PARAGRAF

By youraraa_

93.5K 10.8K 489

[Jung Jaehyun ㅡ End] ❝Setiap paragraf yang tertoreh dalam tulisanku, selalu mengingatkanku akan dirimu.❞ Run... More

Paragraf ; Intro
Intermezzo ; Visualisasi Tokoh
Paragraf 1 ; Prolog
Paragraf 2 ; The Beginning
Paragraf 3 ; First Meeting
Paragraf 4 ; Him
Paragraf 5 ; You
Paragraf 7 ; You Are Not Alone
Intermezzo ; Instagram Tokoh
Paragraf 8 ; Comfortable
Paragraf 9 ; This Feeling
Paragraf 10 ; Love Begin
Paragraf 11 ; New Journey
Paragraf 12 ; Happiness
Paragraf 13 ; Confession
Paragraf 14 ; Promise
Paragraf 15 ; Story Untold
Paragraf 16 ; The Truth
Paragraf 17 ; The Witch
Paragraf 18 ; Destroyed
Paragraf 19 ; Distrust
Paragraf 20 ; Disappointed
Paragraf 21 ; Missing You
Paragraf 22 ; I'm Sorry
Paragraf 23 ; Stabbed
Paragraf 24 ; Proposed
Paragraf 25 ; Gone
Paragraf 26 ; Suffered
Paragraf 27 ; New Life
Paragraf 28 ; Orion
Paragraf 29 ; Meeting You
Paragraf 30 ; Possessive
Intermezzo ; Update Instagram
Paragraf 31 ; Epilog

Paragraf 6 ; Strange Feeling

2.5K 350 19
By youraraa_

"Aku tidak habis pikir, kejadian tadi membuatku tidak bisa berkata-kata. Bang Saga mencium seorang wanita. Lucunya lagi wanita itu adalah dirimu, haha."

"Seharusnya kamu tahu kalau itu tidak disengaja!"

"Ya, aku tahu ciuman itu tidak disengaja. Hanya saja ini pertama kalinya bang Saga melakukan skinship dengan lawan jenisnya. Aku kira dia sudah tidak menyukai wanita lagi, tetapi dugaanku ternyata salah."

"Tolong lupakan kejadian tadi pagi. Aku benar-benar tidak ingin mengingatnya. Selain itu, lupakan juga tentang ciuman tak disengaja tadi. Semalam aku tidak ada pilihan lain selain tidur di beranda rumahnya, karena sepertinya rumah itu berhantu."

Radit yang sedang menyetir itu hanya tertawa pelan sembari menganggukkan kepalanya tanda mengerti. Mereka berdua kini sedang dalam perjalanan menuju kampus PNU (Pusan National University) untuk mengikuti kegiatan pembukaan kursus musim panasnya. Kebetulan Runa memilih tema kursus: Introduction to Hallyu: Contemporary Korean Film, Drama and Popular Culture, yang memang ia sesuaikan dengan fenomena yang sedang tren saat ini.

Apalagi dirinya juga seorang mahasiswi yang mengambil jurusan Literature, sehingga dari beberapa judul kursus yang ditawarkan di PNU pada pembukaan Summer Course tersebut, hanya tema itulah yang cocok dan masih sesuai dengan jurusannya.

Tak terasa mereka telah sampai di kampus, dan setelah memarkirkan mobilnya, Radit segera mengantar Runa ke tempat di mana kursusnya akan berlangsung. Di hari pertama ia memang yang akan mengantarkan dan menjadi guide bagi Runa, tetapi di hari selanjutnya dan seterusnya, Runa harus berangkat sendiri.

"Maaf, aku hanya bisa menemanimu sampai sini, karena aku masih ada jadwal lain. Ah, untuk masalah tempat penginapanㅡ kalau memang kamu takut untuk tinggal di rumah itu, apa aku harus mencarikan tempat lain? Tetapi pagi tadi bang Saga bilang jika dia mengizinkanmuㅡ"

"Oh, aku tetap akan tinggal di rumah itu. Tidak perlu repot-repot mencarikan tempat penginapan baru. Lama-lama juga aku akan terbiasa."

"Benar? Kalau kamu tidak tahan, bilang padaku saja."

"Tidak usah. Aku tidak akan pergi dari rumah itu."

"Ekhem, apa karena bang Saga?"

"Bukan! Intinya kamu tidak perlu repot-repot membantuku. Aku sudah merasa banyak merepotkanmu. Jadi, terima kasih banyak atas bantuannya. Kalau begitu aku masuk dulu."

Runa bergegas membungkukkan badannya setelah mengucapkan kata terima kasih, lalu ia melambaikan tangannya dan segera berlari meninggalkan Radit yang sepertinya menyadari tingkah anehnya ketika lelaki itu menyebut nama Saga di hadapannya. Runa hanya malu karena kejadian tadi pagi benar-benar membuat harga dirinya runtuh seketika, sehingga ia merasa masih canggung ketika ada yang menyebut nama Saga di hadapannya.

Intinya mulai detik ini Runa harus mulai berhati-hati dengan tingkah lakunya. Meskipun ia belum mengenal Evan dan Wira, tetapi tetap saja ia harus ekstra hati-hati, siapa tahu mereka akan mengejek dirinya seperti yang dilakukan Radit hari ini.

***

Acara di hari pertamanya mengikuti pembukaan Summer Course-nya berjalan dengan lancar. Hari ini kegiatannya hanya sebatas orientasi pengenalan kampus dan penjelasan mengenai program-program yang akan ia jalani selama dua minggu ke depan. Tentunya hal tersebut membuat Runa begitu bersemangat. Apalagi ia bisa menginjakkan kaki di negara impiannya selama ini, tentu ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan emas yang ia dapatkan.

Acara hari pertama pun telah usai, tetapi Runa masih enggan untuk pulang karena hari masih siang. Jadi, ia memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar kampus, sambil menikmati pemandangan para mahasiswa yang sedang hilir mudik. Kebetulan ia saat ini melewati kantin kampus, sehingga ia memutuskan untuk beristirahat sejenak sembari membeli minuman karena ia pun sebenarnya sudah merasa haus.

"Loh, kamu ada di sini rupanya. Aku kira sudah pulang."

Runa menolehkan kepalanya ke samping kanan setelah mengambil minuman pesanannya, dan betapa terkejutnya ia ketika melihat sosok yang sudah tidak asing lagi baginya. Untung saja ia belum meminum minumannya, bisa-bisa ia tersedak ketika melihat sosok lain yang datang bersama dengan lelaki yang menyapanya itu. Evan, dan juga Saga.

'Argh! Kenapa mereka ada di mana-mana? Bisakah aku tidak bertemu dengan merekaㅡah maksudku tidak bertemu dengan lelaki dingin itu sehari saja? Apa jangan-jangan mereka juga berkuliah di sini? Sial!'

"Oh, hai. Kebetulan sebentar lagi aku memang mau pulang, hehe."

"Evan, apa ini alasanmu mengajakku kemari? Apa untuk menemui wanita tidak tahu diri ini?"

'Tahan, sabar, aku sedang tidak ingin mengumpat. Aku juga sedang tidak mood untuk adu mulut dengannya. Sabar..."

"Bang Ga, aku benar-benar harus menemui dosen sebentar di sini. Alasanku memaksa abang ikut kemari juga agar abang tidak berada di rumah terus. Tapi kebetulan sekali aku malah bertemu dengannya di sini. Jadi, ehm... apa kamu bisa menjaga bang Saga sebentar di sini? Aku tidak akan lama. Hanya beberapa menit. Tolong."

Sebelum Runa sempat membalas ucapannya, Evan sudah lebih dulu berlari dan meninggalkan keduanya. Tentu membuat Saga terlihat kebingungan karena tadi ia memang tidak sempat membawa tongkatnya karena Evan terlihat sangat terburu-buru. Daripada di rumah sendirian karena Wira yang menjemput Sean di pusat rehabilitasi, lebih baik Evan mengajak dirinya untuk ikut dengannya ke kampus. Begitu pikir Saga.

Padahal sebenarnya ini semua sudah direncanakan oleh Evan pagi tadi. Ia sudah menghubungi Radit untuk meminta jadwal Runa, sehingga lebih memudahkan dirinya untuk memantau aktivitas Runa selama di sini. Dengan berpura-pura pergi ke kampus karena sang dosen ingin bertemu dengannya karena hal mendesak, ia akhirnya berhasil melancarkan aksinya.

Mereka berdua kini hanya berdiri terdiam karena merasa sangat canggung dalam keheningan, namun beberapa saat kemudian Runa langsung menarik tangan Saga ketika ada segerombolan lelaki yang tengah berjalan ke arah mereka. Tanpa meminta izin Saga terlebih dahulu, Runa segera mengarahkan telapak tangan Saga ke sebuah bangku kosong agar ia bisa meraba permukaan bangku, lalu Runa membantu Saga untuk duduk sembari menunggu Evan.

"Mau ku belikan minum?"

"Tidak perlu."

"Baiklah."

Suasana kembali hening. Saga bahkan masih merasakan ada yang aneh dari dalam dirinya, karena baru kali ini ada seseorang yang langsung mengerti keadaannya tanpa bertanya seperti orang kebanyakan. Jujur saja, alasan ia malas keluar rumah juga karena orang-orang yang selalu memandangnya aneh, dan ada pula orang-orang yang terlihat mengasihaninya karena keterbatasannya.

Ditambah kebanyakan orang juga tidak tahu bagaimana cara memperlakukan seseorang yang memiliki keterbatasan penglihatan sepertinya, membuatnya lebih senang untuk mengurung diri di dalam rumah. Namun, entah mengapa wanita yang duduk di sampingnya ini sangat berbeda. Bahkan dari awal pertemuan mereka juga Runa tidak pernah menanyakan tentang kekurangannya, atau mungkin meminta izin terlebih dahulu ketika hendak menolongnya.

'Apa dia sengaja melakukan ini untuk menarik perhatianku?'

Saga mengerutkan keningnya ketika tangannya tidak sengaja meraba bangku di sebelahnya. Runa tidak ada di sampingnya. Padahal ia yakin beberapa saat yang lalu wanita itu masih duduk tidak jauh darinya. Kini Saga mulai panik. Jujur ini pertama kalinya juga ia keluar rumah dan berada di keramaian seperti ini. Ia takut dengan pandangan aneh orang-orang yang akan merendahkan kekurangannya. Pun, ia juga takut jika tidak bisa pulang.

"Hei, kamu masih ada di sini, bukan? Hei! Leluconmu tidak lucu! Apa kamu sudah pergi? Hei!!!"

"Aku punya nama. Namaku Runa. Lebih tepatnya Aruna Senja."

Dengan santainya, Runa menjejalkan sepotong tteokbokki ke dalam mulut Saga yang masih setengah terbuka, membuat Saga terkejut hingga hampir tersedak. Untungnya Runa segera menyodorkan sebotol minuman untuk Saga dengan meletakkan minuman tersebut ke tangannya, dan Saga pun langsung meminumnya.

"Tteokbokki di sini enak sekali ternyata. Akhirnya perutku terisi juga. Aku lapar sekali."

Tanpa diduga, jantung Saga berdetak lebih kencang dari biasanya, sampai-sampai ia mengira jika ia terkena serangan panik. Runa yang melihat kebingungan di wajah Saga itu hanya bisa tersenyum kecil, lalu memilih untuk duduk di samping Saga sembari memberikan tepukan kecil di punggungnya, sekadar untuk menenangkannya.

"Mana mungkin aku tega meninggalkanmu sendirian di sini. Meskipun kamu sangat menyebalkan, tetapi aku bukan orang yang seperti itu. Aku akan menemanimu sampai adikmu datang."

Evan yang memantau dari kejauhan, hanya bisa tersenyum puas karena keinginannya untuk mendekatkan Saga dengan Runa berhasil. Masih terlalu dini untuk dikatakan berhasil memang, tetapi ia melihat ada sedikit perubahan dari Saga. Saga terlihat sedikit melunak kepada Runa, dan menurutnya itu akan menjadi awal yang bagus.

"Seorang Saga yang terkenal dingin dan keras seperti es batu, sebentar lagi pasti akan melunak dan mencair. Tenang saja, bang. Aku yakin jika wanita itu pasti bisa mengubah abang menjadi bang Saga yang dulu."

***

Continue Reading

You'll Also Like

4.9M 180K 39
Akibat perjodohan gila yang sudah direncakan oleh kedua orang tua, membuat dean dan alea terjerat status menjadi pasangan suami dan istri. Bisa menik...
211K 7.4K 13
Ini cerita tentang aku; dimana aku hidup dengan orang-orang aneh berkelakuan ajaib. Astaga, kenapa juga aku harus menceritakan tentang mereka? Yah, s...
29.3K 2.5K 36
KKN atau Kuliah Kerja Nyata. Mata kuliah 3 SKS ini mewajibkan 1 kelompok untuk tinggal bersama selama satu bulan untuk menjalankan berbagai proker de...
1.1M 52.5K 66
Follow ig author: @wp.gulajawa TikTok author :Gula Jawa . Budidayakan vote dan komen Ziva Atau Aziva Shani Zulfan adalah gadis kecil berusia 16 tah...