PARAGRAF

By youraraa_

93.5K 10.8K 489

[Jung Jaehyun ㅡ End] ❝Setiap paragraf yang tertoreh dalam tulisanku, selalu mengingatkanku akan dirimu.❞ Run... More

Paragraf ; Intro
Intermezzo ; Visualisasi Tokoh
Paragraf 1 ; Prolog
Paragraf 2 ; The Beginning
Paragraf 3 ; First Meeting
Paragraf 4 ; Him
Paragraf 5 ; You
Paragraf 6 ; Strange Feeling
Paragraf 7 ; You Are Not Alone
Intermezzo ; Instagram Tokoh
Paragraf 8 ; Comfortable
Paragraf 10 ; Love Begin
Paragraf 11 ; New Journey
Paragraf 12 ; Happiness
Paragraf 13 ; Confession
Paragraf 14 ; Promise
Paragraf 15 ; Story Untold
Paragraf 16 ; The Truth
Paragraf 17 ; The Witch
Paragraf 18 ; Destroyed
Paragraf 19 ; Distrust
Paragraf 20 ; Disappointed
Paragraf 21 ; Missing You
Paragraf 22 ; I'm Sorry
Paragraf 23 ; Stabbed
Paragraf 24 ; Proposed
Paragraf 25 ; Gone
Paragraf 26 ; Suffered
Paragraf 27 ; New Life
Paragraf 28 ; Orion
Paragraf 29 ; Meeting You
Paragraf 30 ; Possessive
Intermezzo ; Update Instagram
Paragraf 31 ; Epilog

Paragraf 9 ; This Feeling

2.2K 335 8
By youraraa_

"Kaㅡkalau begitu, aku pulang dulu. Mumpung lampu juga sudah menyala."

Saga akui dirinya tidak merasa begitu senang ketika Runa hendak kembali ke rumahnya, membuatnya memberanikan diri untuk melawan rasa egonya untuk mempertahankan Runa agar tidak pergi. Lagi pula ia tahu rumah itu pasti ada penghuninya karena memang sudah lama tidak ditempati. Untuk berjaga-jaga saja agar Runa tidak ketakutan lagi nantinya.

Saga berhasil menggapai tangan Runa dan menahannya agar tidak pergi. Tentu aksinya tersebut membuat kedua sepupunya sekaligus Runa kebingungan. Namun setelah mengamati raut wajah Saga, Evan sedikit memahami apa arti kehadiran Runa untuknya.

"Ini sudah larut malam, pasti penghuni rumah itu akan mengganggumu lagi. Jadi, lebih baik kamu menginap di sini saja untuk malam ini."

"Hah? Tidak perlu. Aku berani tinggal di rumah itu. Lagi pula kedua sepupumu sudah pulang, jadi untuk apa akuㅡ"

"Menginap saja di sini."

Saga menarik tangan Runa ke arahnya, membuat wanita tersebut jatuh ke pelukan Saga. Runa terkejut, ia bingung mengapa tiba-tiba Saga memperlakukannya seperti ini. Evan dan Wira yang hanya menjadi penonton sejak tadi pun tak kuasa menahan senyuman mereka. Mereka saling bertukar pandang dan mengangguk paham, lalu ikut membujuk Runa untuk bermalam di rumah mereka.

"Runa bisa memakai kamarku, biar aku tidur di kamar Sean atau Wira."

"Dia juga bisa tidur di kamarku kalau mau. Biar aku bisa membajak kamar bang Evan dengan leluasa. Hahaha."

"Biar dia tidur di kamarku saja. Aku akan tidur dengan Sean malam ini."

Saga pada akhirnya memilih untuk menyuruh Runa untuk tidur di kamarnya saja. Ia merasa kamarnya lah yang paling rapi dan bersih daripada dua kamar sepupunya. Tidak mungkin juga ia menyuruh Runa untuk tidur bersama Sean, karena bagaimanapun juga, Sean adalah lelaki yang sudah dewasa.

"Tapiㅡ"

"Tidak ada tapi-tapian. Tidur saja di kamarku malam ini."

Saga beranjak bangun dari duduknya, lalu menggandeng tangan Runa untuk mengajaknya pergi ke kamar. Evan dan Wira hanya bersorak gembira melihat perubahan Saga yang agak sedikit drastis seperti itu. Mereka bahkan tidak menyangka jika Saga ternyata masih tertarik juga dengan wanita, padahal selama ini Saga tidak pernah mau didekati oleh wanita.

"Padahal kita belum berkenalan secara resmi dengan calon kakak ipar kita. Dasar bang Saga, takut sekali jika kita akan merebutnya."

"Sudahlah, tadi Radit juga sudah bercerita semua tentang Runa. Tidak usah mengambil kesempatan dalam kesempitan, biarkan bang Saga bahagia."

Evan merasa geli setelah mengatakan hal tersebut kepada adiknya, lalu ia segera berlalu menuju kamarnya, disusul oleh Wira di belakangnya. Sedangkan kini Runa sudah berada di dalam kamar milik Saga. Kamarnya terlihat begitu rapi dan tertata untuk ukuran lelaki, sampai-sampai ia merasa malu sendiri karena kamarnya bahkan selalu berantakan seperti kapal pecah.

"Tapi besok aku ada jadwal di pagi hari. Kalau aku terlambat bangun, bagaimana? Lalu, apa aku juga boleh pinjam charger-mu? Ponselku mati."

"Aku selalu bangun pagi. Jadi tenang saja, aku akan membangunkanmu. Kamu ambil saja charger-ku di laci paling atas. Kalau butuh apa-apa, aku ada di kamar Sean, di sebelah kamar ini."

"Baiklah. Terima kasih banyak."

Saga hanya mengangguk sambil tersenyum tipis. Lelaki itu kemudian langsung berjalan pelan sambil meraba dinding keluar kamar, menuju kamar Sean yang ada di samping kamarnya. Setelah Saga keluar, Runa segera menutup pintu kamarnya, lalu mengambil charger untuk mengisi daya baterai ponselnya. Baru setelah itu ia melihat-lihat kamar Saga sembari menghempaskan badannya di ranjang empuk milik lelaki itu.

"Aku bisa mencium bau khas dari tubuhnya, dan itu membuatku gila."

Runa berteriak kegirangan dalam hati sambil memeluk guling milik Saga, tidak menyangka jika ia akan mengalami kejadian indah selama berada di sini. Bertemu lelaki tampan, berciuman dengannya, lalu tidur di rumahnya. Ia terlalu senang hingga pada akhirnya ia tertidur dengan cepat. Rasanya sampai ia tidak ingin kembali ke negaranya karena sudah terlalu nyaman berada di sini.

***

Pagi pun datang, dan sesuai janjinya semalam, Saga yang sudah bangun lebih dulu itu segera beranjak untuk membangunkan Runa. Baru saja ia hendak membuka pintu kamarnya, namun suara dari dalam kamar membuatnya mengurungkan diri sejenak untuk membuka knop pintu karena ternyata Runa sudah bangun. Saga pun hanya bisa tersenyum simpul sambil berusaha mendengarkan suara Runa yang sepertinya sedang heboh berbicara di telepon dengan temannya.

"Nana, maaf. Aku belum sempat mengabarimu karena kegiatanku yang lumayan sangat menguras tenaga. Apa kamu baik-baik saja di Jeju? Kalau ada waktu, datanglah ke sini. Di sini juga tidak kalah indah dengan Jeju."

"Sok sibuk sekali kamu, Runa. Nanti weekend aku coba ke sana kalau waktuku luang. Untung kita sempat video call-an sekarang."

"Tapi aku ada jadwal pagi ini. Aku tutup dulu, ya? Nanti siang aku telepon lagi."

"Eh, sebentar. Itu di meja sebelahmu ada foto. Foto siapa? Pemilik rumah penginapanmu? Ganteng banget!"

Runa mengernyitkan keningnya lalu menoleh ke arah samping kanannya, ada sebuah pigura foto Saga yang terpampang dengan jelas di sana. Runa membelalakkan matanya karena takut jika temannya itu akan berpikiran yang aneh-aneh, lalu ia segera memalingkan ponselnya ke arah pintu, tepat di mana sekarang Saga sudah berdiri.

Zanna, teman Runa, berteriak histeris karena melihat ada sesosok laki-laki yang muncul di sana. Sama halnya dengan Runa yang ikut berteriak karena kaget melihat kedatangan Saga yang entah sudah sejak kapan berdiri di depan pintu seperti itu. Bahkan bunyi pintu terbuka pun sama sekali tidak ia dengar, jelas Runa menjadi kalang kabut saat ini.

"Runa, itu siapa? Kamu tidur di rumah lelaki asing? Kamu gila?!"

"Buㅡbukan begitu. Aku bisa jelaskanㅡ"

"Bang Saga sudah bangun? Sedang apa berdiri di depan pintu seperti itu, bang?"

"Runa gila! Kamu tidur di mana sebenarnya? Itu kenapa ada tigaㅡ eh empat cowok ganteng di sana? Gila sih, Runa gila!"

Runa semakin kebingungan karena saat ini Evan dan Wira juga ikut-ikutan muncul di depan pintu. Ditambah kedua sepupu Saga itu bertelanjang dada, jelas membuat Runa kehilangan kata-kata karena melihat otot perut mereka yang terekspos dengan jelas. Belum lagi tiba-tiba saja Sean ikut bergabung dengan muka bantalnya, rasanya Runa ingin menghilang saja saat ini.

"Kakak cantik! Kakak cantik kok tidur sini? Sean kangen!!!"

Belum sempat menghindar, Sean segera berlari dan menghambur ke pelukan Runa, membuat teman Runa yang hanya bisa melihat dari balik layar ponsel itu menjadi kembali berteriak histeris. Lebih tepatnya ia berteriak karena merasa iri dengan Runa yang entah bagaimana bisa dikelilingi oleh banyak lelaki seperti itu, membuatnya ingin segera pergi ke Busan untuk meminta penjelasan dari sahabatnya.

"Sean, mau menemani bang Evan sama bang Wira cari makanan, tidak? Kakak cantiknya belum makan. Kasihan kalau kelaparan."

"Oke, bang Evan. Tunggu sini ya kakak cantik, Sean mau kasih makan dulu."

Runa hanya tersenyum miris sambil menganggukkan kepalanya, dan untungnya Sean segera melepas pelukannya dan pergi bersama Evan dan Wira, meninggalkan Saga yang masih berdiri mematung di depan pintu. Evan memang sengaja ingin meninggalkan mereka berdua, karena ia merasa jika Saga memang mulai menaruh perasaan suka pada wanita itu, meskipun ia mungkin belum menyadarinya.

"Loh, pada pergi? Itu masih sisa satu di depan pintu. Runa, bisa jelaskan siapa lelaki itu? Wajahnya terlihat sama persis dengan yang ada di bingkai foto tadi."

"Aku berniat membangunkanmu, tetapi rupanya kamu sudah bangun. Maaf karena membuatmu terkejut. Kamu baik-baik saja? Aku tidak mendengarmu bersuara sejak tadi. Lalu pertanyaan temanmu juga belum kamu jawab."

Jantung Runa rasanya ingin meledak. Bahkan rohnya pun rasanya ingin lepas dari raganya karena ia masih belum bisa mencerna kejadian beruntun yang baru saja dilihatnya. Apalagi sekarang temannya itu sudah tahu, jelas Zanna akan kelewat penasaran mulai detik ini padanya. Tubuh Runa mematung, bahkan ketika Saga berjalan sambil mengarahkan tangannya ke udara untuk mencari keberadaannya, Runa tetap diam.

Tubuhnya tiba-tiba saja terasa membeku. Ia masih bisa dengan jelas mendengar teriakan Zanna yang heboh karena melihat Saga berjalan mendekat, tetapi Runa tetap merasa tidak bisa menggerakkan tubuhnya. Ia sadar jika dirinya menyukai Saga. Perasaan aneh yang baru kali ini ia rasakan terasa berbeda dari yang pernah ia rasakan sebelumnya, dan Runa takut jika perasaannya ini akan menyakitinya lagi kelak.

"Runa, kamu baik-baik saja?"

Runa menelan ludahnya ketika tangan lembut Saga berhasil meraih pundaknya. Secara refleks, ia segera memutuskan sambungan telepon ketika temannya itu terus berteriak histeris, membuat telinganya lama kelamaan menjadi sakit. Kini kedua tangan Saga memegang pundak Runa, dan Runa pun merasakan ada banyak kupu-kupu yang sedang bertebangan di dalam perutnya.

'Dia memanggil namaku untuk pertama kalinya. Astaga! Jantungku bisa meledak jika seperti ini terus. Bisa gila aku dibuatnya.'

"Aㅡaku, aku baik-baik saja."

***

Continue Reading

You'll Also Like

29.4K 2.5K 36
KKN atau Kuliah Kerja Nyata. Mata kuliah 3 SKS ini mewajibkan 1 kelompok untuk tinggal bersama selama satu bulan untuk menjalankan berbagai proker de...
211K 7.4K 13
Ini cerita tentang aku; dimana aku hidup dengan orang-orang aneh berkelakuan ajaib. Astaga, kenapa juga aku harus menceritakan tentang mereka? Yah, s...
89.9K 9.5K 45
Sweet Bullying | Jeon Jungkook BANGTAN'S SERIES #1 Semuanya berawal ketika Cha Hyorin mengetahui kalau ia bersekolah ditempat yang sama dengan orang...
14.4K 1.2K 23
Dia itu emang ngak sempurna. Tapi, ketika aku melihat senyumannya, semua berbeda. Memang dia tak pandai berkata, tapi senyuman itu seolah berbicara...