut nyeri ketika Saga meraba wajahnya.

"Aku ingin sekali melihat wajahmu sebelum kamu kembali, tetapi apa boleh buat, mataku tetap tidak bisa melihatmu."

Runa memegang tangan Saga yang saat ini tengah menyentuh pipinya sembari menatap Saga dengan pandangan nanar, lalu ia mengecup pipi Saga secara kilat. Salahkan dirinya karena ia memang sudah tidak bisa menahan perasaannya lagi saat ini, tetapi ia malah merasa lega karena bisa sedikit mengekspresikan perasaannya. Rintik-rintik gerimis pun mulai turun, namun mereka enggan untuk berteduh karena ada pohon sakura yang melindungi mereka.

"Aku suka hujan. Bahkan aku tidak peduli jika gerimis ini nanti akan berubah menjadi hujan yang akan membasahi tubuhku. Jadi, bolehkah aku tahu apa yang kamu sukai, Runa?"

"Aku? Aku hanya menyukai es krim."

"Hanya itu?"

"Ya, sepertinya hanya itu. Aku tidak tahu hal lain apa yang ku sukai. Memangnya kamu menyukai apalagi selain hujan?"

"Aroma petikor, musim dingin, laut biru, dan kamu. Aku menyukaimu."

Runa mendadak beku setelah Saga melontarkan kalimat terakhirnya. Ia mengira jika dirinya pasti hanya salah dengar, padahal sebenarnya tidak. Saga benar-benar mengatakan jika dirinya menyukai Runa, di waktu yang singkat ini. Alasannya tentu karena Saga tidak mau terlambat menyatakan perasaannya ketika Runa sudah kembali nanti.

"Kamu serius? Bukankah ini terbilang sangat cepat kalau kamu menyatakan perasaan suka padaku? Kita baru bertemu satu minggu yang lalu, dan kamu sudah menyukaiku? Secepat ini?"

"Ya, memangnya kenapa? Apa ada masalah? Kamu tidak perlu khawatir dengan perasaanku. Biar aku yang mengurus perasaanku sendiri, yang terpenting aku saat ini merasa lega karena telah mengatakannya padamu."

"Tiㅡtidak. Hanya rasanya aneh saja karena ini terlalu cepat."

"Aku sebenarnya tahu jika kamu juga menyukaiku. Tapi tidak apa-apa, selama seminggu ini akan aku buktikan jika perasaanku tidak main-main padamu."

Saga menggenggam tangan Runa dengan erat sambil memperlihatkan senyuman manisnya kepada wanitanya itu untuk pertama kalinya. Senyuman tulus yang selama ini sudah tak pernah ia perlihatkan lagi setelah ia kehilangan cahaya dalam kehidupannya. Runa pun merasa begitu beruntung karena ia bisa melihat perubahan Saga yang awalnya begitu dingin, kini terlihat semakin tampan karena senyuman manis yang terukir di bibirnya itu.

'Sebenarnya aku juga menyukaimu, Saga.'

***

Fortsätt läs

Du kommer också att gilla

582 147 32
Kasta bukan lagi pembeda. Disaat semesta belum damai sepenuhnya. Kehancuran sebuah negeri hingga kini masih diselimuti misteri. Pendahulu yang gagal...
819 117 14
Kasus yang ditangani oleh Wonwoo dan Sana mengantarkan mereka pada misteri masa lalu yang belum terungkap sampai saat ini. ( SELESAI)
29.3K 2.5K 36
KKN atau Kuliah Kerja Nyata. Mata kuliah 3 SKS ini mewajibkan 1 kelompok untuk tinggal bersama selama satu bulan untuk menjalankan berbagai proker de...
3.8K 553 31
Ryan adalah lelaki dengan gangguan skizofrenia. Dia melanjutkan studinya di kampus setelah cuti selama empat semester. Di sana, dia dipertemukan deng...